Laporan Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif PDF

Title Laporan Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Author Nur Sholihah
Pages 21
File Size 210.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 1
Total Views 327

Summary

PERBANYAKAN TANAMAN BUAH SECARA VEGETATIF LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mata Praktikum MPT Hortikultura Buah Program Studi Agroteknologi Disusun oleh: Kelas V-D / Kelompok 2 1. M. Thoriq Maulana (201310200311035) 2. M. Hilmi Habibullah (201310200311124) 3. Sunandar (2013...


Description

PERBANYAKAN TANAMAN BUAH SECARA VEGETATIF

LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mata Praktikum MPT Hortikultura Buah Program Studi Agroteknologi

Disusun oleh: Kelas V-D / Kelompok 2 1. M. Thoriq Maulana

(201310200311035)

2. M. Hilmi Habibullah

(201310200311124)

3. Sunandar

(201310200311130)

4. Nur Sholihah

(201310200311137)

5. M. Ainul Rifqi L. P.

(201310200311145)

6. Farid Fahrudin

(201310200311153)

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan hingga menyelesaikan penyusunan laporan praktikum mengenai Perbanyakan Tanaman Buah secara Vegetatif dengan baik. Kami juga nengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini di antaranya yaitu dosen pembimbing sekaligus menjadi dosen pengampu mata kuliah MPT Hortikultura Buah, Bapak Ir. Syarif Husen, MP., serta para assisten laboratorium yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada kami dalam menjalankan praktikum ini. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah memberikan dukungan baik pada saat praktikum maupun dalam penyusunan laporan. Akhirnya, semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penelitian lanjutan. Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kami akan menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan praktikum yang telah kami susun ini.

Malang, 28 November 2015

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................

i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Tujuan Praktikum......................................................................................... 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3 2.1 Perbanyakan Tanaman Buah ........................................................................ 3 2.2 Cara Perbanyakan Vegetatif pada Tanaman Buah ....................................... 5 2.2.1 Teknik Cangkok ................................................................................. 6 2.2.2 Teknik Okulasi ................................................................................... 6 2.2.3 Teknik Penyusuan .............................................................................. 7 BAB III. METODE PRAKTIKUM .................................................................... 8 3.1 Waktu dan Tempat ....................................................................................... 8 3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................. 8 3.2.1 Alat ..................................................................................................... 8 3.2.2 Bahan .................................................................................................. 8 3.3 Langkah Kerja Praktikum ............................................................................ 8 3.3.1 Cangkok .............................................................................................. 8 3.3.2 Okulasi ................................................................................................ 9 iii

3.3.3 Penyusuan ........................................................................................... 9 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 10 4.1 Hasil ............................................................................................................. 10 4.2 Pembahasan .................................................................................................. 10 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 14 5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 14 5.2 Saran .............................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15 LAMPIRAN ........................................................................................................ 16

iv

DAFTAR TABEL

No.

Teks

Hal.

1.

Tabel Hasil Pengamatan Perbanyakan Tanaman Buah secara Vegetatif...........

10

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Teks

Hal.

1.

Dokumentasi Hasil Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif.............................

16

v

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sesuai dengan namanya, golongan tanaman buah-buahan ditanam untuk dimanfaatkan buahnya dalam pengertian sehari-hari. Bagian buah ini diambil manfaatnya untuk melengkapi kebutuhan akan tambahan variasi makanan pokok, jadi sebagai selingan dalam menu makanan. Pada masyarakat yang telah maju kebutuhan akan buah-buahan sudah merupakan kebutuhan pokok dalam menu makanan. Oleh sebab nilai pasarnya yang tinggi, maka pembudidayaanya pun menjadi intensif agar dapat memberikan keuntungan yang tinggi pula. Perbanyakan

tanaman

secara

vegetatif

merupakan

suatu

cara-cara

perbanyakan atau perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagianbagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara vegetatif tersebut tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Perbanyakan tanaman secara vegetatif sering dipilih oleh para petani karena memiliki beberapa keuntungan khususnya bagi jenis tanaman yang pertumbuhan dan daya berbuahnya lebih rendah ketika diperbanyak secara generatif. Di samping itu, alasan lain dipilihnya perbanyakan secara vegetatif karena hasil

1

2

perbanyakan vegetatif relatif sama dengan sifat induknya (Adinugraha et al., 2007). 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dilaksanakanya praktikum ini antara lain untuk mengetahui teknik perbanyakan yang lebih baik dengan membandingkan jumlah hasil perbanyakan (cangkok, okulasi, dan penyusuan) yang berhasil dan belum berhasil, serta mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perbanyakan secara cangkok, okulasi, dan penyusuan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbanyakan Tanaman Buah Perbanyakan tanaman buah-buahan terdiri dari dua cara, yakni perbanyakan generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman menggunakan biji (bagian tanaman yang dibuahi) disebut pembibitan secara generatif atau seksual. Disebut demikian karena biji berasal dari pertumbuhan embrio basil penyerbukan (perkawinan, pembuahan) antara putik dengan serbuk sari. Perbanyakan tanaman yang tidak menggunakan biji disebut perbanyakan vegetatif atau aseksual. Bagian tanaman buah yang dapat digunakan untuk perbanyakan ini adalah akar dan batang atau tunas. Perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan teknologi kultur jaringan termasuk perbanyakan tanaman secara vegetatif, karena bibit itu ditumbuhkan dari bagian sel tanaman yang tidak dibuahi (Harjadi et al., 2010). Menurut Harjadi et al. (2010), perbanyakan secara generatif dilakukan untuk beberapa tujuan di antaranya : 1. Perbanyakan tanaman yang sulit diperbanyak secara vegetatif. 2. Tanamanya homozigot atau hampir serupa dengan induknya (duku, jambu bol, belimbing, sirsak, alpukat). 3. Diinginkan tanaman yang kuat dan panjang umurnya atau untuk batang bawah. 4. Tanaman apogamous (bunga yang hanya terdiri atas kelopak dan bakal buah) misalnya manggis.

3

4

5. Tanaman bersifat poliembrionik yaitu dalam satu biji terdapat banyak tunas, misalnya jeruk dan mangga (yang diinginkan tumbuh adalah tunas vegetatif). Menurut Purnomosidhi et al. (2002), perbanyakan generatif memiliki beberapa keuntungan maupun kekurangan. Keuntungan perbanyakan generatif antara lain : 





Sistem perakaran lebih kuat. Lebih mudah diperbanyak. Jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan kelemahan melakukan perbanyakan secara generatif menurut

Purnomosidhi et al. (2002) antara lain : 





Waktu untuk mulai berbuah lebih lama. Sifat turunan tidak sama dengan induk. Ada banyak jenis tanaman produksi benihnya sedikit atau benihnya sulit untuk berkecambah. Umumnya, perbanyakan secara vegetatif ditujukan untuk tanaman yang sulit

berbiji

atau untuk

mempercepat

tercapainya

umur produktif.

Menurut

Purnomosidhi et al. (2007), perbanyakan tanaman buah secara vegetatif juga memiliki keuntungan maupun kelemahan tersendiri. Keuntungan perbanyakan secara vegetatif di antaranya yaitu : 





Tanaman hasil perbanyakan lebih cepat berbuah. Sifat turunan sesuai dengan induk. Dapat digabung sifat-sifat yang diinginkan.

5

Selain keuntungan tersebut, Purnomosidhi et al. (2007) juga menyebutkan bahwa perbanyakan secara vegetatif memiliki kelemahan-kelemahan di antaranya sebagai berikut : 





Perakaran kurang baik. Lebih sulit dikerjakan karena membutuhkan keahlian tertentu. Jangka waktu berbuah lebih pendek.

2.2 Cara Perbanyakan Vegetatif pada Tanaman Buah Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia. Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi, rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat dilakukan secara buatan yaitu perbanykan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak memiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat diperbanyak dengan cara vegetatif buatan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan merunduk (layering). Selain itu, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi dan sambung (grafting) (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012). Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi

6

tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman, kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukanya (Naipospos, 2015). 2.2.1 Teknik Cangkok Teknik pencangkokan adalah untuk mendapatkan anakan atau bibit untuk pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena dengan teknik ini bibit yang dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga atau berbuah. Pembuatan cangkokan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Pemilihan cabang yang sehat dengan diameter rata-rata 2 – 4 cm. Cabang dikerat dengan menggunakan pisau cangkok, kulit cabang dikelupas dan bagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerik. 2) Menutup luka sayatan pada cabang dengan campuran media yang telah disiapkan kemudian ditutup dengan polybag dan diikat dengan tali rafia sehingga media cangkok stabil. Bagian pembungkus cangkok dilubangi agar memudahkan masuknya air atau keluarnya akar ketika cangkok telah berakar dengan baik (Adinugraha et al., 2007). 2.2.2 Teknik Okulasi Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu dimasukan atau ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah dikelupas membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U terbalik. Tempelan

7

kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu sampai kedua bagian tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Penyatuan kedua tanaman ini terjadi setelah tumbuh kalus dari kedua tanaman tersebut. Akibat pertumbuhan kalus ini akan terjadi perekatan atau penyambungan yang kuat. Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu mangga, rambutan, sirsak, alpukat, dan jeruk (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012). 2.2.3 Teknik Penyusuan Penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan

perakaranya.

Keuntunganya

tingkat

keberhasilan

tinggi,

tetapi

pengerjaanya agak merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan kepada cabang pohon induk yang kebanyakan berbatang tinggi. Kerugianya penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah terbatas, tidak sebanyak sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon induk. Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan tanaman yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi misalnya alpukat, belimbing, dan durian (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).

BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum perbanyakan tanaman buah secara vegetatif ini dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2015 kemudian dilanjutkan dengan pengamatan hingga tanggal 21 November 2015 (4 minggu). Praktikum dilaksanakan di lahan tanaman buah yang bertempat di kecamatan Karangploso. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam praktikum antara lain pisau atau cutter, tali plastik, label, kamera untuk dokumentasi dan alat tulis. 3.2.2 Bahan Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum antara lain tanaman delima, sawo, dan jambu kristal, serta tanah. 3.3 Langkah Kerja Praktikum 3.3.1 Cangkok 1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. 2) Menentukan cabang tanaman yang akan diberi perlakuan cangkok, diameter cabang kira-kira 2-4 cm dan pertumbuhan tanamanya normal. 3) Mengerat kulit cabang tersebut selebar ±5 cm kemudian membersihkan kambiumnya dengan cara dikerik hingga bersih. 4) Melapisi cabang yang sudah dikerat tersebut dengan segenggam tanah.

8

9

5) Membungkus cangkokan tersebut dengan plastik dan diikat dengan tali plastik supaya lebih stabil. 6) Melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan cabang yang dicangkok tersebut. 3.3.2 Okulasi 1) Menyiapkan tanaman yang belum terlalu besar yang akan digunakan sebagai batang bawah. 2) Mengiris mata tunas dari batang tanaman yang sehat dan tidak kering sebagai batang atas. 3) Mengiris kulit batang tanaman batang bawah kemudian menempelkan mata tunas yang sudah disiapkan pada irisan tersebut. 4) Merekatkan mata tunas dengan batang menggunakan tali plastik, teknik pengikatan yaitu dari bawah ke atas. 5) Melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan okulasi tersebut. 3.3.3 Penyusuan 1) Menyiapkan tanaman yang akan digunakan baik sebagai batang bawah maupun batang atas. 2) Menyayat kulit batang kedua tanaman tersebut di satu sisi, diameter batang yang dipilih berukuran ±2-4 cm. 3) Merekatkan kedua batang tersebut, mempertemukan kedua sayatanya, kemudian mengikatnya dengan tali plastik. 4) Melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan penyusuan tersebut.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Tabel 1. Hasil Pengamatan Perbanyakan Tanaman Buah secara Vegetatif No.

Perlakuan

1.

Cangkok (Delima)

2.

Okulasi (jambu sukun merah

Minggu 1

Minggu 2

-

-

-

-

Minggu 3

Minggu 4

 (2 buah)  (3 buah) -

-

dengan jambu kristal)  (1 buah)  (1 buah)

3.

Penyusuan (Sawo)

-

-

4.

Cangkok (Jambu Kristal)

-

-

-

-

5.

Okulasi (Jambu Kristal)

-

-

-

-

6.

Penyusuan (Sawo)

-

-

 (1 buah)  (1 buah)

Keterangan :  : berhasil - : belum berhasil

4.2 Pembahasan Tabel hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak semua perlakuan perbanyakan tanaman secara vegetatif yang telah dilakukan tumbuh hingga pada minggu keempat pengamatan. Pencangkokan pada tanaman delima merupakan perbanyakan yang paling baik di antara lainya karena sudah mulai berhasil di minggu ketiga sejumlah 2 buah cangkokan dan 3 buah cangkokan di minggu berikutnya. Meskipun pencangkokan telah berhasil dilakukan pada tanaman delima namun tidak demikian pada pencangkokan tanaman jambu kristal. Kedua

10

11

tanaman tersebut memiliki sifat yang berbeda sehingga berdampak pula pada hasil pencangkokan yang dilakukan. Teknik perbanyakan dengan cara penyusuan juga dianggap lebih baik daripada perbanyakan dengan cara okulasi. Hal ini dikarenakan hasil penyusuan di minggu ketiga sudah berhasil, masing-masing satu buah susuan pada penyusuan tanaman sawo nomor 3 dan 4 (Tabel 1). Sedangkan perbanyakan dengan cara okulasi merupakan teknik perbanyakan vegetatif yang paling lambat baik pada okulasi dengan batang bawah tanaman jambu sukun merah maupun jambu kristal belum mengalami keberhasilan hingga pada minggu keempat. Tanaman yang dikatakan berhasil pada proses pencangkokan ditandai dengan munculnya akar dari batang yang telah dikerat dan ditutup dengan tanah. Mencangkok merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar. Teknik ini sudah lama dikenal oleh petani. Pada cara mencangkok akar tumbuh ketika cabang yang dicangkoknya masih berada di pohon induk (Prameswari, Sri, dan Sriyanto, 2014). Keberhasilan dalam pencangkokan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya pemilihan batang, kondisi media, dan teknik melakukan cangkok. Batang yang dipilih untuk dicangkok adalah batang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Media yang digunakan dalam pencangkokan adalah tanah. Media tanah tersebut mempunyai sifat mudah menyerap air, menahan air dalam waktu lama, kelembabanya tinggi tetapi aerasinya baik dan bobotnya ringan. Media cangkok juga dijaga supaya tidak boleh terlalu basah dan tidak

12

mengandung jamur yang dapat menyebabkan kerusakan dan kematian bibit. Tanah yang terjaga kelembabanya dapat mendukung tumbuhnya akar lebih cepat seperti pada pencangkokan delima. Berbeda dengan hasil pencangkokan, hasil perbanyakan dengan cara okulasi belum berhasil hingga di minggu keempat, baik yang menggunakan tanaman jambu suk...


Similar Free PDFs