LAPORAN PKL AK3 UMUM KELOMPOK 2 BIDANG MEKANIK PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN DI PT ARNOTTS INDONESIA PDF

Title LAPORAN PKL AK3 UMUM KELOMPOK 2 BIDANG MEKANIK PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN DI PT ARNOTTS INDONESIA
Author I. St.,mt.,ipm
Pages 64
File Size 1.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 17
Total Views 97

Summary

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L) DI PT. ARNOTTS INDONESIA BIDANG MEKANIK, BOILER & PESAWAT ANGKAT ANGKUT PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM KELOMPOK 2 1. RAHMAT 2. NURDIN 3. NASHIRUDIN 4. YOSANDRA DEMANTI PENYELENGGARA PJK3 RANACO SAFETY TRAINING KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN RI BEKASI SEPTEMBER 20...


Description

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L) DI PT. ARNOTTS INDONESIA BIDANG MEKANIK, BOILER & PESAWAT ANGKAT ANGKUT PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 2 1. RAHMAT 2. NURDIN 3. NASHIRUDIN 4. YOSANDRA DEMANTI

PENYELENGGARA PJK3 RANACO SAFETY TRAINING KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN RI

BEKASI SEPTEMBER 2019

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami berhasil menyelesaikan penulisan laporan PKL ini tepat pada waktunya. Laporan PKL ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademis dari pelatihan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum yang diadakan oleh PJK3 Ranaco di PT. Arnott’s Indonesia. Dalam penyusunan laporan PKL ini kami melakukan praktek kunjungan lapangan (PKL) di PT. Arnott’s Indonesia. Bidang yang kami teliti adalah Area Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada para instruktur Ahli K3 Umum dan rekan-rekan Ranaco Safety Training atas bimbingan dan dorongannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan PKL ini sesuai waktu yang ditentukan. Kemudian kepada rekan-rekan calon AK3 Umum atas kebersamaan dan dukungannya selama ini. Dalam penyusunan laporan ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun sehingga tercapainya kesempurnaan isi maupun penulisan dari laporan ini. Tim Penyusun

Kelompok II

2

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2 DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3 BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 5 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 5 1.2 Maksud Dan Tujuan .................................................................................... 7 1.3 Ruang Lingkup .............................................................................................. 8 1.4 Dasar Hukum .............................................................................................. 8 1.4.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik ................................................... 9 1.4.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan .............. 9 1.4.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Alat Angkat Angkut ............................... 10 BAB II. KONDISI PERUSAHAAN ................................................................. 11 2.1 Sejarah Perusahaan....................................................................................... 11 2.2 Lokasi Perusahaan …................................................................................... 14 2.3 Alat Mekanik … ........................................................................................... 15 2.3.1 Pengertian Pengawasan K3 Mekanik ...................................................... 15 2.3.2 Ruang Lingkup Pengawasan K3 Mekanik ................................................ 18 2.3.3 Sumber Bahaya Mekanik ......................................................................... 18 2.3.4 Syarat-syarat K3 Pengawasan Mekanik .................................................. 22 2.3.5 Pemeriksaan dan Pengujian Mekanik ....................................................... 23

3

2.4 Pesawat Uap dan Bejana Tekan .................................................................. 25 2.4.1 Ruang Lingkup Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan ........... 30 2.4.2 Sumber Bahaya Pesawat Uap dan Bejana Tekan ...................................... 31 2.4.3 Syarat-syarat K3 Pengawasan Pesawat Uap dan Bejana Tekan ............... 33 2.4.4 Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Uap dan Bejana Tekan ................... 34 2.5 Pesawat Angkat Angkut ............................................................................. 35 2.5.1 Syarat-syarat K3 Pesawat Angkat Angkut ................................................ 36 2.5.2 Ruang Lingkup Pengawasan K3 Pesawat Angkat Angkut ....................... 37 2.5.3 Sumber Bahaya Pesawat Angkat Angkut ................................................ 37 2.5.4 Pemeriksaan K3 Pesawat Angkat Angkut ................................................. 39 BAB III TEMUAN HASIL OBSERVASI ........................................................ 40 3.1 Temuan yang Sesuai pada Mekanik ............................................................ 40 3.2 Temuan yang Sesuai pada Pesawat Uap dan Bejana tekan .......................... 46 3.3 Temuan yang Tidak Sesuai Pada mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekan ............................................................................................................ 50 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 54 4.2 Saran ............................................................................................................. 54 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 56 LAMPIRAN ....................................................................................................... 57

4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perkembangan industri dan penggunaan peralatan mekanik yang semakin meningkat dari sisi jenis dan jumlahnya diiringi juga dengan semakin meningkatnya potensi bahaya dari penggunaan peralatan tersebut. Selain itu, semakin ditemukan penggunaan peralatan tersebut dengan kondisi yang semakin tua dan tidak layak dioperasikan lagi. Disamping itu pengusaha, pengurus dan atau tenaga kerja/operator belum mengenal dan memahami ketentuan peraturan perundang-undangan dan syarat-syarat keselamatan kerja peralatan mekanik. Jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan yang ada pada saat ini dirasa masih kurang memadai, serta minimnya pegawai pengawas spesialis mekanik yang tersebar diseluruh Indonesia yang berakibat pada belum optimalnya sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pengawasan terhadap peralatan mekanik yang digunakan di perusahaan/tempat kerja. Guna mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang disebabkan penggunaan peralatan mekanik maka diperlukan pengendalian, pembinaan dan pengawasan K3. Berdasarkan Pasal 2 ayat (2), Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pada umumnya kegiatan produksi menggunakan peralatan mekanik. Peralatan tersebut merupakan sumber bahaya bila dioperasikan oleh operator. Oleh karena itu, perlu ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja

5

sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, dan sesuai dengan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang No.1 Tahun 1970 sebagai peraturan pelaksanaannya yang mengatur secara teknis ilmiah dan administratif ditentukan dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan. Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Alat Produksi serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 05 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut diharapakan dapat mengurangi angka kecelakaan kerja serta produktivitas pekerja meningkat. Sedangkan semenjak ditemukannya sebuah mesin uap oleh James Watt pada tahun 1760, maka penggunaan sebuah pesawat uap termasuk bejana tekan semakin meningkat dalam industri maupun manufaktur yang meningkatkan tingkat produksi industri. Gambar dibawah ini menunjukkan salah satu contoh mesin uap yang digunakan sebagai penggerak mesin di industri pada masa revolusi industry. Sedangkan gambar dibawahnya, menunjukkan diagram siklus Rankine sebagai dasar dari siklus kerja dari mesin uap. Namun seiring dengan adanya peralatan atau sistem yang baru tersebut, kemudian menimbulkan potensi bahaya yang baru juga akibat dari penggunaan pesawat uap dan bejana tekan yang tidak terkendali. Pesawat uap dan bejana tekan merupakan sumber bahaya termasuk operator pesawat

uap

yang

mana

potensi

bahaya

ditimbulkan

akibat

penggunaan atau pengoperasian pesawat uap dan bejana tekan meliputi semburan api, air panas, gas, fluida, uap panas, debu, panas/suhu tinggi, bahaya kejut listrik, dan peningkatan tekanan atau peledakan.

6

Agar kecelakaan tidak timbul dalam kerja yang menggunakan pesawat uap maupun bejana tekan, maka pemahaman tentang pesawat uap dan bejana tekan serta syarat-syarat K3 adalah sangat penting supaya dapat melakukan pengawasan K3 pada pesawat uap dan bejana tekan. Hal ini juga ditetapkan dalam UU No.1 Tahun 1970 pasal 3. Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan merupakan serangkaian kegiatan pengawasan dilakukan

oleh

pegawai

dan

semua

pengawas ketenagakerjaan

tindakan atas

yang

pemenuhan

pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap obyek pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan di tempat kerja atau perusahaan. Pengawasan tidak hanya pada produk namun diawali dari proses produksi atau pembuatan dari sebuah alat mekanik, pesawat uap dan bejana tekan serta alat angkut yang banyak dilakukan proses pengelasan, pengujiaan produk hingga penerbitan ijin pemakaian dari alat tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan bagi calon Ahli K3 Umum sangat dibutuhkan, mengingat aplikasi K3 ini adalah kebutuhan wajib bagi setiap perusahaan. Untuk itu Ahli K3 Umum harus lebih menguasai teori dan praktek penerapan SMK3 pada setiap perusahaan. Tujuan dari penulisan laporan ini adalah : 1. Sebagai bahan seminar dan salah satu syarat menyelesaikan pelatihan calon Ahli K3 Umum sehingga bisa mengaplikasikan teori dan praktik di lapangan.

7

2. Mengetahui tugas dan wewenang dari seorang tenaga Ahli K3 Umum di perusahaan tempatnya bekeraja, sehingga dapat memastikan semuanya berjalan secara professional dalam hal pengambilan keputusan yang tepat sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan memberi kontribusi yang positif bagi perusahaan. 3. Tinjauan penerapan pelaksanaan K3 PT. Arnotts Indonesia yang diharapkan dapat memberikan masukan dan saran kepada pihak perusahaan yang dapat digunakan sebagai upaya perbaikan.

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan praktik kunjungan lapangan ini berorientasi sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsi dari ahli K3 Umum pengawasan peraturan perundangan K3 bidang Mekanik, Alat angkat angkut serta Pesawat uap dan Bejana Tekan di di PT. Arnotts Indonesia Plant Bekasi.

1.4 Dasar Hukum Beberapa landasan hukum yang dipakai untuk penerapan K3 bidang mekanik, pesawat uap dan bejana tekan serta alat angkat angkut di lingkungan kerja PT Arnotts Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 2. Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

8

Sedangkan apabila peraturan perundangan tadi kami kelompokan menurut beberapa bidang yang kami ambil dilaporan praktek kerja lapangan ini, maka sebagai berikut : 1.4.1

Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik Dasar hukum pengawasan K3 mekanik menurut peraturan adalah sebagai

berikut : 1. Permenaker No.04/Men/1985, Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi 2. Permenaker No.05/Men/1985, Tentang Pesawat Angkat dan Angkut 3. Permenaker No.01/Men/1989, tentang kwalifikasi dan syarat-syarat operator crane angkat 1.4.2

Dasar Hukum Pengawasan K3 Pesawat Uap Dan Bejana Tekan Dasar hukum pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan menurut

peraturan adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Uap 1930 2. Pesawat Uap Tahun 1930 3. Permenakertrans No.01/Men/1982 Tentang Bejana Tekanan 4. Permenakertrans No.02/Men/1982 Tentang Kwalifikasi Juru Las di Tempat Kerja 5. Permenaker No.01/Men/1988 Tentang Kulasifikasi Syarat-syarat Operator Pesawat Uap.

9

1.4.3

Dasar Hukum Pengawasan K3 Alat Angkat Angkut Dasar hukum pengawasan K3 alat angkat angkut menurut peraturan adalah

sebagai berikut : 1. Permenakertrans No Per-09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut 2. Permen No. Per-05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan angkut 3. Kepmenaker No. Kep-452/M/BW/1996 tentang Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut Jenis Rental 4. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep-75/PPK/XII/2013 tentang Petunjuk Teknis Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Pesawat Angkat dan Angkut, dan Pesawat Tenaga dan Produksi

10

BAB II KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan PT Arnotts Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi makanan ringan dan biskuit yang telah memiliki nama besar di Indonesia, hal ini tidak lepas dari kualitas yang baik sehingga PT Arnotts Indonesia tetap eksis meskipun sering berganti-ganti nama. Pada mulanya PT Arnotts Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang makanan kering (kerupuk) dimana pada saat itu masih bernama PT Tatas Mulya yang berdiri pada tahun 1977. PT Tatas Mulya inilah yang merupakan cikal bakal terbentuknya PT Arnott’s Indonesia. Seiring dengan berkembangnya zaman yang diiringi perkembangan pasar, krupuk yang merupakan produk utama dari PT Tatas Mulya ternyata kurang disukai oleh masyarakat, sehingga PT Tatas Mulya berinisiatif untuk merubah produknya yang semula kerupuk menjadi makanan ringan dalam bentuk chips. Dan ternyata pergantian produk ini mendapat respon positif dari pasar sehingga PT Tatas Mulya dapat terus bertahan dan berkembang hingga pada akhirnya tahun 1982 PT Tatas Mulya secara resmi membuat akte pendirian perusahaan. Pada tahun 1984 PT Tatas Mulya melakukan pengembangan pada struktur organisasinya dimana PT Tatas Mulya mendirikan anak perusahaan yang diberi nama PT Cipta Rasa Primatama. Pengembangan dalam tubuh PT Tatas Mulya ini pun diikuti dengan lokasi perusahaan,dimana PT Tatas Mulya memilih lokasi di

11

Pulo Mas Jakarta Timur dan PT. Cipta Rasa Primatama berlokasi di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur. Dengan semakin berkembangnya PT. Tatas Mulya, perusahaan ini memutuskan untuk berganti nama menjadi PT. Bukit Manikam Sakti pada awal tahun 1985 atau tepatnya pada bulan Januari. Setelah berganti nama menjadi PT Bukit Manikam Sakti, perusahaan ini mengalami kemajuan yang cukup pesat sehingga hanya 1 tahun setelah berganti nama atau tepatnya pada tahun 1986 PT Bukit Manikam Sakti memutuskan untuk mengembangkan usahanya dengan cara berpindah lokasi ke kawasan Bekasi, dimana pada lokasi yang baru tersebut memiliki luas yang jauh lebih besar dibandingkan lokasi PT Bukit Manikam Saktisebelumnya. Pada tahun 1995, PT Bukit Manikam Sakti melakukan kerjasama dengan salah satu perusahaan biskuit dari negara Australia yang berskala Internasional yaitu Arnott’s Biscuit Limited Australia. Kerjasama ini sengaja di lakukan untuk mengembangkan perusahaan ini karena permintaan pasar yang terus meningkat, selain alasan tersebut PT Bukit Manikam Sakti ingin menunjukkan dirinya di kancah perdagangan Internasional dengan melakukan ekspor terhadap produkproduknya ke negara-negara Asia. Arnott’s Biscuit Limited Australia merupakan salah satu perusahaan biskuit terbesar di dunia yang saat ini menguasai pangsa pasar dunia lebih dari 40%, Arnott’s Biscuit Limited Australia sendiri telah berdiri sejak tahun 1865, dengan pengalamannya yang telah melebihi 140 tahun, Arnott’s Biscuit Limited Australia telah menjadi pabrik biskuit terbesar di Australia dengan produk biskuit terbaik dan memiliki kualitas bahan baku terbaik. Dengan adanya

12

kerjasama antara PT Bukit Maniukam Sakti dengan Arnott’s Biscuit Limited Australia, maka PT Bukit Manikam Sakti kembali berubah nama menjadi PT Helios Arnott’s Indonesia dan menjadi salah satu perusahaan makanan ringan terkenal di Indonesia. Pada mulanya PT Helios Arnott’s Indonesia memiliki dua lokasi utama, dimana untuk bagian pemasaran di fokuskan di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur, dan untuk pabrik, departemen lainnya serta proses produksi di pusatkan di daerah Bekasi, Jawa Barat. Akan tetapi pada tahun 1998 perekonomian Indonesia terpuruk akibat krisis moneter yang mengakibatkan banyak perusahaan yang gulung tikar, akan tetapi tidak dengan PT Helios Arnott’s Indonesia. Dampak akibat dari krisis moneter juga langsung dirasakan oleh PT Helios Arnott’s Indonesia, meskipun tidak menutup perusahaannya, tetapi PT Helios Arnott’s Indonesia harus melakukan minimalisasi biaya sehingga terhitung sejak 1 April 1998, seluruh fungsi organisasi dan pabrik berpusat si satu tempat di Bekasi. Sejalan dengan perkembangan industri, PT Helios Arnott’s Indonesia kembali melakukan kerjasama dengan perusahaan yang berskala internasional yang terletak di Amerika Serikat yaitu Campbell Soup Company. Campbell Soup Company merupakan produsen makanan yang memiliki reputasi yang sangat baik dan dikenal hampir di seluruh dunia sebagai produsen makanan yang handal. Dengan adanya kerjasama tersebut maka PT Helios Arnott’s Indonesia memiliki afiliasi langsung dari Campbell Soup Company dan pada bulan Desember 1998 PT Helios Arnott’s Indonesia kembali merubah namanya menjadi PT Arnott’s

13

Indonesia yang masih dipakai hingga saat ini. Dengan adanya kerjasama dengan dua buah perusahaan besar dunia, PT Arnott’s Indonesia saat ini tidak hanya memproduksi produk- produknya sendiri, tetapi juga mendapat kepercayaan dari perusahaan ternama untuk melakukan proses produksi untuk produk-produk tertentu, sebut saja CNI,Nestle dan ada beberapa perusahaan ternama lainnya yang menyerahkan kepercayaan kepada PT Arnott’s Indonesia untuk melakukan proses produksi untuk produk- produknya. Adapun produk-produk yang dimiliki atau yang diproduksi oleh PT Arnott’s Indonesia adalah sebagai berikut : ❖ GoodTime ❖ Nyam-Nyam ❖ Tim-Tam ❖ Stikko ❖ Milk Plus ❖ Golden’n Cheese ❖ Joddy ❖ Venezia ❖ Prestique

2.2 Lokasi Perusahaan Selain berlokasi di Jl. Wahab Affan no.8 Bekasi, PT. Arnotts Indonesia juga mempunyai plant yang berada di Jababeka Jawa Barat, dan lebih dikenal dengan ARNOTTS JABABEKA, yang beralamat di Pasirsari, Cikarang Selatan,

14

Bekasi, Jawa Barat, 17530. Tempat yang kami ambil sebagai tempat PKL adalah plat Bekasi dengan nama PT ARNOTTS INDONESIA.

2.3 Alat Mekanik Peralatan mekanik adalah konstruksi peralatan yang menggunakan tenaga gerak (mekanis) yang bersumber dari. berbahan dasar besi. Peralatan mekanik dibuat dengan tujuan meringankan pekerjaan manusia. 2.3.1 Pengertian Pengawasan K3 Mekanik Pengawasan K3 mekanik adalah serangkaian kegiatan pengawasan dan semua tindakan yang dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap obyek pengawasan K3 mekanik ditempat kerja. 1. Pesawat Tenaga dan Produksi a. Penggerak mula Mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik. b. Turbin Adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin dan biasa dibedakan 3 macam; –

Turbin air.



Turbin uap.



Turbin gas.

15

c. Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik Pemindahan daya dan putaran mesin baik putarannya berlawanan atau searah dapat dilakukan dengan Speed Reducer. Macam-macam Speed reducer, antara lain; –

Pulli dengan ban mesin.



Roda gigi dengan roda gigi.



Rantai dengan piringan roda gigi.



Batang berulir dengan roda gigi.



Roda-roda gesek.

d. Mesin perkakas kerja dan mesin produksi dibedakan menjadi 2 golongan besar menurut gerakannya, menjadi; –

Mesin perkakas kerja gerak utama berputar, missal; mesin bor, mesin bubut dll.



Mesin perkakas kerja gerak utama lurus antara lain, mes...


Similar Free PDFs