LAPORAN PRAKTIKUM BIOFERTILIZER Merah (Capsicum annum L PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM BIOFERTILIZER Merah (Capsicum annum L
Author Elfa Rahma
Pages 19
File Size 723.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 182
Total Views 655

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM BIOFERTILIZER Pembuatan Pupuk Cair Dari Kulit Bawang Merah (Alium cepa L) dan Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Kulit Bawang Merah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabe Merah (Capsicum annum L) Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Tugas Mata Kuliah Biofertilizer ELFAH RAHMA 17032137 BIO...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM BIOFERTILIZER

Pembuatan Pupuk Cair Dari Kulit Bawang Merah (Alium cepa L) dan Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Kulit Bawang Merah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabe Merah (Capsicum annum L) Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Tugas Mata Kuliah Biofertilizer

ELFAH RAHMA 17032137 BIOLOGI

DOSEN PEMBIMBING Dr.AZWIR ANHAR, M.Si

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG

1

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum biofertilizer. Terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua yang telah memberikan semangat serta bantuan materil. Terima kasih penulis ucapkan pula kepada Dosen Mata Kuliah Biofertilizer atas bimbingan yang diberikan kepada penulis. Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca tenatang hasil percobaan saya dalam praktikum Biofertilizer mengenai Pembuatan Pupuk Cair dari Kulit Bawang Merah dan Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Kulit Bawang Merah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Caber Merah. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan segala saran dan kritik pembaca agar saya dapat memperbaiki laporan ini.

Padang, Desember 2020

Penulis

2

DAFTAR ISI

Table of Contents KATA PENGANTAR

2

DAFTAR ISI

3

DAFTAR GAMBAR

5

DAFTAR TABEL

6

BAB I PENDAHULUAN

7

A. Latar Belakang

7

B. Rumusan Masalah

8

C. Tujuan

8

D. Manfaat

8

BAB II TINJAUN PUSTAKA

9

A. Dasar Teori

9

BAB III METODE PENELITIAN

11

A. Waktu dan Tempat

11

B. Alat dan Bahan

11

C. Metode penelitian

11

D. Prosedur Kerja

11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

12

A. Hasil Pengamatan

12

B. Pembahasan

17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

19

A. Kesimpulan

19

B. Saran

19

3

DAFTAR PUSTAKA

20

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.hasil pupuk cair kulit bawang merah………………………………………..12 Gambar 2.Tanaman Cabe kurang lebih 3 minggu……………………………………...13 Gambar 3. Tanaman cabe yang disiram pupuk cair selama 3 minggu………………...13 Gambar 4. Tanaman cabe (control tanpa disiram pupuk cair kulit bawang merah…….14 Gambar 5. Tanaman cabe kontrol 1……………………………………………………..14 Gambar 6. Tanaman cabe kontrol 2…………………………………………………….14

5

DAFTAR TABEL

Tabel.1.Hasil pengamatan pupuk cair kulit bawang……………………………………12 Tabel 2.Pengukuran tinggi dan jumlah daun tanaman cabe selama 1 minggu………...15 Table 3.Pengukuran tinggi dan jumlah daun tanaman cabe selama 2 minggu...………15 Table 4.Pengukuran tinggi dan jumlah daun tanaman cabe selama 3 minggu………...15

6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada dasarnya pupuk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pupuk organik dan anorganik (pupuk buatan). Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau makhluk hidup yang telah mati. Bahan organik ini akan mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk organik termasuk pupuk majemuk lengkap karena kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur dan mengandung unsur mikro. Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari bahan mineral dan telah diubah melalui proses produksi dipabrik sehingga menjadi senyawa kimia yang mudah diserap tanaman. Pupuk organik mempunyai fungsi yang penting yaitu menggemburkan lapisan tanah permukaan (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air keseluruhan dapat meningkatkan kesuburan tanah (Syafaruddin. 2007). Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara. Pupuk organik cair merupakan pupuk yang berbentuk cair. Pupuk cair mudah disiapkan dan sangat berguna untuk banyak hal, termasuk pembenihan, tumbuhan kecil, tanaman sayuran, buah-buahan dan tanaman besar lainnya. Ini merupakan suatu cara yang baik untuk membuat pupuk yang kaya akan unsur hara dari pupuk kandang dan bahanbahan organik. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, dan meningkatkan kualitas produk tanaman (Anastasia et al., 2014). Limbah kulit bawang merah umumnya dibuang dan belum dimanfaatkan, namun kulit tersebut disebut limbah, dapat lebih diberdayakan sebagai campuran pupuk, karena kulit bawang juga dapat memberikan kesuburan bagi tanaman (Bayu,2013). Dalam pemanfaatan bawang merah masyarakat akan membuang kulit bawang merah Dalam kehidupan sehari-hari, bawang merah tidak bisa lepas untuk bumbu-bumbu masakan. Kulit bawang merah seringkali dibuang begitu saja, berdampak pada pencemaran lingkungan. Pembuatan pupuk berbahan limbah kulit bawang dapat menekan jumlah cemaran bahan organik dari limbah rumah tangga juga dapat menekan biaya input petani dalam melakukan 7

aktifitas budidayanya. Limbah kulit bawang ini akan dijadikan pupuk organik berbentuk cair. Pupuk NPK termasuk juga pupuk urea atau ZA yang sering digunakan petani dapat digantikan oleh pupuk limbah kulit bawang merah (Yolanda et al., 2013). Kulit bawang merah ternyata juga mengandung senyawa kimia yang beragam yang dapat digunakan untuk tanaman lainnya. Diantara kandungan itu adalah protein, mineral, sulfur, antosianin, kaemferol, karbohidrat, dan serat. Kulit bawang merah yang tidak terpakai biasanya terbuang begitu saja, padahal konsentrasi senyawa kimia yang dikandung sangat bermanfaat jika diolah untuk nutrisi bagi tanaman lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai penunjang praktikum untuk mata kuliah Biofertilizer. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari praktikum ini adalah : 1. Bagaimana prosedur pembuatan pupuk cair dari kulit bawang 2. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk cair kulit kulit bawsng merah terhadap pertumbuhan tanaman cabe merah C. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Mengetahui prosedur pembuatan pupuk cair dari kulit bawang merah 2. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk cair kulit kulit bawsng merah terhadap pertumbuhan tanaman cabe merah

D. Manfaat Manfaat dari praktikum ini adalah 1. Memberikan informasi mengenai prosedur pembuatan pupuk cair dari kulit bawang merah 2. Memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian pupuk cair kulit kulit bawsng merah terhadap pertumbuhan tanaman cabe merah

8

BAB II TINJAUN PUSTAKA

A. Dasar Teori Pupuk organik cair merupakan pupuk yang berbentuk cair. Pupuk cair mudah disiapkan dan sangat berguna untuk banyak hal, termasuk pembenihan, tumbuhan kecil, tanaman sayuran, buah-buahan dan tanaman besar lainnya. Ini merupakan suatu cara yang baik untuk membuat pupuk yang kaya akan unsur hara dari pupuk kandang dan bahanbahan organik. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, dan meningkatkan kualitas produk tanaman (Anastasia et al., 2014). Penggunaan kompos dari kulit bawang merah ini dapat menggantikan penggunaan pupuk kimia. Pupuk kimia yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK. Dengan kecenderungan petani menggunakan pupuk NPK maka dampak negatif dari penggunaan pupuk ini mulai terlihat. Mulai dari dampak terhadap tanaman itu sendiri maupun dampak yang ditimbulkan terhadap tanah dan ekosistem. Dari beberapa penelitian sebelumnya tentang dampak dari penggunaan pupuk NPK ini umumnya tanah menjadi asam, tekstur menjadi keras dan padat, jasad renik atau mikroorganisme tanah mati, munculnya penyakit baru pada tanaman, terkandung residu didalam tanaman dan itu dikonsumsi oleh manusia dan juga tercemarnya air (Elly et al., 2013). Bawang merah (Alium cepa L) merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput, berbatang pendek dan berakar serabut. Daunnya panjang serta berongga seperti pipa. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis. Oleh karena itu, bawang merah disebut umbi lapis. Tanaman bawang merah mempunyai aroma yang spesifik yang marangsang keluarnya air mata karena kandungan minyak eteris alliin. Batangnya berbentuk cakram dan di cakram inilah tumbuh tunas dan akar serabut. Bunga bawang merah berbentuk bongkol pada ujung tangkai panjang yang berlubang di dalamnya. Bawang merah berbunga sempurna dengan ukuran buah yang kecil berbentuk kubah dengan tiga ruangan dan tidak berdaging (Sunarjono, 2004).

9

Kulit bawang merah atau sisik daun merupakan limbah yang terbuang dan tersedia cukup banyak, merupakan bagian terluar dari umbi bawang merah yang berisi makanan cadangan. Selain makanan cadangan kulit bawang merah juga mengandung zat yang disebut flavonol (Nana et al., 2013) Flavonol termasuk golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan, disamping flavon, isoflavon, kateksin, dan kalkon. Flavonol terkandung dalam bawang merah sejumlah 38,2 mg/kg, merupakan zat yang larut dalam air, terdiri dari dua gugusan glycon (gula), dan gugusan aglycon (tanpa gula).(Fieschi et al., 1989). Ekstrak bawang merah mengandung sulfur organik, enzim allinase, flavonoid, asam fenol, sterol, saponin, pektin, ellagik, kaffeik, sinapik, asam p-koumarik, minyak volatil, senyawaallil propil, disulfida (APDS), dan S-methyl cysteine sulfoxide (Heinrich et al., 2006). Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain adalah faktor genetik, lingkungan dan hormon. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan. Ini sangat baik bagi tanaman karena dapat memicu pertumbuhan akar yang nantinya akan memicu meningkatnya pertumbuhan batang tanaman. Pertumbuhan tinggi batang tidak hanya karena pengaruh penyiraman air rendaman kulit bawang, tetapi adanya faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan batang adalah suhu dan intentitas cahaya (Aulia et al., 2015).

10

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian mandiri ini dilaksanakan di rumah saya Jalan Siak no 47 kota Padang, Sumetera Barat. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 25 November - 20 Desember 2020. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah polybag, cangkul, ember dan tutupnya ,alat ukur(penggaris) dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah tanah, bibit cabe, kulit bawang merah dan air . C. Metode penelitian Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantatif , faktor yang diamati umtuk keberhasilan pupuk cair kulit bawang merah terhadap pertumbuhan cabe merah adalah a. Pengamatan warna, bentuk dan aroma pupuk cair kulit bawang merah. b. Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun cabe merah. D. Prosedur Kerja 1. Pembuatan pupuk cair dari kulit bawang merah Menyiapkan kulit bawang sebanyak ½ kg, memasukan kulit bawang kedalam ember ,menambahkan air sebanyak 2 liter ,menutup ember dengan penutup nya dan menyimpan rendaman selama 3 hari. Pembuatan pupuk cair dilakukan sebanyak 6 kali dalam 3 minggu. 2. Penanaman bibit cabe Mengisikan tanah kedalam 6 polybag , memasukan 1 bibit cabe perpolybag, tanaman cabe disiram setiap hari sebanyak 1 kali dengan meiyiramkan pupuk cair kulit bawang merah dengan dosis sesuai perlakuan. 3. Pengamatan Jumlah polybag ada 6 ( 2 untuk kontrol ) tanpa disiram pupuk cair kulit bawang dan 4 tanaman cabe merah yang disiram dengan pupuk cair. Pengamatan dilakukan selama 3 minggu dan parameter yang diamati adalah tinggi dan jumlah daun pada tanaman.

11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan , hasil pengamatan yang didapatkan adalah : 1. Hasil pengamatan warna, bentuk dan aroma pupuk cair kulit bawang merah.

Gambar .1.hasil pupuk cair kulit bawang merah

Aspek

Kondisi

Warna pupuk cair

Coklat kekuningan

Bentuk pupuk cair

Cair dan masih ada kulit yang belum hancur

Aroma pupuk cair

Tidak terlalu menyengat

Tabel.1.hasil pengamatan pupuk cair kulit bawang

12

2. Hasil pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman cabe merah. Tanaman cabe terdiri dari 6 polybag , 2 polybag untuk kontrol (tanpa disiram pupuk cair kulit bawang ) dan 4 polybag tanaman cabe yang disiram dengan pupuk cair kulit bawang.

Gambar 2. Tanaman Cabe kurang lebih 3 minggu

Gambar 3.Tanaman cabe yang disiram pupuk cair selama 3 minggu 13

Gambar 4. Tanaman cabe (control tanpa disiram pupuk cair kulit bawang merah

Gambar 5. Tanaman cabe kontrol 1

Gambar 6. Tanaman cabe kontrol 2 14

Tanaman cabe

Tinggi batang

Jumlah daun

1 (kontrol)

7

3

2 (kontrol )

7.5

3

3

13.5

5

4

11.5

5

5

13

5

6

12

4

Table Tabel 2.Pengukuran tinggi dan jumlah daun tanaman cabe selama 1 minggu Tanaman cabe

Tinggi batang

Jumlah daun

1 (kontrol)

9

4

2 (kontrol )

9.5

4

3

17

8

4

15,5

7

5

16.5

6

6

16

6

Tabel Tabel 3.Pengukuran tinggi dan jumlah daun tanaman cabe selama 2 minggu

15

Tanaman cabe

Tinggi batang

Jumlah daun

1 (kontrol)

10.5

6

2 (kontrol )

11

6

3

21

11

4

18,5

9

5

20

10

6

19

9

Tabel Tabel 4.Pengukuran tinggi dan jumlah daun tanaman cabe selama 3 minggu B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan pemberian pupuk cair kulit bawang merah terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman cabe Pengamatan tinggi tanaman dilakukan sebanyak 3 kali pada minggu pertama, kedua dan ketiga .Tabel menunujukan bahwa adanya peningkatan yang signifikan terhadap tinggi tanaman pada setiap dosis pupuk cair kulit bawang merah yang digunakan sedangkan perlakuan tanpa pupuk tidak mengalami peningkatan tinggi tanaman yang sebanding dengan penggunaan pupuk cair kulit bawang merah. Penerapan pemupukan bpupuk organik bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik, artinya jika pemupukan anorganik melampaui batas efisiensi teknis dan ekonomis akan berdampak pada pelandaian tanaman .Tabel menunjukan bahwa penggunaan pupuk cair kulit bawang merah memiliki pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman . Tanaman kontrol yang tidak diberi pupuk memiliki pertumbuhan yang terhambat terjadi karena kekurangan nutrisi dan unsur hara yang di perlukan oleh tumbuhan tidak terpenuhi dengan baik. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Soeradikoesoema yang mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain adalah faktor 16

genetik, lingkungan dan hormon. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan. Pengamatan jumlah daun dilakukan sebanyak 3 kali pada minggu pertama, kedua dan ketiga dari hasil tabel dilihat bahwa perlakuan penggunaan pupuk cair kulit bawang merah dan tanpa pupuk menunjukkan terdapat perbedaan sangat nyata terhadap jumlah daun. Jumlah daun ,tetapi jumlah daun selama tiga minggu tidak terlalu banyak hal ini menunjukkan bahwa pada usia tanaman ini pupuk cair kulit bawang merah belum terurai dan bekerja dengan baik sehingga belum meningkatkan serapan hara tanaman. Jika kebutuhan air tercukupi maka pembentukan sel akan optimal. Hara dalam tanah akan lebih mudah diserap oleh tanaman jika larut air dan digunakan untuk proses fotosintesis. Setelah proses fotosintesis selesai, air juga berfungsi membawa hasil fotosintesis ke seluruh bagian tanaman. Air akan membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui fungsi penting tersebut. Hal ini lah yang menyebabkan tanaman cabe yang diberi pupuk cair kulit bawang memiliki tinggi dan jumkah dun yng berbeda dengan tanaman cabe tanpa diberi pupk cair kulit bawang .Nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman yang terkandung dalam bawang merah ialah kalsium (Ca) diperlukan tanaman untuk memanjangkan sel-sel, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, membantu pertumbuhan tanaman kearah atas dan menetralkan asam-asam organik yang bersifat meracuni. Magnesium (Mg) berfungsi membantu proses transportasi pospat dalam tanaman, dan mempercepat pembentukan daun. Natrium (Na) berfungsi memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang dimaksud menunjukan gejala kekurangan kalsium. Seng (Zn) berfungsi sebagai pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji atau buah, membentuk hormon. Dan protein yang berfungsi sebagai zat pembangun tubuh. Serta Fosfor berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, dn mempecepat pembungaaan.

17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan pupuk cair kulit bawang terhadap pertumbuhan tanaman cabe merah ,dapat disimpulkam bahwa 1. Prosedur pembuatan pupuk cair dari kulit bawang sangat mudah dan ramah lingkungan serta dapat digunakan untuk peganti pupuk anorganik. 2. Pemberian pupuk cair dari kulit bawang merah dapat menigkatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman cabe B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan di atas, maka perlu dikemukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Penelitian ini merupakan penelitian yang sangat sederhana dari segi ruang lingkup, metode, alat dan waktu. Diharapkan pada pihak-pihak yang tertarik terhadap penelitian ini untuk dapat melakukanya penelitian lanjutan untuk mengetahui kegunaan dari limbah bawang merah lainnya dalam kehidupan manusia dan dapat menunjang ilmu pengetahuan serta di bidang kesehatan dan sains 2. limbah yang di anggap tidak bermanfaat lagi menjadi sesuatu yang berguna Diharapkan bagi mahasiswa biologi untuk dapat memanfaatkan

18

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, I.,M Izzati., dan S.W.A. Suedy. 2014. Pengaruh Pemberian Kombinasi Pupuk Organik Padat dan Organik Cair Terhadap Porositas Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amarantus tricolor L.). Jurnal Biologi. Aulia Rahman, dkk. 2015. Tanaman Sawi Menggunakan Hidroponik Dan Akuapotik, Jurnal Teknik Pertanian Lampung, Vol.4, No.4, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, h. 245254. Bayu ,Noviansah .2013. Aplikasi Pupuk Organik Campuran Limbah Cangkang Telur dan Vetsin Dengan Penambahan Rendaman Kulit Bawang Merah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah Keriting (Capsicum annum) Var. Longum. Skripsi .Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Elly Siskawati, dkk., 2013. Pertumbuhan Stek Batang Jarak Pagar (Jatropha curcas L dengan Perendaman Larutan Bawang Merah (Allium cepa L.) dan IBA (Indol Butyric Acid), Jurnal Protobiont, Vol. 2, No. 3, Pontianak: Universitas Tanjungpura, Fieschi, M. and Luppi, MAM, 1989. Mutagenic Flavonol Aglycones, Journal of Food Science. Heinrich Melcher, M. Ahkam Subroto. 2006. Gempur Penyakit Dengan Minyak Herbal Papua. Jakarta: Agromedia Pustaka. h. 13. Nana Dyah siswati, Juni SU, Junaini.2013. Pemanfaatan Antioksidan...


Similar Free PDFs