KOKUPICATU (KOMBINASI KULIT PISANG DAN CANGKANG TELUR) SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN Capsicum annum L. PDF

Title KOKUPICATU (KOMBINASI KULIT PISANG DAN CANGKANG TELUR) SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN Capsicum annum L.
Author fania andyani
Pages 22
File Size 245.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 99
Total Views 265

Summary

101 101 PKM-P 101 101 000 USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOKUPICATU (KOMBINASI KULIT PISANG DAN CANGKANG TELUR) SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN Capsicum annum L. BIDANG KEGIATAN : PKM PENELITIAN Diusulkan oleh : 1. AGUNG DWITA SEPTYANI (201241500126) tahun 2012 2. INDRI ARISTA (2...


Description

101

PKM-P

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOKUPICATU (KOMBINASI KULIT PISANG DAN CANGKANG TELUR) SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN Capsicum annum L.

BIDANG KEGIATAN

:

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh 1. AGUNG DWITA SEPTYANI 2. INDRI ARISTA 3. FANIA ANDYANI

: (201241500126) tahun 2012 (201241500112) tahun 2012 (201241500173) tahun 2012

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA 2014

101

PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN 1. Judul Kegiatan : KOKUPICATU (Kombinasi Kulit Pisang dan Cangkang Telur) Sebagai Campuran Media Tanam pada Pertumbuhan Capsicum annum L. 2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Agung Dwita Septyani b. NIM : 201241500126 c. Jurusan : Pendidikan Biologi d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Indraprasta PGRI e. Alamat Rumah dan No Tel./HP :Vila Pertiwi blok F7 no 8 RT 03/13 / 087875982372 f. Alamat email : [email protected] 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Efri Gresinta, M.Pd.Si b. NIP : 0306108701 c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Intisari 1 no 08 RT 02/009 Kel. Kalisari Kec. Pasar rebo Jakarta Timur 6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti : Rp 8.550.000,00 b. Sumber lain ( sebutkan...) :7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 bulan

Menyetujui Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Indraprasta PGRI

Dra. Yulistiana, M.Pd NIK: 0419 0769 090

Jakarta, 26 September 2014 Ketua Pelaksana Kegiatan

Agung Dwita Septyani NPM: 2012 4150 0126 Dosen Pendamping

Efri Gresinta, M.Pd.Si. NIP : 0306108701

ii

101

DAFTAR ISI Halaman Pengesahan ..............................................................................

ii

Daftar Isi .................................................................................................

iii

Ringkasan Program ................................................................................

iv

Bab I Pendahuluan A.Latar Belakang .................................................................................... B.Rumusan Masalah ............................................................................... C.Tujuan Penelitian ................................................................................ D.Luaran yang Diharapkan..................................................................... E.Kegunaan.............................................................................................

1 2 2 2 2

Bab II Tinjauan Pustaka .........................................................................

3

Bab III Metode Penelitian.......................................................................

6

Bab IV Biaya dan Jadwal Kegiatan ........................................................

8

Daftar Pustaka ........................................................................................

9

iii

101

RINGKASAN PROGRAM Permasalahan yang sering dihadapi oleh para petani cabai di Indonesia adalah menurunnya kualitas pertumbuhan cabai, sehingga menyebabkan penurunan harga jual cabai itu sendiri. Banyak para petani cabai yang mengeluh, bahwa tanamannya sering kali terjangkit hama dan penyakit yang kini masih susah mencari solusinya. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti masalah tersebut. Dan bertujuan agar permasalahan petani bisa diselesaikan dan kualitas tanaman cabai serta menurunnya harga cabai bisa diatasi dengan baik, sehingga para petani tidak selalu rugi. Pada penelitian penulis memanfaatkan limbah cangkang telur dan kulit pisang untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan Capsicum annum L. Kulit pisang ternyata dapat dijadikan pupuk yang berfungsi meningkatkan unsur hara makro maupun mikro pada tanah serta diyakini sebagai antivirus agar tanaman tidak mudah terserang hama dan penyakit. Sedangkan cangkang telur memiliki kandungan kalsium yang sangat tinggi serta magnesium dan fosfor yang juga berpotensi menyuburkan tanah, menetralkan senyawa tidak menguntungkan pada tanah dan meningkatkan ketahanan Capsicum annum L. terhadap penyakit tanaman. Cangkang telur dan kulit pisang yang dikombinasikan sebagai campuran media tanam akan meningkatkan produktivitas serta kualitas dari tanaman tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan cara mencampurkan bahan dasar kulit pisang dan cangkang telur yang telah dikeringkan kemudian, dijadikan serbuk untuk pembuatan pupuk organik. Lalu pupuk tersebut diuji coba pada tanaman Capsicum annum L. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disertakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini sudah berlangsung sekitar 3 bulan.

iv

1 101

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman cabai (Capsicum sp) termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Salah satu jenisnya yaitu, cabai merah besar (Capsicum annum L.) karena dibutuhkan setiap rumah tangga sebagai kebutuhan bumbu masakan, industri makanan, maupun obat-obatan. Namun banyak kendala yang dihadapi petani dalam berbudidaya cabai, salah satunya adalah hama dan penyakit seperti Agrotis sp (ulat tanah), Dacus sp (lalat buah), Spoctopfera sp (ulat grayak), Thrips parvispinus (trip), Myzus persicae (kutu daun) Pisang (Musa Paradisiaca L) merupakan tumbuhan terna raksasa berdaun besar dari suku Musaceae, mampu beradaptasi pada iklim tropis, panas, dan lembab, terutama didataran rendah. Pada umumnya masyarakat hanya memanfaatkan buahnya, sedangkan kulitnya dibuang begitu saja menjadi tumpukan limbah yang tidak berguna. Padahal banyak manfaat yang terkandung pada kulit pisang, antara lain mengandung kalium, kalsium, fosfor, potassium dan lain sebagainya yang dapat menyuburkan tanah, serta diyakini bahwa kulit pisang memiliki sifat antivirus dan antimikroba patogen. Apabila limbah kulit pisang dimanfaatkan sebagai media tanam, kemungkinan tanaman cabai tidak mudah terkena virus dan hama penyakit sehingga dapat meningkatkan kualitas tanaman cabai. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Sedangkan telur ayam merupakan sumber protein yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas. Biasanya telur hanya dimanfaatkan isinya dan cangkang atau kulitnya dibuang. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Miles, serbuk kulit telur ayam mengandung kalsium sebesar 401±7,2 gram atau sekitar 39% kalsium, dalam bentuk kalsium karbonat. Terdapat pula strontium sebesar 372±161μg, zat-zat beracun seperti Pb, Al, Cd, dan Hg terdapat dalam jumlah kecil, begitu pula dengan V, B, Fe, Zn, P, Mg, N, F, Se, Cu, dan Cr (Garry dan Richard; Zakiah 2014). Ternyata kalsium berpotensi sebagai agensia pengimbas ketahanan tanaman terhadap penyakit layu Fusarium. Untuk mendapatkan tanaman cabai merah besar (Capsicum annum L.) dengan kualitas baik serta tidak mudah terserang virus dan hama penyakit. Penulis mencoba memanfaatkan bahan alami yang ramah lingkungan, seperti kulit pisang dan cangkang telur yang mengandung banyak kalsium sehingga dapat dihubungkan dengan masalah kemasaman tanah dan pengapuran, karena merupakan kation yang paling cocok untuk mengurangi kemasaman atau menaikan pH tanah (Widyawati, dkk., 2008). Dan dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan Capsicum annum L.

2 101

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh kombinasi kulit pisang dan cangkang telur sebagai campuran media tanam pada pertumbuhan Capsicum annum L.? 2. Apakah kalsium yang terkandung pada kulit pisang dan cangkang telur dapat meningkatkan kekebalan Capsicum annum L. terhadap hama dan penyakit tanaman? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh kombinasi kulit pisang dan cangkang telur sebagai campuran media tanam pada pertumbuhan Capsicum annum L. 2. Untuk mengetahui apakah kalsium pada kulit pisang dan cangkang telur dapat meningkatkan kekebalan Capsicum annum L. terhadap hama dan penyakit tanaman. 1.4 Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan pada penelitian ini yaitu berupa artikel ilmiah atau jurnal yang dipublikasikan dalam bentuk cetakan maupun elektronik agar masyarakat dapat mengembangkan ide kreatif dari penelitian yang telah dilakukan dan menjadi suatu referensi agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut dalam menemukan inovasi baru pada bidang pertanian. Sehingga masyarakat dapat termotivasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada pemanfaatan limbah kulit pisang dan cangkang telur yang kini belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya dalam bidang pertanian. 1.5 Kegunaan 1. Sebagai bahan informasi pada masyarakat tentang pemanfaatan kulit pisang dan cangkang telur sebagai media tanam dan penambah unsur hara makro dan mikro yang ramah lingkungan. 2. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya, untuk mengurangi produksi limbah organik di lingkungan sekitar dengan memanfaatkan limbah menjadi media tanam. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat diterapkan dalam bidang pertanian untuk meningkatkan produktivitas tanaman cabai.

3 101

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cabai (Capsicum annum L.) Cabai (Capsicum sp. ) merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (Solanaceae) yang berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk negara Indonesia. Salah satu jenis cabai (Capsicum annum L.) yaitu, buah cabai besar berukuran panjang berkisar 610 cm, diameter 0,7-1,3 cm. Cabai besar di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok yaitu cabai merah besar dan cabai merah keriting. Cabai besar dapat tumbuh subur di dataran rendah sampai dataran tinggi. Karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport, membuka kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C. 2.2 Kulit Pisang Pisang (Musa paradisiaca L) merupakan tanaman buah-buahan yang tumbuh dan tersebar di seluruh Indonesia. Kulit pisang merupakan limbah yang cukup banyak jumlahnya. Kulit pisang mengandung karbohidrat yang tinggi (18,5%), sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembunuh larva serangga yang efektif, dengan cara kulit pisang dihancurkan dulu hingga berbentuk larutan cair. Selanjutnya larutan ini diberi bakteri Bacillus Thuringiensis yang berfungsi sebagai toksik yang dapat merusak pencernaan serangga(Anggraeni dan Sian, 2004). Mokbel dan Hashinaga (2005) menyatakan bahwa pisang merupakan salah satu buah paling popular dan dengan berkembangnya zaman peneliti menemukan bahwa buah dan kulit pisang mengandung komponen antibakteri dan antioksidan. Keputusan kepala BPOM RI No : HK.00.05.52.6291 menyatakan tentang acuan label gizi produk pangan. Tabel 1. kadar zat gizi kulit pisang per 100 gram No. Zat Gizi Kadar 1 Air (g) 68,9 2 Karbohidrat (g) 18,5 3 Lemak (g) 2,11 4 Protein (g) 0,32 5 Kalsium (mg) 715 6 Fosfor (mg) 117 7 Zat Besi (mg) 1,6 8 Vitamin B (mg) 0,12 9 Vitamin C (mg) 17,5 Sumber: (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, Jatim, Surabaya (1982)

4 101

Tabel 2. Komposisi mineral yang terkandung dalam kulit pisang (Anhwange. 2008) No. Elemen Konsentrasi (mg g-1) 1 Potasium 78.10 ± 6.58 2 Kalsium 19.20 ± 0.00 3 Sodium 24.30 ± 0.12 4 Besi 0.61 ± 0.22 5 Manganese 76.20 ± 0.00 6 Bromin 0.04 ± 0.00 7 Rubidium 0.21 ± 0.05 8 Strontium 0.03 ± 0.01 9 Zirkonium 0.02 ± 0.00 10 Niobium 0.02 ± 0.00 Kandungan dari kulit pisang ini memiliki fungsi sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, seperti kandungan potassium atau kalium (K), berperan membantu pembentukan protein, karbohidrat dan gula, pembelahan sel, memperkuat jaringan tanaman dan membantu tanaman untuk tahan terhadap pengaruh suhu dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit. Mangan (Mn) berfungsi sebagai komponen penting dalam proses asimilasi, gejala dari defisiensi mangan memperlihatkan bintik nekrotik pada daun dan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun. Sodium atau Natrium (Na) dapat menyuburkan tanaman. Dimana defisiensi unsur Natrium sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman, yaitu resistensi tanaman akan menurun apalagi saat musim kering. Tanpa Natrium (Na) pertumbuhan tanaman tidak dapat meningkatkan kandungan air dalam pembukaan stomata, sedangkan kalsium (Ca) berfungsi untuk merangsang pembentukan bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan merangsang pembentukan biji. Kalsium pada daun dan batang berkhasiat menetralkan senyawa atau menyebabkan suasana yang tidak menguntungkan pada tanah (Lingga dan Marsono, 2007). Jika tumbuhan kekurangan Ca akan menunjukan hambatan pertumbuhan dan ujung-ujung akar atau batang mengering. Phosphor (P) Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar. Mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman serta mempercepat pemasakan biji dan buah. 2.3 Cangkang Telur Cangkang telur merupakan limbah rumah tangga yang dapat diolah dan dijadikan bahan pengganti kapur untuk meningkatkan pH tanah. Pemanfaatan kulit telur, khususnya dalam bidang pertanian sebagai pengendali organisme penyakit tanaman, saat ini belum mendapat perhatian. Menurut data Direktorat Jenderal

5 101

Peternakan (2009), produksi telur Jawa Tengah dan Indonesia tahun 2009, masingmasing sebesar 140.459 ton dan 1.013.543 ton. Kulit telur kering mengandung sekitar 95% kalsium karbonat dengan berat 5,5 gram (Butcher dan Miles, 1990). Sementara itu, Hunton (2005) melaporkan bahwa kulit telur terdiri atas 97% kalsium karbonat. Selain itu, rata-rata dari kulit telur mengandung 3% fosfor dan 3% terdiri atas magnesium, natrium, kalium, seng, mangan, besi, dan tembaga (Butcher dan Miles, 1990). Menurut ( Umar ; Nurjayanti 2012), cangkang telur mengandung hampir 95,1% terdiri atas garam-garam organik, 3,3% bahan organik (terutama protein), dan 1,6% air. Sebagian besar bahan organik terdiri atas persenyawaan Calsium karbonat (CaCO3) sekitar 98,5% dan Magnesium karbonat (MgCO3) sekitar 0,85%. Menurut (Stadelman and Owen; P. Jaso 2009) jumlah mineral didalam cangkang telur beratnya 2,25 gram yang terdiri dari 2,21 gram kalsium, 0,02 gram magnesium, 0,02 gram fosfor serta sedikit besi dan Sulfur. Kandungan kalsium yang cukup besar berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman. Kemampuan kalsium untuk meningkatkan ketahanan tanaman tidak terlepas dari peranannya memengaruhi kerja enzim dalam metabolisme tanaman. Hal tersebut disebabkan dalam sistem metabolisme tanaman dihasilkan senyawa metabolit sekunder, seperti fenol, fitoaleksin, dan flavanoid, yang dapat menghambat perkembangan patogen (Irawati, 2001). (Widyawati et al. 2008) melaporkan bahwa pemupukan unsur kalsium taraf 4 g per polibag mampu memacu ketahanan tanaman panili terhadap penyakit di pembibitan. Pemupukan unsur kalsium juga dapat berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman tomat, yaitu meningkatnya volume dan bobot buah. Selain itu, berpengaruh juga dalam menekan terjadinya keretakan buah pada tanaman tomat (Hadi dan Rugayah, 2004). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Kim et al.2008) menunjukkan bahwa pencampuran tanah dan tepung kulit telur pada komposisi 1 : 20 mampu menekan penyakit akar gada, yang disebabkan oleh Plasmodiophora brassicae sebesar 58,5% dan memengaruhi pertumbuhan kubis Cina lebih baik.

6 101

BAB III METODE PENELITIAN Berlangsungnya penelitian dilakukan di Jl. Raya Tengah Gg. Rukun Rt 04/Rw 03 No.18 Kel. Gedong Kec. Pasar Rebo Jakarta Timur dalam waktu tiga bulan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). (RAL) pola Faktorial yang terdiri dari satu faktor dengan empat perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari 6 ulangan. Pada capsicum annum L. diberi 4 perlakuan yaitu: 1. Perlakuan A : kombinasi 0% kulit pisang dan cangkang telur dan 100% tanah (setara dengan 2 kg/pot) 2. Perlakuan B : kombinasi 25% kulit pisang dan cangkang telur (setara dengan 125 gr/pot) dan 75% tanah (setara dengan 1,5 kg/pot) 3. Perlakuan C : kombinasi 50% kulit pisang dan cangkang telur (setara dengan 250 gr/pot) dan 50 % tanah (setara dengan 1 kg/pot) 4. Perlakuan D : kombinasi 75 % kulit pisang dan cangkang telur (setara dengan 375 gr/pot) dan 25% tanah (setara dengan 0,5 kg/pot) Analisis data: Analisis data secara kuantitatif dengan menggunakan ANOVA kemudian data yang berpengaruh nyata akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%. Parameter yang diamati terdiri dari diameter batang, lebar daun, tinggi tanaman, jumlah helaian daun, jumlah bunga, jumlah buah. Sedangkan analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif. Alat yang dibutuhkan terdiri dari : termometer, sekop, pot ukuran besar/sedang, gembor ember, tali rafia, meteran/mistar, bambu penyangga, timbangan laboratorium, alat penghancur limbah kering/blender, pengering/oven, kertas lakmus alat tulis. Sedangkan Bahan yang dibutuhkan terdiri dari : benih Capsicum annum L, gabah kering, limbah kulit pisang, limbah cangkang telur, tanah hitam, air. Rencana kerja yang dilakukan yaitu : 1. Pembuatan media. Dimulai dari pengumpulan limbah cangkang telur dan kulit pisang yang tela dikeringkan, kemudian dihancurkan sampai menjadi serbuk agar unsur makro dan mikro yang terkandung didalamnya dapat diserap dengan baik oleh tanaman. 2. Persiapan media semai dan media tanam. Untuk mendapatkan kualitas tanah yang baik maka tanah diberi campuran gabah lalu disiram agar media sedikit basah, media semai kemudian dimasukan ke dalam polybag/pot dan benih cabai siap untuk disemai. Penyemaian dilakukan selama 14 hari atau hingga muncul daun beberapa helai. Lalu dipilih bibit-bibit yang sehat, tidak cacat dan seragam.

7 101

3. Pemindahan bibit Bibit yang berusia 14 hari, selanjutnya dipindahkan pada media tanam yang telah dicampurkan dengan kulit pisang dan cangkang telur yang telah dihancurkan. Satu pot berisi satu tanaman cabai. Pemindahan bibit dilakukan pada pagi hari pukul 06:30 – 09:30 atau pada sore hari pukul 16:30 – 18:00. Pengamatan dilakukan selama ± 3 bulan. Parameter yang diamati yaitu diameter batang, lebar daun, tinggi tanaman, jumlah helaian daun, jumlah bunga, jumlah buah. 4. Pemeliharaan Pengukuran parameter lingkungan seperti suhu tanah, suhu udara, intensitas cahaya dan kelembapan tanah dilakukan setiap minggu baik pada pagi, siang maupun sore serta ph tanah sebelum dan sesudah penanaman dilakukan. Dengan tujuan agar kondisi lingkungan tanah tetap dalam keadaan stabil serta mendukung kualitas pertumbuhan cabai. Penyiraman tanaman dilakukan cukup 2 hari sekali.

8 BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN Tabel 3. Jadwal Kegiatan Program Agenda Kegiatan Pengumpulan Bahan Penyediaan Alat dan Bahan Pengolahan Tanah Penyemaian Benih Penanaman Bibit Pemeliharaan Tanaman Analisis Data Data Hasil Penelitian Penarikan Kesimpulan

Bulan 1 1 2 3 4

Bulan 2 1 2 3 4

Tabel 4. Anggaran biaya No. Jenis Pengeluaran 1. Peralatan Penunjang 2. Bahan Habis Pakai 3. Transportasi 4. Lain-lain Total

Biaya Rp 2.175.000,00 Rp 3.725.000,00 Rp 300.000,00 Rp 2.350.000,00 Rp 8.550.000,00

Bulan 3 1 2 3 4

8 101

9 101

DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, M dan L. Sian. 2004. Bioinsektisida Dari Kulit Pisang. Skripsi S1 Jurusan Teknik Kimia. Universitas Widya Mandala. Surabaya. Anhwange et al.2008. Chemical composisition of Musa saptentum (banana) peels. Electronic journal of environmental, agricultural, and food chemistry 8 (6) : [437-442]ISSN : 1579 - 4377 Butcher, G.D. dan R. Miles. 1990. Concepts of Eggshell Quality. (On-line). http://edis.ifas.ufl.edu/pdffiles/VM/VM01300.PDF 1990. Diakses 19 September 2014 Hadi, S. dan Rugayah. 2004. Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Mutu Fisik dan Produksi Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) yang Ditanam sebagai Tanaman Sela di Pertanaman Karet. Laporan Penelitian. Hunton, P. 2005. Research on Eggshell Structure and Quality: An Historical Overview. Brazilian Journal of Poultry Science. Irawati, A. F. C. 2001. Pengimbasan Ketahanan Tanaman Tomat terhadap ...


Similar Free PDFs