LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PROTEIN PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PROTEIN
Author Kristian Anggoro
Pages 14
File Size 1.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 31
Total Views 153

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PROTEIN KRISTIAN ANGGORO NORA CAA 115 042 KELOMPOK IV JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2016 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PROTEIN Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikum pada Hari :................. Tanggal...


Description

Accelerat ing t he world's research.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PROTEIN kristian anggoro

Related papers laporan prakt ikum kimia dasar 2 (organik) indrawan nurhadi

Lemak dan Lipid Rina Febrina UJI KUALITAT IF Karbohidrat , Prot ein, dan Lipid Jovine Marcella

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PROTEIN

KRISTIAN ANGGORO NORA CAA 115 042 KELOMPOK IV

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2016

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PROTEIN

Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikum pada Hari :................. Tanggal : ................

ASISTEN PRAKTIKUM

EFRAIN BENEIKTUS BANGUN CEA 115 009

ii

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii DAFTAR ISI ...........................................................................................

iii

DAFTAR TABEL ...................................................................................

iv

I.

PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1. Dasar Teori................................................................................ 1.2. Tujuan .......................................................................................

1 1 2

II. BAHAN DAN METODE ................................................................ 2.1. Waktu dan Tempat .................................................................... 2.2. Alat dan Bahan .......................................................................... 2.3. Cara Kerja .................................................................................

3 3 3 3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 3.2. Hasil Pengamatan...................................................................... 3.3. Pembahasan...............................................................................

4 4 4

IV. PENUTUP........................................................................................ 4.1. Kesimpulan ............................................................................... 4.2. Saran .........................................................................................

7 7 7

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Hasil Pengamatan Protein Dengan Uji Biuret........................... 5

iv

I.

PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori Protein adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanis sistem kekebalan (imunitas) tubuh, menghasilkan pergerakan

tubuh,

sebagai

transmitor

gerakan

syaraf

dan

mengendalikan

pertumbuhan dan perkembangan. Peran dan aktivitas protein dalam proses biologis antara lain sebagai katalis enzimatik, bahwa hampir semua reaksi kimia dalam · sistem biologi dikatalis oleh makromolekul yang disebut enzim yang merupakan satu jenis protein. Peran lainnya dari protein dalam sistem biologi adalah sebagai transport, penyimpanan dan koordinasi gerak. (Sidik K, 2009). Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (COOH) dan amina (NH2). Asam amino merupakan molekul yang digunakan untuk membangun protein. Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit, keduanya terikat pada satu atom karbon yang sama yang disebut atom C alfa. Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Asam amino dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: a). Asam amino esensial adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tubuh tidak dapat mensintesa sendiri sehingga harus diperoleh dari protein makanan. Jenis –jenis asam amino esensial adalah isoleusi (ile), leusin (leu), lisin (lys), metionini (met), sistein (cys), valin (val), triftifan (tryp), tirosina (tyr), fenilalanina (phe), dan treonina (tre); b). Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesa sendiri oleh tubuhmelalui reaksi aminasi reduktmif asam keton atau ,melalui transaminasi, contonya alanin, asparat, glutamate, dan glutamine. (Laila, 2015).

7

Berdasarkan bentuknya, protein terbagi menjadi 2 golongan, yaitu: a). Protein globular, terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat) membentuk bulat padat. Contohnya enzim, albumin, globulin, protamin. Protein ini larut dalam air, asam, basa, dan etanol; b). Protein serabut (fibrous protein), terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung. Contohnya fibroin pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol. . Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibagi menjadi, yaitu: a). Protein sederhana, hanya tersusun oleh asam amino, dan memperoleh asam-asam amino penyusunnya sendiri ketika dihidrolisis. Contohnya albumin, glubolin, histon, dan prolamin; b). Protein majemuk (komplek), tersusun oleh protein sederhana dan zat lain yang bukan protein yang disebut radikal protestik. Contohnya nucleoprotein, glikoprotein,

fosfoprotein,

kromoprotein,

metaloprotein,

dan

lipoprotein.

Penggolongan protein berdasarkan sumbernya yaitu: a). Protein hewani adalah protein yang berasal dari dari hewan, dimana hewan memakan tumbuhan dan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Contohnya daging sapi, daging ayam, susu, udang, telur, ikan, dan lain-lain; b). Protein nabati, adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan baik secara langsung atau hasil produksi dari tumbuhan tersebut. Contohnya, jagung, kacang-kacangan dan lain-lain. Protein merupakan suatu polimer dari asam amino. Untuk mengetahui adanya protein, dapat dilakukan uji, menggunakan beberapa metode yaitu: a). Uji biuret merupakan analisis kuantitatif protein yang berdasarkan adanya ikatan peptida, maupun sifat-sifat dari asam amino yang dikandungnya. Protein merupakan senyawa yang bersifat amfoter, yaitu senyawa yang tidak konsiten dapat berupa asam atau basa. (Winarno, 1997); b). Uji hopkins cole merupakan uji kimia yang digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino triptofan. Pereaksi yang dipakai mengandung asam glioksilat. Kondensasi 2 inti induk dari trptofan oleh asam glioksilat akan menghasilkan senyawa berwarna ungu. Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya cincin ungu pada bidang batas; c). Uji Ninhidrin, digunakan untuk

8

identifikasi asam amino bebas yang terdapat dalam sampel. Asam amino bebas adalah asam amino yang gugus aminonya tidak terikat (Robinson 1995). Ninhidrin adalah reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan; d). Uji Xantoproteat merupakan uji untuk menunjukan adanya inti benzene (cincin fenil) pada suatu sampel protein. Dalam uji Xantoproteat, inti benzene akan ternitrasi oleh asam nitrat pekat membentuk turunan nitrobenzene berwarna kuning tua. Pada suasana basa (ditambahkan larutan basa), uji Xantoproteat akan mengubah kompleks warna kuning tua pada sampel menjadi warna orange; e). Uji Millon digunakan untuk mengidentifikasi protein yang mengandung tirosin dalam suatu sampel yang ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna merah pada sampel protein. Tirosin merupakan asam amino yang mengandung gugus fenol pada rantai samping-nya (gugus R-nya). Pereaksi millon mengandung merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrit dan asam nitrat. Gugus fenol pada tirosin ini akan ternitrasi membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon yang akan membentuk kompleks berwarna merah (Poedjiadi 2007). 1.2. Tujuan Praktikum Tujuan Praktikum Biokimia dengan materi Protein adalah untuk mengamati perubahan yang terjadi pada Uji Biuret.

II. BAHAN DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Praktikum Biokimia dengan materi Protein dilaksanakan pada, Sabtu 11 November 2017, pukul 11.00-12.40 WIB, di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya. 2.2. Alat dan Bahan Alat yang dipakai dalam pengamatan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, dan kamera. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Albumin, dan Galetin, Natrium Hidroksida (NaOH), Tembaga Sulfat (CuSO4). 2.3. Cara Kerja Berikut adalah cara kerja dalam melakukan pengamatan tentang adanya protein pada suatu larutan menggunakan Uji Biuret: a) Menyiapkan dua tabung reaksi, dan mengisi masing-masing sebanyak 1 ml Albumin dan Gelatin pada tabung reaksi tersebut. b) Menambahkan sebanyak 2 ml, Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N, pada masingmasing tabung reaksi tersebut, kemudian menggojok hingga homogen. c) Setelah homogen, menambahkan Tembaga Sulfat (CuSO4) 0,1 N sebanyak 2 tetes pada kedua tabung reaksi, dan menggojok hingga homogen. d) Mengamati perubahan yang terjadi, dan menulis hasil pengamatan pada tabel pengamatan, serta mendokumentasikan hasil pengamataan menggunakan kamera.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil pengamatan Uji Biuret Bahan

Bahan yang ditambahkan NaOH

Hasil

Gambar

CuSO4

Albumin (1 ml)

1 ml

2 tetes

Larutan berubah menjadi warna ungu pekat

Galetin (1 ml)

1 ml

2 tetes

Larutan berubah menjadi warna ungu mda

3.2. Pembahasan Pada Uji Biuret, tedapat dua sampel yang digunakan yaitu, Albumin (putih telur), dan Galetin (ekstrak ikan haruan). Sampel pertama yaitu, sebanyak 1 ml Albumin ditambahkan dengan natrium hidroksida (NaOH) sebanyak 1 ml dan Tembaga Sulfat (CuSO4) sebanyak 2 tetes, menghasilkan larutan yang berwarna ungu pekat. Sedangkan pada sampel kedua, sebanyak 1 ml Gelatin, ditambahkan dengan hidroksida (NaOH) sebanyak 1 ml dan Tembaga Sulfat (CuSO4) sebanyak 2 tetes, hasilnya sedikit berbeda dengan sampel pertama, yaitu larutan berubah warna menjadi warna ungu muda.

11

Dari percobaan yang telah dilakukan, kedua sampel tersebut mengalami perubahan warna. Perubahan warna terjadi karena, ketika ditambahkan natrium hidroksida (NaOH), larutan akan berubah menjadi suasana basa, dalam suasana basa , ion Cu2+ yang berasal dari pereaksi biuret tembaga sulfat (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus –CO dan – NH dari rantai peptida yang menyusun protein membentuk kompleks berwarna ungu. Perubahan warna tersebut, menunjukkan bahwa di dalam sampel tersebut terdapat ikatan peptida yang menggabungkan asam amino yang satu dengan yang lainnya. Albumin merupakan protein yang mudah larut dalam air, serta dapat diendapkan dengan penambahan amonium sulfat berkonsentrasi tinggi 70-100% ata pengaturan pH sampai pH isoelektriknya.albumin dapat terkoagulasi oleh panas dengan suhu yang berbeda tergantung jenis albuminya. Gelatin adalah suatu protein yang unik, jernih, dan menyediakan banyak asam amino penting. Gelatin mempunyai kemampuan untuk memproduksi gel jernih yang bersifat thermoreversibel dan dalam bentuk gel, dapat meleleh pada suhu tubuh, sehingga gelatin dapat dimanfaatkan untuk berbabgai keperluan, baik pangan atau non pangan. Natrium Hidroksida (NaOH) adalah senyawa kimia dengan kandungan alkali tinggi. Natrium Hidroksida (NaOH) dapat menyebabkan iritasi kulit yang kuat. Dalam bentuk merni, Natrium Hidroksida (NaOH) berbenntuk serpih atau pelet yang putih cerah, dalam bentuk tersebut, secara kimia dapat menyerap CO2 dari udara di ruangan terbuka. Natrium Hidroksida (NaOH) dapat larut dalam air, methanol, ethanol, larutan amonia dan eter. Tembaga Sulfat (CuSO4), memiliki sifat fisik, yaitu berupa cairan berwarna putih atau kuning. Sifat kimianya yaitu, larut dalam air, cairan dehidrasi bereaksi dengan logam Zn dan bbersifat higroskopis.

IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Pada praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penambahan Natrium Hidroksida (NaOH) akan mengubah suasana menjadi basa, sehingga dalam suasana basa Cu2+ dari pereaksi biuret tembaga sulfat (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus –CO dan – NH dari rantai peptida yang menyusun protein membentuk suatu senyawa komplek yang berwarna ungu violet. 4.2. Saran Untuk Praktikum Biokimia selanjutnya, dalam melakukan pengamatan, alat-alat yang digunakan untuk mereaksikan suatu larutan harus dibersihkan terlebih dahulu, supaya tidak terkontaminasi, dan dalam mereaksikan bahan kimia harus hati-hati dan lebih teliti, supaya hasil yang didapatkan lebih efisien dan sesuai dengan literatur tentang pengamatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia: Jakarta Laila, Ratna. 2015. Analisis Protein. PDF. http://digilib.unimus.ac.id. (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2016). Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga: Jakarta. Rahayu, dkk. 2005. Analisis Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung Terfermentasi Apergillus Oryzae. Jurnal Bioteknologi, Vol 1, No 2, Hal: 14-20. (http://eprints.uns.ac.id/id/eprints/787). (Diakses pada tanggal 7 November 2017). Tazwir. 2007. Optimasi Pembuatan Gelatin dari Tulang Ikan Kaci-kaci Menggunakan Berbagai Konsentrasi Asam. Jurnal Penelitian, Vol. 2, No. 1: 35-43. http://bbp4b.litbang.kkp.go.id. (Diakses pada tanggal, 30 Oktober 2016). Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Pustaka Gramedia Utama: Jakarta....


Similar Free PDFs