laporan praktikum dasar - dasar agroteknologi PDF

Title laporan praktikum dasar - dasar agroteknologi
Author Gie Ai
Pages 38
File Size 469.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 308
Total Views 469

Summary

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM DASAR – DASAR AGROTEKNOLOGI DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8 ILHAM PUTRA KHOLIQ (1304020020) ABUDIAR CHIKA LAURITA (1304020022) BAGUS BUDI SATRIO (1304020025) GIGIH AJI PRASOJO (1304020026) ANGGIE FITRIANI (1304020030) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAM...


Description

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM DASAR – DASAR AGROTEKNOLOGI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8 ILHAM PUTRA KHOLIQ

(1304020020)

ABUDIAR CHIKA LAURITA (1304020022) BAGUS BUDI SATRIO

(1304020025)

GIGIH AJI PRASOJO

(1304020026)

ANGGIE FITRIANI

(1304020030)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2014

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR AGROTEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8 ILHAM PUTRA KHOLIQ

(1304020020)

ABUDIAR CHIKA LAURITA (1304020022) BAGUS BUDI SATRIO

(1304020025)

GIGIH AJI PRASOJO

(1304020026)

ANGGIE FITRIANI

(1304020030)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu penghasil yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan AmerikaS, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Di masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah dan bahan dasartepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri. Beberapa di antaranya adalah bioenergi, industri kimia, kosmetika, dan farmasi. Dari sisi botani dan agronomi, jagung merupakan tanaman model yang menarik, khususnya di bidang genetika, fisiologi, dan pemupukan. Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi objek penelitiangenetika yang intensif. Secara fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien memanfaatkan sinar matahari. Sebagian jagung juga merupakan tanaman hari pendek yang pembungaannya terjadi jika mendapat penyinaran di bawah panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya 12,5 jam. Jagung merupakan jenis tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya, jagung tetap membutuhkan standar pemeliharaan tertentu agar dapat tumbuh maksimal. Beberapa contoh hal yang perlu diketahui

mengenai

pembudidayaan

jagung

adalah

bagaimana

mempergunakan media tanam benih, pemupukan, pengendalian hama penyakit, dan langkah-langkah pemeliharaan tanaman jagung itu sendiri, dari mulai penanaman hingga penanganan pascapanen. Dengan melakukan kegiatan langsung di lapangan, teori yang dipelajari di bangku kuliah dapat langsung diaplikasikan. Tidak hanya

mengenai pemeliharaan jagung, namun pengamatan terhadap faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan jagung (dalam hal ini, faktor paling dominan yang diamati adalah kebutuhan nitrogen) dapat dilakukan, serta hasilnya dapat dikaji dan disesuaikan dengan teori yang ada.

B. Tujuan

1. Mengerti dan mengetahuui prinsip dasar dalam budidaya tanaman jagung. 2. Mengetahui gambaran tentang budidaya tanaman jagung. 3. Mengetahui pengalaman empirik melakukan tindakan budidaya mulai penanaman, pemeliharaan tanaman, hingga pemanenan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jagung memiliki nama latin Zea mays, jagung termasuk dalam famili Graminae. Kerabat jagung yang paling dekat bukanlah padi, melainkan rumput gama (Tripsacum) dan teosinte (Zea mexicana). Teosinte sendiri sering disebutsebut sebagai 'ibu tanaman jagung' (Iriany et al, 2008). Tanaman jagung termasuk dalam tanaman beriklim sedang hingga subtropis atau tropis basah, dan faktor penting yang memengaruhi pertumbuhannya adalah sinar matahari (Purwono, Hartono, 2007). Suhu ideal untuk pertumbuhan jagung adalah 270-300C, dan pada kondisi normal, jagung membutuhkan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan. Klasifikasi Tanaman Jagung : Kingdom

: Platae

Devisio

: Spermathopita

Subdevisio

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledoneae

Ordo

: Graminae

Famili

: Graminaceae

Genus

: Zea

Spesies

: Zea mays, L

Saat proses perkecambahan, pada awalnya jagung memiliki radicle (akar kecambah), seminal root (akar primer), baru kemudian muncul fibrious root system (akar serabut). Namun, akar kecambah dan akar primer hanya bersifat sementara, yang kemudian hidup terus sebagai akar jagung yang sebenarnya adalah akar serabut (Warisno, 1998).

Proses pertumbuhan jagung dibedakan dalam dua fase (stadia) pertumbuhan, yaitu stadia vegetatif dan stadia generatif. Stadia vegetatif meliputi fase berkecambah hingga pertumbuhan vegetatif (akar, batang, dan daun) yang cepat, sebelum akhirnya menurun dan memasuki stadia generatif. Stadia generatif dimulai dengan pembentukan primordia, lalu disusul proses pembungaan yang mencakup penyerbukan dan pembuahan (AAK, 1993). Pada jagung terdapat dua bunga, yaitu bunga jantan (staminate) yang terletak di ujung batang, dan bunga betina (pistilate) yang terdapat pada buku-buku batang yang nanti akan berkembang menjadi tongkol. Umumnya, hanya hanya tongkol teratas atau dengan tongkol nomor dua yang berkembang. Jagung merupakan tanaman yang peka terhadap kekurangan nitrogen, sebab itu kesediaan nitrogen pada lahan akan sangat memengaruhi pertumbuhan jagung. Terdapat beberapa jenis pupuk yang biasa digunakan pada tanaman jagung, diantaranya urea (dosis hingga 250 kg/ha), SP-36 (dosis 75-100 kg/ha), dan KCl (dosis 50 kg/ha) (Martodireso, Suryanto, 2001). Pupuk urea biasanya diberikan dua kali selama penanaman, yaitu setengah dosis di awal penanaman benih, dan sisanya pada usia sekitar 4-MST. Pada umumnya, umur jagung berkisar 3-4 bulan, tetapi umur panen jagung sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap kenaikan tinggi 50 mdpl, umur panen jagung akan mundur satu hari (Hyene, 1987). Tanaman jagung dapat dipanen bila kelobotnya telah kuning, dan bijinya telah keras serta mengkilat. Panennya dilakukan dalam bentuk tongkol berkelobot, harus dipisahkan antara jagung yang sehat dengan jagung yang terinfeksi hama penyakit. Panen jagung sendiri bervariasi menurut tujuan penanamannya, namun petani sebaiknya memproses jagungnya agar mendapatkan nilai tambah (Matodierso, Suryanto, 2001). Beberapa hama yang sering menyerang tanaman jagung antara lain ulat tongkol, ulat tanah, penggerek daun, belalang, dan tikus. Terdapat juga hama penyakit yang sering ditemui pada tanaman jagung, antara lain penyakit, bulai, karat, busuk batang, dan busuk tongkol.

BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum 

Pagi, Siang, Sore Hari ( Kurang lebih 2 bulan )



Lahan Fakultas pertanian UMP

B. Alat dan Bahan 1. Alat  Polybag  Cangkul  Gembor  Timbangan digital

2. Bahan  Tanah  Pupuk kandang  Pupuk Kcl  Pupul urea  Benih tanaman jagung  Furadan 3G  SP 36

C. Prosedur Kerja 1. Meyiapkan polybag, melubangi pada 2 bagian dari bawah untuk drainase dan melipat 1/3 bagian atas sehingga berupa tabung 2. Memasukan tanah pada media sesuai perlakuan : a. F1 ( tanah ) dan F2 ( tanah yang di padatkan ) b. B1 ( tanapa bahan organik ) dan B2 ( diberi bahan oragnik berupa kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 kemudian diaduk samapai rata

c. K1 ( tanah dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 tanpa pupuk ) dan K2 (tanah dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 dan diberi pupuk ) kemudian diaduk rata 3. Setelah itu memasukan campuran tanah sesuai perlakuan. Masing – masing polybag diisi sekitar ¾ dari kapasitas polybag 4. Melakukan penanaman dengan membuat lubang sekitar 2 cm untuk meletakkan biji atau benih. Satu lubang diisi dengan 3 biji, kemudian dengan pemupukan awal dengan sp 36 sebanyak 2 gr/polybag 5. Melakukan pemupukan I dengan pupuk Kcl sebanyak 1 gr/polybag dan pupuk urea sebanyak 1 gr/polybag, pada saat tanaman berumur 1 mst 6. Melakukan pemupukan II dengan pupuk Kcl sebanyak 1 gr/polybag dan pupuk urea sebanyak 1 gr/polybag, pada saat tanaman berumur 4 mst 7. Melakukan penyiraman 2 kali sekali pada pagi dan sore hari 8. Melakukan penyiangan 2 minggu sekali untuk membuang gulma 9. Pengelolaan

hama

dan

penyakit

tanaman

dilakukan

dengan

menyemprotkan pestisida hayati 1 minggu 3 kali sesuai kondisi di lapang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hari

/ Uraian Kegiatan

Hasil / hambatan

Tanggal Rabu, Oktober

22 Penyemaian

benih

dan

penimbangan pupuk

2014 Senin, 27 Memasukan tanah kedalam poli bag Oktober

sebanyak 4 buah, dimana pada 2

2014

polibag

tanahnya

ditekan

dan

dipadatkan, dan pada 2 polibag lainnya

tanahnya

tidak

diberi

pertakuan (dibiarkan). Melakukan pengamatan

terhadap

tanaman

bayam yang berada di seedbox. Rabu,

29 Memasukan tanah kedalam polibag

Oktober

sebanyak 4 buah polibag, tanahnya

2014

diberi pupuk kandang atau kotoran kambing dan 2 polibag lainnya tidak

diberi

tersebut.

kotoran

Melakukan

kambing penanaman

jagung dan tanaman kangkung, serta memberikan pupuk urea pada setiap polibag sebanyak 1gr dan urea setiap tanam pada 1 masa setelah

tanam.

Dan

menyiram

semua polibag yang ada. Rabu,

5 Melakukan

penimbangan

pupuk

November

KCl dan urea, masing masing

2014

pupuk ditimbang sebanyak 1gr per polibag sebanyak 10 bungkus.

Kamis,6

Melakukan

November

penyemaian dan pemupukan pada jagung yang ditanam di

2014

jagung dan memberikan pupuk polibag tumbuh, tetapi pada

pengamatan, Hampir semua tanaman

masing

-masing

polibag kecepatan

tumbuhnya

sebanyak 1 gr pupuk urea dan berbeda- beda. pupuk KCl. Rabu,12

Melakukan

November

pengukuran pada tanaman jagung. cm

2014

Serta pengamatan dan penyemaian Panjang daun = 7,5 cm pada

pengamatan

tanaman

kangkung

dan KOAtinggi batang = 3,5

dan Lebar daun = 1,5 cm

bayam. KOBtinggi batang = 5 cm Panjang daun = 12 cm Lebar daun = 2 cm

K1A tinggi batang = 3 cm Panjang daun = 14 cm Lebar daun = 1,5 cm

K1B tinggi batang

= 5

cm Panjang daun = 14 cm Lebar daun = 2 cm

FOA tinggi batang = 4,5 cm Panjang daun = 12 cm

Lebar daun = 1,5 cm

FOB tinggi batang = 5 cm Panjang daun = 19,5 cm Lebar daun = 2 cm

F1A tinggi batang = 4 cm Panjang daun = 8 cm Lebar daun = 1,5 cm

F1B tinggi batang = 4,5 cm Panjang daun = 16 cm Lebar daun = 2 cm

BOA tinggi batang = 4 cm Panjang daun = 14 cm Lebar daun = 1,5 cm

BOB tinggi batang = 4 cm Panjang daun = 16 cm Lebar daun = 2 cm

B1A tinggi batang = 7 cm Panjang daun = 17 cm Lebar daun = 2,5 cm

B1B tinggi batang = 5 cm Panjang daun = 20 cm

Lebar daun = 2 cm Rabu,19

Melakukan

penyemaian

November

pengukuran pada tanaman jagung. cm

2014

Pengamatan

pada

dan BOA tinggi batang = 28,5

penyemaian Panjang daun = 29,5 cm

tanaman bayam dan kangkung

Lebar daun = 25 cm

BOB tinggi batang = 27,5 cm Panjang daun = 29 cm Lebar daun = 3,6 cm

B1A tinggi batang = 20 cm Panjang daun = 30 cm Lebar daun = 3,6 cm

B1B tinggi batang = 25 cm Panjang daun = 45 cm Lebar daun = 3 cm

KOA tinggi batang = 13,5 cm Panjang daun = 40,5 cm Lebar daun = 1,3 cm

KOB tinggi batang = 13,15 cm Panjang daun = 40,5 cm Lebar daun = 1,3 cm

K1A tinggi batang = 23,5 cm Panjang daun = 20 cm Lebar daun = 2 cm

K1B tinggi batang = 21,5 cm Panjang daun = 28,5 cm Lebar daun = 3 cm

FOA tinggi batang = 27 cm Panjang daun = 28 cm Lebar daun = 2,8 cm

FOB tinggi batang = 26,4 cm Panjang daun = 30 cm Lebar daun = 3 cm

F1A tinggi batang = 17, 5 cm Panjang daun = 19,5 cm Lebar daun = 2,5 cm

F1B tinggi batang = 20,5 cm Panjang daun = 26,5 cm Lebar daun = 2,7 cm Jum’at,21

Mengamati pertumbuhan tanaman

November

jagung yang telah diberi perlakuan.

2014 Rabu,

26 Melakukan

penimbangan

pupuk BOA tinggi batang = 30

November

urea dan KCl, masing masing cm

2014

pupuk dibungkus 1 gr dan pupuk Panjang daun = 35 cm berjumlah 10 bungkus.

Lebar daun = 3,5 cm

BOB tinggi batang = 30 cm Panjang daun = 35 cm Lebar daun = 3,5 cm

B1A tinggi batang = 30 cm Panjang daun = 45 cm Lebar daun = 4 cm

B1B tinggi batang = 45 cm Panjang daun = 60 cm Lebar daun = 8 cm

KOA tinggi batang = 9 cm Panjang daun = 12 cm Lebar daun = 1,5 cm

KOB tinggi batang = 19 cm Panjang daun = 29 cm Lebar daun = 3 cm

K1A tinggi batang = 15 cm Panjang daun = 25 cm Labar daun = 2 cm

K1B tinggi batang = 25 cm Panjang daun = 30 cm Lebar daun = 3 cm

FOA tinggi batang = 20 cm Panjang daun = 35 cm Leabar daun = 3 cm

FOB tinggi batang = 16 cm Panjang daun = 30 cm Lebar daun = 2,5 cm

F1A tinggi batang = 14 cm Panjang daun = 21 cm Lebar daun = 2,5 cm

F1B tinggi batang = 15 cm Panjang daun = 25 cm Lebar daun = 2,5 cm Kamis,

4 Melakukan

Desember

pengukuran

tanaman jagung.

pada BOA tinggi batang = 34 cm

2014

Panjang daun = 46,5 cm Lebar daun = 4,5 cm

BOB tinggi batang = 36 cm Panjang daun = 43,5 cm Lebar daun = 4,5 cm

B1A tinggi batang = 33 cm Panjang daun = 50 cm Lebar daun = 3,5 cm

B1B tinggi batang = 90 cm Panjang daun = 75 cm Lebar daun = 9,5 cm

KOA tinggi batang = 11 cm Panjang daun =12 cm Lebar daun = 1 cm

KOB tinggi batang = 25 cm Panjang daun = 32 cm Lebar daun = 2,5 cm

K1A tinggi batang = 19 cm Panjang daun = 28 cm

Lebar daun = 3 cm

K1B tinggi batang = 34 cm Panjang daun = 57 cm Lebar daun = 4,5 cm

FOA tinggi batang = 22 cm Panjang daun = 41 cm Lebar daun = 2,5 cm FOB tinggi batang = 17 cm Panjang daun = 45 cm Lebar daun = 2,5 cm

F1A = MATI F1B tinggi batang = 30 cm Panjang daun = 44 cm Lebar daun = 3,5 cm Kamis, 11 Melakukan Desember 2014

jagung

pengukuran

pada BOA tinggi batang = 43 cm Panjang daun = 50 cm Lebar daun = 5,4 cm

BOB tinggi batang = 38 cm Panjang daun = 53 cm Lebar daun = 3,8 cm

B1A = MATI B1B tinggi batang = 110 cm Panjang daun = 90 cm Lebar daun = 10 cm

K1A = MATI K1B tinggi batang = 60 cm Panjang daun = 62 cm Lebar daun = 6 cm

KOA = MATI KOB = MATI FOA tinggi batang = 29 cm Panjang daun = 44 cm Lebar daun = 2,7 cm

FOB tinggi batang = 28 cm Panjang daun = 45 cm Lebar daun = 2,7 cm

F1A = MATI F1B tinggi batang = 29 cm Panjang daun = 51 cm

Lebar daun = 4,8 cm Jum’at, 19 Memanen semua jagung yang ada Desember 2014

B. Pembahasan Dari pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dalam praktikum ini mengamati fase vegetatif, dimana yang diamati dari fase kecambah dilanjut dengan fase vegetatif batang dan daun, mulai dari tinggi tanaman, panjang dan lebar daun. Variabel yang diamati : 1. Tinggi tanaman Perlakuan dalam media tanaman yang berbeda pada praktikum ini, menyebabkan terjadinya perbedaan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini terlihat pada tanaman jagung yang kita budidayakan. Pada perlakuan fisik, tanaman jagung yang dengan dua perlakuan berbeda, yaitu media tanam fisik pertama, tanah tidak ditekan (FO) dan kedua tanah ditekan samapai padat (F1). Hasil yang diperoleh selama 8 minggu pengamatan yaitu minggu pertama dan kedua perlakuan pertama tanaman jagung lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan fisik kedua. Minggu berikutnya samapai minggu kedelapan tanaman jangung dengan perlakuan kedua lebih tinggi dibandingkan perlakuan fisik kedua. Hal ini disebabkan tanah telah mengalami perombakan akibat akar yang sudah mulai tumbuh dan masuk kedalam tanah sehingga mampu membongkar susunan dalam tanah. Pada perlakuan biologi, menggunakan tanah liat dengan perlakuan pertama tanpa bahan organik (BO) dan kedua menngunakan bahan organik berupa pupuk kandang (B1) . Dari hasil pengamatan perlakuan kedua tanaman jagung lebih cepat tinggi dibandingkan perlakuan biologi pertama. Hal ini disebabkan bahan oraganik terutama kompos mengandung banyak unsur hara yang dibutuhkan tanaman jagung. Dari semua unsur hara yang

diperlukan tanaman yang paling banyak diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada semua media pertumbuhan sampai pembentukan biji. Namun, selama pengamatan hingga akhir tanaman mengalami kematian, diawali dengan warna daun yang hijau muda, menandakan bahwa tanaman jagung kekurangan N.dan pada percobaan yang lain yaitu pada F1 B jagung dengan tinggi 39 Cm dan jagung tersebut belum memunculkan tongkolnya hal ini terinikasikan jagung kekurangan unsur hara makro yang sangat banyak seperti N, P, K sehingga jagung kerdil, tidak memiliki bunga dan tidak bertongkol. Pada perlakuan kimia, tanaman jagung yang media tanamnya tanpa (K0) dan diberi pupuk kimia (K1) menghasilkan pertumbuhan yang berbeda. Hal ini dikarena unsur hara yang terkandung dalam media tanam berkurang. Pada media tanpa pupuk pada 7 mst, tanaman jagung karena tidak adanya unsur hara yang memenuhi baik masa pertumbuhan maupun perkembangan. Sedangkan pada media yang diberi pupuk kimia, tanaman jagung yang tumbuh sangat baik mempunyai batang yang kokoh dan daun yang hijau. Hal ini dikarena pupuk yang diberikan adalah KCL. Kcl merupakan unsur hara kimia yang banyak mengandung kalium, yang untuk pertumbuhan tinggi tanaman jagung serta unsur urea berguna untuk menyediakan unsur N yang sangat dibutuhkan tanaman jagung pada masa pertumbuhan. 2. Panjang daun Pengamatan tersebut yaitu pada B0 A, B1 B, K1 B, K0 B, F0 A,F0 B, F1 B secara berurutan yaitu panjang daun yaitu 50 cm, 53 cm, 90 cm, 62 cm, 44 cm, 45 cm, dan 51 cm panjang daun yang berbeda-beda mengindikasikan bahwa kandungan hara pada setiap tanah yang ada pada seiap polibag berbeda-beda. Daun merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis yang paling dominan. Unsur N merupak unsur hara yang paling dominan dalam pembentukan daun

dan hijau daun selain Mg. Unsur hara N tersebut pada percobaan kali ini memiliki jumlah atau kandungan yang berbeda-beda dalam setiap polibagnya sehingga panjang daun pun berbeda-beda. Faktor lain adalah penempatan tanaman tersebut, apabila diletakkan dalam keadaan sinar cahay matahari yang cukup, maka pertumbuhan daun akan maksimal. 3. Lebar Daun Pengamatan lebar daun pada tanaman jagung dengan ciri B0 A, B1 B, K1 B, K0 B, F0 A,F0 B, F1 B secara berurutan yaitu lebar daun 5,4 cm, 3,8 cm, 10 cm, 6 cm, 2,7 cm, 4,8 cm yang berbeda-beda mengindikasikan bahwa kandungan hara pada setiap tanah yang ada pada setiap polibag berbeda-beda yang memacu pertumbuhan lebar daun. Daun merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis yang paling dominan. Unsur N merupak unsur hara yang paling dominan dalam pembentukan daun dan hijau daun selain Mg. ...


Similar Free PDFs