LAPORAN PRAKTIKUM RUMPUT LAUT 1 BOTANI LAUT PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM RUMPUT LAUT 1 BOTANI LAUT
Author Yudha Hernawan
Course Botani Laut
Institution Universitas Diponegoro
Pages 14
File Size 398.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 44
Total Views 101

Summary

RUMPUT LAUTTOPIK 1 : MORFOLOGI RUMPUT LAUTnullNama: NIM: Ttd:Yudha Hernawan 26040120140177Teori Pengantar PraktikumRumput laut merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun yang secara keseluruhannya dikenal dengan thallus. Bagian thalus ini tersusun dari ...


Description

RUMPUT LAUT TOPIK 1

Nama:

Yudha Hernawan

: MORFOLOGI RUMPUT LAUT

NIM:

Ttd:

26040120140177

Teori Pengantar Praktikum Rumput laut merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun yang secara keseluruhannya dikenal dengan thallus. Bagian thalus ini tersusun dari holdfast yang menyerupai akar dan berfungsi sebagai alat pelekat/menempel di substrat, caulid yang berbentuk seperti batang yang berfungsi untuk menegakkan thallus dan filoid yang berbentuk seperti daun/lembaran daun. Tumbuhan ini memiliki sistem morfologi dan reproduksi tersendiri yang berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan berbunga) yang umum tumbuh di darat. Secara morfologi tanaman ini mempunyai bentuk kerangka tubuh bermacammacam antara lain ada yang berupa batang bulat, silindris, pipih atau bentuk lembaran seperti daun, bulat telur dan berbentuk filamen seperti rambut. Sifat substansi ada yang bersifat calcareus yaitu keras karena mengandung zat kapur, cartilaginous lunak seperti tulang rawan, spongious lunak seperti spong dan gelatinous yaitu lunak seperti jelly. Rumput laut ini cara hidupnya menempel pada karang, substrat pasir dengan menggunakan alat menempel yang dikenal dengan nama Holdfast. Setiap spesies memiliki holdfast yang berbeda-beda sesuai dengan tempat yang menjadi tempat hidupnya. Rumput laut terdiri dari 3 (tiga) divisi yang masing-masing divisi tersebut terdiri 1 kelas saja yaitu Chlorophyceae, Paeophyceae dan Rhodophyceae. Pembagian rumput laut kedalam masing-masing divisinya ini berdasarkan :

1. Pigmen aksesoris yang terdapat di rumput laut 2. Jenis cadangan makanan penyusunnya 3. Susunan dinding selnya 4. Dan salah satu fase didalam daur hidupnya. Selain pengelompokkan tersebut diatas, ada juga pengelompokkan yang berdasar dari kandungan kimianya yaitu agarofit adalah kelompok rumput laut penghasil agar, karaginofit adalah rumput laut penghasil karagen dan alginofit merupakan rumput laut penghasil algin. Pengelompokkan lain adalah berdasar tempat tumbuhnya misal : rumput epilitik menempel di batu, epipelik menempel di pasir, epifitik menempel pada tumbuhan dan epizoik menempel pada binatang. Penamaan jenis rumput laut juga berbeda di daerah satu dengan daerah lainnya, jadi satu jenis rumput laut mempunyai beberapa nama daerah. Tujuan: 1. Mengetahui bentuk luar / morfologi rumput laut 2. Menggambar dengan benar bentuk luar /morfologi rumput laut Kompetensi Setelah mengikuti kegiatan praktikum acara ini mahasiswa diharapkan : 1. Mampu menjelaskan morfologi rumput laut 2. Trampil menggambar dengan benar bentuk luar /morfologi rumput laut 3. Mampu mengklasifikasikan specimen rumput laut

LEMBAR KERJA Acara 5: Identifikasi Rumput Laut (Chlorophyta) A. Alat Peralatan yang digunakan dalam melaksanakan praktikum sebagai berikut : 1. Nampan (1 nampan 3 praktikan) 2. Scalpel (1 scalpel 3 praktikan) 3. Alat tulis B. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 4 (empat) jenis rumput laut hijau (Chlorophyta) yang diwakili oleh Caulerpa sp. Ulva sp, Halimeda sp dan Bornetella sp. C. Cara Kerja: 1. Spesimen segar dan lengkap dari specimen yang sudah dicuci bersih diletakkan di nampan. 2. Amati bentuk holdfast, sifat substansi, bentuk percabangan dan ciri spesifik dari specimen yang diamati. 3. Gambarkan specimen tersebut, beri keterangan bagian-bagiannya dan susunlah klasifikasinya secara berurutan dari divisi, kelas, ordo, genus dan spesies dari specimen yang saudara amati.

Hasil pengamatan: 1.

Gambar 1. Bagian thallus Keterangan bagian-bagian thallus 1. Holdfast 2. Caulid (stpe) 3. Filoid (blade)

Klasifikasi : Divisi

: Chlorophyta

Klas

: Ulvophyceae

Ordo

: Bryopsidales

Famili

: Halimedaceae

Genus

: Halimeda

Spesies

: Halimeda macroloba

2.

Gambar 2. bagian thallus Keterangan bagian-bagian thallus 1. Holdfast 2. Caulid (stpe) 3. Filoid (blade)

Klasifikasi : Divisi

: Chlorophyta

Klas

: Ulvophyceae

Ordo

: Bryopsidales

Famili

: Halimedaceae

Genus

: Halimeda

Spesies

: Halimeda micronesica

3.

Gambar 3. Bagian thallus Karakteristik thallus dan bagian-bagiannya 1. Holdfast 2. Caulid (stpe) 3. Filoid (blade)

Klasifikasi : Divisi

: Chlorophita

Klas

: Ulvophyceae

Ordo

: Bryopsidales

Famili

: Halimedaceae

Genus

: Halimeda

Spesies

: Halimeda opuntia

Pembahasan 1. Jelaskan fungsi masing-masing holdfast, caulid dan filoid rumput laut 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ramuli 3. Jelaskan karakteristik dari masing-masing spesies yang diamati

1. Fungsi holdfast, caulid (stipe), dan filoid (blade) Rumput laut memiliki alat perekat atau penempel yang disebut holdfast. Holdfast bukan merupakan akar seperti yang dimiliki tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi menyerap air atau nutrien. Holdfast hanya berfungsi sebagai alat penempel pada substrat yang keras. Jadi rumput laut sangat bergantung pada kekuatan holdfast untuk menempel pada substratnya. Selain substrat karang mati, substrat pecahan karang juga merupakan salah satu substrat yang banyak ditumbuhi rumput laut (Wulandari et all., 2015). Stipe atau caulid merupakan bagian yang mirip dengan batang pada tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis dan penyerapan unsur hara dari air. Stipe adalah struktur yang mendukung blade (Kumalasari et all., 2018). Blade atau filoid merupakan bagian yang mirip dengan daun yang berbentuk pipih, bentuknya bervariasi dan berfungsi untuk proses fotosintesis, menyerap nutrien dari air, dan untuk reproduksi (Kumalasari et all., 2018).

2. Pengertian Ramuli Ramuli merupakan organ cabang atau percabangan dari stolon sebagai organ utama, substansinya agak lunak dan terkesan kosong (gembos). Ramuli ini berdiameter antara 2-4 mm. Ramuli timbul pada stolon yang bercabang dan memiliki bulatan-bulatan dengan ujung yang rata dan bertangkai serta tersusun di sekitar dan sepanjang ramuli. Biasanya ramuli terdapat pada C. racemosa yang memilki memiliki ciri khas berwarna hijau, selain mempunyai thalus dengan stolon berukuran kurang lebih 5 cm, perakarannya (holdfast) relatif besar dan meruncing seperti paku dengan panjang ramuli mencapai 8 cm (Ridhowati et all., 2016).

3. Karakerristik Halimeda macroloba, Halimeda micronesica, dan Halimeda opuntia a. Halimeda macroloba Ciri morfologi dari Halimeda macroloba yaitu tumbuhan berbentuk thalus berwarna hijau, segmen berbentuk kipas, lebar, dan tebal. Bagian pinggirnya bergelombang, percabangan utama trichotomus, holdfast berbentuk cakram dan seperti ubi (Muzaki et all., 2018). Selain itu, spesies Halimeda macroloba memiliki percabangan ratarata 3-4 percabangan. Memiliki thallus yang dominan berwarna hijau yang disebabkan oleh klorofil a dan b sehingga warna pigmen-pigmen lain seperti karatenoid dan xantofil tidak terlihat, bersegmen agak tebal, dan bercabang. Alga jenis ini hidup di perairan substrat pasir berbatu dan memiliki karbon organik dan zat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan (Leibo et all., 2016). Halimeda macroloba juga memiliki ciri-ciri seperti thallus rimbun, blade kaku, dan berkapur, holdfast seperti umbi yang memanjang. Memiliki warna hijau kekuningan saat kering (Tampubolon et all., 2013).

b. Halimeda micronesica Halimeda micronesica thallusnya tumbuh secara kompak, menjalar tinggi hingga panjang maksimum thallusnya mencapai 10 cm. Percabangan utama trichotomus, segmennya memiliki lebar kurang lebih 7 mm,dan panjang 5 mm. Berbentuk subcuneate atau discoidal. Batas segmen memiliki lebar 7 mm, dan memiliki panjang 5 mm. Berbentuk ginjal, kadang-kadang berbentuk silinder. Sebarannya tumbuh pada substrat karang batu menempel diantara sela-sela karang hidup. Keberadaannya di daerah tubir dengan kedalaman 5-50 m terutama pantai berkarang. Dapat dijumpai di perairan laut Indonesia kawasan tengah dan timur. Potensinya sebagai sumber karbonat di laut, belum dimanfaatkan (Widiastuti, 2017).

c. Halimeda opuntia Halimeda opuntia memiliki bentuk thallus kompak, bentuk blade atau floid berupa lembaran-lembaran kecil dengan permukaan kasar. Percabangan segmen bertumpuk menjalar dan membentuk pertumbuhan baru. Segmen relative kecil berbentuk pipih, bulat dan bergelombang. Warna bagian bawah yang menyerupai blade biasanya berwarna putih dan bagian atas permukaan berwarna hijau tua atau hijau muda. Tunas segmen baru terletak pada segmen utama pada bagian lekukan. Umumnya habitatnya berada pada sela-sela karang yang hidup atau mati, batu, pecahan karang, dan berpasir (Widiastuti, 2017). Selain itu, Halimeda opuntia juga memiliki ciri-ciri yaitu,

thallus tegak, bersegmen dengan percabangan trikotomus; segmen membentuk segitiga, segmen muncul pada segmen basatl; tinggi thallus 4 cm; alat pelekat berupa filamen yang keluar dari segmen basal yang mencengkram substrat; segmen-segmen berkapur, sangat kaku, bentuknya bertekuk tiga, susunannya tumpang tindih, tidak teratur dan tidak terletak pada satu percabangan tidak beraturan sehingga thallus terletak tidak pada satu bidang; hidup pada substrat berpasir dan karang pada daerah intertidal hingga subtidal (Kepel et all., 2018)

Simpulan dan Saran (disediakan ruang secukupnya, namun tidak lebih dari 1 halaman) 1. Simpulan Berdasarkan hasil praktikum di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal seperti berikut: 

Dari hasil pengamatan, rumput laut hijau (chlorophyta) merupakan tumbuhan tingkat rendah, karena bagian akar, batang, dan daunnya tidak dapat dibedakan.



Rumput laut hijau (chlorophyta) memiliki alat perekat yang mirip dengan akar pada tumbuhan yang disebut holdfast . Memiliki caluid atau stipe yang mirip dengan batang pada tumbuhan tingkat tinggi. Serta memiliki filoid atau blade yang mirip dengan daun.



Spesies yang diamati memiliki ciri khusus, seperti: a. Halimeda macroloba 

Bentuk holdfast seperti umbi atau bonggol



Tipe percabangan dichotomus



Sifat substansi mengandung zat kapur (calcareous) sehingga keras



Segmen berbentuk kipas, lebar, dan tebal

b. Halimeda micronesica 

Bentuk holdfast seperti serabut



Tipe percabangan dichotomus



Sifat substansi mengandung zat kapur (calcareous) sehingga keras



Bentuk thallus tumbuh kompak dan menjalar

c. Halimeda opuntia 

Bentuk holdfast seperti serabut



Tipe percabangan dichotomus



Sifat substansi mengandung zat kapur (calcareous) sehingga keras



Segmen membentuk segitiga

2. Saran Terkait dengan hal tersebut, saya menyarankan beberapa hal untuk diperhatikan seperti berikut ini : 

Dalam pelaksanaan praktikum online khususnya dalam penyampaian materi, seharusnya penjelasan diperluas dan diperjelas sehingga mengurangi kebingungan dalam menyusun laporan praktikum.



Untuk mengidentifikasi bentuk rumput laut dan mendeskripsikannya ciri-cirinya ternyata cukup sulit, karena hanya mengamatinya dalam bentuk gambar tanpa melihat secara langsung, seharusnya bisa dilihatkan video-video bentuk rumput laut agar lebih mudah saat pengamatan.



Rumput laut memiliki bentuk yang abstrak karena tidak bisa dibedakan akar, batang, dan daun sehingga sulit untuk di deskripsikan ciri-cirinya, seharusnya pengamat bisa lebih jeli untuk mengamatinya.



Dalam menggambar rumput laut cukup sulit karena sumber foto sedikit, seharusnya foto rumput laut yang berada di internet di tambah agar memudahkan.



Peneliti rumput laut seharusnya diperbanyak karena masih kurangnya sumber jurnal yang bisa dijadikan referensi dalam pembuatan laporan.

Pustaka

Atmadja W; Kadi A; Sulistijo; Satari R. 1996. Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta

Bold H C; Wynne M J. Introduction To The Algae. 2 ed. Prentice-Hall, Inc., Englewoods, N.J. 07632

Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. A Wiley – Interscience Publ. New York. Wulandari, S. R., & Hutabarat, S. 2015. Pengaruh Arus Dan Substrat Terhadap Distribusi Kerapatan

Rumput

Laut

Di

Perairan

Pulau

Panjang

Sebelah

Barat

Dan

Selatan. Management of Aquatic Resources Journal., 4(3):91-98.

Kumalasari, D. E., Sulistiyowati, H., & Setyati, D. 2018. Komposisi Jenis Alga Makrobentik Divisi Phaeophyta di Zona Intertidal Pantai Pancur Taman Nasional Alas Purwo. Berkala Sainstek., 6(1):28-30.

Muzaki, A. F., Setyati, W. A., Subagiyo, R. P., & Pramesti, R. 2018. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Halimeda macroloba DARI PANTAI TELUK AWUR, JEPARA, JAWA TENGAH. Jurnal Enggano., 3(2):144-155.

Leibo, R., Mantiri, D., & Gerung, G. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Total Alga Hijau Halimeda opuntia Linnaeus dan Halimeda macroloba Decaisne dari Perairan Teluk Totok. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis., 4(2):30-36.

Widiastuti, S. 2017. Potensi Fe2+ dan Co2+ Terhadap Peningkatan Aktivitas Klorofil Sebagai Antioksidan Pada Alga Hijau Halimeda discoidea. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Hasanuddin:Makassar.

Tampubolon, A., Gerung, G. S., & Wagey, B. 2013. Biodiversitas Alga Makro Di Lagun Pulau Pasige, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis., 1(2):35-43.

Kepel, R. C., & Mantiri, D. M. 2018. BIODIVERSITAS MAKROALGA DI PERAIRAN PESISIR TONGKAINA, KOTA MANADO. Jurnal Ilmiah Platax., 6(1):160-173.

Nilai Praktikum

:

Asisten Mahasiswa

:

Tanda Tangan

:

Group

:

Tanggal

:...


Similar Free PDFs