Laporan Studi Lapangan Utilitas pada Bangunan Apartemen (High Rise) (Studi Kasus Apartement Kalibata City Tower Damar) PDF

Title Laporan Studi Lapangan Utilitas pada Bangunan Apartemen (High Rise) (Studi Kasus Apartement Kalibata City Tower Damar)
Author Fenny Kartika
Pages 39
File Size 2.9 MB
File Type PDF
Total Downloads 473
Total Views 817

Summary

2 STUDI KUNJUNGAN LAPANGAN TERHADAP UTILITAS BANGUNAN TINGGI (Studi Kasus: Apartement Kalibata City Tower Damar) Disusun Oleh: Fatin Syakurah 052001700045 Fenny Kartika Pratiwi 052001700048 Fidia Angelita 052001700049 Fika Aura Ratitya 052001700050 Fitri Isnaini 052001700052 Khomsah Nur Jannah 0520...


Description

2

STUDI KUNJUNGAN LAPANGAN TERHADAP UTILITAS BANGUNAN TINGGI (Studi Kasus: Apartement Kalibata City Tower Damar)

Disusun Oleh: Fatin Syakurah 052001700045 Fenny Kartika Pratiwi

052001700048

Fidia Angelita

052001700049

Fika Aura Ratitya

052001700050

Fitri Isnaini

052001700052

Khomsah Nur Jannah

052001700076

Dosen: SrI Novianthi Pratiwi, S,Pd, M.T Asisten Dosen: Ir. Djafar

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2019

3

DAFTAR ISI LAMPIRAN I COVER JUDUL…….……..……...……..……..……..……..……i PRAKATA……..……..……..……..……..……..……..……..……..……...……….iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Sasaran Penelitian BAB II METODE PENELITIAN 3.1 Metode ……..……..……..……..……..……..……..……..……..……...11 BAB III ANALISA BAB IV KESIMPULAN ……..……..……..……..……..…..……..………………...16 DAFTAR PUSTAKA ……..……..……..……..……..……..……..……..…………18

4

PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis masih diberikan kesehatan untuk menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Sidtem Utilitas pada Bangunan Bertingkat Tinggi : Apartemen Kalibata City Tower Damar” dengan tepat waktu. Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk mengikuti pembelajaran mata kuliah Tipologi Bangunan yang diajarkan oleh bapak Ir. Djafar Dalam pembuatan karya penelitian ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus bapak Ir. Djafar yang telah menyediakan waktu dan tempat selama pembimbingan dan memberikan banyak bantuan, masukan, dan dukungan terkait penyusunan karya tulis laporan kunjungan lapangan. Pihak-pihak penulis laporan kunjungan lapangan: Fatin Syakurah

052001700045

Fenny Kartika Pratiwi

052001700048

Fidia Angelita

052001700049

Fika Aura Ratitya

052001700050

Fitri Isnaini

052001700052

Khomsah Nur Jannah

052001700076

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih sangat jauh sekali dari sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap semoga gagasan pada karya tulis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dalam mengembangkan kualitas pembangunan berkelanjutan.

Jakarta, 25 Februari 2019

Ketua Kelompok

5

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengetahui dan menambah wawasan tentang sistem utilitas pada bangunan bertingkat tinggi secara teknis dan prosesnya secara berkelompok untuk dijadikan sebuah laporan. High rise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan merujuk kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan jumlah tingkat yang banyak. Penambahan ketinggian sebuah bangunan dilakukan untuk memperluas ruang fungsi dari bangunan tersebut. Beberapa tipologi bangunan tinggi diantaranya adalah bangunan apartemen dan perkantoran. Hal ini karena dengan penambahan jumlah lantai maka akan mengurangi luas bijak bangunan tersebut sehingga lebih sedikit memakan lahan. Bangunan tinggi akan ideal ditinggali jika ada lift atau elevator dan tentunya didukung oleh struktur bangunan yang kuat dan tahan lama. Sebuah bangunan dapat disebut bangunan tinggi atau high rise building jika bangunan tersebut memiliki ketinggian 23 meter hingga 150 meter di atas tanah. Jika lebih dari 150 meter maka dapat disebut gedung pencakar langit atau yang dikenal dengan istilah Skyscraper. Jika tinggi rata-rata sebuah tingkat lantai adalah 4 meter maka bangunan tinggi setidaknya memiliki 6 tingkat lantai. Beberapa definisi mengenai bangunan tinggi dikutip dari Wikipedia adalah sebagai berikut 

International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap evakuasi"



New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan yang memiliki banyak tingkat"



Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21 m)



Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m).

6

Karakteristik High Rise Building Bangunan tinggi tentunya memiliki karakter yang berbeda dengan bangunan yang lebih rendah. Adapun karakteristik dari bangunan tinggi ini adalah sebagai berikut : 1. Tinggi Bangunan Seperti yang disebutkan diatas sebuah bangunan disebut bangunan tinggi atau high rise building apabila memiliki ketinggian setidaknya 23 meter atau 6 lantai.bangunan semacam ini sudah banyak ditemukan di kota-kota besar di indonesia. 2. Luas Per Lantai Bangunan tinggi merupakan bangunan yang hemat lahan dan biasanya memiliki luas tapak yang kecil karena titik umumnya luas pantai berkisar antara 750 m2 hingga 1500 meter persegi. 3. Tipe Struktur Sebuah bangunan tinggi harus didukung dengan struktur yang kuat menahan beban bangunan maupun momen dari ketinggiannya. Ada tiga macam struktur yaitu open frame, flat slab dan bearing wall system. Dari ketiga tipe ini tipe yang paling banyak digunakan adalah open frame karena lebih efisien dalam penggunaan material. 4. Tipikal Umumnya denah lantai bangunan tinggi memiliki bentuk yang tipikal lurus ke atas.dengan membuat lantai yang tipikal ke atas maka akan memudahkan dalam perencanaan dan pelaksanaannya terutama dari segi struktur. Biasanya ukuran lantai akan mengecil keatas untuk menekan moment akibat ketinggian bangunan. 5. Keterbatasan Lahan Bangunan tinggi merupakan salah satu solusi menghadapi masalah keterbatasan lahan. Namun dengan keterbatasan lahan ini biasanya bangunan tinggi akan menggunakan area parkir bertingkat. Dengan keterbatasan lahan maka bangunan tinggi biasanya jarang yang memiliki landscape yang baik kecuali menggunakan vertical garden atau sky garden. 6. Risiko Angin Dan Gempa Biasanya bangunan tinggi memiliki bentuk yang langsing dan tinggi. Secara fisika maka bangunan ini akan sangat dipengaruhi oleh adanya gempa maupun tekanan angin dari sekeliling bangunan. Untuk itu biasanya bangunan tinggi memiliki sistem aerodinamika yang baik serta struktur yang dapat bertahan dalam goncangan.

7 7. Resiko Roboh Semakin tinggi sebuah bangunan maka semakin besar pula resikonya untuk roboh. Berdasarkan hal ini maka pembangunan sebuah high rise building memerlukan perencanaan yang matang dan antisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi saat pelaksanaan konstruksi. 8. Kompleksitas Tinggi Pembangunan sebuah high rise building merupakan pekerjaan yang kompleks karena selain melibatkan banyak pihak, durasi pelaksanaan yang panjang, melibatkan disiplin ilmu yang banyak, berdampak besar kepada lingkungan, dan memiliki risiko yang sangat tinggi dari segi keselamatan. Sehingga dari berbagai jenis bangunan, jenis high rise building merupakan jenis bangunan yang paling kompleks. 9. Volume Pekerjaan Yang Besar Bangunan tinggi dibuat dengan cara menumpuk berbagai material hingga menjelang tinggi ke atas. Dengan jumlah lantai yang banyak maka kebutuhan akan material tentunya sangat banyak sehingga pekerjaan bangunan tinggi merupakan pekerjaan besar. 10. Kebutuhan Energi Bangunan tinggi memiliki jumlah lantai yang banyak otomatis jumlah penghuninya juga banyak. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan energi yang sangat besar. Selain energi listrik juga energi dari bahan makanan bagi para penghuni bangunan. Sehingga tak jarang banyak tempat makan yang berdiri untuk meladeni penghuni bangunan tinggi 11. Nilai Arsitektural Sebuah bangunan tinggi merupakan benda besar yang berdiri diantara jutaan pasang mata di sekitarnya. Sehingga seringkali bangunan tinggi memiliki nilai iconic dari sebuah kawasan. Untuk itu diperlukan desain arsitektural yang baik sehingga bangunan terlihat menawan dari segi estetika.

8

Utilitas Bangunan Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian kominikasi dan mobilitas dalam bangunan. Perancangan bangunan harus memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya. 1. Perancangan Plambing dan Sanitasi Perancangan Plambing dan Sanitasi Sedangkan sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar tentang peralatan dan instalasinya. Sistem plambing yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan yang baik pula. Selain pemipaan, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan beberapa aspek berikut :   

Kesehatan. Penggunaan air. Pengolahan dan pembuangan limbah.

2. Perancangan Pencegahan Kebakaran Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suata cara atau sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat. Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu :  Bahaya kebakaran ringan Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat.  Bahaya kebakaran sedang.  Bahaya kebakaran berat. Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat. Perancangan sistem ini erat kaitannya dengan sistem plumbing karena agar meminimalisir bahaya bencana kebakaran maka dikembangkan sistem-istem yang melingkupi pengaliran air, sebagai media pemadaman guna mencegah bahaya kebakaran skala besar, sistem pencegahan tersebut diantaranya adalah :  Sistem hidran  Sistem sprinkle

9

3. Perancangan Pengudaraan/penghawaan Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar dari aliran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan pengudaraan atau penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya.

Contoh Gambar Penyejuk Udara Buatan ( AC ) 4. Perancangan Penerangan/pencahayaan Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada siang hari maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan pencahayaandigunakan sumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03 – 2396 – 2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung”. Selain itu dalam perencanaan penerangan atau pencahayaan juga mempertimbangkan tentang standar pencahayaan buatan yang diatur pada SNI 03- 6575-2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung”. 5. Perancangan Telepon Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepada perencanaan sistem komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan sistem komunikasi luar.

10 Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem pengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam perawatan. Perencanaan arus lemah telepon, sistem telepon harus menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duct).

5. Perancangan Telepon Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepada perencanaan sistem komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan sistem komunikasi luar. Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem pengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam perawatan. Perencanaan arus lemah telepon, sistem telepon harus menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duct).

Contoh Gambar Telepon.

6. Perancangan CCTV dan Sekuriti Sistem CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Sistem kameran dan televisi ini terbatas pada gedung tersebut (closed). Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor di suatu ruangan security.

Contoh Gambar Sistem Keamanan CCTV.

11 7. Perancangan Penangkal Petir Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu dilakukan dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut. Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimal bangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya.

Contoh Gambar Komponen Instalasi Penangkal Petir.

8. Perancangan Tata Suara Sistem tata suara perlu direncanakan untuk memberikan fasilitas kelengkapan pada bangunan. Tata suara ini dapat berupa background music dan announcing system (public address) yang berfungsi sebagai penghias keheningan ruangan atau kalau ada pengumuman-pengumuman tertentu. Selain itu juga ada sistem untuk car call, bagi bangunan-bangunan umum. Peralatan dari sistem tata suara tersebut dapat berupa, microphone, cassette deck, mix amplifier, speaker, speaker selector switch, volume control, dan horn speaker (untuk car call).

9. Perancangan Transportasi dalam bangunan Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat angkut transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang di bangunan tersebut. Alat transportasi tersebut mempunyai sifat berdasarkan arah geraknya sebagai alat angkut dalam bentuk arah vertikal berupa elevator, arah horizontal berupa konveyor, arah diagonal berupa eskalator.

Contoh Gambar Elevator.

12

1.2. Rumusan Masalah Bagaimana sistem utilitas pada bangunan bertingkat tinggi dalam hal : A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L.

Perlengkapan AC di dalam ruangan Kelistrikan dan penerangan Transportasi Vertikal: Lift Sistem plambing (air bersih dan air kotor) Keamanan bangunan Sound system Sistem Pembuangan Sampah Ruang Terbuka Penangkal Petir Sistem Resapan dan Daur Ulang Air Pengelolaan Udara di Basement Sarana dan Prasarana

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan karya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengedukasi mahasiswa tentang sistem utilitas bangunan bertingkat tinggi 2. Mengetahui desain, proses, pemahaman sirkulasi dari utilitas bangunan 3. Mengetahui perlunya sistem utilitas bangunan dan lingkungan kepada mahasiswa Agar penelitian survey dapat diimplementasikan, maka harus ada beberapa pihak yang ikut serta dalam penelitian . antara lain : 1. Arsitek dan Kontraktor Bangunan 2. Dosen Sistem Utilitas Bangunan dan Lingkungan 3. Mahasiswa Jurusan Arsitektur

13

BAB II METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Praktikum kunjungan lapangan sistem utilitas bangunan tingkat tinggi dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Maret 2019 pukul 10.00 WIB - selesai. Bertempat di Jl. Raya Kalibata No.1, RT.9/RW.4, Rawajati, Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12750Alat dan Bahan Alat dan bahan yang praktikum kunjungan lapangan sistem utilitas bangunan tingkat tinggi di Apartemen Kalibata City dilaksanakan dengan menggunakan alat dan bahan. Tentu untuk mendukung dan memudahkan pelaksanaan praktik hingga pengolahan data. Alat dan bahan yang digunakan saat praktik dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan Bahan No. 1.

Alat dan Bahan Alat tulis dan kamera

Fungsi Untuk mencatat dan memfoto data

2.

Laptop

Untuk mengolah hasil pengamatan dan mencari data pengamatan Untuk mencetak laporan hasil pengamatan Untuk mencatat informasi responden

3. 4. 4.

Printer Kuesioner

B. Tahapan Kerja Tahapan kerja yang dilakukan dalam kegiatan praktikum Identfikasi dan Inventarisasi Tingakatan Produk dan Layanan Hotel. Berikut merupakan tahapan kerja yang disusun pada kegiatan praktikum. 1. Menentukan lokasi kunjungan lapangan yang ditentukan. 2. Melakukan observasi lapangan dan wawancara menegenai sistem utilitas yang menjadi sasaran kunjungan lapangan. 3. Melakukan wawancara berkaitan dengan macam-macam utilitas pada bangunan 4. Membagi materi tulisan menjadi subab yang kemudian akan dibahas oleh masing-masing kelompok. 5. Membuat laporan

14

BAB III ANALISA DAN SINTESIS APARTEMENT KALIBATA CITY

Dibangun oleh : PT Pradani Sukses Abadi Member of Agung Podomoro Group SIPPT : No. 342/-1.711.534 | PIMB : 43/S/I/pimb/2009 | Blok Plan : 0301/GSB/JS/PC/IV/2009 Kalibata City | Kota Baru seluas 12 Ha di Jakarta Selatan akan menjadi Superblok Modern dengan Konsep Terpadu dan Fasiitas Terlengkap. Kalibata City akan menjadi kawasan Hunian urban yang sehat dilengkapi HUTAN KOTA seluas 7000m2 yang akan menjadi aktifitas kegiatan alam. Kawasan ini mudah dijangkau dari berbagai penjuru, baik dengan menggunakan kendaraan pribadi, angkutan umum, maupun kereta api. Tidak itu saja, wilayah ini pun dekat dengan akses jalan tol lingkar dalam maupun lingkar luar jakarta. Konsep : konsep yang diusung proyek ini adalah mixed used development yang lengkap dan terpadu dengan harapan dapat memberikan kenyamanan hidup bari para penghuni untuk tinggal, bekerja, bermain, berbelanja dan melakukan aktifitas ekonomi sosial lainnya

15

A. PERLENGKAPAN AC Air conditioner adalah perangkat teknik untuk mengkondisikan lingkungan terutama udara untuk berbagai keperluan. Pengkondisian lingkungan adalah usaha untuk mengatur dan mengontrol besaranbesaran yang memenuhi kondisi tertentu yaitu kondisi yang lain dari pada yang diberikan oleh iklim alam dengan cara non alamiah. Manusia selalu menginginkan kondisi lingkungan yang serba nyaman (comfortable ). Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC sebagai pemanas, memindahkan kalor dari sistempemanas ke dalam ruangan (di negara kutub) Pada bangunan gedung sistem pengkondisisan udara / Tata Udara dibagi menjadi 2 yaitu: a) Sistem tata udara sentral : sistem pendinginan langsung (media air), sistem pendinginan tidak langsung (media udara) b) Sistem tata udara non sentral : sistem AC windows, sistem AC split.

PRINSP KERJA AC (AIR CONDITIONER) Bagian-Bagian AC (Air Conditioner) Unit a) Compressor (komfersi). Yaitu berfungsi untuk memompa gas refrigerant. b) Recervoir. Yaitu berfungsi untuk manyimpan gas dari condensor sebelum di alirkan ke compressor. c) Condensor (penguapan). Berfungsi untuk tempat pembuangan temperatur panas d) Evaporator (pengembunan). Berfungsi untuk tempat pembuangan temperatur dingin e) Filter Dryer. Berfungsi sebagai penyaring sisa-sisa kotoran gas dan oli f) Motor Fan Dan Blower. Motor berfungsi untuk memutar kipas fan dan blower agar terjadi nya sirkulasi udara.

16

A.1. AC SPLIT AC Split Wall adalah jenis AC yang paling umum di...


Similar Free PDFs