LP Antenatal care PDF

Title LP Antenatal care
Author Dewi Trisia
Course Antropologi Kesehatan
Institution Universitas Udayana
Pages 25
File Size 577.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 191
Total Views 723

Summary

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARESTASE KEPERAWATAN MATERNITASPROFESI NERSOleh : NI KOMANG DEWI TRISIA PRATIWI 2002621030PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DANPROFESI NERSFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS UDAYANA2020LAPORAN PENDAHULUANANTENATAL CAREI. DEFINISIAntenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan keha...


Description

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE STASE KEPERAWATAN MATERNITAS PROFESI NERS

Oleh : NI KOMANG DEWI TRISIA PRATIWI 2002621030

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2020

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE

I.

DEFINISI Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang tujuannya guna mengoptimalkan kesehatan fisik maupun psikis ibu hamil. Sehingga mampu untuk menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya

kesehatan

reproduksi

secara

wajar

(Manuaba,

2008).

ANC (Antenatal Care) ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dimana seorang ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat secara fisik dan metal (Guttmacher, 2008). Sedangkan, kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).

II.

EPIDEMIOLOGI Berdasarkan rekapitulasi jumlah ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas di Indonesia menurut provinsi, tahun 2018, didapatkan bahwa rata-rata jumlah ibu hamil di Indonesia tahun 2018 yaitu 155.622 jiwa, sedangkan rata-rata jumlah ibu bersalin/nifas di Indonesia yaitu 148.548. Menurut Ketua Komite Ilmiah International Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga tahun 2019 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Dimana masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, termasuk

AKI

tidak

dapat

dilepaskan

dari

berbagai

faktor

yang

mempengaruhinya, antara lain status kesehatan ibu dan kesiapan untuk hamil, pemeriksaan antenatal (masa kehamilan), pertolongan persalinan dan perawatan segera setelah persalinan, serta faktor sosial budaya (Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 2019)

III.

TANDA KEHAMILAN Secara klinis, tanda kehamilan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Tanda tidak pasti/presumtif kehamilan 

Amenore (terlambat datang bulan), konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.



Mual muntah, umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran

asam

lambung

yang

berlebihan

sehingga

menimbulkan mual muntah. 

Ngidam, menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.



Sinkope atau pingsan, terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan

iskemia

susunan

saraf

dan

menimbulkan

sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu. 

Payudara

tegang,

pengaruh

estrogen,

progesteron,

dan

somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama. 

Anoreksia nervousa, pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.



Sering kencing, hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga panggul.



Konstipasi/obstipasi, hal ini terjadi karena tonus otot menurun dikarenakan oleh pengaruh hormone estrogen.



Epulis, hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.



Pigmentasi terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas

b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)  Pembesaran Rahim/Perut: Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan. Tetapi perlu di perhatikan pembesaran perut belum jadi tanda pasti kehamilan, kemungkinan lain disebabkan oleh mioma, tumor, atau kista ovarium.  Tanda Hegar : yaitu melunaknya isthmus uteri (daerah yang mempertemukan leher rahim dan badan rahim) karena selama masa hamil, dinding –dinding otot rahim menjadi kuat dan elastis sehingga saat di lakukan pemeriksaan dalam akan teraba lunak dan terjadi antara usia 6-8 minggu kehamilan  Tanda Goodel: melunaknya serviks akibat pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan

massa dan kandungan air

meningkat sehingga membuat serviks menjadi lebih lunak  Tanda Chadwiks: Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.  Tanda Piskacek: Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.  Kontraksi Braxton Hicks: Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.  Teraba Ballotement: pantulan yang terjadi saat jari telunjuk pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, hal ini menyebabkan janin berenang jauh dan kembali keposisinya semula/ bergerak bebas. Pantulan dapat terjadi sekitasr usia 4-5

bulan, tetapi ballotement tidak dipertimbangkan sebagai tanda pasti kehamilan, karena lentingan juga dapat terjadi pada tumor dalam kandungan ibu.  Pemeriksaan

tes

biolgis

kehamilan

(planotest)

positif:

Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya HCG yang diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu. c. Tanda Pasti (Positive Sign)  Gerakan janin dalam rahim: Gerakan janin ini wajib dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.  Denyut jantung janin: Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan memanfaatkan alat fetal electrocardiograf (misalnya doppler)  Bagian bagian janin: Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir)  Kerangka janin: Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG

IV.

PERUBAHAN PADA KEHAMILAN Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut sepanjang kehamilan. Berikut beberapa perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil, diantaranya: 1. Perubahan Sistem Reproduksi a. Vagina dan Vulva Vagina sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan vaskularisasi atau penumpukan pembuluh darah dan pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi peningkatan ketebalan mukosa vagina, pelunakan jaringan penyambung, dan

hipertrofi (pertumbuhan abnormal jaringan) pada otot polos yang merenggang, akibat perenggangan ini vagina menjadi lebih lunak. b. Uterus/ Rahim Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/ rahim sebagai ruang untuk

menyimpan

calon

bayi

yang

sedang

tumbuh.

Perubahan ini disebabkan antara lain: peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hipertrofi dan hiperplasia (pertumbuhan dan perkembangan jaringan abnormal) yang meyebabkan otot-otot rahim menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin, dan perkembangan desidua atau sel-sel selaput lendir rahim selama hamil. c. Serviks Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan kandungan air meningkat sehingga serviks mengalami penigkatan vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya suplai darah dan terjadi penumpukan pada pembuluh darah menyebabkan serviks menjadi lunak tanda (Goodel) dan berwarna kebiruan (Chadwick) perubahan ini dapat terjadi pada tiga bulan pertama usia kehamilan. d. Ovarium Pada kehamilan ovulasi berhenti, corpus luteum terus tumbuh hingga terbentuk plasenta yang mengambil alih pengeluaran hormon estrogen dan progesteron. e. Kulit Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh Melanocyte Stimulating Hormone atau hormon yang mempengaruhi warna kulit pada lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis

(kelenjar

pengatur

hormon

adrenalin).

Hiperpigmentasi ini terjadi pada daerah perut (striae gravidarum), garis gelap mengikuti garis diperut (linia nigra), areola mama, papilla mamae. f.

Payudara Perubahan yang terlihat diantaranya:

1) Payudara membesar, tegang dan sakit hal inidikarenakan karena adanya peningkatan pertumbuhan jaringan alveoli dan suplai darah yang meningkat akibat oerubahan hormon selama hamil. 2) Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara yang membesar dan terlihat jelas. 3) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola mamae sekunder atau warna tampak kehitaman pada puting susu yang menonjol dan keras. 4) Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah sekitar puting payudara yang terletak di dalam areola mamame membesar dan dapat terlihat dari luar. 5) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat. Mulai kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan bewarna jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini di sebut kolostrum 2.

Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular) Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar daripada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi hemodelusi atau pengenceran darah. Volume darah ibu meningkat sekitar 30%-50% pada kehamilan tunggal, dan 50% pada kehamilan kembar, peningkatan ini dikarenakan adanya retensi garam dan air yang disebabkan sekresi aldosteron dari hormon adrenal oleh estrogen. Cardiac output atau curah jantung meningkat sekitar 30%, pompa jantung meningkat 30% setelah kehamilan tiga bulan dan kemudian melambat hingga umur 32 minggu.

3. Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi) Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran rahim, wanita hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan karena usus tertekan ke arah diafragma akibat dorongan rahim yang membesar. Selain itu kerja jantung dan paru juga bertambah berat karena selama hamil, jantung memompa darah untuk dua orang yaitu ibu dan janin, dan paru-paru menghisap

zat asam (pertukaran oksigen dan karbondioksida) untuk kebutuhan ibu dan janin. 4.

Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria) Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena menyaring darah yang volumenya meningkat sampai 30%-50% atau lebih, serta pembesaran uterus yang menekan kandung kemih menyebabkan sering berkemih (Sunarti, 2013). Selain itu terjadinya hemodelusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air seni pun bertambah.

5.

Perubahan Sistem Endokrin Plasenta sebagai sumber utama setelah terbentuk menghasikan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) hormon utama yang akan menstimulasi pembentukan esterogen dan progesteron yang di sekresi oleh korpus luteum, berperan mencegah terjadinya ovulasi dan membantu mempertahankan ketebalan uterus. Hormon lain yang dihasilkan yaitu hormon HPL (Human Placenta Lactogen) atau hormon yang merangsang produksi ASI, Hormon HCT (Human Chorionic Thyrotropin) atau hormon penggatur aktivitas kelenjar tyroid, dan hormon MSH (Melanocyte Stimulating Hormon) atau hormon yang mempengaruhi warna atau perubahan pada kulit.

6.

Perubahan Sistem Gastrointestinal Perubahan pada sistem gasrointestinal tidak lain adalah pengaruh dari faktor hormonal selama kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh yang dapat meningkatkan kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos, hal ini mengakibatkan gerakan usus (peristaltik) berkurang dan bekerja lebih lama karena adanya desakan akibat tekanan dari uterus yang membesar sehingga

7.

Keadaan lain menimbulkan rasa mual dan pusing/sakit kepala pada ibu terutama di pagi hari (morning sickness) jika disertai muntah yang berlebihan hingga mengganggu aktivitas ibu sehari-hari disebut : Hyperemesis gravidarum (Sunarti, 2013).

V.

PATHWAY

VI.

PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan umum Pemeriksaan keadaan umum dapat dilakukan dengan cara inspeksi, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris). b. Tinggi badan Tinggi badan seorang ibu hamil tidak boleh kurang dari 145 cm, karena jika tinggi ibu minus, dimungkinkan ibu memiliki panggul yang sempit sehingga dapat menjadi faktor risikio dalam proses persalinan. c. Berat badan Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar. d. Lingkar lengan atas (LILA) LILA minus dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang minus/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR. e. Tanda-tanda vital  Tekanan darah TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan. Penanganan yang minus tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.  Denyut nadi

Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.  Suhu Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.  Pernapasan Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung. f. Kepala dan Leher  Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah  Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna kuning/jaundice pada sklera  Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi  Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis g. Payudara  Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar  Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam  Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus  Retraksi akibat adanya lesi  Masa atau pembesaran pembuluh limfe h. Abdomen  Memeriksa apakah ada bekas luka operasi  Mengukur tinggi fundus uteri memanfaatkan tangan bila usia kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan

> 22

minggu  Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu i. Pemeriksaan Leopold :  Leopold I

:

- Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil - Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus - Konsistensi uterus  Leopold II

:

- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri - Menentukan letak punggung janin - Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin  Leopold III

:

- Menentukan bagian terbawah janin - Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang  Leopold IV

:

- Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil - Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP i. Tangan dan kaki  Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari  Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises  Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper j. Pemeriksaan panggul  Panggul : genital luar - Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau) - Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya pembengkakan masa atau cairan kista  Panggul : memanfaatkan spekulum - Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum - Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka

 Panggul : pemeriksaan bimanual - Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang) - Memanfaatkan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa. k. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :  Dari Janin

:

- Djj pada bulan ke 4-5 - Bising tali pusat - Gerakan dan tendangan janin  Dari ibu

:

- Bising rahim - Bising aorta - Peristaltik usus l. Pemeriksaan Dalam  Vaginal Toucher (VT)  Rectal Toucher (RT) Dapat dinilai : - Pembukaan serviks : berapa cm/ jari - Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya - Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

VII.

PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan laboratorium Wanita hamil melakukan pemeriksaan urin dengan tujuan mengetahui kadar protein glukosanya, pemeriksaan darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella Tes Lab

Nilai Normal

Nilai

Tidak Diagnosis

Masalah

Hemoglobin Protein Urin

10,5-14,0 Terlacak/negatif

Glukosa

Bening/negatif Warna hijau

Normal...


Similar Free PDFs