LP Gangguan RASA AMAN Nyaman Sheilla PDF

Title LP Gangguan RASA AMAN Nyaman Sheilla
Course Askep
Institution Universitas Ngudi Waluyo
Pages 10
File Size 211.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 140
Total Views 629

Summary

LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMANOLEH :Nama : sheilla arinandya permata wibowo NIM : 071202049PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS KESEHATANUNIVERSITAS NGUDI WALUYO2021A. Definisia. Pengertian nyeri Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat ...


Description

LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN

OLEH : Nama

: sheilla arinandya permata wibowo

NIM

: 071202049

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2021

A. Definisi a. Pengertian nyeri Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006). Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat hingga akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi. (NANDA, 2015). Nyeri kronis serangan yang tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012). b. Klasifikasi nyeri Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. B. Etiologi nyeri 1. Faktor resiko a. Nyeri akut 

Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal



Menunjukkan kerusakan



Posisi untuk mengurangi nyeri



Muka dengan ekspresi nyeri



Gangguan tidur



Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)



Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)

b. Nyeri kronis 

Perubahan berat badan



Melaporkan secara verbal dan non verbal



Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri



Kelelahan



Perubahan pola tidur



Takut cedera



Interaksi dengan orang lain menurun

2. Factor predisposisi a. Trauma b. Peradangan c. Trauma psikologis 3. Factor presipitasi a. Lingkungan b. Suhu ekstrim c. Kegiatan d. emosi C. Manifestasi klinik 1. Tanda dan gejala nyeri a. Gangguam tidur b. Posisi menghindari nyeri c. Gerakan meng hindari nyeri d. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih) e. Perubahan nafsu makan f. Tekanan darah meningkat g. Pernafasan meningkat h. Depresi

2. Factor-faktor yang mempengaruhi nyeri Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah: a. Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lainlain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman. b. Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif dari seseorang yang merasakan nyeri. Dikarenakan perawat tidak mampu merasakan nyeri yang dialami oleh pasien. c. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang kunjung tidak hilang, sakit, dan lain-lain. d. Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain. D. Patofisiologi Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007).

E. Pemeriksaan Penunjang

1.

Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen

2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal 3. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya 4. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak F. Komplikasi 1. Edema Pulmonal 2. Kejang 3. Masalah Mobilisasi 4. Hipertensi 5. Hipertermi 6. Gangguan pola istirahat dan tidur G. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan keperawatan 

Monitor tanda-tanda vital



Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri



Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk

nyeri ringan

sampai sedang) 

Kompres hangat



Mengajarkan teknik relaksasi

2. Penatalaksanaan medis 

Pemberian analgesik Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.



Plasebo Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.

H. Pengkajian focus

1. Perilaku non verbal Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll. 2. Kualitas Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui. 3. Factor presipitasi Beberapa factor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba. 4. Intensitas Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-10. 5. Waktu dan lama Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul. 6. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (PQRST) P (provokatif) : factor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat) R (region) : daerah perjalanan nyeri S (Skala nyeri) : keparahan/ intensitas nyeri T (time) : lama/waktu serangan/ frekuensi nyeri.

I. Diagnosa yang mungkin muncul 1. (D.0077) Nyeri Akut b.d Agens cidera fisiologis (iritasi) 2. (D.0036) Risiko Ketidakseimbangan Cairan b.d Disfungsi intestinal 3. (D.0111) Defisit Pengetahuan b.d gaya hidup sehat

J. Intervensi Keperawatan

Dx Kep Nyeri Akut b.d Agens cidera fisiologis (inflamasi)

SLKI Tingkat Nyeri (L.08066) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam diharapkan nyeri pasien menurun dengan kriteria hasil : 1. Keluhan nyeri menurun dari 2 (cukup menurun) menjadi 3 (sedang) 2. Meringis menurun dari 2 (cukup menurun) menjadi 3 (sedang) 3. Gelisah menurun dari 2 (cukup menurun) menjadi 3 (sedang) 4. Frekuensi nadi membaik dari 3 (sedang) menjadi 4 (cukup membaik)

Defisit Pengetahuan b.d gaya hidup sehat (D.0111)

Tingkat pengetahuan (L.12111) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keseimbangan cairan pasien meningkat dengan kriteria hasil : 1. Perilaku sesuai ajuran

SIKI Manajemen Nyeri (I.082383) Observasi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2. Identifikasi nyeri 3. Identifikasi adanya respon nyeri non verbal Nursing care 1. Fasilitasi posisi yang nyaman bagi klien 2. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Tens, hipnotis, akupresur, terapi music, teknik imajinasi terbimbing, teknik nafas dalam) 3. Lakukan reposition (hanya boleh dilakukan 1 kali) jika diperlukan 4. Fiksasi atau lakukan pemasangan spalk Edukasi 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri 2. Ajarkan teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri (teknik nafas dalam, teknik distraksi, teknik imajinasi terbimbing) Kolaborasi 1. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik, jika perlu 2. Kolaborasi dengan dokter untuk dilakukan pembedahan dan pemasangan pen, jika perlu Edukasi kesehatan (1.12383) Observasi 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi 2. Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat Terapeutik

Risiko Ketidakseimba ngan Cairan b.d Disfungsi intestinal

meningkat dari 2 (cukup menurun) menjadi 4 (cukup meningkat) 2. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic meningkat dari 2 (cukup menurun) menjadi 4 (cukup meningkat) 3. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat dari skala 2 (cukup menurun) menjadi 4 (cukup meningkat) 4. Pertamyaam tentang masalah yang dihadapi menurun dari 2 (cukup meningkat) menjadi 4 (cukup menurun) 5. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun dari 2 (cukup meningkat) menjadi 4 (cukup menurun) 6. Perilaku meningkat dari 2 (cukup menurun) menjadi 4 (cukup meningkat) Keseimbangan Cairan (L.03020) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan keseimbangan cairan pasien meningkat dengan kriteria hasil : 1. Asupan cairan meningkat dari 3 (sedang) menjadi 4 (cukup meningkat) 2. Kelembaban membrane

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan 3. Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi 1. Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan 2. Ajarkan perilaku hidup yang bersih dan sehat 1. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

Manajemen Cairan (I.03098) Observasi 1. Monitor status hidrasi (mis, frekuensi nadi, kekuartan nadi, akrral, pengisian kapiler,kelembaban mukosa mulut, turgor kulit, tekanan darah) 2. Monitor berat badan harian 3. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium Nursing Care 1. Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam

3.

4.

5.

6.

mukosa meningkat dari 2 (cukup menurun) menjadi 4 (cukup meningkat) Asupan makanan meningkat dari 2 (cukup menurun) menjadi 4 (cukup membaik) Dehidrasi menurun dari 2 (cukup meningkat) menjadi 4 (cukup menurun) Memembran mukosa membaik dari 2 (cukup memburuk) menjadi 4 (cukup membaik) Turgor kulit membaik dari 2 (cukup memburuk) menjadi 4 (cukup membaik)

K. Evaluasi 1. Nyeri pasien berkurang atau hilang 2. Skala nyeri mengecil atau menurun

2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan 3. Berikan cairan intravena jika perlu Edukasi 1. Edukasi tanda dan gejala dehidrasi atau kekurangan cairan Kolaborasi Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat atau suplemen untuk memperbaiki kondisi pasien

DAFTAR PUSTAKA Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.innappni.or.id Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika. Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC...


Similar Free PDFs