MAKALAH AKUNTASI BIAYA ACTIVITY BASED COSTING ( ABC PDF

Title MAKALAH AKUNTASI BIAYA ACTIVITY BASED COSTING ( ABC
Author Erafone Batam Center
Pages 15
File Size 152.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 117
Total Views 419

Summary

i MAKALAH AKUNTASI BIAYA ACTIVITY BASED COSTING ( ABC ) Disusun Oleh : Harizal Prima Putra STIE NAGOYA INDONESIA MANAGEMENT EKONOMI 2018 ii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..i DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii KATA PENGANTAR………………………………………………………………..iii BAB I PENDAHU...


Description

i

MAKALAH AKUNTASI BIAYA ACTIVITY BASED COSTING ( ABC )

Disusun Oleh : Harizal Prima Putra STIE NAGOYA INDONESIA MANAGEMENT EKONOMI 2018

ii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..i DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii KATA PENGANTAR………………………………………………………………..iii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1 1.1 1.2 1.3

Latar Belakang……………………………………………………………....1 Rumusan Masalah…………………………………………………………...1 Tujuan……………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………2 2.1

Pengertian ABC dan Biaya Produk....………..………………………………2

2.2

Pengertian Biaya Per Unit………...………………..……………………...3

2.3

Pentingnya Penentuan Biaya Per Unit Produk…….………….……….…...3

2.4

Penentuan Biaya Per unit Produk…………………. ………….……….…..4

2.5

Pengertian Biaya Sesungguhnya Dan Biaya Nornal.………….……….…..4

2.6

Metode Penentuan Biaya Produk……………….…..………….……….….5

2.7

Tarif Departemental…………………………….…..………….……….….6

2.8

Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Biaya Berbasis Unit……….……….…6

2.9

Penentuan Biaya Produk Konteporer.………….…..………….……….…..7

2.10

Langkah-Langkah Sistem ABC…….………….…..………….……….…..7

2.11

Manfaat Keterbatasan Sistem ABC...………….…..………….……….…..8

2.12

Kelebihan Dan Kelemahan Sistem ABC……….…..………….……….…..9

BAB III PENUTUP……..…………………………………………………………..11 3.1

Kesimpulan…………………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA…… …………………………………………………………12

iii

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang ACTIVITY BASED COSTING ( ABC ). Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Batam, 13 February 2018

Harizal Prima Putra

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG . Penggunaan sistem tradisional (istilah yang digunakan untuk pembebanan overhead pabrik dengan satu cost pool atau satu dasar pembebanan) aka menghasilkan kesalahanperhitungan biaya, khususnya produk yang memiliki volume tinggi dan biaya tenaga kerja langsung tinggi akan kelebihan pembebanan biaya. Untuk mengatasi maalah yang timbul dalam pembebanan, maka dikembangkan metode ABC (Activity Based Costing) pada perusahaan manufaktur di Amerika Serikat pada tahun 1970-an hingga 1980-an. Selama periode tersebut, Consentrium for Advanced Management-Internasional, sekarang dikenal dengan nama CAM-1, mengembangkan bentuk dasar untuk mempelajaridan menyusun prinsip-prinsip yang pada akhirnya dikenal dengan nama activity based costing. ABC (Activity Based Costing) didefinisikan sebagai suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan. Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian biaya-biaya tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut (Hongren, 2005). 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC)? 2. Apa yang dimaksud Biaya Produk?jelaskn tentang biaya Produk! 3. Bagaimana Metode Penentuan Biaya Produk? 4. Apa Manfaat dan Keterbatasan dari Sistem ABC? 5. Bagaimana Kelebihan dan Kelemahan dari Sistem ABC? 1.3 TUJUAN 1. Menjelaskan tentang Activity Based Costing. 2. Menjelaskan tentang Biaya Produk. 3. Menjelaskan tentang Metode Penentuan Biaya Produk. 4. Menjelaskan Manfaat dan Keterbatasan dari Sistem ABC. 5. Menjelaskan tentang kelebihan dan Kelemahan dari Sistem ABC

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN ABC DAN BIAYA PRODUK ABC ( Activity Based Costing ) adalah metode penentuan biaya produk yang pembebanan biaya overhead berdasarkan pada aktivitas yang dilakukan dalam kaitannya dengan proses produksi. Pengertian biaya produk ditentukan oleh tujuan manajerial yang ingin dipenuhi. Definisi biaya produk dapat memberikan gambaran mengenai prinsip dasar manajemen biaya, yaitu biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda . Sebagai contoh , manajemen tertarik pada analisis profitabilitas starategis. Untuk mendukung tujuan ini, manajemen membutuhkan informasi mengenai semua penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan produk. Berdasarkan kepentingan pelaporan eksternal, biaya produk dapat diklasifikasi menjadi tiga komponen, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku adalah penggunaan bahan-bahan yang dapat dilacak secara langsung ke dalam produk atau jasa yang dihasilkan. Biaya ini dapat dialokasikan langsung ke produk karena observasi secara fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Bahan yang menjadi bagian dari produk berwujud atas penyediaan jasa juga dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku. Contoh bahan baku,yaitu: kayu di pabrik mabel, baja dipabrik mobil, terigu di pabrik roti,dan bahan bakar di maskapai penerbangan. Biaya tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang dapat dilacak secara langsung ke dalam produk atau jasa yang dihasilkan. Seperti bahan baku, observasi fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah penggunaan tenaga kerja untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa. Tenaga kerja yang mengubah bahan baku menjadi sebuah produk atau yang menyediakan layanan kepada konsumen diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. Misalnya tukang kayu di pabrik mabel,tukang las di pabrik mobil,dan pilot di maskapai penerbangan. Biaya overhead adalah semua biaya poduksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung. Dalam perusahaan manufaktur, biaya overhead sering disebut sebagai beban pabrik (factory burden) atau overhead pabrik. Contoh gaji mandor,gaji teknis perawatan mesin pabrik, dan biaya penggunaan bahan bakar mesin diesel untuk kelistrikan pabrik.

3

2.2 PENGERTIAN BIAYA PER UNIT Biaya per unit ( unit cost ) adalah biaya yang yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap satu unit produk. Biaya yang dihitung berasal dari pembebanan biaya ke obyek biaya seperti produk, konsumen, pemasok,dan bahan mentah. Biaya Total Biaya Per Unit = Jumlah unit diproduksi Perhitungan biaya per unit produk yang pertama, harus ditentukan terlebih dahulu apa dan berapakah biaya total. Perlu juga dibatasi apakah biaya total itu hanya berupa biaya produksi atau termasuk biaya pemasaran. Kedua, harus ditentukan cara mengukur biaya yang akan dibebankan dalam biaya total. Pengukuran akan dilakukan berdasarkan biaya sesungguhnya ataukah biaya yang diestimasikan saja. Ketiga, pemilihan metode pembebanan suatu biaya ke dalam biaya produk yang akan digunakan. 2.3 PENTINGNYA PENENTUAN BIAYA PER UNIT PRODUK Manajemen perlu menentukan biaya per unit produk untuk berbagai kepentingan,baik yang bersifat strategis maupun taktis , diantarnya sbb: 1. Dasar penentuan harga. Jika manajemen mengetahui biaya produksinya maka mereka akan dapat menentukan harga yang sekiranya tidak akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. 2. Dasar pembuatan keputusan. Jika manajemen mengetahui biaya produksi sebuah produk maka mereka dapat membandingkannya dengan harga jual produk pesaing. Berdasarkan hal tersebut, manajer akan dapat menentukan apakah sebaiknya produk dihentikan produksinya atau dapat terus dilanjutkan. Banyak keputusan strategis dibuat berdasarkan pada biaya per unit. Oleh karena itu, akurasi dalam penentuan biaya unit menjadi penting. Contoh keputusan strategis tersebut adalah keputusan penentuan pemosisian produk ( product positioning ) dan penentuan harga jual produk.

4

2.4 PENENTUAN BIAYA PER UNIT PRODUK Biaya per unit produk dihitung dengan cara berikut ini. BBB TOTAL + BTKL total + Biaya Overhead total Biaya per unit = Unit diproduksi total 2.5 PENGERTIAN BIAYA SESUNGGUHNYA DAN BIAYA NORMAL Biaya sesungguhnya, Pendekatan biaya sesungguhnya adalah perhitungan biaya produk atau jasa menggunakan biaya yang sebenarnya terjadi untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya sesungguhnya dalam kaitan produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk, mulai tahap praproduksi sampai produk selesai diproduksi. Hasilnya akan diperoleh biaya produk yang benar-benar akurat. Perhitungan biaya berdasarkan biaya sesungguhnya memiliki kelemahan, yaitu biaya baru dapat diketahui jika semua tahap produksi selesai dilakukan. Hal tersebut berdampak pada masalah ketepatan waktu, karena proses produksi sebagian besar industri bisa dikatakan tidak pernah selesai dan bersifat terus-menerus (continous). Periodisasi dalam perhitungan biaya produksi merupakan salah satu alternatif yang disarankan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Misalny, perhitungan dilakukan dalam periode mingguan atau bulanan. Namun, periodisasi sendiri sesungguhnya menimbulkan permasalahan dalam variabilitas produksi dan sifat biaya overhead. Misalnya, volume produksi bulan januari lebih sedikit dibandingkan volume produksi bulan januari sedangkan konsumsi biaya overhead sama. Berdasarkan hal tersebut, akankah biaya produksi bulan februari ditentukan lebih rendah? Bagaimana jika volume produksi bulan maret kembali turun sedangkan biaya overhead tetap? Oleh karena itu, penerapan biaya sesungguhnya menjadi sulit untuk digunakan dalam aplikasi riil. Biaya Normal. Pendekatan biaya normal adalah penentuan biaya produk atau jasa menggunakan biaya sesungguhnya dari bahan baku dan tenaga kerja, sedangkan biaya overhead menggunakan pembebanan yang didasarkan pada estimasi biaya overhead yang digunakan dalam satu periode. Pembebanan biaya overhead dilakukan dengan menentukan tarif pembebanan terlebih dahulu, baru kemudian ditentukan biaya overhead yang dibebankan dalam satu periode dengan cara mengalikan tarif dengan aktivitas yang digunakan untuk mendapatkan informasi biaya.

5

Anggaran biaya overhead Tarif Overhead = Anggaran penggunaan aktivitas Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung pada biaya normal dapat menggunakan biaya sesungguhnya karena pada umumnya perusahaan melakukan pembelian bahan dengan menggunakan kontrak pembelian. Berdasarkan hal tersebut, harga bahan perusahaan akan dapat ditentukan terlebih dahulu. Hal tersebut tidak berbeda dengan biaya tenaga kerja. Umumnya, dalam kontrak tenaga kerja sudah dicantumkan besar upah dan cara pengupahannya. Pada kenyataannya, biaya overhead sulit dilakukan karena banyak komponen biaya overhead yang sifatnya periodik dan besarnya berfluktuasi. 2.6 METODE PENENTUAN BIAYA PRODUK Terdapat dua kelompok pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung biaya produk, yaitu pendekatan berbasis unit ( konvensional ) dan pendekatan berbasis aktivitas ( actifity based costing- ABC ) . Pada pendekatan konvensional terdapat dua metode yang lazim dipergunakan, yaitu metode tarif tunggal ( plantwide rate ) dan metode tarif departemental ( departmental rate ). A. Tarif Tunggal Berdasarkan pendekatan tarif tunggal, biaya overhead diasumsikan hanya dipicu oleh satu pemicu pada semua fasilitas produksi ( pabrik ) dan produk. Terdapat dua tahapan dalam perhitungan biaya overhead produk. 1) Penentuan tarif pembebanan overhead Anggaran overhead diakumulasi menjadi satu untuk seluruh pabrik dengan langkah – langkah sbb: • Biaya diakumulasi secara sederhana dengan cara langsung menambahkan semua biaya yang diharapkan akan terjadi selama satu periode dalam satu fasilitas pabrik. • Setelah biaya diakumulasi, dihitung tarif pembebanannya berdasarkan satu pemicu (driver) level unit . 2) Pembebanan biaya overhead Biaya overhead dibebankan ke dalam produk menggunakan dasar tarif yang telah ditentukan. Pembebanan

6

biaya overhead ke dalam produk dilakukan dengan menggunakan formula berikut ini. Overhead dibebankan total = Tarif overhead Aktivitas sesungguhnya. Setelah biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produkdiketahui, angkah terakhir perhitungan biaya produk adalah menjumlahkannya dengan biaya bahan baku sesungguhnya yang digunakan ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya.

2.7 TARIF DEPARTEMENTAL Tahapan perhitungan biaya produk dengan tarif departemental adalah sbb • Biaya overhead di seluruh pabrik dibagi dan dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok departemen produksi sehingga didapatkan kelompok biaya departemen. Setelah itu, dihitung tarif pembebanannya menggunakan rumus berikut ini . • Biaya overhead dibebankan ke produk dengan cara mengalikan antara tarif biaya overhead departemen dan jumlah pemicu yang digunakan oleh produk departemen tersebut. 2.8 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM BIAYA BERBASIS UNIT Kelebihan sistem biaya berbasis unit ada pada kemudahan dalam aplikasinya. Data yang dibutuhkan relatif sederhana sehingga tidak memerlukan sistem informasi yang canggih dan mahal untuk mendapatkannya. Walaupun sederhana, sistem ini masih memadai untuk digunakan pada bisnis yang menghasilkan produk atau jasa yang seragam ( satu jenis ) atau tidak terdapat banyak variasi proses produksi. Adapun Kelemahan Sistem Biaya Berbasis Unit 1. Hasil penawaran sulit dijelaskan. 2. Harga pokok pesaing terlihat sangat murah dan tidak masuk akal padahal proses poduksi perusahaan sudah dilakukan seefisien mungkin. 3. Produk yang laku menghasilkan laba yang tinggi. 4. Tingkat laba sulit untuk dijelaskan. 5. Perusahaan memiliki ceruk pasar yang menghasilkan laba tinggi yang hanya dikuasai sendiri

7

2.9 PENENTUAN BIAYA PRODUK KONTEPORER ABC (activity based costing) adalah suatu pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke dalam objek biaya, seperti produk,jasa,atau konsumen berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya. Premis pendekatan ini adalah produk atau jasa perusahaan merupakan hasil dari aktivitas, dan aktivitas merupakan penggunaan sumber daya yang menghasilkan biaya. Berdasarkan premis tersebut terdapat dua keyakinan dasar dalam ABC. 1. Biaya merupakan akibat dari pelaksanaan aktivitas dan aktivas merupakan penyebab munculnya biaya. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang mendalam mengenai aktivitas dan hal yang menyebabkan aktivitas tersebut perlu dilakukan. 2. Penyebab biaya yaitu aktivitas dapat dikelola. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang terjadi menjadi penyebab timbulnya biaya, personel perusahaan dapat mempengaruhi besar kecilnya biaya. Untuk dapat melakukan pengelolaan yang baik, perlu informasi yang andal mengenai biaya dan penyebabnya (aktivitas). 2.10

LANGKAH-LANGKAH SISTEM ABC Tiga tahap pengaplikasikan sistem ABC yaitu : 1. Tiga tahap pengaplikasikan sistem ABC yaitu : a. Identifikasi biaya sumber daya untuk berbagai macam aktivitas dapat dilakukan dengan cara membedakan aktivitas berdasarkan cara aktivitas mengonsumsi sumber daya.Dengan cara ini, aktivitas dikelompokan menjadi empat level aktivitas b. Aktivitas level unit ( unit-level activities ) adalah aktivitas yang dilakukan dalam rangka menghasilkan satu unit individual dari produk atau jasa.Contohnya penggunaan bahan baku, penggunaan tenaga kerja langsung, dan inspeksi unit. c. Aktivitas level batch ( batch-level activities ) adalah aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan setiap grup dari produk atau jasa. Perusahaan biasanya mengelompokkan dalam satu grup apabila produk atau jasa dihasilkan oleh satu proses yang dijadwalkan dalam satu waktu atau proses secara bersamaan. Contohnya pengesetan mesin-mesin produksi, pemesanan pembelian, penjadwalan produksi, penanganan bahan, dan pengiriman produk.

8

d. Aktivitas level produk ( product-level activities ) adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi dari satu tipe produk atau jasa yang spesifik. Contohnya adalah pendesainan produk, modifikasi produk, dan administrasi suku cadang produk. e. Aktivitas level fasilitas ( facility-level activities ) merupakan aktivitas pendukung operasi secara umum. Aktivitas ini tidak disebabkan oleh adanya produk atau dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen. Aktivitas ini juga dapat ditelusur pada produk unit individual, batch , atau produk. Contohnya adalah keamanan pabrik, pajak bumi dan bangunan, perawatan bangunan, dan penutup bukuan. 2. Mengalokasikan biaya ke dalam objek biaya ABC menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya sumber daya dalam mengalokasikan biaya sumber daya ke dalam produk. Biaya sumber daya dapat dialokasikan ke dalam aktivitas berdasarkan estimasi atau penelusuran langsung. Penelusuran langsung membutuhkan pengukuran penggunaan sumber daya yang sesungguhnya. 3. Mengalokasikan biaya aktivitas ke dalam objek biaya Pemicu biaya aktivitas harus dapat menjelaskan naik turunnya biaya. Pengalokasikan biaya aktivitas ke dalam objek biaya dilakukan dengan menggunakan tarif pembebanan. Rumusnya: Tarif overhead dibebankan = Anggaran biaya overhead per pool aktivitas 2.11

MANFAAT DAN KETERBATASAN SISTEM ABC Manfaat dari sistem ABC adalah sebagai berikut:  Pengukuran profitabilitas yang lebih baik.  Pembuatan keputusan yang lebih baik.  Perbaikan proses (process improvement).  Estimasi biaya.  Penentuan biaya kapasitas tak terpakai. Selain manfaat ABC jga memiliki beberapa keterbatasan. Berikut ini keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam ABC.  Alokasi. Tidak semua biaya memeiliki aktivitas atau pemicu konsumsi sumber daya yang sesuai.

9

 Pengabaian Biaya. Biaya produk atau jasa yang diidentifikasi oleh sistem ABC cenderung tidak memuaskan semua biaya yang terkait dengan produk atau jasa, seperti:biaya untuk aktivitas pemasaran,riset periklanan, pengembangan dll.  Biaya dan waktu. Salah-satu kendala dalam penerapan ABC adalah besarnya biaya aplikasi dan lamanya proses implementasi ABC.

2.12

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM ABC Kelebihan sistem ABC adalah sebagai berikut: • Biaya produk yang lebih akurat, baik pada industri manufaktur maupun industri jasa lainnya khususnya jika memiliki proporsi biaya overhead pabrik yang lebih besar. • Biaya ABC memberikan perhatian pada semua aktivitas, sehingga semakin banyak biaya tidak langsung yang dapat ditelusuri pada aobjek biayanya. • Sistem ABC mengakui banyak aktivitas penyebab timbulnya biaya sehingga manajemen dapat menganalisis aktivitas dan proses produksi tersebut dengan lebih baik (fokus pada aktivitas yang memiliki nilai tambah) yang pada akhirnya dapat melakukan efisiensi dan akhirnya menurunkan biaya. • Sistem ABC mengakui kompleksitas dari deversitas proses produksi modem yang banyak berdasarkan transaksi/ transaction based (terutama perusahaan jasa dan manufaktur berteknologi tinggi) dengan menggunakan banyak pemicu biaya (multiple cost drivers). • Sistem ABC juga memberi perhatian atas biaya variabel yang terdapat dalam biaya tidak langsung. • Sistem ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya berdasarkan berbagai objek biaya. Baik itu proses, pelanggan, area tanggung jawab manajerial, dan juga biaya produk. Walaupun penerapan sistem ABC memiliki banyak keuntungan, tetapi penerapan tersebut tidak membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan kepada objek biayanya dengan mudah. Hal ini disebabkan biaya-biaya yang di kelompokkan dalam sustaining level ketika dialokasikan sering kali juga menggunakan dasar yang bersifat arbiter. Misalnya, biaya keamanan pabrik merupakan contoh dari sustaining level, ketika membebankan hal tersebut

10

pada objek biaya yang berupa produk, maka mungkin digunakan pendekatan yang arbiter, seperti berdasarkan jumlah jam kerja tenaga kerja dengan alasan ...


Similar Free PDFs