MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT HIPERTENSI Disusun Oleh ARDIAN S. LEKY PDF

Title MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT HIPERTENSI Disusun Oleh ARDIAN S. LEKY
Author Ardian S . Leky
Pages 25
File Size 179.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 113
Total Views 222

Summary

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR HIPERTENSI Disusun Oleh (Kelompok II) 1. ARDIAN S. LEKY 1807010252 2. ODILIA NANUS 1807010141 3. MARINA NDETU 1807010049 4. SITTI FARADILLAH 1807010243 5. DWIYAN SAPUTRA 1807010153 6. LOISA NOMENI 1807010345 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MAS...


Description

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR HIPERTENSI

Disusun Oleh (Kelompok II) 1. ARDIAN S. LEKY

1807010252

2. ODILIA NANUS

1807010141

3. MARINA NDETU

1807010049

4. SITTI FARADILLAH

1807010243

5. DWIYAN SAPUTRA

1807010153

6. LOISA NOMENI

1807010345

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NUSACENDANA 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari makalah ini adalah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Hipertensi. Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah agar menjadi lebih baik. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 28 Januari 2020

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ---------------------------------------------------------------------------- ii Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------------ iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------- 1 B. Rumusan Masalah --------------------------------------------------------------- 1 C. Tujuan ----------------------------------------------------------------------------- 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hipertensi ----------------------------------------------------------- 3 B. Epidemiologi --------------------------------------------------------------------- 4 C. Klasifikasi Hipertensi ----------------------------------------------------------- 5 D. Jenis-jenis Hipertensi ----------------------------------------------------------- 6 E. Faktor Resiko Hipertensi ------------------------------------------------------ 8 F. Patofisiologi Hipertensi -------------------------------------------------------- 12 G. Tanda dan Gejala Hipertensi -------------------------------------------------- 13 H. Riwayat Alamiah Penyakit (RAP) Hipertensi ----------------------------- 14 I. Komplikasi Hipertensi---------------------------------------------------------- 15 J. Pengobatan Hipertensi---------------------------------------------------------- 17 K. Pencegahan Hipertensi --------------------------------------------------------- 18 BAB III PENUTUP A. Kesimpilan ------------------------------------------------------------------------ 20 B. Saran ------------------------------------------------------------------------------- 20 Daftar Pustaka ----------------------------------------------------------------------------- 22

iii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah salah satu jenis penyakit yang sangat berbahaya. Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang. Sebanyak 10-30% dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara. Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Di Indonesia, penderita hipertensi mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Hari hipertensi di dunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini ditetapkan oleh WHO sejak 2005.

B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan penyakit hipertensi? 2. Bagaimana epidemiologi penyakit hipertensi?

1

3. Apa saja klasifikasi dari penyakit hipertensi? 4. Apa saja jenis-jenis penyakit hipertensi? 5. Apa saja faktor resiko terjadinya penyakit hipertensi? 6. Bagaimana patofisiologis penyakit hipertensi? 7. Apa saja tanda dan gejalan dari penyakit hipertensi? 8. Bagaimana Riwayat Alamiah Penyakit (RAP) Hipertensi? 9. Bagaimana upaya pengobatan penyakit hipertensi? 10. Bagaimana upaya pencegahan dari penyakit hipertensi?

C. TUJUAN Tujuan penyusunan makalah ini adalah meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan penyakit hipertensi atau darah tinggi, baik pengertian hipertensi, epidemiologi hipertensi, klasifikasi, jenis-nejis hipertensi, faktor resiko, patofisiologi, riwayat alamiah penyakit, upaya pengobatan serta pencegahat terhadap penyakit hipertensi. Adapun tujuan lain dari penyusunan makalah ini adalah sebagai bentuk tanggungjawab kami sebagai mahasiswa terhadap tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (EPTM), Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusan Cendana.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HIPERTENSI Hipertensi atau biasa disebut juga dengan darah tinggi merupakan kondisi saat tekanan darah berada pasa nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung. Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke, dan penyakit jantung (Rusdi dan Nurlaela, 2009). Menurut World Health Organization (WHO), Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Tingkat normal tekanan darah sistolik dan diastolik sangat penting untuk fungsi efisien organ vital seperti jantung, otak dan ginjal serta untuk kesehatan secara keseluruhan. Hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan (American Society of Hypertension/ASH). Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (PJK) dan otak (stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Hipertensi merupaka silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hamper sama dengan gejala penyakit lainnya.

3

B. EPIDEMIOLOGI Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi, misalnya stroke, gagal ginjal, dan hipertrofi ventrikel kanan (Bustan MN, 2007). Kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang diperkirakan sekitar 80% pada tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial (Hasrin, 2012). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiaphari, satu kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan (Depkes, 2007). Beberapa studi menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan lebih dari 20% dan hiperkolesterol mempunyai risiko yang lebih besar terkena hipertensi. Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di

4

antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat (Rahajeng, 2009)

C. KLASIFIKASI HIPERTENSI Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pengukuran rata – rata dua kalai atau lebih pengukuran pada dua kali atau lebih kunjungan. Beberapa klasifikasi hipertensi: a. Klasifikasi Menurut WHO (World Health Organization) WHO dan International Society of Hypertension Working Group (ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat.

Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO Tekanan Darah

Kategori

Sistol (mmHg)

Tekanan Darah Diastol (mmHg)

Optimal

< 120

< 80

Normal

< 130

< 85

Tinggi

130-139

85-89

Tingkat 1 (Hipertensi Ringan)

140-159

90-99

Sub-group: perbatasan

140-149

90-94

Tingkat 2 (Hipertensi Sedang)

160-179

100-109

Tingkat 3 (Hipertensi Berat)

≥ 180

≥ 110

Hipertensi Sistol Terisolasi (Isolated Systolic Hypertention)

≥ 140

< 90

Sub-group: perbatasan

140-149

< 90

5

b. Klasifikasi tekanan darah menurut Joint National Committee on Direction, Evaluation and Treatment of High Blood Preasure Klasifikasi

Tekanan Darah

Tekanan Darah

Sistol (mmHg)

Diastol (mmHg)

Normal

< 120

< 80

Prehipertensi

120-139

80-89

Hipertensi

140-159

90-99

160 atau > 160

100 atau > 100

Stage 1 Hipertensi Stage 2

D. JENIS-JENIS HIPERTENSI 1. Jenis Hipertensi Berdasarkan Penyebab Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi: a. Hipertensi

Primer

atau

Esensial,

merupakan

hipertensi

yang

penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak atau inaktif dan pola makan. b. Hipertensi Sekunder atau Non-Esensial, merupakan jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Sekitar 1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

2. Jenis Hipertensi Berdasarkan Bentuk Hipertensi Berdasarkan bentuk, hipertensi dinbedakan menjadi: a. Hipertensi diastolik Yaitu peninggian tekanan pada diastolik. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal,

6

sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi diantara dua denyutan. b. Hipertensi sistolik. Yaitu peninggian tekanan pada sistolik. Hipertensi sistolik adalah jantung berdenyut terlalu kuat sehingga dapat meningkatkan angka sistolik. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung). Ini adalah tekanan maksimum dalam arteri pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar. c. Hipertensi campuran, yaitu peninggian tekanan pada siastolik dan sistolik. 3. Hipertensi Pulmonal Ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak napas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktifitas. Hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktifitas dan gagal jantung kanan. 4. Hipertensi Pada Kehamilan a. Preeklampsia-eklampsia Disebut

juga

sebagai

hipertensi

yang

diakibatkan

kehamilan/keracunan kehamilan (selain tekanan darah yang meninggi, juga didapatkan kelainan pada urinnya). Preeklampsia adalah penyakit yang timbul dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. b. Hipertensi Kronik Hipertensi kronik merupakan hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu mengandung janin. c. Preeklampsia Hipertensi Kronik

7

Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan gabungan preeklampsia dengan hipertensi kronik. d. Hipertensi Gestasional Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat. Penyebab hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada yang mengatakan bahwa haltersebut diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan faktor keturunan, dan lain sebagainya. 5. Hipertensi Menurut Gejala Dibedakan Menjadi:  Hipertensi Benigna adalah keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, biasanya ditemukan pada saat penderita dicek up.  Hipertensi Maligna adalah keadaan hipertensi yang membahayakan biasanya disertai dengan keadaan kegawatan yang merupakan akibat komplikasi organ-organ seperti otak, jantung dan ginjal.

E. FAKTOR RESIKO HIPERTENSI 1. Kurangnya Aktifitas Fisik/Olahraga Kurangnya aktifitas fiisik menaikan risikotekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,semakin keras dan semakin sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuatan yang mendesak arteri. Olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurungkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung untuk terbiasa melakukan pekerjaan yang lebih Beberapa penelituan menunjukan bahwa dengan berolahraga dapat menurunkan tekanan darah. Hal tersebut juga diperkuat dengan penelitian oleh mannan (2013), menunjukan bahwa aktifitas fisik yang kurang berisiko 2,67 X menderita hipertensi dibandingkan dengan yang sering beraktifvitas fisik/olahraga.aktivitas fisik menuurunkan risiko terjadinya hipertensi dan

8

diabetes. Mekanismenya melibatkan perubahan berat badan dan toleransi glukosa

2. Stress Stres merupakan rasa takut dan cemas dari perasaan dan tubuh seseorang terhadap adanya perubahan dari lingkungan. Menutur Sugiharti (2007), kondisi stress meningkatkan aktifitas saraf simpatis yang kemudian meningkatkan tekanan darah secara bertahap, artinya semakin berat kondisi stress seseorang maka semakin tinggi pula tekana darahnya. Apabila ada sesuatu hal mengancam secara fisiologis, kelenjar pituitary otak akan mengirimkan hormone kelenjar endokrin kedalam darah, hormone

ini

berfingsi

untuk

mengaktifkan

hormone

adrenalin

hidrokosrtison, sehingga membuat tubuh dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi. Hormone adrenalin akan meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung memompa darah lebih cepat sehingga tekanan darahpun meningkat secara alamiah. Dalam kondisi seperti ini seseorang akan merasakan detak jantung yang lebih cepat dan keringat dingin yang mengalir di daerah tengkuk. 3. Konsumsi Garam Berlebihan Konsumsi natrium yang berlebuhan akan menyebabkan konsentrasi natrium didalam cairan ekstraseluler meningkat. Hal ini disebabkan karena abnormalitas pertukaran Na-K san mekanisme transport Na lain. Peningkatan natrium intraseluler dapat menyebabkan peningkatan Ca intraseluler. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan

4. Merokok Merokok menyebabkan lonjakan langsung dalam tekanan darah, serta dapat meningkatkan kadar tekanan darah sistolik sebanyak empat mmHg. Nikotin dalam produk tembakau memacu sistem saraf untuk

9

melepaskan zat kimia yang dapat menyempitkan pembuluh darah dan berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi. 

Nikotin yang beredar di dalam tubuh akan memberi sinyal kepada otak untuk melepaskan hormon adrenalin. Adanya hormon ini akan membuat pembuluh darah menjadi menyempit dan memaksa jantung untuk bekerja lebib berat.



Tar yang masuk ke dalam darah dapat memaksa jantung bekerja dan memompa darah lebih kuat, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah di dalam tubuh.



Karbon monoksida. Zat ini dapat mengikat hemoglobin di dalam darah sekaligus mengentalkan darah, sehingga mudah menempel di dinding pembuluh darah. Pembuluh darah akan menyempit dan akhirnya memaksa jantung untuk memompa darah lebih cepat.

5. Riwayat Keluarga/Genetik Adanya faktor genetic pada keluarga akan menyebabkan keluarga beresiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio potassium terhadap sodium. Individu dengan orang tua yang memiliki riwayat hipertensi mempunyai resiko 2X lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Hipertensi dapat diakibatkan karena mutase gen tunggal

6. Jenis Kelamin Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovasikuler sebelum menopause. Wanita yang bemum mengalami menopause dilindungi oleh hormone estrogen yang berperan dalam peningkatan kadar High Dnsity Lipoprotein (HDL). Kadar kolestrol HDR yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam terjadinya proses ateroslkerosis. Pada premenopause

10

wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormone estrogen yang selama ini melindungi pembuluh dari kerusakan seiring bertambahnya usia. 7. Kopi (Kafein) Kopi merupakan minuman stimulant yang dikonsumsi secara luas di seluruh dunia. Kopi dapat meningkatkan secara akut tekanan darah dengan memblok reseptor vasodilatasi adenosin yang meningkatkan nerepinefrin plasma. Minum 2-3 kali cangkir kopi akan meningkatkan tekanan darah secara akut, dengan variasi yang luas antara individu dari 3/4 mmHg sampai 15

/13 mmHg. Tekanan darah akan mencapai puncak dalam satu jam dan

kembali ke tekanan darah dasar setelah empat jam. 8. Obesitas Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for...


Similar Free PDFs