MAKALAH FILSAFAT MODERAT DAN KONTEMPORER.pdf PDF

Title MAKALAH FILSAFAT MODERAT DAN KONTEMPORER.pdf
Author Iyoes Tobing
Pages 48
File Size 320.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 282
Total Views 400

Summary

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ―Filsafat Kontemporer dan Posmodernisme‖ untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Filsafat Umum. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen ...


Description

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ―Filsafat Kontemporer dan Posmodernisme‖ untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Filsafat Umum. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Umum yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada temanteman dan pihak-pihak lain yang turut serta membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan. Penulis

mengharapkan kepada teman-teman untuk bersedia memberikan kritik dan

sarannya menyangkut pembuatan makalah ini, sebagai bahan pertimbangan untuk membuat makalah selanjutnya. Namun demikian, penulis sudah berusaha menyajikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca, peminat keilmuan dan calon penulis di masa mendatang.

Februari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................................

1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................

2

C. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................

2

BAB II FILSAFAT KONTEMPORER DAN FILSAFAT POSMODERNISME A. FILSAFAT KONTEMPORER ...............................................................

3

B. PRAGMATISME ......................................................................................

3

1. Terminologi Pragmatisme ...................................................................

3

2. Tokoh-Tokoh, ajaran dan karya filosofis Pragmatisme .........................

4

3. Sumbangan Filsafat Pragmatisme terhadap ............................................ Ilmu Pengetahuan Masa Kini .................................................................

7

EKSISTENSIALISME.............................................................................

8

1. Tokoh dan ajaran filsafat eksistensialisme

.........................................

9

..............................................

18

...............................................................................

18

1. Pengertian ..............................................................................................

18

2. Riwayat hidup tokoh .............................................................................

19

3. Ajaran dan karya kefilsafatannya ..........................................................

19

4. Sumbangan fenomenologi terhadap ilmu masa kini ..............................

22

E. POSTMODERNISME .............................................................................

25

1. Pengertian .............................................................................................

25

2. Latar Belakang Lahirnya Postmodernisme .............................................

25

3. Tokoh Dan Ajaran Filsafat Postmodernisme..........................................

27

4. Fenomena faktual Posmodernisme ........................................................

33

5. Sumbangsih Filsafat Postmodernisme

................................................

34

6. Keunggulan Dan Kekurangan Filsafat Postmodernisme ......................

39

BAB III KESIMPULAN .........................................................................................

41

C.

2. Sumbangan Filsafat Eksistensialisme Terhadap Ilmu Pengetahuan Masa Kini D. FENOMENOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu. Bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan seiring dengan sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu. Tahap-tahap perkembangan itu kita menyebut dalam konteks ini sebagai periodesasi sejarah perkembangan ilmu sejak dari zaman klasik, zaman pertengahan, zaman modern dan zaman kontemporer. Begitu pula dengan filsafat, dalam perkmbangannya filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik meliputi filsafat Yunani dan Romawi pada abad ke-6 SM dan berakhir pada 529 M dominasi oleh rasionalisme. Filsafat abad pertengahan meliputi pemikiran Boethius sampai Nicolaus pada abad ke-6 M dan berakhir pada abad ke-15 M didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen. Filsafat modern dan filsafat kontemporer yang didominasi kritik terhadap filsafat modern. Pada tahun 1880-an Nietzsche menyatakan bahwa budaya Barat telah berada di pinggir jurang kehancuran karena terlalu mendewakan rasio. Hingga pada tahun 1990an Capra menyatakan bahwa budaya Barat telah hancur juga karena terlalu mendewakan rasio. Rasionalisme Filsafat modern perlu di dekonstruksi karena ia Filsafat yang keliru dan juga keliru cara penggunaannya, akibatnya budaya Barat menjadi hancur (Tafsir, 2009 : 257). Renaisans yang secara berlebihan mendewakan rasio manusia. Mencerminkan kelemahan manusia modern. Akibatnya timbulah kecenderungan untuk menyisihkan seluruh nilai dan norma yang berdasarkan agama dalam memandang kenyataan hidup, sehingga manusia modern yang mewarisi sikap positivistik cenderung menolak keterkaitan antara substansi jasmani dan rohani manusia, mereka juga menolak adanya hari akhirat, akibatnya manusia terasing tanpa batas. Pada zaman kita hidup saat ini dikenal dengan zaman postmodern dimana perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat pesat. Seluruh pengembangan tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kelancaran manusia dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Pemikiran pada periode ini memfokuskan diri pada teori kritis yang berbasis pada kemajuan dan emansipasi. Kemajuan dan 1

emansipasi adalah dua hal yang saling berkaitan, seperti yang dinyatakan oleh Habermas bahwa keberadaan demokrasi ditunjang oleh sains dan teknologi. Dalam makalah ini penulis

akan kemukakan sejarah munculnya filsafat

kontemporer dan filsafat postmodern sebagai ‗isme‘ yang mengritik modernitas, juga akan dipaparkan beberapa tokoh pada periode ini, ajarana-ajaran pokok dan sumbangih pemikirannya terhadap ilmu pengetahuan masa kini..

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah munculnya filsafat Kontemporer dan Posmodernisme? 2. Apa yang dimaksud dengan Pragmatisme, Eksistensialisme, Fenomenologi dan Posmodernisme? 3. Siapa tokoh filsafat Kontemporer dan Posmodernisme? 4. Apa ajaran dan karya dari tokoh filsafat Kontemporer dan Posmodernisme? 5. Apa sumbangan filsafat Kontemporer dan Posmodernisme terhadap ilmu pengetahuan masa kini? 6. Apa kelebihan dan kekurangan dari filsafat Posmodernisme?

C. Tujuan Penulisan Makalah Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui sejarah munculnya filsafat Kontemporer dan Posmodernisme? 2. Mengetahui pengertian Pragmatisme, Eksistensialisme, Fenomenologi dan Posmodernisme? 3. Mengetahui tokoh filsafat Kontemporer dan Posmodernism 4. Mengetahui Mengetahui ajaran dan karya dari tokoh filsafat Kontemporer dan Posmodernisme? 5. Mengetahui sumbangan filsafat Kontemporer dan Posmodernisme terhadap ilmu pengetahuan masa kini? 6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari filsafat Posmodernisme?

2

BAB II FILSAFAT KONTEMPORER DAN FILSAFAT POSMODERNISME

A. FILSAFAT KONTEMPORER Filsafat kontemporer yang di awali pada awal abad ke-20, ditandai oleh variasi pemikiran filsafat yang sangat beragam dan kaya. Mulai dari analisis bahasa, kebudayaan (antara lain, Posmodernisme), kritik social, metodologi (fenomenologi, heremeutika, strukturalisme), filsafat hidup (Eksistensialisme), filsafat ilmu, samapai filsafat tentang perempuan (Feminisme). Tema-tema filsafat yang banyak dibahas oleh para filsuf dari periode ini antara lain tentang manusia dan bahasa manusia, ilmu pengetahuan, kesetaraan gender, kuasa dan struktur yang mengungkung hidup manusia, dan isu-isu actual yang berkaitan dengan budaya, social, politik, ekonomi, teknologi, moral, ilmu pengetahuan, dan hak asasi manusia. Ciri lainnya adalah filsafat dewasa ini ditandai oleh profesionalisasi disiplin filsafat. Maksudnya, para filsuf bukan hanya professional di bidang masing-masing, tetapi juga mereka telah membentuk komunitas-komunitas dan asosiasi-asosiasi professional dibidang-bidang tertentu berdasarkan pada minat dan keahlian mereka masing-masing (Zaenal, 2011: 124). Sejumlah filsuf sebagai filsuf-filsuf kontemporer antara lain adalah: Wilhelm Dilthey (1833-1911), Edmund Husserl (1859-1938), Henri Bergson (1858-1941), Ernst Cassirer (1874-1945), Bertrand Russell (1872-1970) dll.

B. PRAGMATISME 1.

Terminologi Pragmatisme Pragmatisme berasal dari kata ―pragma” (bahasa Yunani) yang berarti artinya

adalah tindakan atau perbuatan. Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata ( Hakim, dkk, 2008:319). Pragmatism berpandangan bahwa substansi kebenaran adalah jika segala sesuatu memiliki fungsi dan manfaat bagi kehidupan. Misalnya, beragama sebagai kebenaran, jika agama memberikan kebahagiaan. Menjadi dosen adalah kebenaran jika memperoleh kenikmatan intelektual, mendapatkan gaji atau apapun yang bernilai kuantitatif atau kualitatif. Sebaliknya jika memberikan kemudharatan, tindakan yang dimaksud bukan kebenaran. 3

2. Tokoh-Tokoh, ajaran dan karya filosofis Pragmatisme Pragmatisme mula-mula diperkenalkan oleh Charles Sanders Peirce (1839-1914), filosof Amerika yang yang pertama kali menggunakan pragmatisme sebagai metode filsafat, tetapi pengertian pragmatisme telah terdapat juga pada Socrates, Aristoteles, Barkeley, dan Hume. Untuk mengetahui lebih jauh ajaran pragmatisme alangka baiknya kita mempelajari tokoh-tokoh yang menpopulerkan dan pandangannya : a.

C.S. Peirce (1839-1914) Peirce, seorang matematikus, fisikawan, filosof pendiri aliran pragmatism, dilahirkan di Cambrigde, Massachausetts pada tahun 1839. Peirce mendalami filsafat dan logika hingga masa ia kerja pada instansi survei panata dan geodesi. Sebagai filosof yang sistematik, tulisan-tulisan Peirce mencakup hampir segala aspek filsafat. Sumbangannya yang terbesar adalah dalam bidang logika, tetapi ia juga secara luas menulis

tentang epistimologi, metode ilmiah, semiotics, metafisika, kosmologi, ontology, matematika dan sedikit tentang etika, agama, sejarah, dan fenomenologi. Berbagai buah pemikiran filsafatnya di dalam beberapa system yang merupakan fase-fase perkembangan kematangannnya dalam olah intelektual. Akan tetapi, semua itu menyatu dan menjadi konsep yang utuh. Karya-Karya Charles Sanders Pierce diantaranya : 1) Collected Papers of Charles Sanders Peirce, 8 vols. Edited by Charles Hartshorne, Paul Weiss, and Arthur Burks (Harvard University Press, Cambridge, Massachusetts, 1931-1958). 2) The Essential Peirce, 2 vols. Edited by Nathan Houser, Christian Kloesel, and the Peirce Edition Project (Indiana University Press, Bloomington, Indiana, 1992, 1998). 3) The New Elements of Mathematics by Charles S. Peirce, Volume I Arithmetic, Volume II Algebra and Geometry, Volume III/1 and III/2 Mathematical Miscellanea, Volume IV Mathematical Philosophy. Edited by Carolyn Eisele (Mouton Publishers, The Hague, 1976). Pierce banyak memberikan sumbangan pemikiran yang penting bagi filsafat pragmatisme. Diantara sumbangan terpenting pemikiran kefilsafatan pragmatisme 4

pierce adalah theory of meaning sebagai salah satu aspek epistimologi, khususnya implikasinya dalam bahasa. Pragmatism berusaha menemukan asal mula serta hakikat terdalam segala sesuatu merupakan kegiatan yang sangat menarik, meskipun kegiatan tersebut luar biasa sulitnya. Penganut pragmatism menaruh perhatian pada praktik. Mereka memandang hidup manusia sebagai suatu perjuangan untuk hidup yang berlangsung terus-menerus dan yang terpenting ialah konsekuensi yang bersifat praktis. Konsekuensi tersebut erat sekali hubungannya dengan makna dan kebenaran.

b. William James (1842-1910 M) William James lahir di New York pada tahun 1842 M, anak Henry James, Sr. ayahnya

adalah

orang

yang

terkenal,

berkebudayaan tinggi, pemikir yang kreatif. Selain kaya, keluarganya memang dibekali dengan kemampuan intelektual yang tinggi. Keluarganya juga menerapkan humanisme dalam kehidupan serta mengembangkannya. William James (1842-1910) adalah tokoh yang paling bertanggung jawab yang membuat pragmatism menjadi terkenal diseluruh dunia. William James mengatakan bahwa secara ringkas pragmatism adalah realitas sebagaimana yang kita ketahui (Tafsir, Filsafat Umum: 190). Pemikiran filsafatnya lahir karena dalam sepanjang hidupnya ia mengalami konflik antara pandangan agam. Ia beranggapan bahwa masalah kebenaran tentang asal tujuan dan hakikat bagi orang Amerika adalah teoritis. James menginginkan hasil yang kongkret (Muzairi,2009:141). Dengan demikian, untuk mengetahui kebenaran dari ide atau konsep haruslah diselidiki konsekuensi-konsekuensi praktisnya. Kaitannya dengan agama, apabila ideide agama dapat memperkaya kehidupan maka ide-ide itu benar. Karya-karyanya antara lain, Tha Principles of Psychology (1890), The Sentiment of Rationality (1879), The Dilemma of Determinism (1884), The Will to Believe (1897), The Varietes of Religious Experience (1902), Pragmatism (1907), The Meaning of Truth (1909), dll. Karena terbitnya buku, Pragmatism (1907), The Meaning of Truth (1909), gerakan pragmatism meluncur seolah-olah akan menguasai 5

filsafat abad ke-20. Pragmatism lebih banyak disangkutkan dengan James daripada dengan Peirce sekalipun James berhutang banyak pada Peirce dalam mengembangkan pragmatism sebagai suatu metode. James memang berbeda dengan Peirce. Peirce tidak bersedia menggunakan pragmatism dan filsafat ilmiahnya pada masalah penting yang vital seperti maslah agama, moral, atau kehidupan personal. Akan tetapi, justru disinilah filsafat pragmatism James memfokuskan diri. Bagi James kepercayaan bukanlah sekadar aturan-aturan bertindak atau idea yang dengannya kita siap untuk bertindak. Kepercayaan adalah sesuatu yang berguna di dalam membuat sesuatu terjadi, dalam membuat sesuatu pasti benar (Tafsir, 2001:194).

c.

John Dewey (1859-1952) John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika, pendidik dan pengkritik sosial yang lahir di Burlington, Vermont dalam tahun 1859. Ia masuk ke Universitas Vermont dalam tahun 1875 dan

mendapatkan

melanjutkan

gelar

kuliahnya

B.A. di

Ia

kemudian

Universitas

Jons

Hopkins, di mana dalam tahun 1884 ia meraih gelar doktornya dalam bidang filsafat di universitas tersebut. Di universitas terakhir ini, Dewey pernah mengikuti kuliah logika dari Pierce, orang yang menggagas munculnya pragmatisme. Ia kemudian mendirikan Laboratory School yang kelak dikenal dengan nama The Dewey School. Sebagai pengikut filsafat pragmatism, John Dewey menyatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata. Filsafat tidak boleh larut dalam pemikiranpemikiran metafisis yang kurang praktis, tidak ada faedahnya. Oleh karena itu, filsafat harus berpijak pada pengalaman dan mengolahnya secara praktis. Menurutnya tak ada sesuatu yang tetap. Manusia senantiasa bergerak dan berubah, jika mengalami kesulitan, segera berfikir untuk mengatasi kesulitan itu. Oleh karena itu, berfikir merupakan alat (instrumen) untuk bertindak. Kebenaran dari pengertian dapat ditinjau dari berhasil tidaknya memengaruhi kenyataan, satu-satunya cara yang dapat dipercaya untuk mengatur pengalaman dan untuk mengetahui artinya yang sebenarnya adalah metode induktif. Metode ini tidak hanya berlaku bagi ilmu

6

pengetahuan fisika, melainkan juga bagi persoalan-persoalan social dan moral (Hakim, dkk, 2008: 321). Karya-karya Dewey banyak mempengaruhi corak berpikir Amerika. Pengaruh ini juga banyak berasal dari buku-buku atau karya-karya yang dihasilkannya. Bukunya yang pertama yakni Psychology yang diterbitkan dalam tahun 1891. Dalam tahun 1891, bukunya Outlines of a Critica Theory of Etics diterbitkan. Tiga tahun kemudian, 1894, terbit lagi The Study Of Etics: A Syllabus. Ketika ia berkarya di Universitas Chicago, berturut-turut ia menerbitkan My Pedagogic Creed (1897), The School and Society (1903), dan Logical Conditions of a Scientific Treatment of Morality (1903), dll. Nampak jelas dari tulisan-tulisan Dewey bahwa ia menaruh minat besar pada bidang logika, metafisika dan teori pengatahuan. Tetapi perhatian Dewey di bidang pragmatisme terutama dicurahkan pada realitas sosial daripada kehidupan individual. Hal ini nampak dalam tema-tema bukunya: pendidikan, demokrasi, etika, agama, dan seni.

3.

Sumbangan Filsafat Pragmatisme terhadap Ilmu Pengetahuan Masa Kini Diakui atau tidak, paham pragmatisme menjadi sangat berpengaruh dalam pola

pikir bangsa Amerika Serikat. Pengaruh pragmatisme menjalar di segala aspek kehidupan, tidak terkecuali di dunia pendidikan. Salah satu tokoh sentral yang sangat berjasa dalam pengembangan pragmatisme pendidikan adalah John Dewey (1859 – 1952). Pragmatisme Dewey merupakan sintensis pemikiran-pemikiran Charles S. Pierce dan William James. Dewey mencapai popularitasnya di bidang logika, etika epistemologi, filsafat, politik, dan pendidikan. Tulisan ini sendiri selanjutnya akan mendeskripsikan pemikiran John Dewey tentang pragmatisme pendidikan misalnya, menitikberatkan pada penguasaan proses berpikir kritis daripada metode hafalan materi pelajaran. Filsafat tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, karena filsafat pendidikan merupakan rumusan secara jelas dan tegas membahas problema kehidupan mental dan moral dalam kaitannya dengan menghadapi tantangan dan kesulitan yang timbul dalam realitas sosial dewasa ini. Problema tersebut jelas memerlukan pemecahan sebagai solusinya. Pikiran dapat dipandang sebagai instrumen yang dapat menyelesaikan problema dan kesulitan tersebut.

7

Sumbangan dari pragmatisme yang lain adalah dalam praktik demokrasi. Dalam kondisi ini pragmatisme memfokuskan pada kekuatan individu untuk meraih solusi kreatif terhadap masalah yang dihadapi. Pandangan dan gagasan filsafat ilmu berkembang dalam dialektika yang sangat dinamis. Hal ini karena berbagai pemikiran baru muncul menggantikan konsep-konsep dan pikiran lama.

C.

EKSISTENSIALISME Kata dasar eksistensi (existency) adalah exist yang berasal dari bahasa Latin ex yang berarti keluar dan sistere yang berarti berdiri. Jadi, eksistensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Artinya dengan keluar dari dirinya sendiri, manusia sadar tentang dirinya sendiri. Ia berdiri sebagai ―aku‖ atau pribadi. Pikiran semacam ini dalam bahasa Jerman disebut dasein (da artinya di sana, sein artinya berada) (Tafsir, 2009:218). Berdasarkan uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa cara berada manusia itu menunjukkan bahwa ia merupakan kesatuan dengan alam jasmani, ia satu susunan dengan alam jasmani, manusia selalu mengkonstruksi dirinya, jadi ia tidak pernah selesai. Dengan demikian, manusia selalu dalam keadaan membelum, ia selalu sedang ini atau sedang itu (Tafsir, 1992:191) Untuk lebih memberikan kejelasan ...


Similar Free PDFs