Makalah Hadist Berbakti Kepada Orang Tua PDF

Title Makalah Hadist Berbakti Kepada Orang Tua
Author R. Syamsuddin
Pages 29
File Size 1.8 MB
File Type PDF
Total Downloads 118
Total Views 450

Summary

MAKALAH BIRRUL WALIDAIN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hadist dan ilmu Hadist Dosen Pengampu : Nano Nurdiansah, M.Pd. Oleh : Raka Iqbal Syamsuddin (1167050128) Sri Desi Mulyani (1167050155) Theo Vectra Riyadi(1167050157) Tia Aristianti (1167050158) Wildan Najah(1167050162) JURU...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Makalah Hadist Berbakti Kepada Orang Tua Raka I Q B A L Syamsuddin

Related papers Makalah ulumul quran Noush Affarinn

Berbakt i kepada orang t ua Lat ifa LLMH Akhlak kpd orng t ua faiz ad

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MAKALAH BIRRUL WALIDAIN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hadist dan ilmu Hadist

Dosen Pengampu : Nano Nurdiansah, M.Pd.

Oleh : Raka Iqbal Syamsuddin (1167050128) Sri Desi Mulyani (1167050155) Theo Vectra Riyadi(1167050157) Tia Aristianti (1167050158) Wildan Najah(1167050162)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2017

KATA PENGANTAR

Teriring puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan limpah-Nya jualah sehingga makalah yang berjudul “Birrul Walidain” ini dapat diselesaikan. Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik moril, materil, kontribusi ilmu. Terutama kepada Dosen mata kuliah Hadist dan Ilmu Hadist yang telah memberikan tugas demi tercapainya tujuan proses belajar mengajar yang telah digariskan. Di dalam makalah ini membahas tentang birrul walidain sebagai bahan pelajaran khusus juga untuk menambah pengetahuan bagi penyusun maupun bagi pembaca pada umumnya. Terlepas dari hal di atas kami menyadari makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Untuk itu, kami meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Kami menyadari bahwa bagaimanapun kami berusaha menyempurnakannya tidak akan tercapai karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata.

Bandung, 26 November 2017

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2 C. Tujuan Pembahasan .................................................................................. 2 D. Manfaat ..................................................................................................... 3 E. Metode Penelitian...................................................................................... 3 F. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Birrul Walidain ....................................................................... 4 B. Pengertian Berbuat Baik dan Durhaka ...................................................... 5 C. Wajibnya berbakti dan Haramnya Durhaka .............................................. 6 D. Kutamaan Berbakti Kepada Orang Tua dan Pahalanya ............................ 12 E. Bentuk-bentuk Berbakti Kepada Orang Tua ............................................. 16 F. Bentuk-bentuk Durhaka Kepada Orang Tua ............................................. 20 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 23 B. Saran .......................................................................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................xxv

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam mengajarkan kita untuk berbakti terhadap orang tua, karena dengan perantara orang tualah kita dapat merasakan kenyamanan hidup yang sekarang ini. Selain itu mengingat betapa mulianya, betapa kerasnya dan betapa banyaknya pengorabanan yang telah mereka lakukan demi anaknya. Jasanya untuk menghidupi, memelihara dan mendidik kita dengan semua kasih sayang yang mereka miliki, bahkan marah merekapun merupakan suatu bentuk sayang yang terhadap kita. sehingga dapat tumbuh besarlah kita seperti sekarang ini. Semua karena kasih sayang yang meraka limpahkan untuk kita. Mereka melakukan semuanya tanpa mengharap balasan dari kita, mereka melakukannya semata-mata untuk membuat kiat menjadi yang terbaik. Perhatian mereka terhadap kita tidak akan pernah luntur, meskipun nanti kita sudah bisa hidup mandiri. Bahkan dalam hadits ditegaskan bahwa keridhoan Allah tergantung pada keridhoan orang tuanya. Allah SWT. sudah cukup menegaskan wacana ‘berbakti’ itu, dalam banyak firman-Nya, demikian juga Rasulullah SAW. dalam banyak sabdanya dengan memberikan bingkai-bingkai khusus bahwa Birrul Walidain (berbakti kepada kedua orang tua), lebih dari sekedar berbuat ihsan (baik) kepada keduanya. Namun Birrul Walidain memiliki nilainilaitambah yang semakin ‘melejitkan’ makna kebaikan tersebut, sehingga menjadi sebuah’bakti’. Bakti itu sendiripun bukanlah balasan yang setara

1|Page

untuk dapat mengimbangi kebaikan orang tua. Namun setidaknya, sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur. Imam An-Nawawi menjelaskan, “Arti Birrul Walidain yaitu berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang dapat membuat mereka bergembira, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang di atas penulis akan merumuskan dasar masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian dari Birrul Walidain? 2. Apa pengertian berbuat baik dan durhaka? 3. Apa yang dimaksud wajibnya berbakti dan haramnya durhaka? 4. Apa keutamaan berbakti kepada kedua orang tua dan pahalanya? 5. Bagaimana contoh bentuk-bentuk berbakti kepada kedua orang tua? 6. Bagaimana contoh bentuk-bentuk durhaka kepada orang tua? C. Tujuan Pembahasan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Menjelaskan dan memahami pengertian dari Birrul Walidain 2. Menjelaskan dan memahami pengertian berbuat baik dan durhaka 3. Menjelaskan dan memahami wajibnya berbakti dan haramnya durhaka 4. Menjelaskan dan memahami keutamaan berbakti kepada kedua orang tua dan pahalanya 5. Menjelaskan dan memahami bentuk-bentuk berbakti kepada kedua orang tua 6. Menjelaskan dan memahami bentuk-bentuk durhaka kepada orang tua

2|Page

D. Manfaat Manfaat penulisan makalah ini merupakan sumber kajian bagi penulis dalam rangka turut serta meningkatkan kualitas penulis serta pengaplikasian pembaca sebagai sumber pembacanya. E. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode qualitative research. Pada pengumpulan data-data dalam penenlitian ini penyusun menggunakan study kepustakaan (library research). F. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini secara garis besar memuat hal-hal yang bersangkutan dengan gambaran umum mengenai Birrul Walidain. BAB II PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian Birrul Walidain, contoh terbaik berbakti kepada orang tua, balasan berbakti kepada orang tua, cara berbakti kepada orang tua, pengertian dan contoh durhaka kepada orang tua. BAB III PENUTUP Dalam bab ini memuat pokok-pokok hasil pembahasan dari BAB II.

3|Page

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Birrul Walidain Birrul Walidain ditinjau secara bahasa Abu Faaris berkata: Huruf “baa” dan “raa” yang ditasydidkan, memiliki empat arti dasar: Kejujuran , ungkapan suara , lawan dari kata bahr dan jenis tanaman (gandum). Adapun kejujuran, diambil dari perkataan mereka: “Fulan telah berlaku jujur”. Ia telah jujur dalam sumpahnya, yaitu melakukannya dan menunaikannnya dengan kejujuran. Adapun ungkapan suara, orang-orang arab mengatakan: “Tidak bisa dibedakan antara hirr dan birr. Hirr adalah suara untuk memanggil kambing dan birr adalah suara ketika mengiringnya”. Makna ketiga, yaitu lawan dari kata bahr (lautan), dikatakan: “Seorang lelaki terdampar didaratan dan seorang pelaut berada dilautan”. Adapun nama jenis tanaman, diantaranya adalah burr yaitu gandum, bentuk tunggalnya adalah burrah1. Sedangkan Birrul Walidain ditinjau secara Syar’I yaitu berbuat baik kepada orang tua, menunjukan kasih saying dan kelemah lembutan terhadap keduanya, memperhatikan keadaan mereka berdua dan tidak melakukan perbuatan buruk terhadap keduanya. Memulaikan temanteman keduanya sesudah keduanya wafat2.

1

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Kitab Birrul Walidain edisi Indonesia Berbakti Kepada Kedua Orang Tua, (Jakarta: Darul Qolam), hlm. 5 2

Yazid, op. cit., hlm.5

4|Page

B. Pengertian Berbuat Baik Dan Durhaka Menurut lughoh (bahasa), Al-Ihsan berasal dari kata ahsanayuhsinu-ihsanan. Sedangkan yang dimaksud dengan ihsan dalam pembahasan ini adalah berbakti kepada kedua orang tua yaitu menyampaikan setiap kebaikan kepada keduanya semampu kita dan bila memungkinkan mencegah gangguan terhadap keduanya. Menurut Ibnu Athiyah, kita wajib juga menaati keduanya dalam hal-hal yang mubah, harus mengikuti apa-apa yang diperintahkan keduanya dan menjauhi apa-apa yang dilarang3. Sedangkan ‘uquq artinya memotong (seperti halnya aqiqah yaitu memotong kambing). ‘Uququl Walidain adalah gangguan yang ditimbulkan seorang anak terhadap kedua orang tuanya baik berupa perkataan maupun perbuatan. Contoh gangguan dariseorang anak kepada kedua orang tuanya yang berupa perkataan yaitu dengan mengatakan ‘ah’ atau ‘cis’, berkata dengan kalimat yang keras atau menyakitkan hati, menggertak, mencuri dan yang lainnya. Sedangkan yang berupa perbuatan adalah berlaku kasar seperti memukul dengan tangan atau kaki bila orang tua menginginkan sesuatu atau menyuruh untuk memenuhi keinginannya, membenci, tidak memperdulikan, tidak bersilaturahmi atau tidak memberikan nafkah kepada kedua orang tuanya yang miskin4.

3 4

Yazid, op. cit., hlm 8 Yazid, op. cit., hlm 8

5|Page

C. Wajibnya Berbakti dan Haramnya Durhaka Di dalam al-Qur’an, setelah memerintahkan kepada manusia untuk bertauhid kepada-Nya, Allah SWT. memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya. Mengenai wajibnya seorang anak berbakti kepada orang tua diantaranya5 Dalam surat Al-Isra ayat 23-24, Allah berfirman:

‫ۡ ق‬ ‫قق ق ٰ قُ ق‬ ۡ‫ݑ قأ اَ ق ۡ݇ ُܞ ُܯ كغا ْ إ اَك إيا ُܛع قغبٱ ۡل قو ٰ ق قِي‬ ‫س ًݜܛ ۚ إ امܛ قي ۡܞݖُ قغ اݚ ع ق‬ ٰ ‫قݜܯ قك‬ ‫ݚ‬ ‫۞غقَ رب‬ ‫ح‬ ‫إ‬ ‫ق‬ ‫ق ق‬ ‫ق ق‬ ‫ق‬

‫ۡ قق ق ق ُ ُ ق ك قۡ ق ُ ق ق ق قُ اُ ق ك ُك قق قۡ ق ۡ ُ ق ق ُ اُ ق قۡم‬ َ‫ٱلݓقب أحܯهݙܛ أغ قلهݙܛ فَ ݐݔ ݟݙܛ أ لف غَ ݜݟܱهݙܛ غقݔ ݟݙܛ قݠ‬ ‫ق‬ ُ ‫ق ۡ ۡ قُ ق ق ق ق‬ ۡ‫ق‬ ‫ذ كظ م ققݚ ٱ اܱ ۡ ق‬ ‫ۡ قܟ قغقُݔ ار ك‬ ‫ق م‬ ‫ج ٱ ۡرۡ ُݟ قݙܛ ك قݙܛ‬ ‫ غٱخ قݍܼ ݟݙܛ جݜܛح ٱ ق‬٢٣ ‫ك قܱيݙܛ‬ ‫ق‬ ‫قر اب قيܛن قصغق م‬ ٢٤ ‫را‬ ‫ق‬ “Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya”. [Al-Isra: 23] “Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan katakanlah, “Wahai Rabbku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil”. [Al-Isra: 24]

5

Tafsir Ibnu Katsir, Juz III, Cet.I (Maktabah Daarus Salam, 1413 H) hlm. 39-40.

6|Page

Perintah Birrul Walidain juga tercantum dalam surat An-Nisa ayat 36, Allah SWT berfirman:

ْ ُ ُۡ ‫ق ۡ ُُ ْ اق قق‬ ۡ ‫ق ۡم‬ ٰ ‫يܛۖ قغب قٱ ۡل قو ٰ ق قِيۡݚ إ ق ۡح ق‬ ٰ ‫س مݜܛ قغبقܰقي ٱل ُݐ ܱۡ ق‬ ‫ݝ‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ش‬ ‫ۦ‬ ‫ب‬ ‫ق‬ ‫ۡكݠا ق‬ ‫۞غٱعܞܯغا ٱّ غَ ت ق‬ ‫ق‬

‫ُۡ ۡ ق‬ ‫ق ۡق قٰ ق ٰ ق ۡق ق‬ ‫سݓقي قغٱ ۡ ق‬ ‫ب قغٱ ۡ ق‬ ‫ۡ ُݜܜ قغٱ اܻܛحقܜ بٱ ۡ ق‬ ُ ۡ ‫ۡܛر ٱ‬ ٰ ٰ ‫ܛر‬ ‫غٱۡتم غٱ ݙ‬ ܱ ‫ݐ‬ ‫ل‬ ‫ٱ‬ ‫قي‬ ‫م‬ ۡ ‫ۢܜ‬ ۡ ‫ق‬ ‫ق ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬

ُ ‫ق ق ق ق ق ۡ قۡ قُٰ ُ ۡ ا اق ق ُ ُ ق ق ق ُۡق م ق‬ ۡ ‫ق‬ ‫ا‬ ً ‫ܮ‬ ‫ݠرا‬ ‫يݔ غمܛ ݖݓܠ أي ݜكݗ إقن ٱّ َ ُقܜ مݚ َن ُتܛَ ف‬ ‫غٱب قݚ ٱ سب ق ق‬ ٣٦ “Dan sembahlah Allah dan jangnlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak, kepada kaum kerabat, kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang miskin, kepada tetangga yang dekat, tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan dirinya”. [An-Nisa: 36] Juga terdapat dalam surat Luqman ayat 14-15.

‫ق قۡ ق‬ ُ ٰ ‫ق ق ا ۡ ق ۡ ق ٰ ق ق ق ۡ ق ق ق ۡ ُ ُ ُ ُ ق ۡ ً ق قٰ ق ۡ ق ق‬ ُ ‫ي أ قن‬ ‫غغصيݜܛ ٱ قۡنسݚ بقو ٰ قِيݝق ۡݖتݝ أمݝۥ غهݜܛ ل غه لݚ غف قصݖݝۥ قِ َم ق‬

‫ق‬ ُ ۡ ُۡ ‫قٰق ق ق ققٓ ق‬ ‫ق قٰ ق ۡ ق‬ ُ ܻ‫ِ ٱ ۡ قݙ ق‬ ‫ݑ إق ق ا‬ ܳ‫ۡ قك قِ قمܛ ل ۡي ق‬ ‫ِن‬ ١٤ ‫ر‬ ‫ٱشݓ ܱۡ قِ غل قو قِي‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫اك‬ ‫ܯ‬ ‫ݟ‬ ‫ج‬ ‫ق‬

‫ق‬ ۡ ‫م ا‬ ُ ‫ۡ قق‬ ‫ق ق‬ ‫ݗ فَ ت قط ۡ݇ ُݟ قݙܛۖ قغ قصܛح ۡقܞ ُݟ قݙܛ قِ ٱ ُِن قيܛ قم ۡ݇ ُܱغفܛۖ قغٱتܞ ق ۡ݅ قسبقيݔ قم ۡݚ‬ٞ ‫ݑ بقݝقۦ عقݖ‬

‫ق ق ق قا ُ ا قا ق ۡ ُ ُ ۡ ق ُ ق ك ُ ُ ق ُ ُ ۡ ق ۡ ق ُ ق‬ ١٥ ‫ج݇كݗ فأنبقܚكݗ بقݙܛ كݜتݗ ݇ݙݖݠن‬ ‫أنܛج إقِ ۚ ݗ إقِ ܱ ق‬

“Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

7|Page

bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali”. [Luqman: 14] “Dan jika keduanya memaksamu mempersekutukan sesuatu dengan Aku yang tidak ada pengetahuanmu tentang Aku maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan cara yang baik dan ikuti jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu maka Aku kabarkan kepadamu apa yang kamu kerjakan”. [Luqman: 15] Atau seperti yang tercantum dalam surat Al-Ankabut ayat 8, tidak boleh mematuhi orang tua yang kafir, apabila mengajak pada kekafiran.

‫ق‬ ۡ ُ ‫قٰق ق ق‬ ‫ق ق‬ ‫ق ق ا ۡق ۡ ق‬ ‫نس قݚ ب قو ٰ ق قِيۡݝق ُح ۡس م‬ ٰ ۖ‫ܛ‬ ۡ‫غغصيݜܛ ٱ ق‬ ‫ۡ قك قِ قمܛ ل ۡي قܳ ݑ بقݝقۦ‬ ‫قت‬ ‫ل‬ ‫اك‬ ‫ܯ‬ ‫ݟ‬ ‫ج‬ ‫ِن‬ ‫ݜ‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ ق ق ُ ۡ ُ ق ك قا ق ۡ ُ ُ ۡ ق ُ ق ك ُ ُ ق ُ ُ ۡ ق ۡ ق ُ ق‬ٞ ۡ ٨ ‫ج݇كݗ فأنبقܚكݗ بقݙܛ كݜتݗ ݇ݙݖݠن‬ ‫عقݖݗ فَ ت قط݇ݟݙܛ ۚ إقِ ܱ ق‬

“Dan Kami wajibkan kepada manusia (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. [Al-Ankabut: 8] Serta surat Al-Ahqaaf ayat 15-16.

ۡ ‫ق ق ا ۡ ق ۡ ق ٰ ق قٰ ق ۡ ۡ ق ٰ ً ق ق ق ۡ ُ ُ ُ ُ ُ ۡ م ق ق ق ق ۡ ُ ُ ۡ م ق ق‬ ُ‫ۡݖُݝۥ‬ ‫غغصيݜܛ ٱ قۡنسݚ بقو قِيݝق إقحسݜܛۖ ۡݖتݝ أمݝۥ كܱهܛ غغض݇تݝ كܱهܛۖ غ‬

‫ق ق ُُ قق ُ ق ق ۡ ق ا ق ققق قُ ا ُ قققق قۡق ق ق قم ق ق ق ك ق‬ ‫ج أ ۡغزق ۡع قِك‬ ٓ ‫غف قصٰݖݝۥ ث ٰثݠن شݟ ًܱاۚ ح‬ ‫َ إقما بݖ݈ أشܯعۥ غبݖ݈ أرب݇قي سݜܟ قܛظ ر ق‬ 8|Page

‫قۡ قۡ ُق ۡقق ق‬ ُ‫ل قو ٰ ق قِ اي قغأق ۡن أ ق ۡع قݙ قݔ قصٰݖ مقحܛ تق ܱۡ قضىٰݝ‬ ‫َ قأ ۡن ق݇ ۡݙ ق‬ ‫ܠ ق قا‬ ٰ ‫ل قغ ق ق‬ ‫ݑ ٱ ال ق ك‬ ‫أن أشݓܱ ن ق݇ݙت‬

ۡ ‫ُ ك ا ك ك ُۡ ُ قۡ ق ك‬ ُ ‫ق ُ ْ قٓ ق ا ق ق ق‬ ۡ ‫قغأ ق ۡصݖ‬ َ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫ر‬ ‫م‬ ِ ِ ‫قܩ‬ ‫قيݚ ن قتݐ اܞݔ‬ ‫أغلئقݑ ٱذ‬١٥ ‫ِن م ققݚ ٱ ُݙ ۡسݖ ق قݙي‬ ۡ ‫إ‬ ‫ܠ‬ ‫ܞ‬ ‫ݑ‬ ‫ق‬ ‫ق ق ق ق ۖقق‬ ‫ق‬ ‫ِ أ ق ۡص ق‬ ‫قع ۡݜ ُݟ ۡݗ أ ق ۡح قس قݚ قمܛ قعݙݖُݠا ْ قغ قن قت ق‬ ‫ۡ اݜܟقۖ قغ ۡعܯق‬ ‫ܛغ ُز قعݚ قس ك ق‬ ۡ‫يلܛتقݟݗ‬ ‫ܨ ق‬ ‫ح ٰܜ ٱ ۡ ق‬ ‫ك‬ ‫ق‬ ‫ق ق ق‬ ‫ق‬

‫ا‬ ‫ق ُ ْ ق ق‬ ١٦ ‫ٱ ك قܻ ۡܯ قق ٱذقي َنݠا يُݠع ُܯغن‬

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunyaa mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a “Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memeberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang erserah diri”. [Al-Ahqaaf: 15] “Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka”. [Al-Ahqaaf: 16]

9|Page

Sedangkan tentang anak durhaka kepada kedua orang tuanya dintaranya6 Terdapat di dalam surat Al-Ahqaaf ayat 17-20

‫ق ا‬ ‫ق ق ق قۡ ُك ا ُ قك قق ق ك قۡ ُ ۡ ق قۡ ق ق‬ ُ ُۡ ٰ ‫قي‬ ‫غٱ‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ܯ‬ ݇ ‫ت‬ ‫أ‬ ‫ܛ‬ ‫ݙ‬ ‫ݓ‬ ‫ل‬ ‫ذ‬ ‫ܠ ٱلݐ ُܱغن مقݚ‬ ِ ‫قو‬ ‫ل‬ ‫ܛظ‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫أ‬ ‫ݝ‬ ‫ي‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫قِ أن أخ قܱج قغقܯ خݖ ق‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ق‬

‫ ق ق ُ ُ ق ق ٰ ق ك ا ك‬ٞ‫ا ق ق ۡ ق ق ق ۡ ا ق ۡ ق ا ق ك‬ ‫قۡ قُق قۡ ق ق‬ َ‫ܛن ٱّ غيݖݑ ءامقݚ إقن غعܯ ٱّ ق حݎ يݐݠظ مܛ هܰا إق‬ ‫ܞ قِ غهݙܛ يستغقيث ق‬

ُ ۡ ‫ق ق ٰ ُ ۡ ق ا ق ُ ْ قٓ ق ا ق ق ا ق ق ۡ ُ ۡ ق‬ ۡ ‫ِ أ ُ ق م قق ۡܯ قخݖق‬ ‫ك‬ ‫ܠ مقݚ‬ ‫ظ‬ ‫ أغلئقݑ ٱذقيݚ حݎ عݖي قݟݗ ٱلݐݠ ق‬١٧ ‫أس قطر ٱۡغل قي‬ ‫ل‬

ۡ ‫ك ق ۡ ك ق‬ ْ ُ ‫ ك ا ق‬ٞ ٰ‫ق ق ُك ق ق ق‬ ‫اُ ۡ ق ُ ْ ق‬ ۡ‫ق‬ ٰ ِ ‫يݚ‬ ۡ ١٨ ‫خ‬ ‫ݠا‬ ‫ن‬ َ ‫ݗ‬ ‫ݟ‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫قك لرجܠ قݙܛ ع قݙݖ ۖݠا‬ ‫ٱ‬ ‫م‬ ‫ݗ‬ ‫ݟ‬ ‫ݖ‬ ‫ܞ‬ ‫قݚ‬ ‫ل‬ ‫غ‬ ‫ݚ‬ ܳ‫ن‬ ‫ٱ‬ ‫غ‬ ۡ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ۖ ‫ق ق ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ق ق ُ ْ قق‬ ‫ل ٱنا‬ ‫ܛر‬ ‫ݍܱغا‬ ‫ق‬

‫ق ُ قك ق ُ ۡ ق ۡ قٰق ُ ۡ ق ُ ۡ ق ُ ۡ ق ُ ق‬ ‫ قغ قي ۡݠ قع ُي ۡ݇ قܱ ُض ٱ اذ ق‬١٩ ‫ݠن‬ ‫قيݚ‬ ‫غ قۡݠ قيݟݗ أع ݖݟݗ غهݗ َ ي݄ݖݙ‬

ُۡ ‫ق ق ُ ُ ُ ۡق ق ۡ ق ۡ ق ُۡ ق ق ۡقۡ ق‬ ُ ٰ‫ق ۡ ق ُۡ ۡ ق ك ق‬ ‫ُ قܲ ۡغ قن قع قܰاجق‬ ۡ ‫أمهܞتݗ طيقبتقكݗ قِ حيܛت قكݗ ٱِنيܛ غٱستݙت݇تݗ بقݟܛ فٱۡݠع‬

‫ۡق‬ ‫ق ُ ُۡ قۡ ق ۡ ُ ق‬ ‫ق ۡ ۡق ك ق ق ُ ُ ۡ ق ۡ ُ ُ ق‬ ُۡ‫ٱ‬ ‫ق‬ ۡ ‫غ‬ ‫ب‬ ‫ۡض‬ ‫ٱ‬ ِ ‫غن‬ ‫ب‬ ‫ݓ‬ ‫ت‬ ‫س‬ ‫ت‬ ‫ݗ‬ ‫ݜت‬ ‫ك‬ ‫ܛ‬ ‫ݙ‬ ‫ب‬ ‫ݠن‬ ‫ݟ‬ ٢‫ر ٱۡ قݎ غبقݙܛ كݜتݗ ݍسݐݠن و‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ “Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, ‘cis (ah)’

bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? Lalu kedua orang tua itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan, “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar”.Lalu dia berkata, “Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu”. [Al-Ahqaaf:

6

Yazid, Kitab Birrul Walidain edisi Indonesia Berbakti Kepada Orang Tua, (Jakarta: Darul Qalam, 2003)

hlm.11

10 | P a g e

17]. “Mereka itulah orang-orang yang telah pasti ketetapan (adzab) atas mereka, bersama-sama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi”. [Al-Ahqaaf: 18]. “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan da agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) apa yang telah mereka kerjakan sedang mereka tidak dirugikan”. [Al-Ahqaaf: 19]. “Dan (ingatlah) hari (ketika) orangorang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan), “Kamu telah menghabiskan rizkimu dalam kehidupan duniawi dan kamu telah bersenang-senang dengannya maka pada hari ini kamu dibalas dengan adzab yang menghinakan. Karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak, dan karena kamu telah berbuat fasik”. [AlAhqaaf: 20] Sedang dalam surat Al-Baqarah ayat 215

ۡ ‫ق ۡ ق ُ ق ق ق ق ُ ُ ق ُۡ ق ك ق ق ۡ ُ ك ۡ ق ۡ ق ۡق ق ۡ ق ۡ قۡ ق ق‬ ٰ ‫ي قغٱۡق قتٰ ق‬ ‫م‬ ‫ي ل‬ ‫ر فݖ قݖو ٰ قِي قݚ غٱۡقܱب ق‬ ‫سݖݠنݑ مܛما يݜݍقݐݠنۖ قݔ مܛ أنݍݐتݗ مقݚ خ ل‬ ‫سݓقي قغٱبۡݚ ٱ اسبيݔ قغ قمܛ ق ۡݍ ق݇ݖُݠا ْ م ۡقݚ قخ ۡ ق ا ا ق‬ ٞ ‫ّ بݝقۦ قعݖ‬ ٰ ‫قغٱ ۡ قݙ ق‬ ٢١٥ ‫قيݗ‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ر فإقن ٱ ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ل‬

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang mereka infakkan. Jawablah, “Harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapakmu, kaum kerabat, anak-anak yatim, orangorang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebajikan yang kamu perbuat sesungguhnya Allah Maha Mengetahui”. [Al-Baqarah: 215]

11 | P a g e

Didalam ayat-ayat Al-Quran disebutkan tentang bertauhid kepada Allah selalu diiringi dengan berbakti kepada kedua orang...


Similar Free PDFs