MAKALAH HIPERTENSI PDF

Title MAKALAH HIPERTENSI
Author Siti Kholifah
Pages 21
File Size 477 KB
File Type PDF
Total Downloads 401
Total Views 539

Summary

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ADYNDHA NURUL F 88180014 ELVA ANITASARI 88180001 JESSICA LUSIANA 88180023 LISJAWATI ATID 88180022 SITI KHOLIFAH 88180007 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ARS UNIVERSITY BANDUNG 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hid...


Description

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI

ADYNDHA NURUL F

88180014

ELVA ANITASARI

88180001

JESSICA LUSIANA

88180023

LISJAWATI ATID

88180022

SITI KHOLIFAH

88180007

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ARS UNIVERSITY BANDUNG 2020

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang hipertensi bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 24 Juni 2020

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii BAB I .........................................................................................................................................1 PENDAHULUAN ......................................................................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................................2 C. Tujuan ..............................................................................................................................2 BAB II ........................................................................................................................................3 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................................................3 A. Definisi ............................................................................................................................3 B. Klasifikasi ........................................................................................................................3 C. Etiologi ............................................................................................................................4 D. Patofisiologi .....................................................................................................................4 E. Manifestasi Klinis.............................................................................................................6 F.

Pemeriksaan Penunjang ....................................................................................................6

G. Penatalaksanaan ................................................................................................................7 H. Asuhan Keperawatan ........................................................................................................8 BAB III ..................................................................................................................................... 17 PENUTUP ................................................................................................................................ 17 A. Kesimpulan .................................................................................................................... 17 B. Saran .............................................................................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 18

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah salah stu jenis penyakit yang sangat berbahaya. Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang. Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara. Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98, 5 juta orang dan bakal jadi 151, 7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38, 4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 67, 4 juta orang tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.

1

B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Apa definisi dari hipertensi? Apa saja klasifikasi dari hipertensi? Bagaimana etiologi dari hipertensi? Apa manifestasi klinis dari hipertensi? Bagaimana patofisiologi hipertensi? Bagaimana pemeriksaan penunjang pada hipertensi? Bagaimana penatalaksanaan dari hipertensi? Bagaimana asuhan keperawatan dari hipertensi?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari hipertensi. 2. Untuk mengetahui klasifikasi dari hipertensi. 3. Untuk mengetahui etiologi dari hipertensi. 4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hipertensi. 5. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi. 6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada hipertensi. 7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari hipertensi. 8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari hipertensi.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih. Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan risiko morbiditas atau mortalitas dini, yang meningkat saat tekanan darah sistolik dan diastolic meningkat. Peningkatan tekanan darah yang berkepanjangan merusak pembuluh darah diorgan target (jantung, ginjal, otak dan mata). Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Price, 2000) Jadi, hipertensi adalah peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg secara kronis.

B. Klasifikasi Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:  Normal: Sistolik kurang dari 120 mmHg diastolic kurang dari 80 mmHg.  Prahipertensi: Sistolik 120 sampai 139 mmHg diastolic 80 sampai 89 mmHg.  Stadium 1: Sistolik 140 sampai 159 mmHg diastolic 90 sampai 99 mmHg.  Stadium 2: Sistolik >169 mmHg diastolic > mmHg. Berdasarkan etiologinya, hipertensi diklasifikasikan menjadi: 1. Hipertensi primer/esensial (insiden 80-95%): hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. 2. Hipertensi sekunder: akibat suatu penyakit atau kelainan mendasari, seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronisme, dan sebagainya. Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu: No. 1. 2. 3. 4.

Kategori Optimal Normal High normal Hipertensi Grade 1 ( ringan ) Grade 2 ( sedang ) Grade 3 ( berat )

Sistolik ( mmHg ) 120

C. Etiologi Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan : 1. Hipertensi Primer ( esensial ) Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinnya yaitu: genetic, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis system renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktorfaktor yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia. 2. Hipertensi sekunder Penyebabnya yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas: 1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekaanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg. 2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan teperkanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adlah terjadinya perubahanperubahan pada: 1. Elastisitas dinding aorta menurun 2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku 3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumennya. 4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi. 5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

D. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar darikolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive

4

terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi. Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroidlainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatnkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang padagilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone inimenyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Phatways Faktor predisposisi: usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olahraga, genetic, alcohol, konsentrasi gram, obesitas

Beban kerja jantung ↑

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

HIPERTENSI

Tekanan sistemik darah ↑

Perubahan struktur

Perubahan situasi

Krisis situasional

Informasi yang minim

Defisiensi pengetahuan Ansietas

Resistensi pembuluh darah otak ↑

Nyeri kepala

Penyumbatan pembuluh darah Vasokontriksi Gangguan sirkulasi

Otak

Suplai O2 ke otak ↓

Ginjal

Retina

Pembuluh darah

Vasokontriksi pembuluh darah ginjal

Spasme arteriol

Aliran darah makin cepat keseluruh tubuh sedangkan nutrisi dalam sel sudah mencukupi kebutuhan Metode koping tidak efektif Ketidakefektifan koping Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

Sistemik

Koroner

Vasokontriksi

Iskemia miokard

Resiko cedera Blood flow darah ↓ Respon RAA

5

Penurunan curah jantung

Afterload ↑

Merangsang aldosteron

Kelebihan volume cairan

Fatique

Retensi Na

Edema

Intoleransi aktivitas

Nyeri

E. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi: a. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak tertukar. b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebannyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h.

Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas,kelelahan Sesak nafas Gelisah Mual Muntah Epistaksis Kesadaran menurun

F. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium - Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindentifikasikan faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia. - BUN/ kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal. - Glucose: hiperglikemi (DM adalah pencetus hiperteni) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. - Urinalisa: darah,protein, glukosa, mmengisaratkan disfungsi ginjal da nada DM. 2. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati. 3. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. 6

4. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal. 5. Photo dada: menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

G. Penatalaksanaan Tujuan setiap program terapi adalah untuk mencegah kematian dan komplikasi dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada atau kurang dari 140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes melitus atau penderita penyakit ginjal kronis) kapan pun jika memungkinkan. 1. Terapi Non Farmakologi Modifikasi gaya hidup: a. Penurunan berat badan b. Pengurangan asupan alkohol c. Pengurangan asupan natrium d. Olahraga teratur e. Teknik relaksasi f. Penghentian rokok g. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertention) dengan asupan tinggi buah, sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti menurunkan tekanan darah tinggi. 2. Terapi Farmakologi Pilihan obat untuk terapi permulaan: 1) Hipertensi tanpa indikasi khusus a. Hipertensi derajat 1 Tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau Tekanan darah diastolic 90-99 mmHg. Umumnya diberikan diuretic gol Thiazide. Bisa dipertimbangkan pemberian penghambat EKA, ARB, penyekat B, antagonis Ca atau Kombinasi. b. Hipertensi derajat 2 Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau Tekanan darah distolik > mmHg. Umumnya diberi kombinasi 2 macam obat (diuretic golongan Thiazide dan penghambat EKA atau ARB atau penyakit b, atau antagnis Ca). 2) Hipertensi indikasi khusus Obat-obatan untuk indikasi khusus: Obat anti hipertensi lainnya (diuretic, penghambat EKA, ARB, Penyekat B, antagonis Ca) sesuai yang diperlukan. Bila sasaran tekanan darah tak tercapai, optimalkan dosis atau penambahan jenis obat sampai target tekanan darah tercapai dan pertimbangkan untuk konsultasi dengan spesialis hipertensi.

7

H. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang dilakukan yaitu mengumpulkan data, mengelompokkan data, dan menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan hipertensi meliputi: 1) Identitas pasien a. Umur : kejadian hipertensi cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usia. Namun penyakit hipertensi tidak selalu hadir seiring dengan proses penuaan. b. Jenis kelamin: laki – laki atau perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami penyakit hipertensi, namun laki – laki lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan dengan perempuan saat berusia sebelum 45 tahun. Sebaliknya saat usia 45 tahun ke atas, perempuan lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan laki – laki karena dipengaruhi oleh hormon. 2) Biodata penanggung jawab: Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, agama, status, alamat. 3) Keluhan utama Biasanya pasien mengeluhkan sakit kepala, pusing, tidak bisa tidur, lemah. 4) Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Biasanya pasien dengan hipertensi didapatkan tekanan darah yang meningkat dengan sistol > 140 mmHg diastole > 90 mmHg. b. Riwayat kesehatan dahulu Apakah sebelumnya pasien pernah menderita hipertensi. c. Riwayat kesehatan keluarga Apakah dalam keluarga pasien ada riwayat hipertensi. 5) Pola Fungsi Kesehatan a. Aktivitas/ istirahat Pada penderita hipertensi biasanya terjadi kelemahan, letih, nafas pendek, dan gaya hidup monoton. Ditandai dengan frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea. b. Integritas ego Pada penderita hipertensi biasanya terjadi karena riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Faktor- faktor stress multiple (hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan). Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian tangisan yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sektor mata), gerakan fisik cepat, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

8

c. Eliminasi Pada penderita hipertensi biasanya terjadi gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa yang lalu). d. Makanan/Cairan Pada pasien hipertensi biasanya makanan yang disukainya mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju,telur), gula – gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori. Terjadinya perubahan berat badan akhir – akhir ini (meningkat/menurun), dan riwayat penggunaan diuretik (adanya oedema) e. Neurosensori Pada pasien hipertensi biasanya pasien mengeluh pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam), kebas atau kelemahan pada satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur) dan epistaksis. 6) Pemeriksaan Head to Toe a. Keadaan umum : pasien tampak lemah b. GCS : E 4, V 5, M 6 c. Kesadaran : composmentis d. TTV : tidak terdapat peningkatan suhu/ dalam rentang normal (36, 5 – 37, 2 º C), RR >20 x/menit, nadi cepat dan kuat (>100x/menit), tekanan darah sistol >140 mmHg diastole > 90 mmHg. e. Kulit Inspeksi : tampak pucat Palpasi : biasanya turgor jelek, lembab, edema. f. Kepala Inspeksi : pada pemeriksaan kepala lihat bentuk kepala, lesi, distribusi rambut, dan warna rambut. Palpasi : ada nyeri atau tidak g. Mata Inspeksi : konjungtiva anemis, seclera tidak icterus. h. Telinga Inspeksi : simetris kanan kiri, terlihat serumen atau tidak, adanya lesi atau tidak. Palpasi : tidak ada nyeri tekan i. Hidung Inspeksi : tidak ada polip, tidak ada lesi Palpasi : tidak ada nyeri tekan j. Mulut Inspeksi : kebersihan mulut cukup, tidak ada lesi k. Leher Inspeksi dan palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis 9

l.

Dada - Paru-paru Inspeksi Palpasi Auskultasi - Jantung Auskultasi Perkusi m. Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi n. Ekstermitas Inspeksi Palapsi o. Genetalia Tidak terkaji

: bentuk dada normal, pergerakan dada simetris kanan kiri : tidak ada nyeri tekan : tidak ada bunyi tambahan : bunyi S3, S4 : bunyi redup : tidak ada lesi : ada nyeri t...


Similar Free PDFs