MAKALAH ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK II PULPEKTOMI GIGI DESIDUI NON VITAL DISUSUN OLEH PDF

Title MAKALAH ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK II PULPEKTOMI GIGI DESIDUI NON VITAL DISUSUN OLEH
Author Ega Dwi Cahyani
Pages 11
File Size 276.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 649
Total Views 914

Summary

MAKALAH ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK II PULPEKTOMI GIGI DESIDUI NON VITAL DISUSUN OLEH Ega Dwi Cahyani 15/381020/KG/10245 PDG GANJIL 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah- Nya...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MAKALAH ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK II PULPEKTOMI GIGI DESIDUI NON VITAL DISUSUN OLEH Ega Dwi Cahyani

Related papers T UGAS IKGA II skenario3 Krisna Amret asari DT M PULPEK YASIR Parlin Brut u Pemicu 2 Christ Simangunsong

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MAKALAH ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK II PULPEKTOMI GIGI DESIDUI NON VITAL

DISUSUN OLEH Ega Dwi Cahyani 15/381020/KG/10245 PDG GANJIL 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah kedokteran gigi anak dengan baik. Penyusunan makalah ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat penilaian dalam mata kuliah IKGA, semester VI pada program studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh dosen drg. Sri Kuswandari ,M.S., Sp. KGA, PhD, drg.Ign Sulistyo Jatmiko, M.Kes, Sp.KGA, drg Putri Kusumawardani M, M.Kes, Sp. KGA yang telah membimbing dalam kuliah Ilmu Kedokteran Gigi Anak II. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca serta dapat membantu memajukan pendidikan kedokteran gigi di Indonesia. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran dari para pembaca agar penulis dapat menyusun makalah lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Yogyakarta, 23 April 2018

Penulis

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1 DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3 I.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 3 I.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................... 3 I.3 TUJUAN............................................................................................................................. 4 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5 II.1 PENGERTIAN PULPEKTOMI ....................................................................................... 5 II.2 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI ............................................................................ 5 III.3 BAHAN PENGISI SALURAN AKAR ........................................................................... 6 III.4 PROSEDUR PERAWATAN........................................................................................... 6 III.5 EVALUASI...................................................................................................................... 7 BAB III KESIMPULAN.......................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9

2

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Terbukanya pulpa sering disebabkan oleh karies, tetapi dapat pula disebabkan oleh trauma dari suatu benturan atau selama preparasi kavitas. Terbukanya pulpa disebakan oleh karies terjadi lebih sering pada gigi susu daripada gigi permanen karena gigi susu mempunyai rongga pulpa yang relatif lebih besar, tanduk pulpa lebih menonjol dan email serta dentin yang lebih tipis. Pulpa yang terbuka menjadi jalan masuk mikrooragnisme yang dapat menyebabkan inflamasi dan bila berlanjut mengakibatkan pulpa menjadi nekrosis. Nekrosis pulpa adalah keadaan gigi dimana jaringan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagain besar pulpa yang masih hidup. Ada dua alternatif pilihan perawatan pada gigi desidui dengan nekrosis yaitu ekstraksi atau pulpektomi. Tujuan dasar dari perawatan endodontik anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serrta mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya. Perawatan endodontik pada gigi sulung bertujuan menjaga kesehatan anak dan mempertahankan gigi sulung yang pulpanya telah terbuka sampai periode eksfoliasi normal dan gigi permanen erupsi. Bahan pengisi saluran akar yang ideal untuk pulpektomi pada molar desidui harus memiliki sifat seperti antibakterial, dapat diresorpsi pada tingkat yang sama seperti resorpsi akar, tidak berbahaya untuk benih gigi permanen, tidak mengiritasi jaringan periapikal, mudah digunakan dan lain-lain (Damayanti, 2017).

2. RUMUSAN MASALAH a. Apa pengertian dari pulpektomi? b. Apa indikasi dan kontraindikasi dari pulpektomi ? c. Apa saja bahan dan syarat bahan yang dapat digunakan untuk pengisian saluran akar pulpektomi ? 3

d. Bagaimana prosedur pulpektomi ? e. Apa saja evaluasi pasca perawatan?

3. TUJUAN a. Dapat mengetahui pengertian dari pulpektomi b. Dapat mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari pulpektomi c. Dapat mengetahui bahan dan syarat bahan yang dapat digunakan untuk pengisian saluran akar pulpektomi d. Dapat mengetahui prosedur dari pulpektomi e. Dapat mengetahui evaluasi pasca perawatan pulpektomi

4

BAB II PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN Perawatan pulpektomi gigi sulung nekrotik adalah pembuangan seluruh jaringan pulpa nekrotik dan mengisinya kembali dengan bahan yang dapat diresorpsi secara fisiologis (Budiarjo, 1995). Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pulpektomi vital, devital, dan non vital. 2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI Indikasi pulpektomi antara lain : -

Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis sebagaian maupun gigi yang sudah nonvital

-

Saluran akar dapat dimasuki instrumen

-

Kelainan jaringan periapkes dalam gambaran radiografi kurang dari sepertiga apikal

-

Kesehatan umum, kesehatan rongga mulut dan kooperatif baik

-

Gigi sulung nekrotik tanpa peradangan periapikal

-

Mahkota mendukung sterilisasi dan dapat direstorasi

-

Resorbsi akar kurang dari sepertiga akar (Budiarjo, 1995).

Menurut American Academiy of Pediatric Dentistry (1991) kontraindikasi pulpektomi yaitu : -

Gigi tidak dapat direstorasi lagi

-

Resorpsi akar >1/3 apikal

-

Kondisi pasien buruk, mengidap penyakit kronis, speerti diabetes melitus, TBC, dan lain-lain

-

Terdapat belokan ujung dengan granuloma (kista) yang sukar dibersihkan atau sukar dilakukan tindakan bedah endodonti

-

Bila sebagian besar jaringan gigi telah hilang

-

Adanya resorbsi ekterna, dan interna yang berlanjut

-

Peradangan periapikal telah meluas dan mengenai benih gigi (Tarigan, 2002).

5

3. BAHAN PENGISIAN SALURAN AKAR Syarat ideal untuk bahan pengisi saluran akar gigi sulung antara lain dapat diresorbsi sesuai dengan proses resorbsi akar gigi gulung, tidak mengiritasi jaringan periapikal, dan benih gigi tetap, bila overfilling dapat diresorbsi tubuh, bersifat antiseptik, mudah cara pengisiannya, melekat pada dinding saluran akar, tidak mengkerut, mudah dibuang bila perlu, radiopak, dan tidak menyebabkan perubahan warna gigi. Bahan yang memenuhi syarat adalah pasta zink oksid-eugenol, pasta iodoform dan Ca(OH)2. Bahan pengisi yang banyak digunakan adalah pasta zink oksid-eugenol. Resorbsi ZOE lebih lambat daripada resorbsi akar sehingga sisa ZOE tertinggal lama pada tulang alveolar tetapi hal ini tidak menimbulkan efek sampingan. Pasta KRI merupakan campuran iodoform, campor, parachlorophenol, dan mentol. Bahan ini dapat diresorbsi lebih cepat dan tidak memiliki efek terhadap benih gigi pengganti khususnya gigi abses. Bahan Ca(OH)2 secara umum tidak digunakan pada perawatan pulpa gigi sulung, tetapi di Jepang telah dibuat suatu produk Vitapex yang merupakan campuran Ca(OH)2 dengan iodoform. Bahan tersebut mudah penggunaannya, resorbsi lebih cepat dari akar, tidak memilik efek toksik terhadap gigi pengganti dan bersifat radiopak (Budiarjo, 1995).

4. PROSEDUR PERAWATAN Pada kunjungan pertama dilakukan : a. Pembersihan jaringan karies menggunakan round bur metal dan preparasi akses saluran akar hingga memperoleh akses yang lurus menggunakan round bur diamond b. Kemudian mencari jalan masuk ke saluran akar melalui orifice menggunakan smooth broach c. Pengukuran panjang kerja dengan mengukur panjang gigi pada radiografi periapikal, yaitu dari incisal sampai akses gigi. Panjang kerja dapar dikurangi 2 mm dari panjang kerja sebenarnya. d. Pengambilan jaringan nekrotik (pulp debridement) dengan teknik pull stroke menggunakan barber broach yaang ditandai dengan rubber stop. Panjang kerja tahap ini adalah 2/3 panjang kerja.

6

e. Preparasi saluran akar dengan K-file dengan ukuran 15 dan diakhiri file ukuran nomor 35 atau sampai dengan white dentin. f. Finishing preparasi saluran akar dengan H-file nomor 40. g. Saluran akar diirigasi menggunakan larutan natrium hipoklorit (NaOCl) dan disterilisasi menggunakan pasta Ca(OH)2 yang diaplikasikan menggunakan lentulo. Kavitas ditutup dengan menggunakan tumpatan sementara kavit.

Pada kunjungan kedua a. Satu minggu kemudiaan dilakukan pemeriksaan subyektif pasien tidak ada keluhan maka dapat dilakuka obturasi b. Area kerja dilakukan isolasi terlebih dahulu c. Saluran akar diirigasi menggunakan NaOCl dan dikeringkan menggunakan paper point d. Obturasi saluran akar menggunakan ZOE dengan menggunakan plugger pada saluran akar lalu dilakukan penekanan dengan cotton pellet hingga saluran akar penuh e. Tutup menggunakan cotton pellet dan tumpat sementara f. Lalukan pengambilan foto rontgen untuk memastikan bahwa saluran akar sudah hermetis g. Jika sudah hermetis, pasien diinstruksikan untuk datang 1 minggu kemudian untuk dilakukan evaluasi Pada kunjungan ketiga a. Satu minggu kemudian dilakukan pemerikaan subyektif pasien tidak ada keluhan b. Lakukan restorasi permanen menggunakan SIK atau mahkota PCC

5. EVALUASI Jika perawatan pulpektomi berhasil, evaluasi yang didapatkan yaitu : a. Tidak ada discharge purulent b. Tidak adanya mobilitas yang abnormal c. Tidak adanya nyeri post operative d. Tidak adanya resorbsi akar e. Resolusi sinus tractus dalam kurun waktu 6 bulan (Rao,2012).

7

BAB III KESIMPULAN -

Perawatan pulpektomi gigi sulung nekrotik adalah pembuangan seluruh jaringan pulpa nekrotik dan mengisinya kembali dengan bahan yang dapat diresorpsi secara fisiologis

-

Indikasi pulpektomi antara lain gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis sebagaian maupun gigi yang sudah nonvital

-

Kontraindikasi pulpektomi antara lain gigi tidak dapat direstorasi lagi, resorpsi akar >1/3 apikal

-

Bahan yang memenuhi syarat sebagai bahan pengisi saluran akar adalah pasta zink oksid-eugenol, pasta iodoform dan Ca(OH)2.

-

Terdapat tiga kali kunjungan untuk melakukan prosedur perawatan pulpektomi serta dilakukan evaluasi setiap kali kunjungan untuk mengetahui keberhasilan perawatan.

8

DAFTAR PUSTAKA

Budiarjo, S.B., 1995, Perawatan Pulpektomi Secara Singkat Pda Gigi Sulung Nektrotik, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 11 (2) : 40-49. Damayanti, A., Kaswindiarti, S., 2017, Perwatan Pulpektomi Non Vital pada Gigi Desidui Anterior Maksila, Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi, 1 (1) : 58-63. Rao, A., 2012, Principles and Practice of Pedodontics, 3rd ed, Jaype Brothers Medical Publishers, New Delhi. Tarigan. R., 2002, Perwatan Pulpa Gigi (Endodonti), Edisi 2 Revisi, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

9...


Similar Free PDFs