MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN II JENIS JENIS KOMUNIKASI KEPERAWATAN PDF

Title MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN II JENIS JENIS KOMUNIKASI KEPERAWATAN
Author Iche Trisna
Pages 12
File Size 207.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 525
Total Views 611

Summary

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN II JENIS JENIS KOMUNIKASI KEPERAWATAN Dosen Pembimbing : Ns. Amelia Susanti, M.Kep,Sp.Kep.J Disusun oleh : ZAHARATUL AYINNI 1914201048 Kelas : 2c S1 KEPERAWATAN STIKES ALIFAH PADANG TA 2019 / 2020 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi ...


Description

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN II JENIS JENIS KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing : Ns. Amelia Susanti, M.Kep,Sp.Kep.J Disusun oleh :

ZAHARATUL AYINNI 1914201048 Kelas : 2c

S1 KEPERAWATAN STIKES ALIFAH PADANG TA 2019 / 2020

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang jenis Jenis komuniasi ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang jenis – jenis komunikasi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Padang, 21 Maret 2020

Zaharatul Ayinni

i

DAFTAR ISI Kata Pengantar

…………………………........................

i

Daftar Isi

…………………………………………

ii

A. Latar Belakang Masalah

…………………………………………

1

B. Rumusan Masalah

…………………………………………

1

C. Tujuan

…………………………………………

2

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Komunikasi Kesehatan

………………………………………… 2

2. Jenis Jenis Komunikasi Keperawatan

………………………………………… 3

BAB III KESIMPULAN

………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA

………………………………………… 9

ii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam kehidupan berumah tangga, kehidupan bermasyarakat seperti di tempat-tempat umum seperti pasar, sekolah, stasiun dan lain-lain. Aktivitas komunikasi dapat terjadi dimana saja, dan setiap manusia pasti melakukan aktivitas komunikasi karena tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu untuk melakukan aktivitas komunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya, pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental. B. RUMUSAN MASALAH Untuk memudahkan proses penjabaran dan penjelasan, makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah, yaitu : 1. Apa pengertian dari komunikasi? 2. Apa saja jenis-jenis komunikasi Keperawatan?

1

C. TUJUAN Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengertian komunikasi, 2. Menjelaskan jenis – jenis komunikasi keperawatan

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN Komunikasi merupakan proses kompleks

yang melibatkan

perilaku dan

memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu: a. intrapersonal, b. Interpersonal c. dan publik. Beberapa definisi komunikasi adalah: 1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid). 2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G). 3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981). 4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram, W). Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan.

2

Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal. 2. JENIS – JENIS KOMUNIKASI KEPERAWATAN Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) ada tiga jenis komunikasi yaitu: a. Komunikasi Verbal Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Katakata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung. Komunikasi Verbal yang efektif harus: 1. Jelas dan ringkas Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana. Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa nyeri anda” lebih baik daripada “saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian yang anda rasakan tidak enak.”. 2.

Perbendaharaan Kata Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien

3

dapat menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan “Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru anda”. 3. Arti denotatif dan konotatif Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien. 4. Selaan dan kesempatan berbicara Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-kata tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan memikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan. Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk diulang. 5. Waktu dan relevansi Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu,

4

perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien 6. Humor Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien. b. Komunikasi Tertulis Komunikasi Tertulis dalam ilmu keperawatan adalah komunikasi yang disampaikan secara tertulis, baik dengan tulisan manual atau dengan bantuan alat lain, ditulis dari media. Jenis komunikasi ini dapat berupa surat, surat kaba/media masa atau media elektronik yang disampaikan dalam bentuk tulisan. Dalam konteks komunikasi keperawatan, komunikas jenis ini dapat berupa catatan perkembangan pasien, catatan medis, catatan/laporan perawat, dan catatan penting lainnya. c. Komunikasi non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik. Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Komunikasi non-verbal teramati pada: 1. Metakomunikasi Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi

5

adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah. 2.

Penampilan Personal Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.

3. Intonasi (Nada Suara) Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat. 4.

Ekspresi wajah Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah

6

ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar. 5. Sikap tubuh dan langkah Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur. 6. Sentuhan Kasih sayang, dudkungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati. d. Komunikasi Satu Arah Komunikasi ini biasanya bersifat koersif, yang dapat berupa perintah, instruksi dan bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi sanksi. Komunikasi ini jarang bahkan tidak ada kesempatan untuk memberikan umpan balik karena sifat pesannya mau – tidak mau diterima oleh komunikator e. Komunikasi Dua Arah Komunikasi yang memungkinkan bahkan harus ada proses feedback, biasanya bersifat informative atau persuasive.

7

BAB III PENUTUP KESIMPULAN

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut : pengirim pesan, penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manajer melibatkan proses komunikasi. Proses komunikasi dimulai dengan adanya pengirim pesan yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang agar dapat dipahami sesuai apa yang ia sampaikan. Kemudian pesan (informasi) tersebut disampaikan melalui isyarat (simbol), baik verbal (kata-kata) maupun non verbal (bahasa tubuh) , tertulis, komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah melalui media komunikasi langsung (tatap muka), TV, Radio, internet, dll. Kemampuan menerapkan tehnik komunikasi terapeutik memrlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat. Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam penggunaanya diperhatikan sikap dan tehnik komunikasi terapeutik. Hal lain yang cukup penting diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini merupakan faktor penunjang yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan berhubungan terapeutik. Komunikasi dalam keperawatan mencakup keseluruhan konsep – konsep dasar komunikasi keperawatan serta unsur – unsur komunikasi keperawatan yang berkaitan langsung denga proses tindakan keperawatan dimana jika keterampilan dalam komunikasi sudah baik dan efektif maka kita bias menciptakan rasa nyaman bagi klien kita.

8

DAFTAR PUSTAKA

Mudakir.2006.Komunikasi keperawatan, aplikasi dalam pelayanan. Edisi Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu Makalah Jenny Marlinadawanni Purba, S/Kep http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/3596/keperawatanjenny.pdf;sequence=1 Zulkarnaen khotibi, s1 keperwatan yayasan keperawatan rumah sakit islam https://perawatperawat.blogspot.com/2013/03/komunikasi-dalam-keperawatan.html

9...


Similar Free PDFs