Konsep Dasar Keperawatan Gerontik PDF

Title Konsep Dasar Keperawatan Gerontik
Author Doktor Kang Hari
Pages 23
File Size 410.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 77
Total Views 253

Summary

Modul Pembejaran .... UNIT I KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK A. PENGANTAR Pada unit ini anda akan mempelajari tentang konsep dasar keperawatan gerontik, selanjutnya materi yang akan disajikan dalam bab ini adalah tentang pengertian dari gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik, teori proses...


Description

Modul Pembejaran ....

UNIT I KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENGANTAR Pada unit ini anda akan mempelajari tentang konsep dasar keperawatan gerontik, selanjutnya materi yang akan disajikan dalam bab ini adalah tentang pengertian dari gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik, teori proses penuaan, batasan usia lanjut, faktor yang mempengaruhi proses penuaan, mitos – mitos usia lanjut dan kenyataannya, perubahan – perubahan yang terjadi pada usia lanjut,

dampak

kemunduran dan reaksi yang terjadi pada usia lanjut. Pada bab ini berisikan beberapa konsep tentang gerontik sehingga anda sebagai mahasiswa dapat memahami perubahan yang terjadi pada lansia secara fisik, mental dan sistem tubuh secara rinci dan menyeluruh sehingga anda lebih mudah mempelajarinya.

Tujuan

Setelah saudara mempelajari materi di bab ini, bab ini akan membekali anda sebagai mahasiswa dengan wawasan ilmu keperawatan lansia atau gerontik. Hal ini disampaikan agar saudara dapat menjadi perawat pemula yang profesional dalam melakukan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan pada lansia dengan baik dan sesuai standar keperawatan yang berlaku. Untuk mencapai seluruh materi yang tersaji dalam bab ini, diharapkan anda dapat : 1. Menjelaskan pengertian dari gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik 2. Menjelaskan teori proses penuaan 3. Menjelaskan batasan usia lanjut 4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi proses penuaan Akademi Keperawatan Harum Jakarta

1

Modul Pembejaran ....

5. Menjelaskan mitos-mitos usia lanjut dan kenyataannya 6. Menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjut 7. Menjelaskan dampak kemunduran dan reaksi yang terjadi pada usia lanjut

Selanjutnya, marilah kita pelajari dengan seksama modul ini untuk mengetahui apa, mengapa anda perlu mengetahui konsep dasar keperawatan gerontik secara umum ?

B.

BAHAN BACA

B. BAHAN BACA

A. Pengertian Gerontologi berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti usia dan logos berarti ilmu. Gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah – masalah yang terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990) Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan, seperti aspek kesehatan, psikologis, sosial ekonomi, perilaku, lingkungan, dan lain- lain (S. Tamher, 2009). Keperawatan gerontik atau keperawatan gerontologik adalah spesialis keperawatan lanjut usia yang menjalankan peran dan tanggung jawabnya terhadap

tatanan

pelayanan

kesehatan

dengan

menggunakan

ilmu

pengetahuan, keahlian, keterampilan, teknologi, dan seni dalam merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif (Kushariyadi, 2010). Menurut siti Badriah (2009), keperawatan gerontik adalah suatu pelayanan professional yang berdasarkan ilmu dan kiat/ teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial- spiritual dan cultural yang holistic yang ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

2

Modul Pembejaran ....

Sedangkan geriatri berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti lanjut usia dan eatriea berarti kesehatan atau medis. Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran berfokus pada masalah kedokteran, yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia (Black & Jacob, 1997). Menurut S. Tamher (2009), geriatri merupakan salah satu cabang dari gerontology dan medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative yang mencangkup kesehatan badani, jiwa dan social, serta penyakit cacat.

B. Proses menua Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan- lahan kemampuan

jaringan

untuk

memperbaiki

diri/

mengganti

dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantanides, 1994). Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Teori – teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi biasanya dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu teori biologis dan psikososial. 1. Teori biologis Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk perubahan fungsi

dan struktural, pengembangan, panjang usia dan

kematian. Perubahan – perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molecular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit. a. Teori genetik Teori sebab- akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama dipengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan oleh pembentukkan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan Akademi Keperawatan Harum Jakarta

3

Modul Pembejaran ....

kode genetik. Menurut teori genetik, penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang hidup dan panjang usia telah ditentukan sebelumnya. Teori genetik terdiri dari teori asam deoksiribonukleat (DNA), teori ketepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori glikogen. b. Teori wear and tear Teori wear and tear (dipakai dan rusak) mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolic atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami kerusakan berdasarkan suatu jadwal. Radikal bebas adalah contoh dari produk sampah metabolism yang menyebabkan kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas adalah molekul atau atom dengan suatu elektron yang tidak berpasangan. Ini merupakan jenis yang sangat relative yang dihasilkan dari reaksi selama metabolisme. c. Teori imunitas Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan

mereka

terhadap

organism

asing

mengalami

penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker adan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi system imun, terjadilah peningkatan dalam respon autoimun tubuh. Seiring dengan bertambahnyan usia berat dan ukuran kelenjar timus menurun, seperti halnya kemampuan tubuh untuk mendeferensiasi sel T. Karena

hilangnya proses

diferensiasi sel T, tubuh salah mengenali sel yan tua dan tidak beraturan sebagai benda asing dan menyerangnya. Selain itu, Akademi Keperawatan Harum Jakarta

4

Modul Pembejaran ....

tubuh kehilangan kemampuan untuk meningkatkan responnya terhadap se lasing, terutama bila menghadapi infeksi. d. Teori neuroendokrin Teori – teori biologi penuaan, berhubungan dengan hal- hal seperti yang terjadi pada struktur dan perubahan pada tingkat molekul dan sel. Salah satu area neurologi yang mengalami gangguan secara universal akibat penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses, dan bereaksi terhadap perintah. Dikenal sebagai perlambatan tingkah laku, respons ini kadangkadang diinterprestasikan sebagai tindakan melawan, ketulian, atau kurangnya pengetahuan. 2. Teori psikososiologis Teori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang menyertai peningkatan usia, sehingga lawan dari implikasi biologi pada kerusakan anatomis. a. Teori kepribadian Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang subur dalam tahun- tahun akhir kehidupan. Teori kepribadian menyebutkan aspek – aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Jung (1994), mengembangkan suatu

teori

pengembangan

kepribadian

orang

dewasa

yang

memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert. (Stanley, 2006). b. Teori tugas perkembangan Beberapa ahli teori terkenal sudah menguraikan proses maturasi dalam kaitannya dengan tugas yang harus dikuasai pada berbagai tahap sepanjang rentang hidup manusia. Tugas perkembangan adalah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada tahap- tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang sukses. Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu Akademi Keperawatan Harum Jakarta

5

Modul Pembejaran ....

melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan integritas. Dikutip dari Stanley, Mickey (2006). c. Teori aktivitas Havighurst (1989), menulis tentang pentingnya tetap aktif secara social sebagai

alat

untuk

penyesuaian

diri

yang

sehat.

Penelitian

menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup. Dan penelitian baru menunjukkan pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah kehilangan dan pemeliharaan kesehatansepanjang masa kehhidupan manusia. Dikutip dari Stanley, Mickey (2006).

C. Batasan – batasan usia lanjut Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda – beda, umumnya berkisar antara 60 – 65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut : 1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu a. Usia pertengahan (middle age) usia 45 – 59 tahun b. Lanjut usia (elderly) usia 60 – 74 tahun c. Lanjut usia tua (old) usia 75 – 90 tahun d. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun

2. Menurut Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (Alm), Guru besar Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran, periodisasi biologis perkembangan manusia dibagi menjadi : a. Masa bayi (usia 0-1 tahun) b. Masa prasekolah (usia 1-6 tahun) c. Masa sekolah (usia 6-10 tahun) d. Masa pubertas (usia 10-20 tahun) e. Masa setengah umur, prasenium (usia 40-65 tahun) f. Masa lanjut usia, senium (usia > 65 tahun) Akademi Keperawatan Harum Jakarta

6

Modul Pembejaran ....

3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani, psikolog dari Universitas Indonesia, kedewasaan dibagi empat bagian : a. Fase iuventus (usia 25-40 tahun) b. Fase verilitas (usia 40-50 tahun) c. Fase prasenium (usia 55-65 tahun) d. Fase senium (usia 65 tahun hingga tutup usia)

4. Menurut Prof. DR. Koeseomanto Setyonegoro, Sp.Kj., batasan usia dewasa sampai lanjut usia dikelompokkan menjadi : a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun b. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun c. Lanjut usia (geriatric age) usia >65/70 tahun, terbagi atas : 1). Young old (usia 70-75 tahun) 2). Old (usia 75- 80 tahun) 3). Very old (usia > 80 tahun)

5. Menurut Burnsie (1979), ada empat tahap lanjut usia, yaitu : a. Young old (usia 60-69 tahun) b. Middle age old (usia 70- 79 tahun) c. Old- old (usia 80-89 tahun) d. Very old- old (usia >90 tahun)

Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas, terdapat Didalam Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2. D. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketuaan Meliputi : 1.

Hereditas (keturunan/ genetik)

2.

Nutrisi / makanan

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

7

Modul Pembejaran ....

3.

Status kesehatan

4.

Pengalaman hidup

5.

Lingkungan

6.

Stress

E. Mitos – mitos lanjut usia dan kenyataannya 1.

Menurut kedamaian dan ketenangan Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jernih payahnya dimasa muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan- akan sudah berhasil dilewati. Kenyataan : Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit. a. Depresi b. Kekhawatiran c. Paranoid d. Masalah psikotik

2.

Mitos konservatisme dan kemunduran Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya : a. Konservatif b. Tidak kreatif c. Menolak inovasi d. Berorientasi ke masa silam e. Merindukan masa lalu f. Kembali ke masa anak- anak g. Susah berubah h. Keras kepala dan, i. Cerewet Kenyataan : Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.

3.

Mitos berpenyakitan

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

8

Modul Pembejaran ....

Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menua. Kenyataan : Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan metabolism sehingga rawan terhadap penyakit. Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.

4.

Mitos senilitas Lanjut usia dipandangan sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak (banyak yang tetap sehat dan segar). Banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.

5.

Mitos tidak jatuh cinta Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada. Kenyataan : Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia.

6.

Mitos aseksualitas Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang. Kenyataan : Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja. Memang

frekuensi

hubungan

seksual

menurun,

sejalan

dengan

meningkatnya usia tetapi masih tetap tinggi.

7.

Mitos ketidakproduktifan Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif. Kenyataan : Tidak demikian, banyak lanjut usia yang mencapai kematangan, kemantapan, dan produktifitas mental dan material.

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

9

Modul Pembejaran ....

F. Perubahan – perubahan yang terjadi pada lanjut usia 1.

Perubahan – perubahan fisik a. Sel 1). Lebih sedikit jumlahnya 2). Lebih besar ukurannya 3). Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraselular 4). Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati 5). Jumlah sel otak menurun 6). Terganggunya mekanisme perbaikan sel 7). Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%

b. Sistem persarafan 1). Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam setiap harinya). 2). Cepatnya menurun hubungan persarafan 3). Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress. 4). Mengecilnya saraf panca indera Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium, dan perasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin. 5). Kurang sensitive terhadap sentuhan.

c. Sistem pendengaran 1).

Presbiakusis

(gangguan

pada

pendengaran).

Hilangnya

kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada- nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata- kata, 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun. 2). Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis. 3). Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin.

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

10

Modul Pembejaran ....

4). Pendengaran bertambahnya menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/ stres.

d. Sistem penglihatan 1). Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. 2). Kornea lebih berbentuk sferis (bola). 3). Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan. 4). Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap 5). Hilangnya daya akomodasi. 6). Menurunnya lapangan padang : berkurang luas pandangannya. 7). Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

e. Sistem kardiovaskuler 1). Elastisitas, dinding aorta menurun. 2). Katup jantung menebal dan menjadi kaku. 3). Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunya kontraksi dan volumenya. 4). Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bias menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak). 5). Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer, sistolis normal ± 170 mmHg. Diastolis normal ± 90 mmHg.

f. Sistem pengaturan temperatur tubuh Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang memperngaruhinya. Yang sering ditemui, antara lain :

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

11

Modul Pembejaran ....

1). Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik ± 35ºC ini akibat metabolisme yang menurun. 2). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

g. Sistem respirasi 1). Otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku. 2). Menurunnya aktivitas dari silia. 3). Paru- paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun. 4). Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang. 5). O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg. 6). CO2 pada arteri tidak berganti. 7). Kemampuan untuk batuk berkurang. 8). Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.

h. Sistem gastrointestinal 1). Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal disease yang bias terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. 2). Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (±80%), hilangnya sensifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensifitas dari saraf pengecapan tentang rasa asin, asam, dan pahit. 3). Esophagus melebar. 4). Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun. 5). Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi. 6). Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu).

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

12

Modul Pembejaran ....

7). Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

i.

Sistem reproduksi 1). Menciut ovary dan uterus 2). Atrofi payudara 3). Pada laki- laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur – angsur. 4). Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik), yaitu : a). Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia. b). Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual. c). Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami. 5). Selaput lender vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan – perubahan warna.

j.

Sistem genitourinaria 1). Ginjal Merupakan alat untuk mengelua...


Similar Free PDFs