Makalah Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial (Kemuhammadiyahan) PDF

Title Makalah Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial (Kemuhammadiyahan)
Author Habibullah Al Faruq
Pages 14
File Size 327.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 205
Total Views 905

Summary

MAKALAH MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan Dosen pengampu : Firdaus, M.Pd. Disusun oleh : Kukuh Indra Krisdiantoro (1703040012) Fauzia Nur Devi (1703040030) Habibullah Al Faruq (1703040047) Akhsanul Maulana (1703040124) Program Studi Informa...


Description

MAKALAH MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan Dosen pengampu : Firdaus, M.Pd.

Disusun oleh : Kukuh Indra Krisdiantoro

(1703040012)

Fauzia Nur Devi

(1703040030)

Habibullah Al Faruq

(1703040047)

Akhsanul Maulana

(1703040124)

Program Studi Informatika Fakultas Teknik dan Sains Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2018 / 2019

KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih memberikan napas kehidupan, sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah, tentang perananan Muhammadiyah di berbagai macam bidang, salah satunya di bidang sosial. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Kemuhammadiyahan. Di dalam makalah ini, dijelaskan banyak pokok bahasan mengenai peranan Muhammadiyah di Tanah Air, yang lebih spesifik lagi di bidang sosial. Perlu diketahui, kemaslahatan umat memang menjadi salah satu aspek penting di dalam kehidupan sosial-kemanusiaan, yang mana esensinya "manusia sebagai makhluk sosial". Sehingga, manusia tentu tak bisa hidup tanpa manusia lain, dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Peran Muhammadiyah di sini ialah membantu mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami sampaikan banyak terima kasih atas segala bentuk perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini mampu memberikan manfaat yang lebih banyak lagi bagi diri penulis sendiri, dan khususnya bagi para pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, hal ini tentu senada dengan makalah ini. Dengan segala bentuk kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif, tentu sangat kami harapkan dari para pembaca, dalam upaya meningkatkan penyusunan makalah yang lebih baik lagi di waktu yang akan datang.

Purwokerto, 10 April 2019

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

MAKALAH MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL ............................................... i KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 1.1

Latar Belakang........................................................................................................ 1

1.2

Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

1.3

Tujuan..................................................................................................................... 2

1.4

Manfaat................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3 2.1

Nilai-nilai dan Ajaran Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah (Teologi Al-Ma'un) ..... 3

2.1.1

Tipe-tipe Orang yang Mendustakan Agama, Menurut Surat Al-Ma'un .............. 4

2.2

Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan Anak Yatim ............................................ 5

2.3

Bentuk dan Model Gerakan Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah ......................... 6

2.4

Revitalisasi Gerakan Sosial Muhammadiyah .......................................................... 8

2.4.1

Macam-macam Aspek Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah .......................... 9

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 10 3.1

Kesimpulan ........................................................................................................... 10

3.2

Saran .................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 11

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Dalam perjalanannya, Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah "Amar Ma'ruf

Nahi Munkar", dan bukan hanya semata menyeru terhadap kebaikan dan mencegah yang munkar. Akan tetapi, mengandung 3 hal yang mencakup gerakan tersebut, yakni liberasi, humanisasi, dan transendensi. Liberasi merupakan membebaskan manusia dari segala bentuk ketertindasan, dalam artian kebodohan, penyakit, kelompok rentan, hingga kemiskinan. Humanisasi sendiri bisa diartikan memanusiakan manusia, atau bisa disebut juga manusia yang diberdayakan. Yang terakhir, transendensi yang berarti membawa manusia kepada keimanan dan kesholehan. Sebagai gerakan tajrih (pemurnian) dan tajdid (pembaharuan), Muhammadiyah memiliki banyak kiprah di berbagai macam bidang, mulai dari akidah, ibadah, pendidikan, kesehatan, hingga pelayanan sosial. Melalui teologi Al-Maun, Muhammadiyah telah membuktikan diri sebagai gerakan yang sangat menekankan mengenai pentingnya amal saleh. Bahkan, Muhammadiyah juga telah membuktikan ajaran sedikit berbicara banyak bekerja, disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab secara organisasi. Hingga sekarang, Muhammadiyah mencoba tetap berusaha dalam menjalin komunikasi yang baik, hingga memberikan pelayanan sosial terhadap masyarakat dan bagi siapa saja yang membutuhkan. Hal inilah yang dinilai penting dalam perkembangan Muhammadiyah itu sendiri. Sementara itu, revitalisasi gerakan Muhammadiyah bisa dimaknai sebagai salah satu bentuk atau proses dalam penguatan kembali sistem paham dan jati diri, sesuai dengan prinsip ideal dalam mewujudkan tercapainya kekuatan Muhammadiyah, sebagai gerakan

1

Islam, yang bisa menjalankan fungsi dakwah, demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

1.2 •

Rumusan Masalah Bagaimana prinsip nilai-nilai dan ajaran sosial-kemanusiaan Muhammadiyah (teologi Al-Ma'un)?



Bagaimana langkah Muhammadiyah dalam kepedulian terhadap fakir miskin dan anak yatim?



Bagaimana bentuk dan model gerakan sosial-kemanusiaan Muhammadiyah?



Langkah apa yang harus ditempuh dalam revitalisasi gerakan sosial Muhammadiyah?

1.3

Tujuan

Tujuan umum : Penyusunan makalah berjudul "Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial" ini menjadi salah satu tugas dari mata kuliah Kemuhammadiyahan, yang di sisi lain juga mampu memberikan banyak wawasan secara lebih luas, tentang peranan Muhammadiyah.

Tujuan khusus : •

Menambah pengetahuan akan pentingnya peranan Muhammadiyah di berbagai bidang, khususnya di bidang sosial-kemanusiaan



1.4

Menerapkan materi perkuliahan yang telah didapatkan dari kampus

Manfaat Penyusunan makalah "Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial" ini mampu

memberikan manfaat lebih banyak lagi bagi kami dan para pembaca, untuk menambah wawasan mengenai peranan Muhammadiyah yang gerakannya begitu masif, dalam mewujudkan umat yang beradab dan kembali sesuai khittahnya.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Nilai-nilai dan Ajaran Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah (Teologi Al-Ma'un) Teologi dalam bahasa Yunani dikenal dengan "theos" yang berarti Tuhan dan "logia"

yang berarti kata-kata, ucapan, atau wacana. Jadi, teologi adalah wacana yang berdasar nalar tentang agama, spiritualitas, dan Tuhan. Dengan demikian, teologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Sang Pencipta. Teologi memampukan seseorang dalam memahami tradisi agamanya sendiri atau agama lain, melestarikan, memperbarui, hingga menerapkan sumber dari suatu tradisi dalam situasi atau kebutuhan yang terjadi di masa kini, atau bisa juga dijadikan sebagai alasan yang lain. Surat Al-Ma'un termasuk ke dalam surat-surat pendek yang terdapat di dalam juz 30. Surat ini terdiri atas sebanyak 7 ayat, yang tergolong Makkiyah (yang diturunkan di Mekkah). Tafsir surat Al-Ma'un menurut Prof. Dr. H. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, vol. 15 hal. 643-658, menjelaskan jika asbabun nuzul surat Al-Ma'un sehubungan dengan kebiasaan dari Abu Sofyan dan Abu Jahal yang kabarnya tiap minggu menyembelih seekor unta. Pada suatu ketika, seorang anak yatim datang meminta sedikit daging yang sudah disembelih tersebut. Akan tetapi, Abu Jahal dan Abu Sofyan malah tidak memberinya, malah anak yatim tersebut dihardik dan diusir. Jika seseorang membenci anak yatim, maka orang tersebut membenci keberasalan Nabi Muhammad. Sebab, Nabi merupakan anak yatim, yang dipinggirkan oleh keluarganya, dan hidup dengan cara menggembala, berkutat dengan kemiskinan selama masa kecilnya. Kata Al-Ma'un dalam bahasa Arab berarti bantuan, membantu dengan bantuan yang jelas (baik itu dengan alat ataupun fasilitas), sehingga memudahkan tercapainya sesuatu yang diharapkan. Sementara itu, Al-Ma'un juga bisa bermakna : •

Zakat 3



Harta benda



Alat-alat rumah tangga



Air



Keperluan sehari-hari



dan lain sebagainya Dalam makna yang lebih luas, Al-Ma'un dimaknai dengan membantu sesuatu yang

kecil dan dibutuhkan oleh orang lain.

2.1.1 Tipe-tipe Orang yang Mendustakan Agama, Menurut Surat Al-Ma'un •

Orang yang menghardik dan berlaku keras terhadap anak yatim "Maka itulah orang yang menghardik anak yatim" (Al-Ma'un ayat 2) Orang yang di sini berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim, dengan cara

menganiaya haknya dan tak memberi makan, serta memperlakukan dengan kasar. Di dalam ayat ini sangat jelas melarang untuk membiarkan dan meninggalkan anak yatim dalam kondisi apapun dan di manapun, termasuk juga mengabaikan anak yatim. •

Orang yang tidak saling menganjurkan untuk memberi makan orang miskin "Dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin" (Al-Ma'un ayat 3) Mengentaskan kemiskinan tidak hanya menjadi tanggung jawab orang-orang berada.

Semua muslim memiliki tanggung jawab yang sama terhadap orang-orang miskin. Jika tidak mampu memberikan bantuan secara langsung, seorang muslim masih memiliki kewajiban untuk mendorong dan bersama-sama untuk membantu yang miskin. Tak ada alasan lagi untuk muslim tidak ikut membantu orang-orang yang membutuhkan. •

Orang yang lalai terhadap sholatnya "Maka celakalah orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya"

(Al-Ma'un ayat 4-5) Yang dimaksud celaka di sini adalah orang-orang yang mengerjakan sholat secara terang-terangan, sedangkan dalam kesendirian, orang tersebut malah tidak sholat. Orang-orang yang lalai di sini bisa ditafsirkan seseorang yang tidak menunaikan sholat di awal waktu, melainkan malah menangguhkannya hingga batas akhir waktu, secara terusmenerus, dan malah lama-kelamaan menjadi kebiasaan. 4

Adakalanya juga, di dalam menunaikan sholat, tak memenuhi rukun sholat dan segala persyaratan, sesuai dengan apa yang diperintahkan. Ada juga yang mengerjakan tidak khusyuk. •

Orang yang riya' "yang berbuat riya" (Al-Ma'un ayat 6) Riya' merupakan melakukan suatu perbuatan yang bukan diniatkan karena Allah SWT,

melainkan agar orang lain bisa melihat dan merasa takjub dengan apa yang dilakukan oleh orang tersebut. Seperti yang kita ketahui, setiap manusia suka dipuji dan disanjung orang lain. Maka dari itu, seorang muslim yang baik harus bisa menata niat, sehingga amal ibadahnya hanya ditujukan untuk Allah SWT. •

Orang yang enggan memberikan bantuan "Dan enggan (memberikan) bantuan" (Al-Ma'un ayat 7) Tipe yang terakhir ini ialah orang yang enggan memberi bantuan, walaupun berupa

hal-hal kecil yang bersifat remeh. Ayat ini berarti bagi mereka yang tidak menyembat Allah SWT dengan baik dan juga tak mau berbuat baik dengan sesama makhluk-Nya, sehingga sangat susah untuk menolong orang lain.

2.2

Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan Anak Yatim Tujuan dakwah Muhammadiyah ialah meningkatkan kualitas atau taraf hidup manusia.

Segala amal usaha Muhammadiyah digerakkan untuk tujuan tersebut. Hal ini bukan tanpa alasan, namun semenjak pendirian Muhammadiyah, upaya dari KH Ahmad Dahlan yang dilandasi dengan dasar ayat Al Quran dan Hadits, mampu menggerakkan dinamika kehidupan masyarakat Islam di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya. Salah satu teologi Al-Ma'un, KH Ahmad Dahlan secara organisatoris menggerakkan usaha-usaha di bidang ekonomi, dalam mengangkat dan mengentaskan kemiskinan umat Islam. Dengan gerakan inilah, mendorong inspirasi untuk warga Muhammadiyah dalam upaya mewujudkan kepedulian terhadap masyarakat di berbagai bidang dan berbagai macam cara. 5

Salah satu gerakan peduli terhadap fakir miskin dan yatim piatu salah satunya dengan melakukan zakat. Di dalam surat At-Taubah ayat 60, menjelaskan golongan yang wajib menerima zakat, terutama fakir miskin dan yatim piatu. Muhammadiyah dalam praktisi sosial dengan pemihakan terhadap kaum mustadh'afin (lemah atau tidak berdaya), dhuafa, miskin, dan anak yatim, yang mengilhami Muhammadiyah untuk mendirikan banyak lembaga, seperti : •

Pendidikan



Panti asuhan



Rumah sakit



dan tempat layanan sosial yang lainnya Fakta dan realita dari kemiskinan ialah wajah lain dari dehumanisasi (kemerosotan

tata-nilai). Kemiskinan tersebut terjadi akibat dari kemungkaran sosial dan dosa sosial akut. Kemiskinan tersebut bukan hanya menjadi masalah individu saja, melainkan juga menjadi masalah bersama yang harus dicari jalan keluarnya bersama juga. Dalam konteks inilah, Muhammadiyah bisa memainkan peran yang strategis, dengan memberikan sumbangsih nyata terhadap masyarakat.

2.3

Bentuk dan Model Gerakan Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah

1. Bidang Pendidikan Pendidikan yang dirintis oleh Muhammadiyah merupakan pendidikan yang berorientasi terhadap 2 hal, yakni perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah atau pesantren. Dalam mewujudkan rintisan pendidikan tersebut, Muhammadiyah mendirikan amal usaha, seperti : •

Sekolah umum modern



Madrasah/pesantren modern



Perguruan tinggi

6

2. Bidang Kesehatan Sejak

awal

berdiri,

Muhammadiyah

meletakkan

perhatian

besar

terhadap

kesejahteraan masyarakat, terlebih masyarakat dhuafa. Hal tersebut terbukti, dengan : •

Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan zakat maal kepada fakir miskin atau golongan lain yang berhak menerima



Pendirian panti asuhan, panti miskin, hingga panti jompo



Pendirian balai kesehatan, poliklinik, rumah sakit umum, hingga rumah sakit ibu dan anak



Pendampingan terhadap masyarakat dhuafa agar bisa hidup mandiri

3. Bidang Ekonomi Dalam bidang ekonomi, memiliki tujuan guna membimbing dan mendampingi masyarahat ke arah perbaikan dan mengembangkan ekonomi, sesuai dengan ajaran Islam dan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan amal usaha Muhammadiyah. Amal usaha Muhammadiyah di bidang ekonomi, meliputi : •

Bank Perkreditan Rakyat (BPR)



Baitul Maal wa Tamwil (BMT)



Koperasi



Biro perjalanan



dan lain sebagainya

4. Bidang Kaderisasi Di bidang kaderisasi, Muhammadiyah mencoba untuk terus tetap mengepakkan sayapnya dengan berbagai macam jalan yang harus ditempuh. Program yang dilakukan oleh Muhammadiyah di bidang kaderisasi, meliputi : •

Peningkatan kualitas pengkaderan



Melaksanakan program pengkaderan formal dan informal secara berkelanjutan



Menyelenggarakan baitul arqam (ajang penambah wawasan) dan darul arqam (sistem pengkaderan) Muhammadiyah



Transformasi kader per jenjang dan per generasi



Synergy building antar unit persyarikatan untuk kaderisasi

7

2.4

Revitalisasi Gerakan Sosial Muhammadiyah Revitalisasi merupakan suatu bentuk proses atau cara dan perbuatan dalam

menghidupkan kembali hal yang sebelumnya terberdaya, sehingga konsep revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital. Dalam hal ini, Muhammadiyah mencoba untuk melakukan proses perubahan yang direncanakan, meliputi berbagai macam tahapan, mulai dari penataan, pemantapan, peningkatan,

dan

pengembangan,

yang

kesemuanya

tersebut

dilakukan

secara

berkesinambungan. Beberapa langkah revitalisasi gerakan Muhammadiyah dalam

menguatkan dan

menggerakkan segenap potensi Muhammadiyah dalam menjalankan amanat Muktamar, dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1. Memperluas peran Muhammadiyah dalam dinamika kehidupan bermasyarakat di daerah lokal, nasional, dan global, dengan cara menjalankan fungsi dakwah dan tajdid, serta mengembangkan ukhuwah dan kerja sama dengan semua pihak. 2. Mewujudkan kehidupan Islami sesuai dengan paham agama dalam Muhammadiyah, dengan mengedepankan uswah hasanah. 3. Mengembangkan pemikiran Islam, sesuai dengan prinsip Manhaj Tajrih dan ijtihad, yang menjadi salah satu acuan atau pedoman Muhammadiyah. 4. Mengembangkan infrastruktur dan perbaikan sistem pengelolaan organisasi yang mampu menjalankan fungsi-fungsi gerakan dan kian mengarah terhadap pencapaian tujuan Muhammadiyah. 5. Mendinamisasi kepemimpinan Persyarikatan di berbagai tingkatan, dalam lingkup wilayah, daerah, cabang, dan ranting. 6. Meningkatkan kualitas dan memperluas jaringan amal usaha Muhammadiyah. 7. Mengembangkan model-model kegiatan atau aksi yang lebih sensitif dalam hal umat, masyarakat, dan dunia, yang berkaitan dengan kemanusiaan, secara konsisten. 8. Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan ortom (organisasi otonom) Muhammadiyah. 9. Meningkatkan berbagai macam arahan, bimbingan, dan panduan, kepada seluruh tingkatan pimpinan dan warga Muhammadiyah. 10. Menggerakkan kembali ranting dan jamaah sebagai basis gerakan Muhammadiyah.

8

2.4.1 Macam-macam Aspek Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah 1. Revitalisasi Teologis. Menyangkut ikhtiar dalam menafsir ulang pemikiran dasar keagamaan (keislaman) dalam Muhammadiyah, sebagaimana prinsip tersebut mengenai agama Islam, dunia, ibadah, sabilillah, dan ijtihad. 2. Revitalisasi Ideologis. Menyangkut penyusunan ulang dan penguatan sistem paham, disertai dengan langkah-langkah pelembagaannya, yang menjadi landasan guna membangun kesadaran dan ikatan kolektif, guna memperjuangkan gerakan Muhammadiyah. 3. Revitalisasi Pemikiran. Menyangkut upaya dalam mengembangkan wawasan pemikiran bagi seluruh anggota, termasuk kader dan pemimpin, baik itu dalam format pemikiran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang bercorak dakwah dan tajdid (pembaharuan), maupun dalam memahami berbagai macam permasalahan dan perkembangan kehidupan di tingkat lokal, nasional, hingga global. 4. Revitalisasi Organisasi. Menyangkut terhadap perbaikan sistem atau tata kelola kelembagaan persyarikatan, yang menyangkut penataan struktur dan fungsi organisasi, birokrasi, pengelolaan dan pel...


Similar Free PDFs