PERAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM MENCERAHKAN INDONESIA PDF

Title PERAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM MENCERAHKAN INDONESIA
Author Wahyu Rosyid
Pages 15
File Size 126.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 68
Total Views 427

Summary

PERAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM MENCERAHKAN INDONESIA Wahyu Rosyid1 Abstrack: Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar dan tertua di Indonesia yang telah mengambil peran sebagai oraganisasi Islam yang berkemajuan, dengan gerakan tajdid (purifikasi dan modernisasi) yang dil...


Description

PERAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM MENCERAHKAN INDONESIA

Wahyu Rosyid1

Abstrack: Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar dan tertua di Indonesia yang telah mengambil peran sebagai oraganisasi Islam yang berkemajuan, dengan gerakan tajdid (purifikasi dan modernisasi) yang dilakukannya, Muhammadiyah telah banyak mengadakan pembaharuan dalam segala aspek kehidupan. baik itu kehidupan beragama berbangsa dan bernegara. Pada aspek kehidupan beragama, Muhammadiyah sejak awal kelahirannya telah meluruskan arah kiblat sholat umat Islam, kemudian pada aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, kiprah Muhammadiyah sudah tidak diragukan lagi. Muhammadiyah adalah oraganisasi Islam yang ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan. telah ikut serta dalam melawaan penjajah dan juga ikut serta dalam merumuskan pancasila sebagai dasar Negara ini, Maka tidaklah heran jika Muhammadiyah dewasa ini dikatakan sebagai Organiasasi Pembaharuan, yang telah memberikan pencerahan melalui pemikiran dan bukti nyata baktinya kepada Agama, Nusa dan Bangsa. Kata Kunci: Muhammadiyah, Indonesia, gerakan tajdid, pembaharuan.

1

IMM

Penulis adalah mahasiswa aktif di Prodi Perbankan Syariah FAI UHAMKA dan Aktivis

Pendahuluan Muhammadiyah yang berdiri tahun 1912 dikenal sebagai gerakan Islam modernis atau reformis dan juga sebagai sebuah gerakan pemabaharuan (tajdid) telah menunjukkan eksistensinya sebagai organisasi Islam yang berkemajuan, dinamis, cerdas dan kreatif dalam melihat tanda-tanda zaman. Sosok KH. Ahmad Dahlan mewakili kecerdasan itu. Beliau tampil elegan dengan gaya pemikiran bebas, kreatif sekaligus arif. Pada dirinya tampil kesempurnaan pemikir pembaharu yang utuh. Memahami Muhammadiyah bukanlah memahami organisasi dalam pengertian administratif yang bersifat teknis saja, namun kita harus memahami Muhammadiyah sebagai gerakan Islam atau gerakan keagamaan (religious movement) yang terkandung di dalamnya sistem keyakinan (belief system), pengetahuan (knowledge), organisasi (organization) dan praktik-praktik aktifitas (practices activity) yang mengarah pada tujuan (goal) yang dicita-citakan. Tampil sebagai gerakan pembaharu (tajdid), Muhammadiyah mendapatkan pengikut yang kebanyakan kaum muda dan kaum akademisi yang menginginkan perubahan dari kekolotan faham agama yang jumud atau mandeg. Percampuran faham agama dengan dogma Takhayul, Bid‘ah dan Khurafat (TBC) yang melekat saat itu adalah pekerjaan besar yang dihadapi Muhammadiyah. Proses revitalisasi dengan jargon kembali kepada Al-Quran dan Sunnah menjadi alat yang ampuh untuk membangunkan kembali umat Islam dari tidur panjangnya. KH.

Ahmad Dahlan dengan semangat tajdidnya

mengagetkan banyak ulama saat itu, ia sempat dicaci sebagai kyai gila, kyai kafir dan lain sebagainya. Selama 1 abad keberadaanya, Muhammadiyah telah banyak melakukan pembaharuan di negeri ini. Memberi sumbangsih berupa pemikiran dan buktinyata, sebagaimana yang telah di lakukan oleh Rasulullah Saw pada zamanya, dan KH. Ahmad Dahlan pada zamannya pula,dan terus berlanjut sampai sekarang. ini menunjukkan bahwa muhammadiyah adalah organisasi yang mampu merentas zaman. Muhammadiyah memberikan Pembaharuan dalam berbagai bidang seperti sosial, politik, budaya dan pendidikan serta masih banyak lagi. Pembaharuan yang dimaknai oleh Muhammadiyah adalah suatu proses berkelanjutan yang tidak akan pernah berkesudahan untuk memperbaiki tatanan kehidupan beragama dan bernegara pada setiap zaman.,sebagaimana yang menjadi citacita Muhammadiyah, yaitu utuk menciptakan masyarakat Islam yang sebenar

benarnya. Dalam Artian, melakukan transformasi mental, transformasi gagasan, transformasi cara kehidupan dan bersikap, serta transformasi etiket dan etika dalam kehidupan sebuah bangsa.. Muhammadiyah akan terus memberikan Kontribusi dan sumbangsihnya untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Negara ini, Karena muhammadiyah terlahir untuk mencerahkan bangsa. Rumusan Masalah 1. Apakah

yang

dimaksud

dengan

Tajdid

(Pembaharuan)

dalam

Muhammadiyah? 2. Apasajakah Pembaharuan yang telah di lakukan oleh Muhammadiyah? 3. Bagaimana peran Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan dalam Mencerahkan Bangsa Indonesia?

Pembahasan A. Tajdid Kehidupan adalah sebuah proses yang menuntut terjadinya perubahan, dan idealnya perubahan itu harus bersifat progressif serta revolusioner. Hal ini membuktikan bahwa diri manusia tidak berada dalam ruang yang kosong dan statis. Ada kesinambungan antara masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Karena itu dalam pergumulan eksistensi umat Islam sebagai khalifah fil ardh, umat Islam senantiasa berhadapan dengan perubahan internal-eksternal sehingga mustahil untuk menutup diri dan pura-pura tidak tahu akan adanya perubahan yang terjadi. Manusia senantiasa harus berubah kearah yang lebih baik, dan membawa pembaharuan baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Secara

bahasa

(etimologi)

tajdid

memiliki

makna

pembaharuan

berarti

―mengembalikan sesuatu kepada kondisinya yang seharusnya‖. Sedangkan dalam pengertian istilah (terminology), tajdid berarti pembaharuan terhadap kehidupan keagamaan, baik dalam bentuk pemikiran ataupun gerakan, sebagai respon atau reaksi atas tantangan baik internal maupun eksternal yang menyangkut keyakinan dan sosial umat (Ibnu Salim dkk: 1998:1). Dalam pengertian lain, tajdid adalah upaya untuk memperbaharui interpretasi-interpretasi atau pendapat-pendapat ulama terdahulu terhadap ajaran-ajaran dasar Islam, atas dasar bahwa ajaran tersebut sudah tidak relevan dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Oleh karena itu, tajdid adalah usaha yang kontinyu dan dinamis, sebab selalu berhadapan dan beinteraksi dengan historisitas kehidupan manusia. B. Muhammadiyah dan Gerakan Tajdid (Pembaharuan) Dalam konteks Muhammadiyah, tajdid di Manifestasikan sebagai sebuah asas gerakannya, selain sebagai gerakan islam dan gerakan dakwah. sehingga tajdid sudah menjadi nalar dan karekter gerakan Muhammadiyah. Oleh karena itu, tajdid sudah menjadi tema yang mendarah daging pada pendiri Muhammadiyah. Dalam kenyatannya, gerakan tajdid muncul dalam pelbagai bentuk. yang masing-masing merupakan tanggapan terhadap persoalan yang terjadi dinamisasi lingkungannya. Persoalan yang dimaksud muncul dalam bentuk,pertama, tantangan kemunduran umat Islam dan yang kedua, tantangan yang muncul dari kemajuan umat Islam. (Maryadi Abdullah 2000: 26)

Atas dua tantangan tersebut, maka Muhammadiyah mengartikan tajdid sebagai gerakan purifikasi (pemurnian) dan modernisasi ( pembaharuan). Dengan formulasi ini, maka Muhammadiyah menyatakan bahwa tajdid meliputi tiga dimensi. Pertama, pemurnian aqidah dan ibadah serta pembentukan akhlakul karimah. Kedua, pembentukan sikap hidup yang dinamis, kreatif, prograsif dan berwawasan ke depan. Dan ketiga, pengembangan kepemimpinan, organisasi dan etos

kerja dalam persyarikatan

Muhammadiyah (BRM 1997: 47-48) a. Gerakan Purifikasi Dalam Muhammadiyah, purifikasi (Tanfizdu al-aqidah al-Islamiyah) adalah agenda yang telah dikalagkan dari awal kelahirannya. Purifikasi merupakan gerakan pembaruan untuk memurnikan ajaran agama islam dari syirk atau dalm artian mengembalikan agama kepada semangat dan ajaran Islam yang murni dan membebaskan umat Islam dari Tahayul, Bid'ah dan Khurafat. Cita-cita dan gerakan pembaharuan yang dipelopori Muhammadiyah sendiri sebenarnya menghadapi konteks kehidupan keagamaan yang bercorak ganda, sinkretik dan tradisional. Menurut keyakinan Muhammadiyah, Islam yang murni adalah keyakinan dan amal keagamaan yang hanya berdasarkan Al-quran dan sunah nabi. Selain kedua sumber itu, maka tidak lagi ada sumber lain yang diterima, karena penerimaan atau pengakuan akan amal beragama dengan sumber tambahan akan menjerumuskan umat kedalam kegiatan bid’ah, khurafat atau mungkin terperosok kedalam perbuatan syirik. Muhammadiyah berusaha mendongkel budaya Islam sinkritik dan Islam Tradisional sekaligus, dengan menawarkan sikap keagamaan yang lebih puritan. Gerakan "pemurnian" (purifikasi) berarti rasionalisasi yang menghapus sumbersumber budaya lama untuk digantikan budaya baru, atau menggantikan tradisi lama dengan etos yang baru. Muhammadiyah tampak sekali dengan sadar melakukan pelbagai upaya pembaruan demi mencapai cita-cita transformasi sosialnya itu. Gerakan purifikasi Muhammadiyah sampai saat ini masih melakukan penguatan dan penyadaran terhadap pola kehidupan manusia. Gerakan yang tidak kalah pentingnya adalah penajaman tauhid. Karena formulasi tauhid adalah terletak pada realitas sosial. Apapun bentuknya, tauhid menjadi titik sentral dalam melandasi dan mendasari aktivitas. Tauhid harus diterjemahkan ke dalam realitas historisempiris. Ajaran agama harus diberi tafsir baru yang lebih konstektual dan elaboratif

sesuai dengan konteks ruang dan waktu. Tauhid harusnya dapat menjawab semua problematika kehidupan modernitas, dan merupakan senjata pamungkas yang mampu memberikan alternatif baru yang lebih anggun dan segar. Karena Tujuan tauhid humanisasi, yang Menurut Kuntowijoyo adalah memanusiakan manusia2 b. Gerakan Modernisasi (Pembaharuan) Model gerakan Muhammadiyah yang sangat menggigit dan concern dengan cita-cita awalnya adalah pembaruan (modernisasi atau reformasi). Modernisasi (tajdid) adalah gerakan pembaruan pemikiran Muhammadiyah untuk mencari pemecahan atas berbagai persoalan yang mereka hadapi. Yang merujuk pada AlQur'an dan As- Sunnah sebagai titik tolak atau landasan yang sekaligus juga memberi pengarahan, ke arah pemikiran itu harus dikembangkan Gerakan Pembaharuan dalam Muhammadiyah di dasarkan pada keyakinan bahwa Islam bertujuan untuk menciptakan suatu tata sosio-politik di atas landasan etik dan moral yang kuat dalam rangka mengaktualisasikan prinsip rahmatan lil alamin dalam ruang dan waktu. Muhammadiyah dengan tajdidnya akan senantiasa akan relevan terhadap perubahan yang akan bergulir. Tajdid bagi Muhammadiyah adalah perangkat yang dipersipkan untuk mengantisipasi kemajuan ilmu pengetahuian dan teknologi. Tajdid sebagai media atau sarana yang benar-benar diharapkan mampu menyelesaikan dan meremajakan problema meskipun hal itu sama sekali baru. Dalam hal ini, Muhammadiyah tidak akan kehilangan elan vitalnya dari permukaan, jika problem yang dihadapi dapat terjawab secara tepat. Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid berarti

mengadaptasikan

persoalan-persoalan

keagamaan

dan

sosial

pada

wilayah historis-empirs. Dinamisasi yang ada pada tubuh Muhammadiyah adalah mempertautkan antara teks"normatifitas" dengan teks "historisitas". ( dari tekstual menuju Kontekstual). Dua wilayah ini dalam garapan Muhammadiyah senantiasa berjalan bersama-sama. Misalnya, K.H. Ahmad Dahlan dalam mengajarkan Surat Al-Ma'un kepada santrisantrinya menunjukkan bukti nyata bahwa Muhammadiyah tidak hanya berputar-putar pada wilayah teologis, tetapi Muhammadiyah berusahaconcern terhadap problem 2

268.

Kuntowijoyo, Paradigma Islam, Intrepretasi untuk Aksi, Mizan, Bandung, 1998, hal.

jsosial yang harus memperoleh perhatian serius. Sehingga teologi Muhammadiyah menjadi teologi sosial yang dapat dilihat kasat mata dan konkret . Oleh karena itu, Muhammadiyah kemudian mendirikan amal usaha, seperti PKU (Rumah Sakit), Lembaga Pendidikan, Panti Asuhan, dan bidang-bidang sosial lainnya. C. Amal Usaha Sebagai Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah Muhammadiyah

dalam

menjalankan

Gerakan

Tajdidnya

(pembaharuan)

diimpelemntasikan dalam bentuk aksi nyata berupa amal yang konkret, artinya Muhammadiyah dalam mewujudkan Islam sebagai ajaran dalam kehidupan haruslah nyata, karena itu dikatakan sebagai amal usaha. Namun langkah gerakan Muhammadiyah dalam bentuk usaha tidak sekadar serangkaian kegiatan praktis tanpa fondasi dan tujuan yang mulia, tetapi merupakan wujud dari dakwah atau misi Islam yang dijalankan Muhammadiyah, karena itu dinamakan amal usaha. Jadi amal usaha ialah amal yang diwujudkan dalam usaha dan usaha yang dilandasi nilai amal sebagaimana perintah Allah agar manusia muslim selaku pribadi maupun kolektif beriman dan beramal shaleh. Karena itu amal usaha dalam Muhammadiyah bukan sekadar serangkaian langkah praktis semata tetapi miliki filosofi yang berpijak pada misi gerakan Muhammadiyah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud maasyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Karena itu Muhammadiyah melalui gerakan teologi Al-Ma‘un, melakukan pelbagai pembaharuan membuat amal usaha dalam berbagai bidang, seperti; pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan amal usaha lainnya. sejak awal berdirinya hingga saat ini, Muhammadiyah telah menghadirkan Islam dalam dunia nyata, bukan sekadar norma dan dogma ajaran langit belaka. Muhammadiyah telah mengahadirkan islam dalam wajah yang lebih Trasformatif, dengan segala pembaharuan yang dilakukannya. Muhammadiyah dengan inspirasi Al-Qur‗an Surat Ali Imran 104, yang belakangan disebut sebagai ayat Muhammadiyah, ingin menghadirkan Islam bukan sekadar sebagai ajaran ―transendensi‖ yang mengajak pada kesadaran iman dalam bingkai tauhid semata. Bukan sekadar Islam yang murni, tetapi tidak hirau terhadap kehidup. Apalagi Islam yang murni itu sekadar dipahami secara parsial. Namun, lebih jauh lagi Islam ditampilkan sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi sosial dalam dunia nyata kemanusiaan melalui gerakan ―humanisasi‖ (mengajak pada serba kebaikan) dan ―emanisipasi‖ atau ―liberasi‖ (pembebasan dari segala kemunkaran), sehingga Islam diaktualisasikan sebagai

agama Langit yang Membumi, yang menandai terbitnya fajar baru Reformisme atau Modernisme Islam di Indonesia D. Peran Muhammadiyah sebagai Gerakan Pembaharuan di Indonesia Sebagai bagian terbesar dari bangsa, umat Islam harus merasa memiliki tanggung jawab terbesar, Umat Islam harus merasa untuk menunaikan tanggung jawab itu paling pertama. Islam adalah agama kemajuan, maka berkeislaman sejati adalah keberagaman yang mendorong kemajuan kebudayaan dan peradaban. Kemunduran dan apalagi keterpurukan peradaban adalah bertentangan dengan watak Islam dan tidak mencerminkan keberIslaman sejati itu. Maka oleh karena itu, Umat Islam harus merasa terpanggil untuk mencerahkan kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia. Sebagai Ormas islam Tertua di Indonesia, Muhammadiyah harus merasa untuk menunaikan tanggung jawab itu paling pertama. Bagi Muhammadiyah, penunaian tanggung jawab ini adalah refleksi keimanan dan sekaligus komitmen kebangsaan. Dan komitmen ini telah dibuktikan oleh Muhammadiyah dengan ikut andil dalm memajukan kebudayaan dan peradaban pada bangsa ini, Faktanya dalam segala aspek kehidupan, baik Kehidupan Beragama, Berbangasa dan Bernegara, Muhammadiyah Telah hadir sebagai Agen Pembaharuan. Yang memberi pencerahan pada bangasa melalui gerakan pencerdasan, peningkatan kualitas kesehatan, dan kehidupan social, pemberdayaan tarap kehidupan ekonomi masyarakat, selain tentu pencerahan kehidupan keberagamaan umat Islam. Mungkin Tiadalah berlebihan kiranya untuk dikatakan bahwa Muhammadiyah, sebagai kekuatan masyarakat madani, telah ikut tampil sebagai problem solver atau penyelesai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia. Berikut adalah pembaharuan yang telah dilakukan Muhammadiyah untuk kemajuan Bangsa Indonesia dalam berbagai bidang. a. Pembaharuan terhadap Kehidupan Beragama Umat Islam Sejak awal berdirinya Muhammadiyah memang telah membawa pembaharuan dalam bidang agama dan keyakinan,dengan gerakan Purifikasinya, yang bertujuan memurnikan

ajaran

bid’ah dan khurafat yang

al-Qur'an dianggap

dan

Sunnah

syirik.

Dengan

dari kata

praktek-praktek takhayul, lain,

Muhammadiyah

berkepentingan mengusung Islam murni dan terbentuknya aqidah yang lurus ( salimul Aqidah) (Lihat Azhar Basyir: 1993: 255). Muhammadiyah menyadari, bahwa praktekpraktek takhayul, bid’ah dan khurafat akan menghilangkan kemurnian ajaran islam.

Perlu digaris bawahi terlebih dahulu di sini bahwa program purifikasi (Tanfizdu alaqidah al-Islamiyah) adalah ciri yang cukup menonjol dari Persyarikatan Muhammadiyah generasi awal, dan hingga sampai saat sekarang ini. Pemberantasan TBC (Takhayul, Bid'ah dan Churafat) merupakan respon konkrit Muhammadiyah terhadap Budaya setempat yang dianggap menyimpang dari aturan aqidah Islamiyah. Kemudian, Muhammadiyah Melalai Pendirinya yaitu, KH. Ahmad Dahlan juga telah Melakukan perubahan terhadap arah Kiblat orang yang melakukan shalat agar arah orang yang ada di pulau Jawa (Yogyakarta) menghadap ke arah kiblat yang tepat, karena menurutnya selama ini arah kiblat masyarakat setempat adalah keliru dengan dasar ilmu falak.3 Dan masih bnayak pembaharuan yang dilakukan oleh muhammadiyah dalam bidang agama, seperti Praktik sholat ied berjamaah di lapangan terbuka, dan Penggunaan Metode Hisab dalam Penentuan awal bulan Qamariyah. b. Gerakan emansipasi Wanita Pembaruan Kyai Dahlan yang menjadi tonggak berdirinya Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan merintis gerakan perempuan ‗Aisyiyah tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangan Kyai agar perempuan muslim tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus giat di masyarakat dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta memajukan kehidupan kaum perempuan. Langkah pembaruan ini yang membedakan Kyai Dahlan dari pembaru Islam lain, yang tidak dilakukan oleh Afghani, Abduh, Ahmad Khan, dan lain-lain (mukti Ali, 2000: 349-353). Perintisan ini menunjukkan sikap dan visi Islam yang luas dari Kyai Dahlan mengenai posisi dan peran perempuan, yang lahir dari pemahamannya yang cerdas dan bersemangat tajdid, padahal Kyai dari Kauman ini tidak bersentuhan dengan ide atau gerakan ‖feminisme‖ seperti berkembang sekarang ini. Artinya, betapa majunya pemikiran Kyai Dahlan yang kemudian melahirkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam murni yang berkemajuan. c. Pencerdasan Kehidupan Bangsa Langkah Pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam bidang pendidikan alah dengan merintis pendidikan ‖modern‖ yang memadukan pelajaran agama dan umum. Menurut Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek ‖iman‖ dan ‖kemajuan‖, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman 3

Ahmad Syaukani, Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, Bandung: Pustaka Setia, h. 120.

modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga pendidikan Islam

‖modern‖

bahkan

menjadi

ciri

utama

kelahiran

dan

perkembangan

Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren kala itu. Pendidikan Islam ―modern‖ itulah yang di belakang hari diadopsi dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara umum. Langkah ini pada masa lalu merupakan gerak pembaruan yang sukses, yang mampu melahirkan generasi terpelajar Muslim, yang jika diukur dengan keberhasilan umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya berbeda. Sampai Saat ini Muhammadiyah Tetap konsinten untuk terus melakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan sebagai bentuk manifestasi dari pembukaan UUD RI yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup rakyat Indonesia. hingga tahun 2010 tercatat ormas Islam Muhammadiyah telah memiliki 3.979 taman kanak-kanak, 33 taman pendidikan Alquran, 6 sekolah luar biasa, 1.176 sekolah dasar, 1.428 madrasah diniyah/ibtidaiyah, 1.188 Sekolah Menegah Pertama (SMP), 534 Madrasah Tsanawiyah (MTs), 515 Sekolah Menengah Atas (SMA), 278 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 172 Madrasah Aliyah (MA), serta 64 pondok pesantren. Dalam bidang pendidikan tinggi, hingga tahun 2010 Muhammadiyah memiliki 40 universitas, 88 sekolah tinggi, 54 akademi, dan 4 politeknik4. Nama-nama seper...


Similar Free PDFs