Pembaharuan Kurikulum di Indonesia PDF

Title Pembaharuan Kurikulum di Indonesia
Author Rismawati PLS UNP
Pages 18
File Size 212.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 150
Total Views 626

Summary

MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN “ TENTANG PEMBAHARUAN KURIKULUM” Oleh Kelompok XII : Rismawati (17005185) Yolanda Lusiana Pratama (17005052) Muhammad Yunus ( 17005168) Yumna Tamimi (1700139) Dosen Pengampu : Mutiara Felicita asmal S.Pd., M.Pd FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 201...


Description

MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN “ TENTANG PEMBAHARUAN KURIKULUM”

Oleh Kelompok XII : Rismawati (17005185) Yolanda Lusiana Pratama (17005052) Muhammad Yunus ( 17005168) Yumna Tamimi (1700139) Dosen Pengampu : Mutiara Felicita asmal S.Pd., M.Pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2018

1

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi

maupun pikirannya sehingga makalah

dengan judul

PEMBAHARUAN KURIKULUM ini bisa terselesaikan. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca tentang pembaharuan kurikulum yang terjadi di dalam pendidikan di Indonesia. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Padang, 09 November 2018 Kelompok XII

2

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Seiring perkembangan zaman pada saat ini, maka perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pastinya terlebih dahulu mengalami perkembangan, baik itu disekolah formal maupun sekolah nonformal. Hal itu disebabkan karena kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat seiring arus globalisasi tersebut. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut, maka kurikulum pun harus mengalami perkembangan kearah yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman supaya pendidikan dinegara Indonesia tidak mengalami ketertinggalan dengan negara lain. Munculnya undang-undang baru membawa implikasi baru terhadap paradigma dalam dunia pendidikan. Kondisi yang terjadi saat ini dan antisipasi terhadap keadaan yang akan datang menuntut pelbagai penyesuaian dan perubahan kurikulum yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan. Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

B.

Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat diambil rumusan masalah, yaitu: 1. Kenapa dilakukan pembaharuan kurikulum? 2. Bagaimana latar belakang terjadinya pembaharuan kurikulum? 3. Bagaimana proses pembaharuan kurikulum di Indonesia? 3

4. Apa saja masalah yang dihadapi ketika dilakukan pembaharuan kurikulum?

C.

Tujuan Dari rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan makalah adalah: 1. Memahami konsep dasar pembaharuan kurikulum di Indonesia. 2. Mengetahui yang melatar belakangi pembaharuan kurikulum di Indonesia 3. Memahami proses pembaharuan kurikulum di Indonesia 4. Mendeskripsikan masalah yang diperoleh ketika dilakukan pembaharuan kurikulum.

4

BAB II PEMBAHASAN A.

Konsep Dasar Pembaharuan Kurikulum Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah/pandangan hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang. Pembaharuan atau Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, kemudian diadakan dengan bentuk-bentuk hasil kreasi baru. Dalam kaitan ini Ibrahim menyatakan bahwa invention adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu (benda) yang sebenarnya telah ada tetapi semula belum diketahui orang. Pembaharuan tidak selalu menemukan/menciptakan sesuatu yang baru, tetapi bisa saja merupakan penyesuaian dengan apa yang telah lazim dilakukan atau pengembangan dari bentuk yang sudah ada untuk menuju kearah yang lebih baik dan inilah yang disebut discovery. Jadi pembaharuan kurikulum adalah suatu gagasan/praktek kurikulum baru dengan menggunakan bagian-bagian yang potensial, dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Pembaharuan tidak dengan sendirinya membawa perbaikan walaupun dimaksudkan untuk perbaikan/peningkatan mutu. Ini tergantung pada pelaksanaan dan penilaian dari sistem nilai yang ditentukan. Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung mengalami perubahan antara lain akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah. Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada komponen tertentu), tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua 5

komponen kurikulum. Perubahan kurikulum menyangkut berbagai faktor, baik orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dan faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan.

B.

Latar Belakang Pembaharuan Kurikulum Pembaharuan kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, pembaharuan itu di ajukan berkenaan dengan ide dan teknis pada skala yang terbatas. Pembaharuan selalu berkaitan dengan masalah kreasi dan atau penciptaan sesuatu yang baru dan menuju ke arah yang lebih baik. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal. Pembaharuan kurikulum di Indonesia didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu dinamis. Selain itu, perubahan tersebut juga dinilai dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar, dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi 6

oleh perubahan iklim ekonomi, politik, dan kebudayaan. Usaha-usaha pembaharuan kurikulum dilakukan dengan maksud untuk mencari suatu model kurikulum yang tepat untuk mememuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang senatiasa terus berubah dan terus berkembang. Dalam melaksanakan pembaharuan itu menyangkut berbagai faktor, apakah faktor orang-orang yang terlibat dalam pendidikan seperti guru, kepala sekolah, pengawas dan supervisor sekolah. Peserta didik, orang tua peserta didik, staf administrasi pendidikan (sekolah) dan pihak-pihak lain yang terlibat serta faktor-faktor penunjang dalam pendidikan seperti perpustakaan, buku paket/buku pelajaran, laboraturium dan lain-lain. C.

Proses Pembaharuan Kurikulum di Indonesia No

TAHUN

FOKUS ORIENTASI

1

1968

Subject Matter (Mata Pelajaran)

2

1975

Terminal Objectives (Tiu, Tik)

3

1984

Keterampilan Proses (CBSA Project)

4

1994

Munculnya Pembagian Kamar Antara Kurikulum Nasional Dengan Kurikulum Muatan Local

5

2004

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

6

2006

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

7

2013

Peningkatan pada aspek afektif, kognitif dan psikomotorik

1. Kurikulum 1968 Kurikulum ini merupakan perwujudan perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis yaitu mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Muatan materi pelajaran bersifat 7

teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. 2. Kurikulum Periode 1975 Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatar belakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi dalam bentuk Tujuan Instruksional Umum (TIU), Tujuan Instruksional Khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Guru harus trampil menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. 3. Kurikulum 1984, Kurikulum 1975 yang Disempurnakan Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Akhiran penolakan CBSA bermunculan. 4. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 8

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito. Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan proses belum berhasil karena beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan

daerah,

dan

lain-lain.

Berbagai

kepentingan

kelompok-kelompok

masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kehadiran Suplemen Kurikulum 1999

lebih pada menambal sejumlah materi.

5. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) Kurikulum 2004 disebut juga Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu: pemilihan kompetensi yang sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi dan pengembangan pembelajaran. Ciri-ciri KBK sebagai berikut: 1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. 2.

Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, 9

3. sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. 4. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. 5. Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam komponen aspek, kelas dan semester. 6. Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan dibagi menurut aspek dari mata pelajaran tersebut. 7. Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun pelajaran pada setiap level. 8. Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan, 1.

Apa yang harus siswa ketahui dan mampu lakukan sebagai hasil belajar

mereka pada level ini? 2.

Hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas

kurikulum dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan berbagai teknik penilaian. 9. Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indikator adalah untuk menjawab pertanyaan,

Bagaimana kita mengetahui bahwa

siswa telah mencapai hasil belajar yang diharapkan?. Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan kompetensi tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran.

10

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Kurikulum 2004 lebih keren dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap mata pelajaran dirinci berdasarkan kompetensi apa yang mesti di capai siswa. Kerancuan muncul pada alat ukur pencapaian kompetensi siswa yang berupa Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional yang masih berupa soal pilihan ganda. Bila tujuannya pada pencapaian kompetensi yang diinginkan pada siswa, tentu alat ukurnya lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur sejauh mana pemahaman dan kompetensi siswa. Alhasil, KBK tidak memuaskan dan guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum. 6. Kurikulum Periode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) 2006 Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP. Disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22, 23, dan 24 tahun 2006. Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayat 15, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Jadi, penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Disamping itu, pengembangan KTSP harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta peserta didik. Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP dimana panduan tersebut berisi sekurang-kurangnya model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

11

tersebut dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/ karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik. Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. 7. Kurikulum Periode 2013 Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, modivikasi dan pemutakhiran dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 lebih menitikberatkan pembentukan sikap atau afektif serta aspek kognitif dan psikomotorik untuk menggapai tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan iman dan takwa, mencerdaskan kehidupan bangsa dan memperbaiki tatanan berperilaku rakyat Indonesia Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Hingga pada saat ini, kurikulum 2013 sudah dipakai diseluruh sekolah-sekolah formal di Indonesia. D.

Masalah dalam Pembaharuan Kurikulum Usaha-usaha pembaharuan kurikulum dilakukan dengan maksud untuk mencari suatu model kurikulum yang tepat untuk mememuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang senatiasa terus berubah dan terus berkembang. Dalam melaksanakan pembaharuan itu menyangkut berbagai faktor, apakah faktor orang-orang yang terlibat dalam pendidikan seperti guru, kepala sekolah, pengawas dan supervisor sekolah. Peserta didik, orang tua peserta didik, staf administrasi pendidikan (sekolah) dan 12

pihak-pihak lain yang terlibat serta faktor-faktor penunjang dalam pendidikan seperti perpustakaan, buku paket/buku pelajaran, laboraturium dan lain-lain. Pada umumnya akibat yang ditimbulkan dari berlakunya kurikulum baru tergantung pada taraf atau besarnya perubahan. Akibat-akibat perubahan tersebut antara lain : a. Tenaga kependidikan Mereka harus berubah perilaku jika ada pembaharuan kurikulum sehingga pembaharuan itu dapat berhasil dengan baik. 1) Guru Guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dalam melaksanakan tugasnya. Partisipasi guru dalam pembaharuan kurikulum sangat besar karena guru adalah pelaksana utama dalam pelaksanaan kurikulum. Kepercayaan guru terhadap pembaharuan harus tertanam agar dapat menimbulkan keyakinan dan kesediaan untuk melaksanakan pembaharuan tersebut. 2) Kepala Sekolah, Pengawas dan Supervisor Sekolah Mereka harus dapat memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan kepada guru-guru dalam melakasanakan pembaharuan tersebut sekaligus melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembaharuan tersebut, apakah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan, adakah hambatannya. 3) Tenaga administrasi sekolah Dalam hal ini dituntut kemmapuan untuk merumuskan menyusun dan melaksanakan administrasi sekolah terutama administrasi pengajaran yang baru. Dalam melaksanakan administrasi yan...


Similar Free PDFs