MAKALAH PROTOZOA PDF

Title MAKALAH PROTOZOA
Author Melda Yunita Sari
Pages 27
File Size 355.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 554
Total Views 744

Summary

MAKALAH PROTOZOA OLEH MELDA YUNITA SARI 1710422017 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2020 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama d...


Description

MAKALAH PROTOZOA

OLEH MELDA YUNITA SARI 1710422017

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2020

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan

kemampuan

untuk

berfotosintesa.

Semua

spesies

Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa

ilmuwan

memasukkannya

ke

dalam

filum

protozoa.

Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah. Protozoa adalah organisme uniseluler, hidup di bebas atau parasit, beberapa diantaranya sudah bersimbiosis dengan makhluk hidup lainnya. Pencernaan secara intraseluler di dalam vakuola makanan. Alat gerak berupa pseudopodium, ciliate atau flagella. Pengambilan makanan secara holozoik, saprofit, saprozoik dan holophitik. Umumnya berkembang biak melalui pembelahan sel dan konyugasi.

BAB II Tinjauan Pustaka 1.

Pengertian Protozoa Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari

bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah (Budirahayu, 2014). Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesis (Heryahyadi, 2013). 2.

Karakteristik Protozoa Protozoa termasuk microorganisme (micros=kecil, organisme= makhluk

hidup), besarnya antara 3 mikron sampai 100mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat berair/ tempat basah, bila keadaan jadi kering, akan membuat ciste (Kristal). Kegiatan hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Didalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nucleus) butir inti (nucleolus), Rongga (vakuola), mitokondria. Pada umumnya protozoa bersel satu, tetapi ada beberapa spesis yang membentuk koloni. Umumnya didalam satu sel terdapat satu inti, tetapi dari beberapa spesis secara generative berkonjugasi karena individu jantan dan betina belum jelas perbedaannya. Sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya protozoa berdinding selaput plasma tipis. Bentuknya bermacam-macam, ada yang tidak tetap dan ada yang tetap. Yang terakhir disebabkan telah memiliki pelliculus (kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur, berflagella, bersilia, dan berspora.

Sitoplasma protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies kecil, misalnya stentor coerelus berwarna biru , dan bleprusma lateria berwarna merah, atau merah muda. Dua bagian sitoplasma biasanya di bedakan atas bagian pinggiran yang disebut Ectoplasma dan bagian sentral yang lebih padat dan bergranula Endoplasma. Nukleus protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi ada juga yang lebih,stuktur nucleus pada prinsipnya ada yang vasikular dan granular. Pada nucleus vesicular khromatin terkonsentrasi dalam massa atau butir (Arcella), sedang yang granular berkhromatin tersebar secara merata dalam butir melalui seluruh nucleus (Amoeba). Vakuola yang terdapat dalam protozoa dapat di bedakan atas vakuola kontraktil, vakuola makanan, dan vakuola stasionari.vakuola yang terakhir itu mengandung cairan yang terdapat dalam tubuh protozoa. Sebagai aturan umum vakuola makanan dan vakuola kontraktil terdapat pada protozoa air tawar,tetapi tidak terdapat pada sebagian besar protozoa yang hidup parasit dan hidup dalam air laut. Fungsi vakuola kontraktil kecuali sebagai alat ekskresi juga berfungsi sebagai pengatur osmosis tubuh. Mitokondria terdapat dalam protozoa pada bagian yang melakukan pernafasan secara airobik. Pada sebagian besar mitokondria mempunyai tubulus pada bagian dalamnya. Mitokondria erat hubungannya dengan penggunaan energy untuk alat gerak ,vakuola kontraktil. Alat gerak pada protozoa bermacam-macam dari yang sederhana berupa pseudopodia sampai flagella dan cilia. Flagella dan cilia merupakan cirri dari Mastigophora dan ciliata mempunyai kemiripan dalam ultrastuktur. Keduanya merupakan benang bergetar (Budirahayu, 2014). 3.

Reproduksi Protozoa

Reproduksi Protozoa secara aseksual (ameba dan flagelata penginfeksi manusia. Reproduksi aseksual umum adalah pembelahan biner). Sebagian lagi Protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (sel gamet)

atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan penyatuan inti vegetatif disebut konjugasi. Pembelahan longitudinal dan transversal masing-masing terjadi pada flagelata dan ciliata. Endodiogeni adalah pembelahan aseksual dan terjadi di dalam sel dan terlepas menghasilkan dua anakan. a. Endodiogeni terjadi pada Toxoplasma. Pada apicomplexa pembelahan aseksual disebut schizogoni. Schizogoni adalah pembelahan nukleus menjadi beberapa

anakan

diikuti

pembelahan

sitoplasma,

sehingga

menghasikanmerozit bernukleus tunggal kecil. Pada Palsmodium, Toxoplasma dan apicompexa lainnya siklus seksual meliputi produksi gamet, fertilisasi gamet menghasilkan zigot, kistasisasi zigot menjadi oosit, dan pembentukan sporozoit dalam oosit. b. Beberapa protozoa memiliki siklus hidup kompleks dan memerlukan 2 inang berbeda, beberapa protozoa hanya melibatkan 1 inang untuk menyelesaikan siklus hidupnya. 4.

Ciri-ciri Protozoa Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah

satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum : • Organisme uniseluler (bersel tunggal) • Eukariotik (memiliki membran nukleus) • Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok) • Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun. • Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof) • Hidup bebas, saprofit atau parasit • Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting sebagai indikator polusi • Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit. • Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup • Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau . Memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa

berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masingmasing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing=masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentuk kista. Didalam kista amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu, dia akan membelah diri seperti semula. 5.

Morfologi Protozoa Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan

sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan

protozoa

mempunyai

bentuk

spesifik,

yang

ditandai

denganfleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan

skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luarForaminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. 6.

Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekulmolekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara

fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom. Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40°C. Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8. 7.

Adaptasi Protozoa Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang,

bakteri, dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola. Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel. Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan

kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebutexcystation. Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic. Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan malaria atau disentri amuba. 8. Klasifikasi protozoa Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak: 1. Rhizopoda (Sarcodina)

Alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba. - Ciri-ciri Rhizopoda ( sarcodina ) beberapa karekteristik / ciri-ciri yang membedakan jenis protozoa lainnya. Ciri-ciri rhizopoda ialah sebagai berikut. •

Bergerak dengan kaki semu / palsu ( pseudopodia )



Bersifat heterotrof



Ukuran tubuh sekitar 200-300 mikron



Umumnya hidup di air tawar atau laut



Bentuk yang dapat berubah-ubah atau tidak tetap



Ada yang bercangkang dan tidak



Mempunyai ektoplasma dan endoplasma



Mempunyai vakuola makanan dan juga vakuola kontraktil



Rhizopoda menelan makannya / fagosit



Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan diri



Hidup dengan bebas atau parasit



Pernapasan dengan cara difusi ke seluruh permukaan tubuh

-Klasifikasi Rhizopoda dibagi dalam 5 ordo antara lain sebagai berikut : 1. Ordo Lobosa Ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta terdapat perbedaan yang jelas antara ektoplasma serta endoplasma. 2. Ordo filosa Ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan becabang-cabang. 3. Ordo foraminifera Ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia panjang dah halus. 4. Ordo helioza Ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia berbentuk benag yang radien dan antarfilamen tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman. 5. Ordo radiolarian Cirinya : mmpunyai pseudopodia berupa benang-benang halus yang tersusun radier dan bercabang-cabang membentuk jala (anyaman). - Reproduksi Rhizopoda Rhizopoda berproduksi secara aseksual, sedangkan reproduksi secara seksual kini belum diketahui. Reproduksi secara akseksual melalui berbagai mekanisme dengan pembelahan sel yang mengarah ke pembelahan mitosis. Namun tahap-tahap mitosis tidak tampak dengan jelas. - Daur Hidup Rhizopoda

- Morfologi Rhizopoda Rhizopoda mempunyai peranan baik itu yang menguntungkan maupun yang merugikan dari beberapa contoh rhizopoda antara lain sebagai berikut: - Entamoeba histolytica

Dalam siklus hidupnya terdapat tiga bentuk yaitu : 1. Bentuk histolitika : besarnya 20-40 mikron, inti entameba ada satu dengan kariosom letak sentral, endoplasma dengan vakuol-vakuol, ada eritrosit, ektoplasma membentuk pseudopodium. 2. Bentuk minuta : besarnya 10-20 mikron, mempunyai satu inti entameba dengan kariosom letak sentral, endoplasma dengan vakuol-vakuol, tanpa eritrosit, ektoplasma membentuk pseudopodium. 3. Bentuk kista : besarnya 10-20 mikron, mempunyai satu atau empat inti, terlihat benda kromatoid. - Entamoeba Coli

Terbagi atas dua bentuk yaitu : 1. Bentuk vegetatif : besarnya 15-30 mikron, mempunyai satu inti entamoeba, kariosom letaknya eksentris, endoplasma dengan vakuol tanpa eritrosit, ektoplasma dapat membentuk pseudopodium. 2. Bentuk kista : besarnya 15-22 mikron, berinti dua atau delapan. - Endolimax nana

Terbagi atas dua bentuk, yaitu : 1. Bentuk trofozoit : besarnya 6-15 mikron, sitoplasmanya bergranula dan bervakuol, inti sentral, mempunyai kariosom yang nyata. 2. Bentuk kista : besarnya 5-14 mikron, mempunyai 4 inti yang letaknya tidak teratur. - Iodamoeba butschlii

Terbagi atas dua bentuk, yaitu :

1. Bentuk vegetatif : besarnya 8-20 mikron, bentuk lonjong dengan satu inti iodameba, endoplasma berisi banyak vakuol. 2. Bentuk kista : besarnya 8-15 mikron, bentuk lonjong atau piriform, mempunyai satu inti iodameba dan vakuol glikogen yang besar. - Habitat Rhizopoda Rhizopoda pada umumnya hidup bebas di alam, namun ada pula yang hidup sebagai parasit di tubuh hewan dan manusia. Rhizopoda yang hidup parasit dapat menyebabkan penyakit. Rhizopoda yang hidup bebas di alam dapat ditemukan di air laut, air tawar, tanah yang basah, atau tempat yang berair dan lembap. Beberapa Rhizopoda dapat membentuk kista bila kondisi lingkungan memburuk, misalnya Amoeba sp. Berdasarkan tempat hidupnya Amoeba dibedakan menjadi : a. Ektamoeba hidup di luar tubuh organisme (hidup bebas). Misalnya Amoeba proteus b. Entamoeba hidup di dalam organisme , misalnya manusia: contohnya Entamoeba histolityca, yang hidup di dalam usus halus manusia, bersifat parasit dan menyebabkan penyakit perut (Disentri). Entamoeba coli, hidup dalam colon (usus besar manusia). Amoeba ini tidak bersifat parasit , tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan buang a...


Similar Free PDFs