Makalah Psikologi Abnormal "Gangguan Makan Dan Somatoform" PDF

Title Makalah Psikologi Abnormal "Gangguan Makan Dan Somatoform"
Author Astrid Pratiwi
Pages 19
File Size 1 MB
File Type PDF
Total Downloads 112
Total Views 189

Summary

MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI ABNORMAL “Gangguan Makan dan Somatoform” DOSEN PENGAMPU : Wening Wihartati., S. Psi., M. Psi. Disusun Oleh : Isna Rizki Hidayati 1806016067 Amelia Rizky Ayu Anggraeni 1807016069 Ayu Laili Nurrohmawati 1807016070 Astrid Melliani Pratiwi 1807016071 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Makalah Psikologi Abnormal "Gangguan Makan Dan Somatoform" Astrid Pratiwi

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MAKALAH Gangguan Makan dan Gangguan Somat oform Marat ul Mukaromah SKENARIO 3 SAKIT KEPALA MENAHUN Met t y Tusiana Makalah skizofrenia case ary yanuar

MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI ABNORMAL “Gangguan Makan dan Somatoform”

DOSEN PENGAMPU : Wening Wihartati., S. Psi., M. Psi.

Disusun Oleh : Isna Rizki Hidayati

1806016067

Amelia Rizky Ayu Anggraeni

1807016069

Ayu Laili Nurrohmawati

1807016070

Astrid Melliani Pratiwi

1807016071

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UIN WALISONGO SEMARANG 2019

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah pada mata kuliah Psikologi Abnormal. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Abnormal dengan judul “Gangguan Makan dan Somatoform”. Selain membuat makalah ini, kami juga membuat presentasi dalam bentuk power point dengan judul yang sama. Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu kami akan dengan lapang dada menerima segala macam kritik dan saran baik itu dari dosen maupun dari teman-teman sekalian agar kami dapat memperbaiki diri kedepannya. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman, serta khususnya kelompok kami sendiri.

Semarang, 4 Maret 2020

Kelompok 4

1

Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................................................................... Daftar Isi ..................................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1.3 Tujuan ............................................................................................................................. BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2.1 Definisi Gangguan Makan .......................................................................................... 2.2 Penyebab-penyebab Gangguan Makan ...................................................................... 2.3 Macam-macam Gangguan Makan ............................................................................. 2.3.1 Anoreksia Nervosa .................................................................................................. 2.3.2 Bulimia Nervosa ..................................................................................................... 2.3.3 Gangguan Makan Berlebihan Binge-Eating Disorder/BED .................................. 2.3.4 Obesitas ................................................................................................................... 2.3.5 Pica.......................................................................................................................... 2.4 Penanganan Gangguan Makan .................................................................................. 2.5 Upaya Pencegahan Gangguan Makan ....................................................................... 2.6 Gangguan Somatoform ............................................................................................... 2.7 Macam-macam Gangguan Somatoform .................................................................... 2.8 Gejala Gangguan Somatoform.................................................................................... 2.9 Penanganan Gangguan Somatoform .......................................................................... III PENUTUP ............................................................................................................................. 3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Dalam satu di antara banyak negara, terdapat beberapa orang yang secara sengaja membuat diri mereka sendiri lapar, bahkan terkadang sampai meninggal. Mereka terobsesi dengan berat badan dan bermaksud untuk mencapai citra tubuh yang terlalu kurus. Ada juga yang memiliki siklus dimana mereka makan banyak dan kemudian berkeinginan untuk menghilangkan kelebihan makan mereka, antara lain dengan memuntahkannya. Pola yang yang disfungsional ini adalah dua tipe utama dari gangguan makan, yaitu anoreksia nervosa (anorexia nervosa) dan bulimia nervosa. Ganguan makan (eating disorder) memiliki karakteristik pola makan yang terganggu dan cara yang maladaptif dalam mengontrol berat badan. Seperti gangguan psokologis lainnya, anoreksia dan bulimia sering disertai dengan berbagai bentuk psikopatologi, termasuk depresi, gangguan kecemasan dan gangguan penyalahgunaan Zat. Untuk dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman akan gangguan makan tersebut, maka kami buat makalah ini yang membahas tentang gangguan makan lebih lanjut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud gangguan makan? 2. Apa saja penyebab gangguan makan? 3. Apa saja macam atau jenis gangguan makan? 4. Bagaimana penanganan gangguan makan? 5. Bagaimana upaya pencegahan gangguan makan? 6. Apa itu gangguan somatoform 1.3 Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui apa itu gangguan makan. 2. Untuk mengetahui penyebab-penyebab gangguan makan. 3. Untuk mengetahui macam atau jenis dari gangguan makan. 4. Untuk mengetahui bagaimana penanganan gangguan makan. 5. Untuk mengetahui bagaimana upaya mencegah gangguan makan. 6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud somatoform.

3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Gangguan Makan Gangguan makan adalah gangguan berat pada makan. Beberapa ahli mengatakan bahwa dieting disorder (gangguan diet) adalah istilah yang lebih akurat, karena ketakutan menambah berat badan dan obsesi mengurangi berat badan sering menjadi fitur sentral gangguan makan. DSM IV TR mendaftar dua tipe gangguan makan yaitu anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. a. Karakteristik jelas pada anoreksia nervosa adalah emasiasi (kekurusan) ekstrem, atau secara lebih teknis menolak untuk mempertahankan berat badan yang paling tidak normal. Istilah anorexia secara harfiah berarti “kehilangan nafsu makan” tetapi hal ini merupakan nama yang salah kaprah. Pada penderita anoreksia nervosa merasa lapar, tetapi membiarkan dirinya kelaparan. Beberapa yang mengidap gangguan ini akan membiarkan dirinya kelaparan sampai mati. b. Bulimia Nervosa ditandai oleh episode bing-eating berulang kali, yang diikuti oleh perilaku kompensatorik yang tidak semestinya, seperti muntah yang diinduksi sendiri, penyalahgunaan pencahar atau olahraga eksesif. Makna harfiah dari istilah bulimia adalah “ox appetitie” (cukup lapar untuk melahap seekor kerbau). Akan tetapi para penderita bulimia nervosa biasanya mempunyai nafsu makan normal Secara paradoksal, masalahnya sering kali merupakan akibat dari berusaha menjaga berat badan di bawah titik normal, sebuah upaya yang mengakibatkan pergulatan berkelanjutan dengan binge-eating dan usaha untuk mengompensasinya. Kebanyakan penderita melihat bing-eating sebagai kegagalan mengontrol, padahal sebenarnya itu adalah reaksi alamiah tubuh terhadap rasa lapar yang disebabkan oleh penekanan berat badan yang tidak alamiah (Keel et al. 2007). Anoreksia maupun bulimia 10 kali lipat lebih sering dijumpai pada perempuan dibanding laki-laki, dan mereka paling lazim berkembang dikalangan perempuan pada umur belasan dan awal dua puluhan tahun. Meningkatnya insiden dikalangan orang mudaf merefleksikan fokus intenst pada penampilan fisik perempuan muda dan kesulitan yang dialami oleh banyak remaja putri dalam menyesuaikan diri dengan perubahan cepat pada bentuk dan berat badan yang dimulai bersama pubertas (Field & Kitos,2010). 2.2 Penyebab Gangguan Makan 1. FAKTOR SOSIAL Standar kecantikan dan nilai tinggi yang diberikan pada penampilan perempuan berkontribusi menyebabkan gangguan makan. Kesimpulan ini didukung oleh bukti-bukti epidiemologis dan penelitian lain yang mendokumentasikan bahwa : a. Gangguan makan jauh lebih lazim dikalangan perempuan muda dibanding lakilaki muda.

4

b. Prevalensi gangguan makan meningkat, ketika gambaran tentang perempuan ideal semakin menekankan kekurusan ekstrem. c. Perempuan muda sangat berkemungkinan untuk mengembangkan gangguan makan selama masa remaja dan dewasa muda, umur dimana budaya kita memberikan penekanan besar pada penampilan kecantikan, dan kekurusan. d. Gangguan makan bahkan lebih lazim lagi di kalangan perempuan muda yang bekerja di bidang-bidang yang menekankan berat badan dan penampilan, seperti model, penari balet, dan pesenam. Fakta tersebut memperjelas bahwa gadis remaja dan perempuan muda beresiko untuk mengembangkan gangguan makan, sebagian karena mereka berusaha membentuk dirinya, secara cukup harfiah, agar cocok dengan gambaran proporsi perempuan kurus. 2. FAKTOR PSIKOLOGIS Para peneliti telah menghipotesiskan tentang banyak faktor psikologis yang berkontribusi pada gangguan makan, yaitu yang terdiri dari : a. Perjuangan untuk Meraih Kesempurnaan dan Kontrol Salah satu pengamat klinis gangguan makan yang pertama dan paling produktif adalah Hilde Bruch (1904-1984). Bruch mengamati bahwa para gadis penderita gangguan makan tampak terlalu conforming dan sangat ingin menyenangkan orang lain. Ia mengatakan bahwa mereka kehilangan banyak hal dalam perjuangan normal remaja untuk otonomi. Penyebabnya orang muda yang melakukan perjuangan kontrol ini, beberapa menderita anoreksia nervosa dan bangga akan penegndalian ekstrem mereka. Sebaliknya, para penderita bulimia nervosa terus berjuang dan gagal untuk mengontrol makan dan berat badan mereka. Perfeksionisme adalah bagian lain dari perjuangan tanpa akhir untuk meraih kontrol. Perfeksionisme menetapkan standar yang tinggi secara tidak realistis, kritis terhadap diri sendiri, dan menuntut penampilan nyaris tanpa cacat dari dirinya sendiri. Penelitian mendemonstrasikan bahwa para perempuan muda dengan gangguan makan mengejar tujuan perfeksionis tentang makan maupun berat badan dan tentang ekspekasi umum untuk dirinya. Sebuah studi skala besar menemukan bahwa kurangnya kesadaran introseptif memprediksi perkembangan gangguan makan 2 tahun yang akan datang. Para penderita gagguan makan tampaknya lebih peduli dengan penampilannya daripada dengan perasaannya, sedih, marah, senang, atau lapar. b. Depresi, Self Esteem Rendah dan Disforia Depresi sering komorbid dengan gangguan makan khususnya bulimia nervosa. Obat-obatan anti depresan mengurangi sebagian simtom bulimia nervosa, yang menunjukan bahwa di sebagian kasus bulimia adalah sebuh reaksi terhadap depresi. Secara khusus perempuan penderita gangguan makan mungkin 5

terokupasi dengan social self mereka, bagaimana mereka tampil di depan publik dan bagaimana orang lain memersepsi dan mengevaluasi dirinya. Perempuan penderita bulimia nervosa atau pencitraan tubuh negatif melaporkan public self consciousness, kecemasan sosial, dan ketidakjujuran yang tinggi. Mereka juga memperlihatkan peningkatan dalam self critism (kritis terhadap diri sendiri) dan kemunduran dalam suasana perasaan menyusul interaksi sosial negatif. Pendek kata, para penderita gangguan makan sering menggantungkan self-esteem pada orang lain. c. Pencitraan Tubuh Negatif Pencitraan tubuh negatif, evaluasi yang sangat kritis terhadap berat dan bentuk badan sendiri, secara luas dianggap berkontribusi pada perkembangan gangguan makan. Salah satu cara untuk mengases pencitraan tubuh negatif adalah membandingkan rating orang terhadap ukuran tubuhnya “saat ini” dan “ideal” dengan meminta mereka memilih dari skematika. Beberapa studi longitudinaltelah menemukan bahwa evaluasi negatif terhadap berat badan, bentuk badan, dan penampilan memprediksi perkembangan gangguan makan yang akan datang. Pencitraan tubuh negatif dapat menjadi masalah berat jika berkombinasi dengan faktor risiko lain, termasuk perfeksionisme dan self esteem rendah. 2.3 Macam-macam Gangguan Makan 2.3.1 Anoreksia Nervosa 2.3.1.1 Definisi Anoreksia Nervosa Anorexia nervosa (AN) adalah gangguan pola makan dengan cara membuat dirinya merasa tetap lapar (self-starvation). Suatu gangguan makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk mempertahankan berat badan di bwah setandar normal, akibat pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanannya. Anoreksia nervosa berkembang pada tahap remaja awal dan akhir, antara usia 12 tahun sampai 18 tahun. Salah satu pola anoreksia yang paling umum terjadi, bermula setelah menarche (setelah mendapatkan haid pertama). Pada saat itu wanita mulai sadar akan pertumbuhan berat badan dan bersikeras untuk menghilangkannya dengan berbagai cara. Seperti diet yang ekstrem, olahraga yang berlebihan, mengkonsumsi obat, dll. Seseorang yang menderita AN disebut sebagai anoreksik atau (lebih tidak umum) anorektik. Istilah ini sering kali namun tidak benar disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala medis kehilangan nafsu makan. 2.3.1.2 Simtom-simtom Anoreksia Nervosa 1. Menolak Untuk Mempertahankan Berat Badan Normal Simtom paling tampak jelas berbahaya dari anoreksia nervosa adalah penolakan untuk mepertahankan berat badan minimal-normal. Anoreksia nervosa 6

sering kali dimulai dengan die untuk mengurangi beberapa pon saja, namun dietnya menjadi tidak terkendali, dan mengurangi berat badan akhirnya menjadi fokus kuncinya. Berat badan menjadi sangat kurang dari rentang normal dan sering kali anjlok ke tingkat rendah yang berbahaya. 2. Gangguan Dalam Mengevaluasi Berat Atau Bentuk Badan Simtom penentu kedua anoreksia nervosa yaitu dengan mengingkari masalah berat badan mereka. Bahkan, ketika dihadapkan dengan bayangan dirinya di depan cermin, sebagian penderita anoreksia merasa tidak ada masalah dengan berat badannya. Apapun bentuk spesifiknya, salah satu karakteristik penentu anoreksia nervosa adalah gangguan dalam mempersepsi atau mengevaluasi tubuh atau berat badan sendiri. Para penderita anoreksia nervosa tidak mengakui kekurus-keringannya seperti apa adanya. 3. Takut Menambah Berat Badan Ketakutan intens untuk menjadi gemuk adalah karakteristik ketiga anoreksia nervosa. Ketakutan untuk menambah berat badan menjadi masalah bagi penanganan. Dorongan terapis untuk makan lebih banyak menjadi ketakutan bagi seseorang penderita anoreksia nervosa akan kehilangan kontrolnya. 4. Berhenti Menstruasi Amonerrhea (amenore), tidak hadirnya siklus menstruasi selama tiga kali berurut-turut menjadi simtom selanjutnya anoreksia nervosa. Amenore biasanya adalah reaksi terhadap hilangnya lemak tubuh dan perubahan-perubahan fisik terkait. Tidak adanya minat seksual juga merupakan salah satu reaksi lazim terhadap kehilangan berat badan dalam jumlah besar. 5. Komplikasi Medis Anoreksia nervosa dapat menyebabkan sejumlah komplikasi medis. Para penderita anoreksia biasanya mengeluhkan tentang kontipasi, nyeri perut, intoleransi terhadap dingin, dan kelesuan. Sebagian keluhan ini berasal dari efek semi-kelaparan pada tekanan darah da suhu tubuh, yang keduanya mungkin berada di bawah normal. Selain itu, kulit menjadi kering dan pecah-pecah, dan sebagian orang mengalami lanugo, rambut halus di wajah atau batang tubuhnya. Ini dapat menimbulkan anemia, infertilitas, gagal fungsi ginjal, kesulitan-kesulitan kardiovaskular, erosi gigi, dan osteopenia. Anoreksia nervosa dapat dimulai dengan keinginan yang nampak tidak merugikan, tetapi gangguan makan itu dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius, termasuk kematian. 6. Gangguan Psikologis Komorbid Anoreksia nervosa berkaitan dengan masalah psikologis lain, termasuk gangguan obsesif-kompulsif dan ganguan kepribadian obsesif-kompulsif. Kebanyakan penderita anoreksia nervosa juga memperlihatkan simtom depresi,

7

seperti suasana-perasaan sedih, iritabilitas, insomnia, menarik diri secara sosial, dan berkurangnya minat pada seks. 2.3.2 Bulimia 2.3.2.1 Definisi Bulimia Nervosa Bulimia nervosa adalah kelainan cara makan yang dimana biasanya seseorang memiliki kebiasan makan yang berlebihan dan terjadi secara terus menerus. Bulimia biasanya lebih sering dialami oleh wanita, biasanya kelainan ini merupakan bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri, dimana biasanya orang yang menderita bulimia nervosa akan membuat dirinya memuntahkan makanan yang telah mereka makan. Bulimia adalah penyakit yang diakibatkan psikologi pasien yang mengakibatkan kelainan makan. Bulimia merupakan keadaan dimana orang yang menderita tersebut akan makan secara berlebihan dan secara berulang-ulang ( Binge ) dan kemudian makan yang telah dimakan akan dikeluarkan dengan cara memuntahkannya yang biasanya diinduksi dengan obat pencahar dan juga dengan mengeluarkannya lewat kencing, dimana kencing disini disebabkan oleh obat diuretik yang konsumsi. Penderita bulimia pada umumnya mereka cendrung melakukan diet dengan sangat ketat dan diimbangi dengan olahraga yang berlebihan . orang yang menderita bulimia biasanya mereka memiliki kebiasaan untuk mengeluarkan makanan yang telah mereka makan dengan cepat. Memuntahkan makan yang dilakukan oleh penderita bulimia merupakan aksi untuk mengurangi rasa benci atau rasa bersalah karena sudah melakukan Binge atau makan secara berlebihan. Karena penderita bulimia terobsesi untuk membersihkan diri mereka dari makanan yang dikonsumsi, sehingga makanan yang mereka makan belum sempat terserap oleh tubuh jadi mereka berusaha untuk memuntahkan makanan yang telah mereka makan. Sesorang yang menderita bulimia ketika melakukan pesta makan, biasanya didorong oleh perasaan depresi atau strees karena masalah yang berhubungan dengan perihal berat badan, bentuk badan. Penderita bulimia beranggapan bahwa makan merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dan juga dapat menghiluangkan depresi, namun perasaan bahagai tersebut hanya akan berlangsung sebentar dan setelah itu mereka akan kembali membenci makanan serta marah atas kontrol diri terhadap pesta makan yang telah dilakukannya, kemudian menimbulkan rasa benci dan hal tersebut membuat mereka terobsesi untuk membersihkan makanan tersebut dari tubuh. Penderita bulimia biasanya selalu berhubungan dengan kontrol diet ataupun berat badan. Penderita bulimia pada umumnya selalu memperhatikan berat badan, selalu merasa kurang percaya diri terhadap berat badan sehingga mereka cendrung selalu melakukan diet ketat. 2.3.2.2 Simtom-simtom Bulimia Nervosa

8

1) Berat badan biasanya diperhatikan dalam kisaran normal. 2) Perhatian yang berlebihan terhadap bentuk tubuh dan juga berat badan. 3) Makan berlebihan kemudian memuntahkannya dan kemudian dapat menghasilkan komplikasi medis yang seirus. 4) Biasanya mempengaruhi wanita muda Eropa-Amerika 2.3.2.3 Akibat Bulimia Nervosa 1) Pembengkakan kelenjar ludah di pipi 2) Jaringan parut di buku jari tangan yang digunakan untuk merangsang muntah 3) Pengikisan email gigi akibat bulimia yang sering muntah dan mengeluarkan asam lambung 4) Kadar kalium yang rendah dalam darah. 5) Gigi sensitive terhadap panas atau dingin 6) Masalah pada kelenjar ludah yang berupa rasa nyeri atau pembengkakan 7) Paparan asam lambung berlebih pada kerongkongan bisa menyebabkan borok, pecah atau penyempitan. 8) Terganggunya proses pencernaan akib...


Similar Free PDFs