Makalah Risiko Operasional Lukman PDF

Title Makalah Risiko Operasional Lukman
Author Nazar Yusuf
Course Manajemen
Institution Universitas Muhammadiyah Aceh
Pages 18
File Size 251.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 374
Total Views 926

Summary

MakalahRESIKO OPERASIONALoleh :Nama : LUKMAN HAKIM NIM : 2018401033 Dosen Pembimbing: Totok Rudianto.,S.,M.,CRMP Mata kuliah : Manajemen ResikoPROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPOLITEKNIK ACEH2021KATA PENGANTARPuji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatdan karunia-Nya, penulis m...


Description

1

Makalah

RESIKO OPERASIONAL

oleh :

Nama

: LUKMAN HAKIM

NIM

: 2018401033

Dosen Pembimbing : Totok Rudianto.,S.E.,M.Si.,CRMP Mata kuliah

: Manajemen Resiko

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK POLITEKNIK ACEH 2021

i

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis masih diberikan kesehatan dan kenikmatan sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah Resiko Operasional. Selawat beriring salam kita sanjungkan keharibaan Baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang menjadi teladan bagi kita semua. Makalah berisi

tentang

ini merupakan tugas mata kuliah Manajemen Resiko penanganan

resiko

suatu

perusahaan

dan

menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan pengelolaan risikonya sehingga

perusahaan

akan

mendapatkan

hasil

optimal

dari

operasionalnya. Demikian kata pengantar dari penulis, penulis mengharapkan kritik dan

saran

dari

pembaca

sekalian,

semoga

makalah

ini

dapat

meningkatkan wawasan dan bermanfaat pada masa yang akan datang, Amin Yarabbal ‘Alamin.

Banda Aceh , 19 Februari 2021

Lukman Hakim NIM: 2018401033

i

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i DAFTAR ISI..................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................1 A. Latar Belakang............................................................................1 B. Rumusan Masalah.......................................................................2 C. Tujuan Penulisan.........................................................................2 BAB II PEMBAHASAN................................................................................3 A. Pengertian Resiko Operasional...................................................3 B. Bentuk Operasional resiko...........................................................4 C. Pengukuran resiko operasional..................................................... D. Biaya untuk resiko operasional...................................................... E. Resiko operasional dan Modal kerja............................................. BAB III PENUTUP.......................................................................................... A. Kesimpulan.................................................................................... B. saran.............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

i

4

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan mengelola risiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan pengelolaan risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari operasionalnya. Kita harus bisa menemukan kerugian potensial yang mungkin terjadi dan mencari cara untuk menangani risiko tersebut. Dunia bisnis pun tak luput dari ketidakpastian. Ketidakpastian dalam dunia bisnis akan menyebabkan terjadinya risiko bisnis. Perusahaan merencanakan untuk menggencarkan promosi produknya dengan harapan penjualanya dapat meningkat. Dengan analisis yang mendalam diperkirakan penjualan setelah adanya promosi besar-besaran tersebut dapat meningkat sebanyak 20%. Tetapi kenyataanya penjualan hanya dapat meningkat 10%. Ini merupakan salah satu bentuk risiko yang terjadi dalam dunia bisnis. Risiko dalam bisnis tidak bisa diabaikan begitu saja. Perusahaan perlu menganalisis kemungkinan kerugian potensi dalam bisnisnya tersebut kemudian mengevaluasi dan mencari cara untuk menanggulanginya. Dengan demikian diharapkan bisnis yang dijalaninya dapat sukses meraih tujuan dengan mudah. Risiko merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi ketika kita melakukan suatu tindakan. Risiko adalah berbagai kemungkinan yang terjadi pada periode tertentu. Risiko sering dikaitkan dengan kerugian. Jadi risiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian atau peluang terjadi sesuatu yang bad outcame. Setiap organisasi perusahaan selalu menanggung risiko. Risiko, bisnis, kecelakaan kerja, bencana alam, perampokan, dan pencurian, kebangkrutan adalah beberapa contoh dari risiko yang lazim terjadi di

i

5

berbagai perusahaan. Terutama perusahaan yang tidak melakukan tindakan apa-apa, bahkan tindakan preventif pun tidak dilakukan. Perusahaan ini tidak melakukan tindakan untuk pencegahan risiko yang akan timbul nantinya. Kondisi terjadinya risiko operasional (operasional risk) sangat dipengaruhi oleh bagus dan rendahnya kematangan manajemen yang dimiliki oleh manajer suatu perusahaan. Seorang manajer dalam mengambil setiap keputusan harus selalu memikirkan dampak yang akan timbul baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Seperti jika ingjin menaikkan jumlah produksi atau menambah karyawan baru. Jika jumlah produksi ditingkatkan apakah persediaan bahan baku di gudang dan di pasaran tersedia dalam jumlah yang mencukupi, serta apakah bahan baku yang dimiliki memeiliki kualitas yang sama untuk masa produksi secara jangka panjang. Misalnya untuk menambah produksi saos cabe (chili souce) bagi seoreang manajer produksi harus memperhatikan dengan betul-betul jika pasaran cabe dipasaran selalu berada dalam kondisi normal price (harga normal) dan jika harga cabe menuju kepada kondisi harga tidak normal maka apa antisipasi yang harus dilakukan oleh seorang manajer produksi agar operasional produksi tidak terhenti dan order pembelian dapat terus dilakukan. B. Rumusan Masalah a) b) c) d) e)

Apa pengertian dari Risiko Operasional ? Bagaimana bentuk-bentuk dari Risiko Operasional ? Bagaimana pengukuran dari Risiko Operasional ? Berapa biaya untuk Risiko Operasional ? Bagaimana Risiko Operasional dan Modal Kerja ?

C. Tujuan Penulisan a) b) c) d) e)

Untuk mengetahui pengertian dari Risiko Operasional. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari Risiko Operasional. Untuk mengetahui pengukuran dari Risiko Operasional Untuk mengetahui biaya untuk Risiko Operasional. Untuk mengetahui Risiko Operasional dan Modal Kerja.

i

6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian resiko operasional Risiko operational merupakan risiko yang umumnya bersumber dari masalah internal perusahaan, dimana risiko tersebut terjadi disebabkan oleh lamanya sistem kontrol manajemen (management controlsystem). Yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Misalnya risiko operational adalah risiko pada komputer karena telah terserang virus, kerusakan maintenance pabrik, kecelakaan kerja, kesalahan dalam pencatatan pembelian barang dan tidak adanya kesepakatan bahwa barang yan dibeli dapat ditukar kembali dan sebagainya. Risiko operasonal dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan kerugian potensial atas hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan. Risiko ini merupakan risiko yang melekat (inherent) pada setiap aktivitas fungsional Bank, seperti kegiatan perkreditan (penyediaan dana), tresuri dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen, dan pengelolaan sumber daya manusia.Risiko operasional bukanlah hal baru walaupun disadari merupakan risiko yang paling akhir terdefinisikan dalam Basel I Definisi “Operational Risk” seperti digariskan dalam Bassel II Capital Accord mendefinisikan operational risk sebagai risiko kerugian yang terjadi sebagai akibat inadequate atau failed internal processis, people dan systems atau sebagai akibat dari eksternal events. Meskipun memasukkan unsur legal risk kedalamnya, Bassel II itu tidak memuat

i

7

bussines, strategic, dan reputation risk sebagai bagian dari operational risk tersebut. Definisi risiko operasional dalam Basel II adalah termasuk risiko hukum, namun tidak mencakup risiko bisnis, strategis dan reputasi.Menurut (Mamduh:2009) risiko operational merupakan tipe risiko yang paling tua, tetapi yan paling sedikit dipahami dibandingkan dengan tipe risiko lainnya. (misalkan risiko pasar ataupun risiko tingkat bunga). Perusahaan sudah mengenali risiko operational meskipun dengan nama yang berbeda. Sebagai contoh perusahana selalu berusaha memperbaiki sistem, prosedur, atau proses bisnis melalui manajemen kualitas, perusahaan memberikan training kepada karyawannya agar mereka semakin terlatih dan semakin sedikit membuat kesalahan. Dalam konteks manajemen risiko, upaya terseut dipandag sebagai upaya untuk mengelola atau menurunkan risiko operational.

B. Bentuk-bentuk risiko operasional Ada beberapa factor yang mampu memberi pengaruh pada terbentuknya operational risk, yaitu: a) Risiko pada Komputer (Computer Risk) Risiko pada bidang computer ini biasa terjadi karena berbagai faktor seperti faktor masuknya virus disebabkan oleh proteksi software yang tidak memadai. Dalam suatu perusahaan kebutuhan seorang IT (informan technology) yang memiliki kualitas dan kompetensi yang memadai bahkan jika diperlukan memiliki reputasi sangat diperlukan.Pada era sekarang ini setiap kemajuan teknologi perangkat lunak selalu diikuti dengan berbagai permasalahan yang timbul. Hacker adalah salah satu yang begitu tertarik untuk menggeluti bidang perangkat lunak sertamencoba menerobos setiap proteksi yang dibuat oleh suatu lembaga. Yang tidak terkecuali adalah lembaga perbankan seperti pada kasus pembobolan ATM dengan mempergunakan kartu ATM palsu, pembuatan website palsu suatu perbankan sehingga nasabah terkecoh dan banyak yang mentransfer uang ke website palsu tersebut. Menurut Husein Umar ada beberapa sebab-sebab utama kerusakan sistem komputer, serta pengidentifikasian akibat kerusakan komputer yang umum, yaitu : Tabel : Sebab-sebab Utama Kerusakan Sistem Komputer

i

8

Presentase Uraian Kesalahan tegang listrik

9%

Kesalahan pemakai

11%

Akibat air dan api

20%

Kecurangan, pencurian

30%

Kerusakan hardware/software

30%

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa kerusakan hardware/software serta kecurangan, pencurian adalah yang tertinggi yaitu sama-sama 30% (tiga puluh persen). Tabel Umum

Pengidentifikasian

Akibat

Kerusakan

Komputer

Akibat

%

Kerugian bisbis dan konsumen

24

Kerugian kredibilitas atau goodwill

21

Masalah cash-flow

21

Berkurangnya kualitas pelayanan terhadap konsumen

18

Ketidakmampuan menggaji karyawan

12

Tumpukkan pekerjaan dan Kerugian produksi

11

Kerugian data

10

Kerugian financial

9

Kerugian manajemen rekening konsumen

8

Kerugian pengawasan keuangan

7

yang

b) Kerusakan Maintenance Pabrik Bagi setiap perusahaan khususnya perusahaan yang memiliki mesin sangat mengandalkan pada kualitas peralatannya dalam menunjang produksi, maka biaya pada pemeliharaan, perawatan dan pergantianperalatan pabrik bersifat rutin. Peralatan atau maintenance pabrik jika dilihat dari segi harga dipasaran memiliki nilai yang berbedabeda, ada yang rendah,sedang dan tinggi.Serta lebih jauh ada yang dapat diperoleh didalam negri ada yang harus diimpor.jika harus diimpor maka

i

9

artinya perusahaan harus menyediakan mata uang asing untuk dapat memesan dan membeli peralatan tersebut.begitu pula dengan teknisi yang diperlukan untuk mengoperasionalkan mesin pabrik juga harus terlebih dahulu dilatih,disekolahkan agar mengerti dengan benar setiap permasalahan yang timbul dikemudian hari. Oleh karena itu,beberapa resiko yang harus ditanggung oleh suatu industri pada saat timbulnya kerusakan maintenance pabrik adalah : a) Terhentinya aktivitas produksi selama beberapa saat. Diusahakan penghentian aktivitas produksi tidak memakan waktu yang lama misalnya sampai berhari-hari sehingga lebih jauh bias megganggu setiap order yang sudah diterima; b) Biaya service (service cost) dengan mendatangkan tenaga ahli, jika perusahaan tidak memilikinya; c) Biaya pergantian dalam bentuk pembelian baru beberapa peralatan pabrik. Dan persoalan yang lebih jauh jika barang yang dipesan tersebut tidak tersedia dipasaran dengan cepat, sehingga mengharuskan perusahaan untuk memesan terlebih dahulu dan ini akan memakan waktu yang lama.

d. Kecelakaan kerja Kecelakaan kerja terjadi pada saat suatu perusahaan tidak menerapkan dan memberlakukan suatu konsep keselamatan dan jaminan bekerja sesuai barang dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. Kadang kala beberapa perusahaan tidak mengindahkan serta menerapkan konsep keselamatan dan jaminan kerja sesuai dengan ketentuan, dengan tujuan menghindari pengeluaran biaya (cost). Penghindaran biaya tersebut mencakup beberapa hal seperti : a) Biaya asuransi kepada setiap karyawan yang harus dibayar setiap bulannya. b) Biaya tanggungan pada saat karyawan mengalami kecelakaan dan pihak asuransi belum menyerahkan atau belum keluarnya ajuan klaim asuransi yang diajukan. Sehingga menunggu proses keluarnya klaim asuransi menyebabkan pihak perusahaan harus menanggung sementara waktu. c) Jika aturan tentang jaminan dan konsep keselamatan kerja dicantumkan pada setiap kontrak kerja dengan para karyawan maka jika perusahaan tidak mematuhi kesepakatan tersebut maka memungkinkan untuk dituntut atau diajukan ke pengadilan di kemudian hari karna faktor pelanggaran kontrak dan harus membayar ganti rugi dengan jumblah yang sesuai dengan permintaan pihak penggugat.

i

10

d) Kesalahan dalam Pembukaan Secara Manual (Manual Risk) Resiko dalam bidang pembukaan secara manual sebenarnya terjadi karna bebrapa sebab seperti : a. Pembukaan secara manual ditulis atau dicatat umumnya di kertas,sehingga pada saat suatu kantor mengalami kebanjiran,kebakaran,kesalahan dalam tidak bisa atau sulit untuk mencari penggantinya. b. Jika kesalahan dalam pencatat secara pembukuan terjadi maka penyelesaian dan pencarian sumber masalahnya juga harus dilakukan secara manual. Seperti kesalahan dalam pembuatan pada income statement maka pelacakannya proses dimana sumbernnya harus dicari pada buku atau catatan dan juga penulusurannya harus dilakukan hingga ke buku jurnal serta pada setiap kuitansi dan berbagai bukti tertulis lainya.sehingga jika kejadian ini sering terjadi maka waktu yang dibutuhkan terlalu lama.memang salah satu keuntungannya bukti fisik langsung ditemukan. Namun jika ini dilakukan dengan komputer, maka dengan hanya melihat nomor seri dari setiap bon,faktur dan sebagainya dengan cepat akan selesai.jika dilakukan secara computer maka pihak perusahaan bisa membuat sebuah website atau email pribadi kantor yang bersifat rahasia dan menyimpan data-data rahasia dengan password rahasia juga,sehingga jika seorang pimpinan sedang brada diluar kota atau luar negri maka dengan data yang tersimpan via internet tersebut memugkinkan pekerjaan dapat terus berlangsung dan berbagai data dapat dengan mudah diperoleh. c. Proses penyusunan pembukuan akan berlangsung dengan waktu yang lama sehingga pekerjaan menjadi tidak efisien dan efektif.efisien dilihat dari segi biaya dan efektif dilihat dari segi waktu. d. Setiap pengiriman informasi harus dilakukan melalui kantor pos atau jasa pengiriman surat.sementara dengan penggunaan teknologi sudah dapat dilakukan dengan cara email atau via internet.

e) Kesalahan Pembelian Barang dan Tidak Ada Kesepakatan Bahwa Barang yang Dibeli Dapat Ditukar Kembali Resiko seperti ini timbul pada saat kesepakatan dalam setiap pembelian barang tidak diikuti dengan perjanjian bahwa barang tersebut bisa di tukar kembali dan berbagai kesepakatan lainnya. Sehingga pada saat kesepakatan tersebut tidak dibuat maka perusahaan harus

i

11

mengalami atau menanggung beberapa resiko kerugian,yaitu sebagai berikut : a. Adanya barang yang sudah dibeli dengan harapan dapat terjual namun tidak laku terjual dan tidak ada perjanjian barang tersebut bisa ditukar sehingga perusahaan mengalami kerugian. b. Pada saat barang sudah dijual namun ternyata ada sisa dan itu tidak bisa ditukar dengan yang baru,maka ini memaksakan perusahaan untuk menjualnya dengan harga yang murah dengan asumsi daripada barang tersebut tidak dijual dipasaran atau mengalami kadaluarsa. c. Perusahaan tidak bisa melakukan penghematan biaya.karena kontrak dagang dengan para mitra bisnis bersifat tunai dan tidak ada konsep service purna jual. f) Pegawai Outsourcing Penerimaan dan penempatan pegawai secara konsep outsourcing memberi pengaruh besar bagi perusahaan baik secara jangka pendek dan jangka panjang. Pegawai outsourcing biasanya pegawai yang disediakan oleh suatu lembaga penyedia pegawai dan kemudiaan suatu perusahaan menghubungi perusahaan tersebut untuk dipekerjakan sebagai kontrak pada perusahaan, atau suatu perusahaan sebagai pegawai dengan perjanjian secara outsourcing. Pada saat ini banyak perusahaan yang menerapkan sistem outsourcing dengan berbagai alasan yaitu sebagai berikut : a. Biaya yang dikeluarkan lebih murah karena perusahaan tinggal menghubungi lembaga penyalur kerja. Jika selama ini perusahaan melakukannya sendiri seperti membuat tim penerimaan dan seleksi (recruitmen and selection) karyawan dan juga membuat pelatihan (training) maka dengan adanya jasa penyalur tenaga kerja memungkinkan cost yang dikeluarkan untuk itu menjadi lebih sedikit. b. Pegawai yang berasal dari outsourcing dianggp lebih memiliki kesiapan karena sudah dipersiapkan. c. Perusahaan hanya memiliki dan bertanggung jawab kepada lembaga penyalur tenaga kerja dan itu dilakukan sesuai dengan kontrak kerja sama yang disepakati. d. Tidak ada biaya fixed costyang harus ditanggung dan dipersiapkan, seperti pada saat pegawai tersebut akan pensiun maka harrus menyiapkan uang pesangon atau dana pensiun. e. Perusahaan bisa dengan mudah menggnti karyawan tersebut setelah habis masa kontrak karena perjanjian dilakukan sesuai dengan isi kontrak kerja.

i

12

g.

Globalisasi dalam Konsep dan Produk

Era globalisasi telah memberi perubahaan besar bagi konsep konsep bisnis pada seluruh sektor bisnis, baik finansial dan non finansial, sehingga penciptaan konsep produk dibuat untuk bisa menampung keinginan globalisasi tersebut, jika tidak maka artinya produk tersebut tidak akan laku di perusahaan secara baik. Mayarakat pada era sekarang ini adalah sebuah bentuk dari struktur masyarakat global yang menggunakan produk global dan menerapkan cara berfikir global. Karena faktor itu perusahaan dituntut untuk menerapkan manajemen yang berbasis konsep global yang secara tidak langsung mekanisme operasional perusahaan juga harus bersifat global. Untuk mewujudkan ini perlu perlu dilakukan pelatihan dan pendidikan bagi para karyawan agar mengetahui konsep dan cara berfikir secara global yang nantinya akan tertuang dalam bentuk hasil produk. Untuk menerapkan konsep global tersebut perusahaan harus dengan cepat melakukan adaptas...


Similar Free PDFs