MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM "Sejarah Peradaban Islam di Andalusia, Spanyol" Oleh PDF

Title MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM "Sejarah Peradaban Islam di Andalusia, Spanyol" Oleh
Author Intan Maytika
Pages 12
File Size 717.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 647
Total Views 722

Summary

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM “Sejarah Peradaban Islam di Andalusia, Spanyol” Oleh: Ilham Madjid1 Intan Maytika2 Tri Siti Soleha Nurjanah3 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Spanyol merupakan titik barat paling ujung yang ditaklukkan umat Islam, selain itu Spanyol merupakan representasi dari...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM "Sejarah Peradaban Islam di Andalusia, Spanyol" Oleh Intan Maytika Intan Maytika DKK

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Sejarah Pendidikan Islam Yuni Kart ika BAHAN SPI SPANYOL andika barrera SEJARAH PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA aliff assaqfi

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM “Sejarah Peradaban Islam di Andalusia, Spanyol”

Oleh: Ilham Madjid1 Intan Maytika2 Tri Siti Soleha Nurjanah3

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Spanyol merupakan titik barat paling ujung yang ditaklukkan umat Islam, selain itu Spanyol merupakan representasi dari peradaban dunia Barat. Sehingga penaklukannya memiliki level kultural tersendiri. Hal ini menjadi lebih penting bahwa ternyata peradaban Islam di Spanyol banyak menghasilkan pencapaian sosial budaya serta kemajuan di bidang ilmu pengetahuan yang sampai hari ini menjadi refrensi peradaban. Betapa pun sesungguhnya sejarah juga mencatat bahwa Islam di Spanyol berakhir dengan tragis, bahkan hampir seperti tidak menyisakan apa-apa. Dengan menggunakan teknik analisis pustaka, rangkaian paragraf berikut ini akan menguraikan pembahasan pada Dinasti Umayyah di Andalusia, perkembangan peradaban serta kebudayaan Islam yang terjadi di Spanyol, serta kejatuhan dan sebabsebab berakhirnya pemerintahan Islam di sana. Di masa khilafah Bani Umayyah keberhasilan ekspansi ke berbagai daerah, baik di Timur maupun di Barat dengan wilayah kekuasaan Islam yang benar-benar sangat luas. Pada zaman khalifah al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, umat Islam mulai menaklukan semenanjung Iberia. Sejak awal abad 5 Masehi (tahun 406 M), wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa Vandals, maka dinamakan Vandalusia. Namun, sejak tahun 711 M, semenanjung Iberia dan wilayah selatan Perancis jatuh ke dalam kekuasaan Islam, diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak itulah, wilayah ini dikenal 1

Mahasiswa PAI IAIN Sorong semester II, NIM. 520120015 Mahasiswi PAI IAIN Sorong semester II, NIM. 520120018 3 Mahasiswi PAI IAIN Sorong semester II, NIM. 520120040 2

dengan Andalusia. Spanyol merupakan tempat paling utama dan jembatan emas bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam dan hasil-hasil kebudayaan Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, scial, perekonomian, maupun peradaban antarnegara. Orang-orang eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangga Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains. akan tetapi, sebuah peradaban pasti mengalami pasang surut begitu juga dengan peradaban Islam di Spanyol, Ada berbagai hal yang membuatperadaban Islam di Spanyol mengalami keruntuhan. Namun keruntuhan Islam di Spanyol memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap kemajuan Eropa. Kemajuan di Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Islam Spanyol, Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orangorang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi guru bagi orang Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan. Untuk mengetahui lebih lanjut, penulis berusaha untuk memahami proses penguasaan Islam atas Spanyol, kemajuan peradaban Islam di Spanyol, kemunduran dan kehancurannya, dan faktor-faktor yang mendukung terwujudnya tiga poin tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa hal yang akan kami angkat sebagai pembahasan dan dituangkan dalam rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Proses Masuknya Islam di Spanyol? 2. Bagaimana Perkembangan Peradaban Islam di Spanyol? 3. Apa saja Kemunduran dan Faktor-Faktor Kehancuran Peradaban Islam di Spanyol?

II. PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam di Spanyol Andalusia adalah nama wilayah kekuasaan Muslim yang terletak di semenanjung Iberia, yang terletak di barat daya benua Eropa. Kini terpecah menjadi dua negara: Spanyol dan Portugal. Orang Arab menyebutnya Al-Andalus yang berasal dari kata Vandal nama salah satu suku bangsa di Eropa (Shiddiqi, 1986), yang dimaksud dengan Andalusia dalam tulisan ini adalah “Islamic Spain” yaitu seluruh wilayah di semenanjung Iberia yang pernah dikuasai oleh muslim pada masa jayanya sejak dari Selat Gibraltar sampai ke pegunungan Pirenien di utara. Oleh karena itu mencakup pulau Cordova, Malaga, Seville, Saragosa dan Tolledo (Shiddiqi, 1986). Sebelum Islam masuk, Spanyol dikuasai oleh bangsa Romawi. Pada saat itu bangsa Romawi dikenal sebagai bangsa adidaya selain Persia. Sejarah mencatat bahwa dengan berhasilnya Islam merebut Spanyol, maka kejayaan dan kemajuan semakin menonjol. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pemasukan negara dari berbagai sektor, ditambah lagi dengan stabilitas politik yang mantap serta kemajuan ilmu dan kebudayaan (Zikwan, 2010). Spanyol ditaklukkan oleh pasukan Islam pada masa Khalifah Al-Walid (705715 M). Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam sesungguhnya telah menaklukkan Afrika Utara yang kemudian menjadikan salah satu wilayahnya sebagai provinsi di bawah kendali Bani Umayyah. Maka tidak heran jika Afrika Utara dijadikan sebagai tolak ukur untuk menguasai wilayah Andalusia. Dalam hal ini, terdapat tiga pahlawan yang dianggap memiliki peran strategis yaitu Tarif ibn Malik, Tariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nusair (Yatim, 2008). Tarif dan 500 pasukan perangnya merupakan orang pertama yang menyeberangi laut antara Maroko dan benua Eropa (Syalabi, 1983). Dalam ekspedisinya itu Tarif berhasil tanpa mendapatkan perlawanan. Setelah kemenangannya Tarif kembali ke Afrika Utara dengan membawa banyak harta rampasan perang. Karena keberhasilan Tarif, maka Musa ibn Nusair pada tahun 711 M juga mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang kali ini dipimpin oleh Tariq bin Ziyad (Hitti, 2008). Penyerbuan itu merupakan usaha merintis dan menyelidik, kemudian Tarif kembali ke Afrika dan mendapatkan kemenangan serta membawa harta rampasan perang yang tidak sedikit jumlahnya (Mubarok, 2005). Tariq ibn Ziyad yang kemudian dikenal sebagai orang yang menaklukkan Spanyol, karena pasukan yang ia pimpin jumlahnya lebih besar terdiri dari suku Barbar yang mendapat dukungan dari Musa ibn Nusair dan khalifah Al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi lautan dan menaklukkan gunung tempat

pertama kali Tariq dan pasukannya mendarat, inilah yang kemudian dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Setelah tempat ini dikuasai, maka pintu terbuka semakin lebar untuk dapat menguasai Spanyol. Dalam pertempuran di suatu wilayah bernama Bakkah, pasukan Islam berhasil mengalahkan Raja Roderick, Dari sini kemudian Tariq dan pasukannya terus menaklukkan ekspansi ke kota-kota penting seperti Cordova, Granada, dan Tolledo. Pada saat Tariq menaklukkan kota Tolledo, ia meminta agar pasukan ditambah oleh Musa ibn Nusair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan 5000 personil sehingga jumlah pasukan Tariq seluruhnya adalah 12.000 orang. Jumlah ini tidak lah sebanding dengan pasukan Gothik yang jauh lebih besar yaitu 100.000 orang (Yatim, 2008).4 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Andalusia adalah nama wilayah kekuasaan Muslim yang terletak di semenanjung Iberia, yang terletak di barat daya benua Eropa. Kini terpecah menjadi dua negara: Spanyol dan Portugal. Orang Arab menyebutnya Al-Andalus yang berasal dari kata Vandal nama salah satu suku bangsa di Eropa (Shiddiqi, 1986), yang dimaksud dengan Andalusia dalam tulisan ini adalah “Islamic Spain” yaitu seluruh wilayah di semenanjung Iberia yang pernah dikuasai oleh muslim pada masa jayanya sejak dari Selat Gibraltar sampai ke pegunungan Pirenien di utara. Sebelum Islam masuk, Spanyol dikuasai oleh bangsa Romawi. Pada saat itu bangsa Romawi dikenal sebagai bangsa adidaya selain Persia. Sejarah mencatat bahwa dengan berhasilnya Islam merebut Spanyol, maka kejayaan dan kemajuan semakin menonjol.

B. Perkembangan Peradaban Islam di Spanyol

Sejak Pertama kali Islam berkembang di Spanyol hingga masa jatuhnya, Islam memainkan peran yang sangat besar. Islam di Spanyol telah berkuasa selama tujuh setengah abad, sejarah panjang Islam di Spanyol tersebut dibagi dalam enam periode (Amin, 2014), yaitu:

1. Periode Pertama (711-755 M)

Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jurnal “Napitupulu, D. S. (2019). Romantika Sejarah Kejayaan Islam di Spanyol, MUKADIMAH, 3(1), 7-18” 4

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan, di mana masingmasing pihak saling klaim bahwa mereka-lah yang menguasai Spanyol. Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan. Periode para wali ini berakhir setelah datangnya ‘Abd Al- Rahman Al-Dahil ke Spanyol pada tahun 755 M. 2. Periode Kedua (755-912 M) Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir (panglima atau gubernur) yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dahil (yang masuk ke Spanyol). ‘Abd AlRahman Al-Dahil adalah keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Spanyol. Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik atau pun peradaban. ‘Abd Al- Rahman Al-Dahil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol.

3. Periode Ketiga (912-1013 M) Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan ‘Abd Al- Rahman III yang bergelar “An-Nasir”. Pada periode umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. ‘Abd Al- Rahman mendirikan Universitas Cordova, perpustakaannya memiliki ratusan buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.

4. Periode Keempat (1013-1086 M) Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukut Tawaif yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.

5. Periode Kelima (1086-1248 M) Periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan Dinasti Murabitun (1086- 1143 M) dan Dinasti Muwahiddun (1146-1235 M). Dalam perkembangan selanjutnya, pada periode ini kekuasaan Islam Spanyol dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam dapat dikuasai oleh kaum Kristen.

6. Periode Keenam (1248-1492 M) Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (12321492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman ‘Abdurrahman AnNasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan yang terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.5 Pembangunan fisik juga mendapat perhatian umat Islam ketika itu. Untuk melancarkan akses ekonomi dan perdagangan, jalan-jalan dan pasar dibangun, bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi yang sebelumnya tidak dikenal, kemudian diperkenalkan oleh orang Islam kepada masyarakat Spanyol. Demikian pula bangunan dan gaya arsitektur yang diwariskan Islam kepada Spanyol sangat berdampak besar bagi kemajuan Eropa hari ini. Diantara bangunan-bangunan monumental yang bernilai arsitektur tinggi yang masih tegak sampai saat ini adalah: Masjid Jami’ dan Madinat Az-Zahra’ di Cordova, istana puri Al-Hamra’ (Al-Hambra) di Granada serta Al-Cazar di Seville (Shiddiqi, 1986). Masjid Jami’ Cordova adalah salah satu contohnya yang memiliki tiang berjumlah 1293 buah bagaikan pepohonan rimba yang menopang atap dibangun pada masa pemerintahan Abdurrahman I ad-Dakhil (756-788 M) dan selesai pada tahun 793 M pada masa pemerintahan Hisyam I (788-822 M) (El-Haji, 2008). Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangan peradaban Islam di Spanyol ini, Islam telah berkuasa selama tujuh setengah abad, dan sejarah panjang Islam di Spanyol tersebut dibagi dalam enam periode. Pertama, dimana Spanyol masih berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Kedua, AL-‘ADALAH: Jurnal Syariah dan Hukum Islam oleh Nur Dinah Fauziah, [email protected] Muhammad Mujtaba Mitra Zuana [email protected] (Institut Pesantren KH. Abdul Chalim) 5

Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir (panglima atau gubernur) yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dahil (yang masuk ke Spanyol). Ketiga, umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. ‘Abd Al- Rahman mendirikan Universitas Cordova, perpustakaannya memiliki ratusan buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi. Keempat, masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Kelima, dalam perkembangan selanjutnya, kekuasaan Islam Spanyol dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam dapat dikuasai oleh kaum Kristen. Keenam, Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-1492). Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan yang terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. C. Kemunduran dan Faktor-Faktor Kehancuran Peradaban Islam di Spanyol Nostalgia yang menyedihkan kadang-kadang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Orang Andalusia di Maroko kerap kali memperlihatkan kunci bekas rumah mereka dahulu sebagai symbol tanah mereka yang hilang. Ini merupakan perlambang rasa kehilangan mereka terhadap peradaban masa lalu yang mereka banggakan. Sindrom Andalusia mengakibatkan timbulnya neurosis, suatu kondisi yang membingungkan dalam masyarakat. Islam di Spanyol memiliki peran penting di banyak bidang, terutama sains dan budaya. Sejarah menunjukkan bahwa Islam mencapai puncaknya di era Abd al Rahman III (912-961 M) ketika Cordova menjadi pusat peradaban Islam di Dunia Barat, dan salah satu pusat peradaban dunia. Setelah mencapai puncaknya, dominasi Islam menurun akibat perubahan struktur politik. Penurunan dan penghancuran Islam di Spanyol disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal, yaitu serangan dari orang Kristen yang secara langsung menghancurkan Islam, namun faktor yang paling dominan adalah faktor internal Islam itu sendiri. Kita telah membaca banyak tentang kejayaan Islam di Spanyol dengan berbagai pencapaian yang sangat menakjubkan. Tetapi walau demikian semua rezim pasti akan berakhir. Sepertinya sudah menjadi ketentuan Allah bahwa sebuah kekuasan tidak akan selamanya berkuasa. Ia akan berganti digilir ke generasi berikutnya. Ternyata pencapaian sosial dan budaya yang dilakukan oleh ummat Islam di Andalusia berakhir secaraa “tragis”, dan hampir tidak menyisakan apa-apa. Dapat disebut bahwa penaklukan Andalusia berakhir dengan sebuah antiklimaks dalam berbagai aspek (Asari, 2006).7

Dalam masa kekuasaan Islam di Spanyol yang begitu lama tentu memberikan catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah panjang yang telah diukir kaum muslim menuai kemunduran dan kehancuran. Adapun menurut Badri Yatim, Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: a.

Konflik Islam dengan Kristen Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, hanya mewajibkan membayar upeti saja, Mereka membiarkan umat Kristen menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, asal tidak ada perlawanan. Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah sehingga malah memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol Kristen. Hal ini menjadi salah satu penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.

b. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu Orang Arab tidak pernah menerima orang pribumi Spanyol, paling tidak hingga abad ke-10 M (Al-Mathawi, 1982), orang Arab mempunyai istilah ’ibad dan muwalladun kepada orang-orang Andalusia, suatu ungkapan yang sangat merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non-Arab yang sering melakukan perlawanan dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut.6 c. Kesulitan Ekonomi dalam Catatan Sejarah Pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi Al-Mathawi, & Al-‘Arusiy, M. (1982). Al-Hurubu As-Salibiyah fil Masyriq wal Maghrib (Cetakan Pe). Kairo: Dar Al-Gharbi. Jurnal “Napitupulu, D. S. (2019). Romantika Sejarah Kejayaan Islam di Spanyol” 6

dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.

d. Tidak jelasnya system kekuasaan Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Al-mulukut Tawaif muncul.7 e. Keterpencilan Spanyol Islam seperti negeri terpencil dari dunia Islam yang lain dan selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.

Sejarah menunjukkan bahwa Islam mencapai puncaknya di era Abd al Rahman III (912-961 M) ketika Cordova menjadi pusat peradaban Islam di Dunia Barat, dan salah satu pusat peradaban dunia. Setelah mencapai puncaknya, dominasi Islam menurun akibat perubahan struktur politik. Penurunan dan penghancuran Islam di Spanyol disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal, yaitu serangan dari orang Kristen yang secara langsung menghancurkan Islam, namun faktor yang paling dominan adalah faktor internal Islam itu sendiri. 8 Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Konflik Islam dengan Kristen, Tidak adanya Ideologi Pemersatu, Kesulitan Ekonomi, Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan, Keterpencilan

III. PENUTUP A. Kesimpulan

7

Merduati. (2007). Runtuhnya kekuasaan Islam di Spanyol dan Implikasinya Terhadap Umat Islam di Eropa. Banda Aceh: Ar-Raniry Press. Jurnal “AL-‘ADALAH: Jurnal Syariah dan Hukum Islam “Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol)” oleh Nur Dinah Fauziah, [email protected] Muhammad Mujtaba Mitra Zuana [email protected] (Institut Pesantren KH. Abdul Chalim) 8

El Harakah, Jurnal Budaya Islam Vol 11, 3 (2009) Islam di Spanyol : Kemunduran dan Kehanc...


Similar Free PDFs