Sejarah Peradaban Islam Jilid 1 PDF

Title Sejarah Peradaban Islam Jilid 1
Author I love islam
Pages 221
File Size 1.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 92
Total Views 847

Summary

Sejarah & Peradaban Islam Rianawati Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan Sejarah & Peradaban Islam All rights reserved @ 2010, Indonesia: Pontianak Rianawati Seting Zulfian &Fahmi Ichwan Publishing STAIN Pontianak Press (Anggota IKAPI) STAIN Pontianak Press Jl. Letjen Soeprapto ...


Description

Sejarah & Peradaban Islam Rianawati

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan Sejarah & Peradaban Islam All rights reserved @ 2010, Indonesia: Pontianak

Rianawati Seting Zulfian &Fahmi Ichwan Publishing STAIN Pontianak Press (Anggota IKAPI) STAIN Pontianak Press Jl. Letjen Soeprapto No. 19 Pontianak 78121 Telp./Fax. (0561) 734170 Cetakan Pertama, Desember 2010

Rianawati Sejarah & Peradaban Islam Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2010 iv+201 page. 15 cm x 21 cm

Kata Pengantar Alhamdulillah, akhirnya Diktat Sejarah dan Peradaban Islam ini dapat diselesaikan dalam bentuk Buku Daras. Buku ini semula merupakan catatan-catatan kecil setiap kali memberikan mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam dimulai tahun 2000, di tingkat S1. Diktat Sejarah dan Peradaban Islam ini, disusun sepenuhnya berdasarkan sillabus Fakultas Tarbiyah. Mengenai isi dan jabaran dari uraian sillabus tersebut dimungkinkan terjadi perbedaan, ini lebih disebabkan karena setiap dosen memiliki titik tekan atau sudut pandang yang berbeda. Namun secara umum tetap mengacu pada sillabus yang ada. Buku Daras ini diharapkan akan menjadi referensi bagi mahasiswa S1 khususnya Fakultas Tarbiyah. Dan diharapkan Buku Sejarah Peradaban Islam dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh mahasiswa dalam menggali khazanah historis keilmuan dari peristiwa-peristiwa masa lampau sehingga melalui kajian-kajian Sejarah Peradaban Islam dapat membuka wawasan berpikir mahasiswa tentang sejarah dakwah dan perkembangan keilmuan Islam, sains dan teknologi, pendidikan, social kemasyarakatan, perekonomian, politik, perkembangan hukum, kebudayaan, dan pertahanan keamanan, serta hasil-hasil peradabannya baik peristiwa yang terjadi di kawasan Timur Tengah, Eropa, iii

Afrika dan Asia. Seluruh catatan mata kuliah Sejarah dan Peradaban Islam yang ada dalam Buku Daras ini, masih sangat terbuka untuk mendapatkan penyempurnaan. Ini disadari, karena dinamika ilmu pengetahuan, apalagi pengetahuan ilmu-ilmu sosial selalu mengalami interpretasi baru. Oleh karena itu, kritikan yang bersifat konstruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan isi buku ini. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah, kawankawan para dosen dan pihak-pihak lain yang telah memberikan saran, kritik dan masukan, sehingga Buku Daras ini dapat diselesaikan. Billahit Taufiq wal Hidayah Assalamu’alaikum Wr. Wb

Pontianak, 16 Nopember 2010

Penulis

iv

Daftar Isi Bab I Pengantar Sejarah Peradaban Islam A. Sejarah Peradaban Islam Sebagai Ilmu Pengetahuan B. Dasar-Dasar Peradaban Islam C. Periodesasi Perkembangan Peradaban Islam

1 8 9

Bab II Arab Pra Islam A. Sistem Politik dan Kemasyarakatan B. Sistem Kepercayaan dan Kebudayaan

14 20

Bab III Masa Nabi A. Pendahuluan B. Fase Mekkah: Sistem Dakwah C. Fase Madinah v

27 29 35

Bab IV Masa Khulafaur Rasyidin A. Tsaqifah Bani Saidah 45 B. Sistem Politik, Pemerintahan dan Bentuk Negara 46 C. Sistem Pergantian Kepala Negara 62 D. Khalifah dan Imam 74

Bab V Masa Abu Bakar Al-Siddiq Dan Umar Bin Khattab A. Riddah B. PengembanganIslam Sebagai Kedaulatn Politik

79 82

Bab VI Masa Utsman Bin Affan A. Kehidupan Awal B. Pemilihan Sebagai Khalifah C. Perluasan Wilayah dan Pembengunan Angkatan Laut D. Tuduhan Atas Kebijaksanaan Khalifah Utsman E. Penilaian atas Pemerintahan Khalifah Utsman

99 100 101 102 107

Bab VII Ali Bin Abi Thalib A. Kehidupan Awal

109 vi

B. Ali ra Sebagai Khalifah C. Masalah Yang Timbul

110 112

Bab VIII Masa Umayyah Timur A. Kebijakan dan Orientasi Politik 117 B. Tali Ikatan Persatuan Masyarakat (Politik dan Ekonomi) 122 C. Sistem Sosial (Arab dan Mawali) 123 D. Sistem Militer 124 E. Pembangunan Peradaban 128 F. Sistem Fiska 131 G. Sistem Peradilan 133 H. Perkembangan Intelektual, Bahasa dan Sisitem Arab 134 I. Sistem Pergantian Kepala negara 135 K. Keruntuhan Ummayah di Timur 138

Bab IX Islam Di Andalusia A. Dakwah Islam dan Gerakan Pembebasan B. Perkembangan politik dan Masa Keamiran C. Masa Kekhalifahan

141 144 147

Bab X Dinasti Abbasiyah A. Pembentukan Dinasti Abbas 173 B. Kedudukan Khalifah 178 C. Sistem Politik, Pemerintahan, Bentuk Negara (Buwaihi dan Saljuk) Dan Tali lkatan Persatuan antara Baghdad dengan Dinasti Buwaihi dan Saljuk 179

D. Sistem Sosial 195 E. Perkembangan Intelektual: Keagamaan, Kedokteran Pendidwan, Sains, Teknologi, Astronomi, Matematika, Filsafat dll 197 Daftar Pustaka

203

viii

Bab I Pengantar Sejarah Peradaban Islam

A. Sejarah Peradaban Islam Sebagai Ilmu Pengetahuan Sejarah menurut definisi yang paling umum dapat diartikan masa lampau umat manusia. Apa yang tercakup dalam definisi tersebut sebenarnya baru menunjukkan sebagian dari pengertian sejarah; ia baru menunjukkan kepada apa yang betul-betul terjadi dimasa lampau. Agar sesuai dengan pengertian yang sebenarnya, yaitu sejarah sebagai suatu ilmu terdapat pembatasan-pembatasan tertentu tentang peristiwa masa lampau itu. Menurut Taufik Abdullah ada empat hal yang membatasi peristiwa masa lampau itu sendiri (Taufik Abdullah dan Abdurrahman, 1985:x-xii); Pertama, pembatasan yang menyangkut dimensi waktu. Salah satu konsensus dalam ilmu sejarah menyatakan bahwa zaman sejarah bermula ketika bukti-bukti tertulis telah ditemukan, sedangkan yang sebelumnya disebut prasejarah. Zaman sejarah itu bagi 1

banyak bangsa masih terlalu panjang, sehingga diperlukan periode-periode yang dianggap merupakan suatu kesatuan tertentu berdasarkan beberapa patokan yang telah ditentukan, baik secara konvensional dan umum diterima maupun secara individual, yaitu sesuai dengan sasaran perhatian sejarawan. Setiap periode yang dikenalkan pada unit-unit sejarah tertentu, mengisyaratkan akan adanya suatu karakteristik yang dominan. Kedua, pembatasan yang menyangkut peristiwa. tidak semua peristiwa di masa lalu dipandang sebagai sejarah. Menurut Taufik Abdulah, kecender ungan yang makin umum sekarang adalah pemusatan pada peristiwa yang menyangkut manusia, atau tindakan dan perilaku manusia, lebih dari itu ada yang berpendapat bahwa sejarah ada peristiwa yang disengaja atau tindakan atau perbuatan. Oleh karena itu peristiwa alam hanya berfungsi sebagai salah satu kekuatan yang bisa ikut mempengaruhi peristiwa yang disengaja. Dengan kata lain, peristiwa alam hanyalah wadah dalam berbagai tindakan manusia terjadi. Ketiga, pembatasan yang menyangkut tempat. Sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa tertentu, pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu. Keempat, pembatasan yang menyangkut seleksi. Tidak semua peristiwa dimasa silam dalam kategori sejarah. Peristiwa-peristiwa itu baru merupakan kepingan-kepingan yang bisa dipertimbangkan untuk menjadi bagian dari sejarah. Semua itu baru bisa dianggap sejarah, kalau masingmasing terkait atau bisa dikaitkan dalam satu konteks historis, yaitu suatu kepingan-kepingan yang merupakan bagian dari suatu proses, atau dinamika yang menjadi perhatian para sejarawan. 2

Pengantar Sejarah Peradaban Islam

Peradaban Islam sendiri adalah merupakan terjemahan dari kata Arab Al-Hadharah al-Islamiyah. Kata Arab ini sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. Kebudayaan dalam bahasa Arab adalah altsaqafah. Di Indonesia juga di Arab dan di Barat, istilah kebudayaan disinonimkan dengan peradaban. Dalaim ilmu Antropologi kedua istilah itu dapat dibedakan, kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan kepada seni, sastra, religi dan moral, maka peradaban lebih terefleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi. (Effat al-Sharqawi, 1986:5) Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. (2) wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai bendabenda hasil karya (Koentjaraningrat, 1985:5). Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah. Menurutnya peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Jadi kebudayaan menurut definisi pertama adalah wujud ideal dalam definisi Koentjaraningrat, sementara menurut definisi terakhir, kebudayaan mencakup peradaban, tetapi tidak sebaliknya. 3

Peradaban Islam di wahyukan kepada Nabi Muhammad saw, telah membawa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju. Ia dengan cepat bergerak mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol. HAR Gibb di dalam bukunya Whither Islam menyatakan, “Islam is indeed much more than a system of theology, it is complete civilization”. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam. Landasan peradaban Islam adalah kebudayaan Islam terutama wujud idealnya, sementara landasan kebudayaan Islam adalah agama. Jadi dalam Islam tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama “bumi” (non samawi), agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan. Sejarah Peradaban Islam (SPI) sebagai ilmu pengetahuan adalah bagaimana menuangkan peradaban Islam masa lampau ke dalam karya tulis. Penulisan sejarah adalah usaha rekontruksi peristiwa yang terjadi dimasa lampau. Penulisan itu bagaimanapun baru dapat dikerjakan setelah dilakukan penelitian, karma tanpa penelitian penulisan menjadi rekontruksi tanpa pembuktian. Baik penelitian maupun penulisan membutuhkan ketrampilan. Dalam penelitian dibutuhkan 4

Pengantar Sejarah Peradaban Islam

kemampuan untuk mencari, menemukan dan menguji sumber-sumber yang benar. Sedangkan di dalam penulisan dibutuhkan kemampuan menyusun fakta-fakta yang bersifat fragmatis itu ke dalam suatu uraian yang sistematis, utuh dan komunikatif. Kesemuanya membutuhkan kesadaran teoritis yang tinggi serta imajinasi historis yang baik. Sehingga sejarah yang dihasilkan bukan saja dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan elementer, yang terkait pada pertanyaan pokok, tentang apa, siapa, dimana, dan apabila, tetapi juga mengenai bagaimana serta mengapa dan apa jadinya. Jawaban terhadap pertanyaan elementer dan mendasar itu adalah fakta sejarah dan memungkinkan unsur adanya sejarah. Sedangkan jawaban terhadap pertanyaan “bagaimana” adalah suatu rekonstruksi yang berusaha menjadikan semua unsur itu terkait dalam suatu deskripsi yang disebut “sejarah” dan secara teknis disebut “keterangan sejarah’. Adapun jawaban terhadap pertanyaan “mengapa” dan apa “jadinya”, yang menyangkut kausalitas adalah hasil puncak yang bisa diharapkan dari studi sejarah tersebut, yang biasa disebut dengan studi sejarah kritis. Hasil dari penulisan sejarah disebut historiografi. Dengan demikian, historiografi berarti penulisan sejarah yang didahului oleh penelitian (analisis) terhadap peristiwa-peristiwa di masa silam. Penelitian dan penulisan sejarah itu berkaitan pula dengan latar belakang teoritis, latar belakang wawasan, latar belakang metodologis penulisan sejarah, latar belakang sejarawan/ penulis sumber sejarah, aliran penulisan sejarah yang digunakan dan lain sebagainya. Perkembangan Sejarah Peradaban Islam sebagai suatu ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan budaya secara umum yang berlangsung sangat cepat. Dalam 5

bidang politik, hanya dalam satu abad lebih sedikit, Islam sudah menguasai Spanyol. Afrika Utara, Syria, Palestine, Semenanjung Arabia, Irak, Sebagian Asia Kecil, Afghanistan, Uzbekistan dan Kirgis di Asia Tengah. Kebangkitan Islam itu telah melahirkan sebuah imperium, mengalahkan dua imperium besar yang sudah ada umumnya; Persia dan Bizantium. Sejalan dengan menanjaknya imperium besar ini, Islam juga menggalakkan pengembangan ilmu pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun umum. Perkembangan ilmu pengetahuan itu semakin dipercepat akibat terjadinya kontak-kontak pemikiran dan budaya antara orang-orang Arab Islam dengan bangsa-bangsa yang telah ditaklukannya di samping semakin meningkatnya pengalaman umat Islam itu sendiri. Puncak dari perkembangan budaya dan peradaban Islam itu terjadi pada abad ke 9 dan ke 10 M. Ketika itu cendikiawan-cendikiawan Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan filsafat yang mereka pelajari dari buku-buku Yunani, tetapi juga menambahkan ke dalam hasil-hasil penelitian yang mereka lakukan sendiri dalam lapangan ilmu pengetahuan dan hasil pemikiran mereka dalam bidang filsafat. Pada masa ini pula ilmu-ilmu kenegaraan dalam Islam disusun seiring dengan perkembangan budaya dan peradaban Islam itulah Ilmu Sejarah Peradaban Islam lahir dan berkembang. Ketika umat Islam sudah sampai mencapai kemajuan dalam penulisan sejarah, tidak ada bangsa lain pada waktu itu yang menulis sejarah seperti halnya kaum muslimin. Mereka memandang sejarah sebagai ilmu yang bermanfaat. Tokoh-tokoh sejarawan menulis ribuan buku dengan judul yang berbeda-beda yang menggambarkan isinya. Pertama6

Pengantar Sejarah Peradaban Islam

tama, karya sejarah yang paling banyak dikarang adalah dengan tujuan mengambil manfaat dan teladan, karena mereka mendapatkan hal yang sama di dalam al-Qur’an tentang kisah-kisah umat-umat yang telah lalu. Oleh karena itu, karya sejarah pertama berisi penciptaan bumi turunnya nabi Adam, kisah para nabi, riwayat hidup nabi Muhammad dan lain-lain. Karya-karya seperti itu sebagian besar sangat panjang dan isinya berulang-ulang. Sejarawan muslim juga mengaitkan sejarah dengan berbagai disiplin ilmu seperti sastra, politik, sosial, fiqih, geografi dan rihlah (kisah-kisah perjalanan). Posisi Sejarah Peradaban Islam sebagai suatu ilmu di dalam jajaran ilmu-ilmu lainnya, baik agama maupun umum, dalam prakteknya di lembaga-lembaga pendidikan Islam, pendapat yang menyebutkan sebagai ilmu yang bersifat elementer, mungkin lebih dominan. Hal ini terbukti SPI hanya masuk dalam bagian pendidikan dasar dan menengah Islam pada zaman klasik dan pertengahan, tidak di perguruan tinggi. Meskipun demikian, hal itu juga tidak berarti kemudian dalam perkembangannya SPI menjadi ilmu yang tidak penting karena ternyata karya-karya sejarah terus bermunculan dan secara sistematis tetap dibaca oleh sarjanasarjana yang mempunyai minat terhadap SPI. Ada dua faktor pendukung utama berkembangnya penulisan sejarah dalam arah Islam; pertama, Al-Qur’an, kitab suci umat Islam memerintahkan umatnya untuk memperhatikan sejarah. Kedua, Ilmu Hadits, ajaran Islam yang terkandung di dalam Al-Qur’an yang berkenaan dengan muamalat bersifat umum hanya dalam garis besarnya saja. Penulisan hadits inilah yang merupakan perintis jalan menuju perkembangan Ilmu Sejarah Peradaban Islam. 7

Di samping dua faktor utama tersebut, perkembangan penulisan sejarah Islam dan Hadits itu menurut Husein Nashar, terdapat faktor-faktor yang kebangkitan gerakan sejarah dengan lebih cepat lagi. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Khalifah membutuhkan suatu pengetahuan yang dapat membimbing mereka menjalankan roda pemerintahan, sementara hal itu tidak mereka dapatkan satu warisan budaya mereka. 2. Orang-orang asing yang berada dalam wilayah kekuasaan Islam membanggakan diri mereka (merasa lebih super) terhadap orang-orang Arab dengan mengungkapkan sejarah dan peradaban mereka di masa lalu. Hal yang demikian itu membuat orang-orang Arab menulis sejarah mereka agar dapat mempertahankan diri dari sikap superioritas bangsa-bangsa asing. 3. Sistem pemerintahan, terutama sistem keuangan dalam pemerintahan Islam, termasuk salah satu pendorong berkembang dan tersebarnya penulisan sejarah. 4. Gerakan menulis ilmu-ilmu yang lain yang sudah dikenal oleh bangsa Arab, seperti Kimia, Fiqih, Kedokteran dan lain-lain 5. Berkembangnya apa yang sudah ada pada kebudayaan Arab sebelumnya, yaitu penulisan silsilah dan al-Ayyam. B. Dasar-Dasar Peradaban Islam Landasan peradaban Islam adalah kebudayaan Islam terutama wujud idealnya, sementara landasan kebudayaan Islam adalah agama. Jadi dalam Islam, tidak seperti masyarakat yang menganut agama bumi (non samawi), agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. 8

Pengantar Sejarah Peradaban Islam

Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan. Dalam mengambil tema “peradaban”, tidak berarti bahwa masalah-masalah yang menyangkut “kebudayaan” Islam menjadi tidak penting dalam studi Islam Arab Islamiyah), bahkan penting sekali, karena ia merupakan landasaannya. Akan tetapi, meskipun tidak seluruhnya dibahas secara historis, semuanya tercakup dalam dirasah Islamiyah. Di dalam Islam, sumber nilai adalah al-Qur’an dan hadits yang dipelajari dalam buku Dirasah Islamiyah I (alQur’an dan Hadits). Hukum yang juga dalam wujud ideal kebudayaan dibahas dalam Dirasah Islamiyah III (Hukum lzah dan Pranata Sosial). Aspek ide, gagasan dan pemikiran terkandung di dalam Islamiyah IV (Ilmu Kalam, Falsafah Islam dan Tasawuf/Akhlaq) dan Dirasah (pemikiran Modem Dalam Islam). C. Periodesasi Perkembangan Peradaban Islam Perkembangan peradaban Islam dibagi menjadi tiga periode, yaitu periode klasik (650 – 1250 M), periode pertengahan (1250 – 1800 M) dan periode modern (1800 sekarang). Pada periode klasik, pusat pemerintahan hanya satu dan untuk beberapa abad sangat kuat. Peran bangsa Arab di dalamnya sangat dominan. Semua wilayah kekuasaan Islam menggunakan bahasa yang satu, bahasa Arab, sebagai bahasa administrasi. Semua ungkapan-ungkapan budaya juga diekspresikan melalui bahasa Arab, meskipun ketika itu bangsa-bangsa non Arab juga sudah mulai berpartisipasi dalam membina suatu kebudayaan dan peradaban. Apalagi orang-orang non muslim juga banyak menyumbangkan karya 9

budayanya. Pada masa/periode klasik memang terwujud apa yang dinamakan kesatuan budaya Islam. (Badri Yatim, 1998; 3) Pada periode pertengahan dan periode modern, sudah terdapat kebudayaan-kebudayaan dan peradaban-peradaban Islam. Pada masa pertengahan umat Islam masih memandang, bahwa tanah airnya adalah satu, yaitu wilayah kekuasaan Islam, agama masih dilihat sebagai tanah air dan kewarganegaraan. Hal itu bukan saja karena terjadi desintegrasi kekuatan politik Islam ke dalam beberapa kerajaan dalam wilayah yang sangat luas, tetapi karena ungkapan-ungkapan kebudayaan dan peradaban tidak lagi diekspresikan melalui satu bahasa. Bahasa administrasi pemerintahan Islam sudah berbeda-beda, seperti Persia, Turki, Urdu di India dan Melayu di Asia Tenggara. Bahkan peran Arab sudah jauh menurun. Tiga kerajaan besar Islam pada periode pertengahan tidak satupun dikuasai oleh bangsa Arab. Apalagi karena Islam disebarkan dengan cara damai, maka Islam dengan sangat toleran memperlakukan kebudayaan setempat, sejauh tidak menyimpang dari prinsip-prinsip ajaran. Bahkan pada mulanya yang juga masih terlihat hingga sekarang. Ajaranajaran Islam yang berkembang di berbagai aspek dipengaruhi oleh kebudayaan lokal. Namun sejak periode pertengahan, sudah terdapat kebudayaan dan peradaban-peradaban Islam disebut dengan kebudayaan Islam dan perdaban Islam. Kajian tentang “Peradaban” Islam, bahwa kebudayaan Islam tidak lagi satu, sudah terdapat beberapa peradaban Islam. Akan tetapi nampaknya “peradaban-peradaban” Islam yang disorot dalam kajian-kajian Islam sampai waktu belum lama ini terbatas pada empat “peradaban” ...


Similar Free PDFs