Makalah Sistem Moneter Internasional PDF

Title Makalah Sistem Moneter Internasional
Author Kenzo.official
Course Ekonomi Internasional
Institution Universitas Siliwangi
Pages 23
File Size 419 KB
File Type PDF
Total Downloads 424
Total Views 611

Summary

SISTEM MONETER INTERNASIONALMakalahDisusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bisnis InternasionalDosen Pengampu: Adil Ridlo Fadillah., SE., M., Ak., C.Oleh: Moh Resta Abdul Aziz (163403145) Keke Putri Fauziah (193403091) Putri Jati Cahya Dewi (193403098) Rika Dwi Rahmawati (193403101) Putr...


Description

SISTEM MONETER INTERNASIONAL Makalah Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bisnis Internasional Dosen Pengampu: Adil Ridlo Fadillah., SE., M.Si., Ak., C.A.

Oleh: Moh Resta Abdul Aziz

(163403145)

Keke Putri Fauziah

(193403091)

Putri Jati Cahya Dewi

(193403098)

Rika Dwi Rahmawati

(193403101)

Putri Rahmawati

(193403108)

Refina Nurul Fadila

(193403121)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2020

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Alloh SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya, serta usaha penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM MONETER INTERNASIONAL” makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bisnis Internasional. Dalam penulisan makalh ini, penulis mendapatkan bimbingan atau arahan dari Bapak Adil Ridlo Fadillah., SE., M.Si., Ak., C.A. maka dari itu, penulis mengucapkan terimakasih. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini, masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan makalah ini. Tasikmlaya, Desember 2020

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................................2 DAFTAR ISI ....................................................................................................................3 BAB I ................................................................................................................................4 PENDAHULUAN ............................................................................................................4 A.

Latar Belakang Masalah......................................................................................4

B.

Rumusan Masalah................................................................................................4

C.

Tujuan Makalah...................................................................................................4

BAB II ...............................................................................................................................6 PEMBAHASAN ...............................................................................................................6 A.

Sistem Moneter Internasional .............................................................................6

B.

Sejarah Sistem Moneter Internasional ...............................................................7

C.

Sistem penetapan Kurs Valuta Asing ...............................................................11

D.

Mekanisme untuk Menetapkan Nilai Tukar ....................................................12

E.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs ........................................................16

F.

Kelemahan Sistem Moneter Internasional .......................................................17

BAB III ...........................................................................................................................22 PENUTUP ......................................................................................................................22 A.

Kesimpulan .........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini kita berbicara tentang moneter maka masalah utama yang sering kita bicarakan adalah uang. Setiap negara mempunyai mata uang sendiri dan mata uang itu menunjukan nilai barangnya. Begitu juga dengan sistem moneter internasional yang mengacu pada institusi-institusi pembayaran atas transaksi lintas negara. Sitem ini menentukan bagaimana kurs tukar asing ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar. Sistem moneter internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku untuk semua negara di dunia yang membahas tentang pembayaran atas transaksi lintas negara. Sistem moneter internasional yang berfungsi dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari sistem moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar. Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke-20, sistem moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahanperubahan sistem diakibatkan oleh gejolak perekonomian. Saat ini sistem moneter internasional masih menjadi perhatian semua negara dan masih ingin merubah sistemnya menjadi berfungsi optimal. Untuk itu penulis akan membahas terkait dengan “Sistem Moneter Internasional”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan sistem moneter internasional? 2. Bagaimana sejarah mengenai sistsem moneter internasional? 3. Bagaimana sistem penetapan kurs valuta asing? 4. Bagaimana mekanisme untuk menetapkan nilai tukar? 5. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kurs? 6. Bagaimana kelemahan dalam sistem moneter internasional? C. Tujuan Makalah Makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: 1. Pengertian dari sistem moneter nasional 2. Sejarah mengenai sistem moneter internasional 3. Sistem penetapan kurs valuta asing 4. Mekanisme untuk menetapkan nilai tukar 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs

6. Kelemahan dalam sistem moneter internasional

BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Moneter Internasional Dalam ekonomi internasional dikenal suatu sistem yang memungkinkan suatu negara dapat saling berhubungan satu dangan yang lain. Sistem tersebut disebut sebagai sistem moneter internasional. Sistem moneter internasional (International Monetary System) dapat diartikan sebagai pengaturan atau kesepakatan formal antarnegara terkait nilai tukar dari masing-masing mata uang negara dunia, terhadap mata uang lain. Jadi, sederhananya, sistem moneter ini berhubungan dengan nilai mata uang dan perbandingannya. Sistem moneter internasional menunjukkan seperangkat kebijakan, institusi, praktik, peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang ditukarkan dengan mata uang lain.(Shapiro, 1992). Di dalam sistem moneter internasional tersebut terdapat ketentuan – ketentuanyang mengatur cara atau metode pembayaran yang dapat diterima antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) dalam batas negara yang berbeda. Namun, ketentuan-ketentuan ini tentu harus disepakati oleh para anggotanya atau negara serta bank sentralnya. Negara-negara melalui bank sentral yang dimilikinya harus mampu menyediakan cadangan kapital atau likuiditas sesuai dengan aturan yang disepakati sehingga cukup untuk mengatasi fluktuasi perdagangan internasional. Hal ini memungkinkan neraca perdagangan internasional dapat mencapai ekuilibrium ekonomi global, terutama dalam hal nilai pada setiap entitas ekonomi yang dapat dikoreksi sewaktu-waktu sesuai nilai riilnya. Sistem keuangan internasional dari sejarahnya telah mengalami begitu banyak perkembangan dan transpormasi dari masa ke masa. Perkembangan ini disebabkan oleh adanya perubahan ekonomi dan politik domestik sertan internasional pada masing-masing masa. Para ahli beranggapan bahwa uang dan Sistem Moneter Internasional merupakan unsur yang bersifat netral baik ekonomis atau politis, namun anggapan ini tidak terbukti dalam ekonomi modern. Norma dan konvensi yang mengatur Sistem Moneter Internasional dengan ini mempunyai efek distributif yang penting bagi power suatu negara dan kesejahteraan dalam kehidupan negara tersebut. Suatu Sistem Moneter Internasional yang berjalan dengan baik akan melancarkan perdagangan dunia, arus investasi asing dan interdepedensi global. Kemampuan Sistem Moneter Internasional adalah prasyarat bagi sehatnya ekonomi dunia, sebaliknya runtuhnya Sistem Moneter Internasional barat menjadi penyebab terpisahnya kesuraman dalam ekonomi internasional.

Jika dalam skala domestik atau nasional problema ketidakseimbangan pembayaran antar daerah dapat disesuaikan melaui pergerakan modal ataupun kebijakan fiskal dan moneter, dalam skala internasional akan sedikit lebih rumit. Pembayaran yang tidak seimbang antar negara dapat diselesaikan melalui financing, perubahan kebijakan domestik untuk menggeser pola perdagangan dan investasi, melalui kontrol devisa untuk melakukan penjatahan pasokan devisa, atau dengan cara membiarkan nilai tukar mata uang berubah sesuai situasi dan kondisi. Sehingga yang terpenting dalam sistem moneter internasional adalah tersedianya alat atau cara untuk menyesuaikan ketidakseimbangan pembayaran internasional. B. Sejarah Sistem Moneter Internasional Sistem moneter internasional berjalan melalui lima tahap evaaluasi: 1. Bimetalisme Bimetalisme adalah kebijakan moneter dimana nilai mata uang ini terkait dengan nilai dua logam, biasanya (tetapi tidak selalu) perak dan emas. Dalam sistem ini, nilai dari dua logam akan dihubungkan satu sama lain-dengan kata lain, nilai perak akan dinyatakan dalam hal emas, dan sebaliknya -dan baik logam dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Uang kertas maka akan langsung dikonversi ke jumlah yang setara dengan baik logam-misalnya, mata uang AS digunakan untuk secara eksplisit menyatakan bahwa RUU itu ditukarkan “di koin emas dibayarkan kepada pembawa pada permintaan.” Dolar secara harfiah penerimaan untuk kuantitas aktual metal yang diselenggarakan oleh pemerintah, peninggalan dari waktu sebelum uang kertas adalah umum dan standar. Dari tahun 1792, ketika Mint AS didirikan , sampai 1900, Amerika Serikat adalah negara bimetal, dengan kedua perak dan emas diakui sebagai mata uang hukum; pada kenyataannya, Anda bisa membawa perak atau emas untuk mint AS dan telah berubah menjadi koin. AS tetap nilai perak untuk emas sebagai 15: 1 (1 ons emas bernilai 15 ons perak, ini kemudian disesuaikan dengan 16: 1). Satu masalah dengan bimetalisme terjadi ketika nilai nominal koin lebih rendah dari nilai sebenarnya dari logam yang dikandungnya. Sebuah koin perak satu dolar, misalnya, mungkin layak $ 1,50 di pasar perak. Nilai Kesenjangan ini mengakibatkan kekurangan perak separah orang berhenti menghabiskan koin perak dan memilih bukan untuk menjual mereka atau mereka dilebur menjadi bullion. Pada tahun 1853, kekurangan ini perak diminta

pemerintah AS untuk merendahkan perak koin-kata lain, menurunkan jumlah perak di koin. Hal ini mengakibatkan koin perak lebih dalam sirkulasi. Sementara ini stabil ekonomi, juga pindah negara terhadap monometallism (penggunaan logam tunggal dalam mata uang) dan Standar Emas. Perak tidak lagi dilihat sebagai mata uang menarik karena koin-koin itu tidak layak nilai wajah mereka. Kemudian, selama Perang Saudara , penimbunan emas dan perak diminta Amerika Serikat untuk sementara beralih ke apa yang dikenal sebagai “ uang fiat .” Fiat uang, yang adalah apa yang kita gunakan saat ini, adalah uang pemerintah menyatakan untuk menjadi legal tender, tapi itu tidak didukung atau convertible untuk sumber daya fisik seperti logam. Pada saat ini, pemerintah menghentikan uang kertas penebusan emas atau perak. 2. Standar emas (gold standard) adalah sistem moneter di mana pemerintah mematok mata uang domestik ke emas. Di bawah sistem ini, nilai nominal uang anda setara dengan emas yang akan anda peroleh ketika menukarnya. Jadi, pemerintah sepakat untuk mengkonversi uang kertas menjadi emas dalam jumlah tetap. Oleh karena itu, jumlah uang yang beredar akan berubah sesuai dengan persediaan emas di sebuah negara. Standar emas tergantung pada persediaan emas. Negara yang miskin mineral emas tidak serta merta kaya karena tidak bisa menambang emas. Mereka hanya mengandalkan pasokan dari ekspor barang. Oleh karena itu, secara umum, standar ini dianggap membatasi perekonomian untuk tumbuh. Tapi, sistem moneter ini juga mendukung stabilitas harga jangka panjang. Jumlah uang yang beredar lebih terukur daripada ketika mengadopsi uang kertas. Dalam sistem moneter dengan standar emas, anda dapat mengkonversi secara bebas menjadi sejumlah emas dengan takaran tetap. Standar emas populer di beberapa negara selama abad ke 19 hingga awal abad ke-20. Pada 1821, Inggris menjadi negara pertama yang secara resmi mengadopsi standar emas. Kemudian, standar emas internasional muncul pada tahun 1871 setelah Jerman mengadopsinya. Pada 1900, sebagian besar negara maju melakukan kebijakan serupa. Penjaminan uang kertas dengan logam berharga, seperti emas, mengalami pasang surut. Itu sejalan dengan kondisi politik dan ekonomi pada waktu itu. Bahkan, uang kertas yang sudah beredar sempat tidak dijamin sama sekali dengan simpanan emas sesaat setelah Perang Dunia I. Baru, paska Perang Dunia II akan

berakhir, negara-negara Barat utama bertemu untuk mengembangkan Perjanjian Bretton Woods. Perjanjian tersebut menjadi kerangka kerja bagi sistem mata uang global sampai tahun 1971. 3. Interwar period (1915-1944) Standar emas klasik berakhir pada masa setelah Perang Dunia I, dimana negara-negara yang kalah khususnya Jerman, Austria, Hungaria, Polandia, dan Rusia mengalami hiperinflasi Contoh: Jerman mengalami kenaikan indeks harga sebesar 1 triliun kali lipat daripada saat sebelum perang Fluktuasi nilai mata uang di masa 1920-an membuat banyak negara menerapkan kebijakan depresiasi habis-habisan agar dapat memperoleh untung di pasar ekspor globa. Banyak negara ‘sepertinya’ kembali ke standar emas klasik setelah mulai pulih dari dampak perang. Namun, itu cuma kedok saja agar mereka bisa mengimplementasikan kebijakan sterilisasi emas.Sterilisasi Emas kebijakan untuk menyesuaikan arus masuk dan keluar emas, dengan cara pengurangan jumlah uang dalam negeri dan peningkatan kredit dalam negeri. Usaha’ untuk kembali ke standar emas klasik hancur total dengan terjadinya Great Depression (1929) dan kekacauan itu mengakibatkan ditarik keluarnya emas besar-besaran dari ‘tangan’ bank-bank di negara-negara besar. Ada 4 tahap intererwar period Tahap 1: Nasionalisme Ekonomi akibat Perang Dunia I Tahap 2: Standar emas klasik gagal untuk dipulihkan(karena agenda politik masing-masing) Tahap 3: Ekonomi tak stabil dan bank-bank bangkrut karena terjadi penarikan besar-besaran Tahap 4: Investor panik, ingin melarikan modal ke luar negeri, tapi semua di luar negeri juga bernasib sama. 4. Sistem Bretton Woods (1944-1976) Bretton Woods System adalah sebuah sistem perekonomian dunia yang dihasilkan dari konferensi yang diselenggarakan di Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944[1]. Konferensi ini merupakan produk kerjasama antara Amerika Serikat dan Inggris yang memiliki beberapa fitur kunci yang melahirkan tiga institusi keuangan dunia yaitu Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia. Sistem Bretton Woods dibentuk dalam rangka menyelesaikan pertarungan yang terjadi antara otonomi yang dimiliki oleh domestik dan stabilitas internasional, tetapi dasar yang terdapat dalam sistem-otonomi kebijakan nasional,

nilai tukar tetap, dan kemampuan untuk mengubah mata uang-satu sama lain saling bertolak belakang. Pada akhir abad ke-19, sistem perdagangan internasional didasari atas sistem perekonomian merkantilisme. Tujuan ekonomi kaum merkantilis adalah dengan memakmurkan negara dengan memasukkan sebanyak mungkin pendapatan ke dalam kas negara. Faktor utama dalam sistem perekonomian menurut kaum merkantilis adalah negara di mana merkantilisme sangat populer bagi pemerintah yang sedang melakukan pembinaan kekuatan negara, karena tujuannya yang lebih fokus pada pencapaian kepentingan nasional negara secara maksimal. Namun sistem perdagangan ini hancur seiring dengan pecahnya Perang Dunia I yang berdampak negara-negara menjadi proteksionis terhadap komoditas atau barang-barang dari luar serta tidak stabilnya sistem mata uang selama perang terjadi.Dilatarbelakangi oleh semangat liberalisme, ide tersebut didukung oleh Amerika Serikat dan Inggris, yang bertujuan untuk meningkatkan transaksi ekonomi yang berdasarkan atas kondisi akses yang sama terhadap pasar.. Dan semangat liberalisme tersebut mendorong diselenggarakannya konferensi di Bretton Woods pada tahun 1944. Tujuan Konferensi Bretton Woods Terdapat dua tujuan utama konferensi Bretton Woods, yaitu: mendorong pengurangan tarif dan hambatan lain dalam perdagangan internasional dan menciptakan kerangka ekonomi global untuk meminimalisir konflik ekonomi yang terjadi di antara negara-negara, yang salah satu bagiannya adalah mencegah terjadinya Perang Dunia II. 5. Rezim Nilai Tukar Fleksibel/Mengembang terkendali Sistem ini belaku sejak November 1978 – Agustus 1997. Pada masa ini nilai rupiah tidak lagi semata-mata dikaitkan dengan dolar Amerika Serikat akan tetapi terhadap sekeranjang mata uang asing (basket currency). Pada periode ini telah terjadi tiga kali devaluasi yaitu pada bulan November 1978, Maret 1983, dan September 1986. Setelah devaluasi tahun 1986, nilai nominal rupiah diperbolehkan terdepresiasi sebesar 3-5% per tahun untuk mempertahankan nilai tukar riil yang lebih baik. Dengan sistem ini, Bank Indonesia menetapkan kurs indikasi dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah, maka Bank Indonesia melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau batas bawah spread. Pada saat sistem nilai tukar mengambang terkendali diterapkan di Indonesia, nilai tukar Rupiah dari tahun ke tahunnya

terus mengalami depresiasi terhadap US Dollar. Nilai tukar Rupiah berubah-ubah antara Rp 644/US Dollar sampai Rp 2.383/US Dollar. Dengan kata lain, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar cenderung tidak pasti.

C. Sistem penetapan Kurs Valuta Asing a. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate) Kurs Tetap adalah nilai kurs mata uang dalam negeri yang ditetapkan besarnya oleh pemerintah terhadap mata uang asing seperti Dollar Amerika berdasarkan standar emas, artinya pemerintah menjamin mata uangnya dengan emas. Sebagai contoh pemerintah menetapkan Rp 8000,- = 1 Dollar Amerika. Jika dalam perjalanannya penetapan kurs tetap mengalami masalah, misalnya terjadi fluktuasi penawaran maupun permintaan yang cukup tinggi maka pemerintah bisa mengendalikannya dengan membeli atau menjual kurs mata uang yang berada dalam devisa negara untuk menjaga agar nilai tukar stabil dan kembali ke kurs tetap nya. Dalam kur tetap ini, bank sentral melakukan intervensi aktif di pasar valas dalam penetapan nilai tukar. Kelebihan dari sistem kurs ini adalah nilai tukar mata uang akan stabil, akan tetapi kelemahannya pemerintah harus menyediakan cadangan devisa (emas) yang cukup besar untuk menjaminnya. b. Kurs Mengambang/Fleksibel (Floating Exchange Rate ) Kurs Mengambang adalah nilai kurs mata uang yang besarnya ditentukan oleh kekuatan pasar atau permintaan dan penawaran mata uang asing. Dengan sistem kurs ini nilai mata uang dalam negeri akan selalu berubah, bisa naik atau turun terhadap mata uang asing. Jika permintaan dalam negeri terhadap mata uang asing (dollar Amerika) naik maka nilai dollar Amerika akan naik terhadap mata uang dalam negeri (rupiah), akan tetapi jika permintaan atau yang membeli dollar Amerika turun maka nilai dollar Amerika juga akan turun. Sedangkan apabila penawaran atau yang menjual mata uang asing (dollar Amerika) naik maka akibatnya nilai dollar Amerika akan turun. Begitu juga sebaliknya. Dengan demikian dalam sistem kurs mengambang penentuan tinggi rendahnya kurs mata uang ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan dan penawaran terhadap mata uang tersebut. Kelebihan dari sistem kurs ini adalah, Mampu menjaga stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca pembayaran suatu negara, akan tetapi kelemahannya Selisih kurs yang terjadi dalam

pasar valuta akan mengurangi devisa karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya. D. Mekanisme untuk Menetapkan Nilai Tukar International monetary system merupakan sekumpulan peraturan, institusi, apli...


Similar Free PDFs