Makalah Standar Asuhan Keperawatan SAK PDF

Title Makalah Standar Asuhan Keperawatan SAK
Author Isaal Isaal
Pages 17
File Size 692.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 129
Total Views 252

Summary

MAKALAH STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DOSEN : ELISABETH, S.Kp, MARS OLEH : AHMAD FAISAL IDRIS S13.040 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LAKIPADADA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TANA TORAJA 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah N...


Description

MAKALAH STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DOSEN : ELISABETH, S.Kp, MARS

OLEH : AHMAD FAISAL IDRIS S13.040 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LAKIPADADA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TANA TORAJA 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya buat guna memenuhi tugas dari dosen. Makalah ini membahas tentang “Standar Asuhan Keperawatan (SAK)”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa Stikes Lakipadada dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu saya masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing saya serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun sayai dari yang salah menjadi benar. Semoga makalah yang saya susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

Makale, 22 Maret 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………..............…........................ DAFTAR ISI ……………………………………………....………….......................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang …………………………………………..................................... 1.2 Tujuan...................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Standar Asuhan Keperawatan.................................................. 2.2 Tujuan dan Standar Asuhan Keperawatan.................................................. 2.3 Proses Terwujudnya Standar Asuhan Keperawatan.................................... 2.4 Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan............................................... 2.5 Langkah-Langkah Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan.................... 2.6 Cakupan Standar Asuhan Keperawatan.................................................... BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ……………………………………….....……............................... 3.2 Saran..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Keperawatan salah satu bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanaan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingggalkan seoptimal mungkin. Ciri - ciri mutu keperawatan yang baik antara lain : 1. Memenuhi standar profesi yang ditetapkan 2. Sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisiensi dan efektif 3. Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan 4. Memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta 5. Aspek sosial,ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati Disamping itu pesyaratan untuk peningkatan mutu asuhan keperawatan antara lain : 1. Pimpinan yang peduli dan mendukung 2. Ada kesadaran bahwa mutu harus ditingkatkan ( standar mutu ) 3. Tenaga keperewatan disiapkan melalui upaya peningkatkan pengetahuan, dan ketrampilan dengan cara diadakan program diklat 4. Sarana, dan pelaksanaan dan lingkungan yang mendukung serta 5. Tersedia dan diterapkannya standar asuhan keperawatan Berdasrkan kerangka berfikir seperti tersebut diatas, Direktorat jendral pelayanan medik, Depkes RI bersama dengan organisai profesi keperawatan,telah menyusun standar asuhan keperawatan dan telah resmi standar asuhan keperawatan diberlakukan untuk diterapkan di seluruh rumah sakit, melalui “SK Direktur Jendral Pelayanan Medik, NO. YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993 tentang berlakunya standarasuhan keperawatan dirumah sakit“ . Ini berati bahwa seluruh tenaga keperawatan dirumah sakit dalam memberikan asuhan keperawatan harus berpedoman kepada asuhan keperawatan yang dimaksud.

UU RI No.36 2014 tentang tenaga kesehatan dalam penjelasan tentang Pasal 53 ayat2 Pendayagunaan Tenaga Kesehatan warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dilakukan dengan mempertimbangkan: a. alih teknologi dan ilmu pengetahuan; dan b. ketersediaan Tenaga Kesehatan setempat.

1.2

Rumusan Masalah 1. Apa yang anda ketahui tentang standar asuhan keperawatan ? 2. Apakah tujuan dari standar asuhan keperawatan? 3. Bagaimanakah proses terwujutnya standar asuhan keperawatan ? 4. Bagaimanakah pelaksanaan standar asuhan keperawatan ? 5. Bagaimanakah langkah – langkah standar asuhan keperawatan di rumah sakit ? 6. Apa sajakah cangkupan standar asuhan keperawatan ?\\

1.3

Tujuan Masalah 1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran tentangstandar asuhan keperawatan. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui pengertian standar asuhan keperawatan. b. Untuk mengetahui tujuan standar asuhan keperawatan. c. Untuk mengetahui proses terwujutnya standar asuhan keperawatan. d. Untuk mengetahui pelaksanaan standar asuhan keperawatan. e. Untuk mengetahui langkah – langkah standar asuhan keperawatan di rumah sakit ? f. Untuk mengetahui cangkupan standar asuhan keperawatan

1.4

Manfaat Penulis 1. Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca dan menjadi salah satu referensi bagi penulisan makalah selanjutnya tentang standar asuhan keperawatan. 2. Menjadi pengalaman berharga bagi penulis dan menambah pengetahuan penulis tentang standar asuhan keperawatan.

BAB II PEMBAHASAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.1

Pengertian Standar Asuhan Keperawatan Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilan kerja yang dapat diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil (Gillies, 1989,h.121). Standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang mengarah kepada praktek keperawatan profesional (ANA,1992,h.1) Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif , ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup kehidupan manusia (lokakarya Nasional 1983) Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelyanan keperawatan yang diberikan untuk klien ( Gillies, 1989h. 121). Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya mencapai pelayanan keperawatan. Melalui standar praktek dapat diketahui apakah intervensi atan tindakan keperawatan itu yang telah diberi sesuai dengan yang direncanakan dan apakah klien dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Tipe standar praktek keperawatan Beberapa tipe standar telah digunakan untuk mengarahakan dan mengontrol praktek keperawatan. Standar dapat berbentuk ‘normatif’ yaitu menguraikan praktek keperawatan yang ideal yang menggambarkan penampilan perawat yang bermutu tinggi, standar juga berbentuk ‘empiris’ yaitu menggambarkan praktek keperawatan berdasarkan hasil observasi pada sebagaian besar sarana pelayanan keperawatan (Gillies 1989,h.125). Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan memburuk (Wilkinson, 2006).

2.2

Tujuan Standar Asuhan Keperawatan 1. Memberi bantuan yang efektif kepada semua orang yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional 2. Menjamin bahwa bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan mengurangi/menghilangkan kesenjangan 3. Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada 4. Memberi kesempatan kepada semua tenaga keperawatan untuk mengembangkan tingkat kemampuan profesional 5. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua kalangan kesehatan 6. Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan penting lainnya mencakup pada dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen organisasi. Dalam pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar bagaimana proses pengembangan tersebut. Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial juga harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan (Kawonal, 2000). Setiap hari perawat bekerja sesuai standar – standar yang ada seperti merancang kebutuhan dan jumlah tenaga berdasarkan volume kerja, standar pemerataan dan distribusi pasien dalam unit khusus, standar pendidikan bagi perawat professional sebagai persyaratan agar dapat masuk dan praktek dalam tatanan pelayanan keperawatan professional (Suparti, 2005) Terjadi kesepakatan antara praktisi terhadap tingkat kinerja dan menawarkan ukuran penilaian agar praktek keperawatan terbaru dapat dibandingkan. Penilaian essensial asuhan keperawatan melalui penataan standar sebagai dasar kesepakatan untuk mencapai asuhan keperawatan optimal. Standar keperawatan dalam prakteknya harus dapat diterima. Setiap klien berhak mendapatkan asuhan berkualitas, tanpa membedakan usia dan diagnosa. Dengan demikian standar dapat diharapkan memberikan fondasi dasar dalam mengukur kualitas asuhan keperawatan (Kawonal, 2000). Standar Asuhan Keperawatan yang kami buat, bukan mengacu pada 10 atau 20 besar penyakit, tapi pada 30 Diagnosa Keperawatan terbanyak. 30 Diagnosa Keperawatan terbanyak ini didapatkan dari informasi yang dianalisa oleh Sistem Informasi Keperawatan berbasis IT selama kurun waktu 2 tahun. Walaupun SAK ini tidak sesuai dengan acuan Assesent Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh KARS, tapi SAK ini yang kami yakini lebih

ideal. Dan dalam diskusi degan surveyor Akreditasi di akhir 2009 saat kami akreditasi RS 16 Pokja yang ketiga, surveyor akreditasi bisa menerima argumen kami bahkan mendukung SAK kami. Secara umum standar praktek keperawatan ditetapkan untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan. Penyusunan standar praktek keperawatan berguna bagi perawat, rumah sakit/institusi, klien, profesi keperawatan dan tenaga kesehatan lain. 1. Perawat Standar praktek keperawatan digunakan sebagi pedoman untuk membimbing perawat dalam penentuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan teradap kien dan perlindungan dari kelalaian dalam melakukan tindakan keperawatan dengan membimbing perawat dalam melakukan tindakan keperawatan yang tepat dan benar. 2. Rumah sakit Dengan menggunakan standar praktek keperawatan akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan dapat menurun dengan singkat waktu perwatan di rumah sakit. 3. Klien Dengan perawatan yang tidak lama maka biaya ditanggung klien dan keluarga menjadi ringan.

yang

4. Profesi Sebagai alat perencanaan untuk mencapai target dan sebagai ukuran untuk mengevaluasi penampilan, dimana standar sebagai alat pengontrolnya. 5. Tenaga kesehatan lain Untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik.

2.3

Proses Terwujutnya Standar Asuhan Keperawatan 1. Pemimpin yang peduli dan mendukung 2. Ada kesadaran bahwa mutu harus ditingkatkan (Standar mutu ) 3. Tenaga keperawatan disiapakn melalui upaya peningkatan pengetahuan, sikap, ketrampilan dengan cara diadakan program diklat dan seminar

2.4

Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan

Upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan, tidak cukup hanya dengan tersedianya Standar Asuhan Keperawatan tetapi perlu didukung sistem pemantauan dan penilaian penerapan standar tersebut, yang dilaksanakan secara sistematis, objektif dan berkelanjutan 

Standar I: Pengkajian Keperawatan Perawat mengumpulkan data tentangstatus kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkatdanberkesinambungan. Kriteria Proses: 1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan mempelajari data penunjang ( pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab, dan mempelajari catatan klien lainnya ). 2. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain. 3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi : a) Status kesehatan klien saat ini b) Status kesehatan klien masa lalu c) Status fisiologis, psikologis, sosial, dan spiritual d) Respon terhadap alergi e) Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal f) Resiko – resiko tinggi masalah



Standar II: Diagnosis Keperawatan Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan Kriteria Proses: 1. Proses diagnosis terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosis keperawatan. 2. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari: Masalah (P), Penyebab (E), dan tanda atau gejala (S) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE). 3. Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien, petugas kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan. 4. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru.



Standar III: Perencanaan Perawat membuat rencana tindakan keperawatan mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien. Kriteria Proses :

untuk

1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan. 2. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan. 3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien. 4. Mendokumentasikan rencana keperawatan. 

Standar IV: Implementasi Perawat mengimplementasikan tindakan identifikasi dalam rencana asuhan keperawatan.

yang

telah

di

Kriteria Proses : 1. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan 2. Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkan status kesehatan klien 3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien. 4. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan dibawah tanggung jawabnya. 5. Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien untuk mencapai tujuan kesehatan. 6. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. 7. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep, ketrampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakannya. 8. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien. 

Standar V: Evaluasi Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar serta perencanaan. Kriteria Proses: 1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara kompeherensif, tepat waktu dan terus menerus. 2. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus. 3. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan.

4. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien. 5. Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan. 6. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.

2.5

Langkah – langkah Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Dalam mewujudkan asuhan keperawatan bermutu diperlukan beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh tim keperwatan yaitu (1) terlihat sikap caring ketika harus memberikan asuhan keperawatan kepada klien, (2) adanya hubungan perawat - klien yang terapeutik, (3) kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain, dan (4) kemampun dalam memenuhi kebutuhan klien, serta (5) kegiatan jaminan mutu (quality assurance). Dengan demikian, upaya pimpinan rumah sakit dan manajerial keperawatan seyogyanya difokuskan pada kelima komponen kegiatan tersebut yang akan diuraikan berikut ini. a. Sikap “caring” perawat Asuhan keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap “caring” kepada klien. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap “caring” sebagai media pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burroughs, 1999). Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun meraka tidak dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan spirit “caring”. Spirit “caring” seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spritit “caring” bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawata yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berada ketika memberikan asuhan kepada klien. “Caring” merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. “Caring” bukan sematamata perilaku. “Caring” adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan (Marriner-Tomey, 1994). “Caring”juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan perhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999). Sikap ini diberikan memalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Prilaku “caring” menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam

aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Diyakini, bersikap “caring” untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan. Watson menekankan dalam sikap”caring” ini harus tercermin sepuluh faktor kuratif yaitu: 



















Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistik. Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemapuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien. Memberikan kepercayaan - harapan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat meningkatkan prilaku klien dalam mencari pertolngan kesehatan. Menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan kepada klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain. Mengembangan hubungan saling percaya. Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien. Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien. Penggunaan sistematis metoda penyalesaian masalah untuk pengambilan keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruhi lingkungan internal dan eksternal klien terhadap kesehatan kondisi penyakit klien. Memberi bimbingan dalam memuaska...


Similar Free PDFs