Makalah Tes Proyektif Kel. 1 PDF

Title Makalah Tes Proyektif Kel. 1
Author Diky Derriansyah
Course Psikologi Proyektif
Institution Universitas Sumatera Utara
Pages 22
File Size 414.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 86
Total Views 263

Summary

MAKALAH PSIKOLOGI PROYEKTIF“PENGANTAR TES PROYEKTIF”Oleh: KELOMPOK 1Elvi Samina Nasution 151301045Hanna Silvya Siahaan 151301059Sheila Hamdah Hanum Ritonga 151301098Helen Oktavia Sihombing 161301006Yunita 161301009FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS SUMATERA UTARA2020DAFTAR ISI...............................


Description

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

MAKALAH PSIKOLOGI PROYEKTIF “PENGANTAR TES PROYEKTIF”

Oleh: KELOMPOK 1

Elvi Samina Nasution

151301045

Hanna Silvya Siahaan

151301059

Sheila Hamdah Hanum Ritonga

151301098

Helen Oktavia Sihombing

161301006

Yunita

161301009

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020

0

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

DAFTAR ISI

Contents DAFTAR ISI......................................................................................................................1 PENGERTIAN PROYEKSI..............................................................................................2 DASAR-DASAR TERJADINYA PROYEKSI..................................................................4 BEBERAPA PANDANGAN TENTANG PROYEKSI......................................................4 PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PROYEKTIF..............................................................5 EKSPERIMEN BELLAK MENGENAI FENOMENA PROYEKSI.................................6 PENGETIAN TEKNIK PROYEKSI.................................................................................8 KLASIFIKASI TES PROYEKTIF..................................................................................10 SEJARAH TIMBULNYA TES PROYEKTIF VERBAL.................................................12 ISU-ISU TES PROYEKTIF.............................................................................................13 PENGGUNAAN TES PROYEKTIF DALAM BIDANG KLINIS DAN NON-KLINIS.14 JENI TES PROYEKTIF...................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................21

1

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

PENGERTIAN PROYEKSI Proyeksi adalah suatu istilah yang sekarang ini banyak digunakan dalam psikologi klinis, psikologi dinami psikologi sosial. Psikologi proyektif merupakan dasar dari berbagai macam bentuk proyeksi termasuk tes-tes proyektif yang bersifat verbal maupun non verbal. Istilah proyeksi pertama kali dikemukakan oleh Freud pada awal-awal tahun 1894 dalam tulisannya “The Anxiety Neurosis" yang mengatakan bahwa: "Jiwa manusia memilik potensi untuk mengembangkan kecemasan yang neurotis disaat dirinya merasa tidak mampu mengatasi rangsangrangsang atau gairah-gairah seksual. Hal itu seolah-olah telah memproyeksikan gairah-gairah ini ke dalam dunia luar". Pada tahun 1896 dalam tulisan "On The Defense Neuropsychosis" Freud menyampaikan elaborasi lebih jauh mengenai konsep proyeksi. Secara eksplisit Freud mengatakan bahwa proyeksi merupakan proses pelampiasan keluar dorongan-dorongan, perasaan-perasaan, dan sentimen-sentimen yang ada pada diri individu ke orang lain atau dunia luar sebagai proses yang sifatnya defensif dan individu tidak menyadari fenomena yang terjadi pada dirinya ini. Freud memberi contoh elaborasi tersebut melalui kasus Schreber (penderita paranoid yang memiliki kecenderungan homoseksual). Karena ada tekanan dari super ego yang tidak memperbolehkan pria mencintai pria terjadi reaksi formasi mentransferkan suatu sikap "I love him" menjadi "I hate him" (proyeksi benci yang sebenarnya cinta). "I hate him" masih ada kelanjutannya menjadi "He hates me". Konsep proyeksi Freud ini serupa dengan konsep kompensasi dari Adler (prinsip inferioritas dan kompensasi). Sejak lahir manusia memiliki kelemahan, namun manusia tidak putus asa dengan cara melakukan kompensasi untuk menutupi kelemahan-kelemahannya. Bentuk kompensasi Adler ini sama dengan proyeksi. Ahli lain yaitu Healy, Bronner dan Brouer (dalam Abt & Bellak 1959) mendefinisikan istilah proyeksi serupa dengan apa yang disampaikan oleh Freud yaitu proses defensif di bawah kekuasaan prinsip kenikmatan. Ego akan

2

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

melampiaskan terus menerus dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan yang tidak disadari ke dunia luar, karena bila muncul dalam kesadaran akan menyakitkan dan membuat ego menjadi tercela. Untuk itu orang melakukan proyeksi. Dari pengertian Freud maupun Healy, Bronner dan Brouer dapat dikatakan bahwa proyeksi merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri. (misalnya Psikologi Dalam) mengatakan bahwa mekanisme pertahanan diri atau proses defensif yang paling banyak dilakukan manusia adalah proyeksi. Seorang ahli yang bernama berkomentar bahwa proyeksi memang proses defensif yang penting dan paling banyak dilakukan manusia tetapi dari seluruh teori psikoanalisis, proyeksi merupakan suatu istilah yang paling tidak dapat didefinisikan secara jelas. Beberapa tulisan mengenai proyeksi hanya terbatas dalam konteks klinispsikoanalisis dan akademis. Pada dasarnya memang tidak banyak ahli yang memberikan pengertian atau definisi mengenai proyeksi. Oleh karena itu pengertiannya pun menjadi terbatas. Freud sebagai ahli pertama yang memberikan pengertian konsep proyeksi lebih memfokuskan pada bidang klinis karena sesuai dengan asal usulnya Freud memang banyak menemukan gejala perilaku proyeksi dari kasuskasus klinis yaitu psikosa dan neurosa. Pada akhirnya konsep proyeksi menjadi paling banyak dipakai pada bidang-bidang klinis. Oleh karena itu dalam menganalisis perilaku proyeksi biasanya mengarah pada hal- hal yang bersifat klinis atau abnormal. Namun demikian sebenarnya konsep proyeksi dapat pula diterapkan dalam bidang Psikologi Industri, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial

maupun

Psikologi

Perkembangan.

Misalnya

dalam

psikologi

perkembangan hasil penelitian Margareth Mead menunjukkan bahwa perilaku atau kehidupan psikis anak merupakan proyeksi dari masyarakat dimana anak itu hidup. Meskipun pada awal kemunculannya proyeksi selalu dikaitkan dengan psikosis dan neurosis, lebih lanjut Freud mengatakan bahwa proyeksi dapat diterapkan pada bentuk-bentuk perilaku lain yang lebih luas misalnya timbulnya kepercayaan-kepercayaan tertentu pada masyarakat, berbagai macam bentuk-

3

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

bentuk kesenian dan hal-hal yang bersifat religius yang kesemuanya ini dasarnya adalah proyeksi. Dalam hal ini, proyeksi masih dipandang sebagai suatu proses defensif untuk melawan kecemasan.

DASAR-DASAR TERJADINYA PROYEKSI Dari pernyataan-pernyataan para ahli mengenai proyeksi dapat dikatakan ada tiga hal yang mendasari terjadinya proyeksi yaitu : 1. Dasar mekanisme penolakan Individu ingin meringankan beban psikis yang ada dalam dirinya kemudian dimanifestasikan dalam perbuatannya dan perbuatan itu menolak keinginan-keinginan yang sudah ada 2. Usaha

pendekatan Yaitu

usaha

yang

dilakukan

individu

untuk

mengembalikan hubungan yang sebenarnya sudah putus lalu berusaha mendekati kembali supaya hubungan terjadi lagi. 3. Hubungan antara subyek dan obyek yang merupakan satu kesatuan..

BEBERAPA PANDANGAN TENTANG PROYEKSI Beberapa pandangan secara umum tentang proyeksi yaitu; 1. Proyeksi adalah

setiap pengamatan

yang normal

yang berujud

pemindahan, penghayatan dari seseorang ke dunia luar yang kemudian mempengaruhi proses pengamatan individu terhadap proses yang diamati. 2.

Proyeksi merupakan gejala -gejala yang mengarah ke halusinasi. Dalam proyeksi dapat terjadi sesuatu yang ada pada individu dipindahkan ke luar tapi dalam realita apa yang diamati itu tidak ada.

3. Proyeksi juga mengarah pada ilusi yaitu dunia pengamatan individu dilibatkan dan diorganisasir berdasar prinsip-prinsip afek. Jadi pengamatan pada dunia luar dipengaruhi harapan- harapannya menurut caranya sendiri.

4

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PROYEKTIF Pada awal kemunculannya, Psikologi proyektif menentang aliran-aliran yang telah berkembang sebelumnya yaitu: 1.

Aliran strukturalisme yang memandang individu sebagai kumpulan bagianbagian Aliran asosiasi yang memandang individu sebagai kumpulan

2.

Tanggapan-tanggapan Aliran behaviorisme yang memandang individu sebagai

3.

Kumpulan tingkah laku Aliran reflexologi yang memandang individu sebagai kumpulan rekasi-reaksi bersyarat. Psikologi proyektif sendiri dalam perkembangannya banyak dipengaruhi

oleh konsep-konsep Psikologi Gestalt dan Psikologi Belajar, serta yang terutama adalah konsep-konsep Psikoanalisa. Tentu saja dalam memandang kepribadian individu Psikologi proyektif lebih banyak mendasarkan pada konsep Psikoanalisa. Pada masa perkembangan Psikologi proyektif, memang muncul dua cara pandang yang berbeda dalam memahami kepribadian individu. Kedua cara pandang tersebut adalah : 1.

Cara pandang Behavioristis Banyak dipengaruhi oleh aliran-aliran non psikoanalisa (non psikologi dalam), dan yang paling dominan adalah aliran Gestalt 4.

2.

Cara pandang Fungsional Bertentangan dengan Behavioristis; lebih banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi Dalam atau Psikoanalisa

Menurut Northrop ada empat perbedaan antara cara Behavioristis dengan cara Fungsional dalam memahami kepribadian individu yaitu : Behavioristis 1. Hanya memperhatikan gejala-gejala

Fungsional 1. Lebih memperhatikan hal-hal yang

yang tampak 2. Dalam melihat dinamika kepribadian

internal (tidak disadari) 2. Memperhatikan hal internal sebagai

memperhatikan

pengatur dinamika kepribadian

hubungan

antara

5

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

gejala-gejala yang tampak 3. Gejala-gejala yang tampak sebagai

3. Memperhatikan bagaimana individu

kumpulan dari berbagai macam tingkah

memproyeksikan bagian-bagian yang

laku

tidak

4. Dalam mengungkapkan aspek-aspek

mengemukakan psikodinamikanya 4. Dalam mengungkap aspek-aspek

disadari

dengan

cara

psikologis mengguakan teknik-teknik psikologis menggunakan tenik-teknik non proyektif

proyektif

Lebih jauh, meski utamanya Psikologi Proyektif kental dipengaruhi oleh aliran Psikoanalisa namun Psikologi Proyektif memiliki cara pandang sendiri dalam memahami kepribadian individu yaitu : 1.

Kepribadian dipandang sebagai proses bukan sekedar koleksi atau kumpulan dari aspek-aspek kepribadian.

2.

Kepribadian yang banyak diungkap dengan menggunakan teknik proyektif merupakan interaksi antara apa yang ada di dalam individu dengan lingkungannya.

EKSPERIMEN BELLAK MENGENAI FENOMENA PROYEKSI Sebelum eksperimen mengenai proyeksi yang dilakukan Bellak, ialah proyeksi sudah dianggap telah terdefinisikan dengan baik. istinai pada akhirnya munculah suatu pengetahuan baru mengenai Sampn proyeksi setelah eksperimen dari Bellak. Bellak adalah konekg ahli yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tenomena proyeksi. Eksperimennya adalah sebagai berikut: Eksperimen pertama, beberapa subyek ditunjukkan sejumlah tatu TAT.dalam keadaan sadariterkontrol. Setelah itu (sebagai eksperimen kedua) subyek dikenai post hipnosa dibawa dalam kondisi agresif tanpa subyek menyadarinya dan kemudiab diminta untuk menceritakan gambargambar dari kartu-kartu TAT. Hasilnya subyek menunjukkan peningkatan dalam sikap agresifnya ketika menceritakan kartu-kartu dibanding eksperimen yang pertama. Hasil serupa juga ditunjukkan pada saat subyek dibuat merasa sedih dan tidak bahagia dalam post hipnosa; subyek tampak 6

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

memproyeksikan kesedihan dan perasaan-perasaan tidak bahagianya saat bercerita melalui kartu TAT. Sampai eksperimen ini tidak ada perubahan mengenai pengertian proyeksi yaitu proses pelampiasan keluar sentimen-sentimen atau dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima ego apabila sampai muncul keluar. Jadi pengertiannya masih dalam konteks mekanisme pertahanan diri. Lebih jauh, Bellak melakukan eksperimen lanjutan untuk melihat fenomena proyeksi yaitu: Sejumlah subyek ditunjukkan sejumlah kartu TAT kembali namun pada saat post hipnosa subyek dibuat merasa sangat gembira. Ternyata subyek juga memproyeksikan rasa gembiranya ketika bercerita melalui kartu-kartu yang ditunjukkan kepadanya. Dari hasil eksperimen ini konsep proyeksi yang selama ini selalu dikaitkan dengan mekanisme pertahanan diri mulai goyah. Ternyata individu dalam keadaan tidak sedih, tertekan, atau konflik pun pun juga menunjukkan peningkatan semangat atau intensitas dalam bercerita. Jadi melalui eksperimen lanjutan ini dapat dikatakan bahwa proyeksi bukan semata-mata bentuk mekanisme pertahanan diri. Freud mengatakan bahwa: "Proyeksi bukanlah secara khusus terwujud untuk mengadakan pertahanan diri karena individu yang sedang tidak dalam keadaan konflik pun dapat juga melakukan proyeksi. Proyeksi dari inner perceptions terhadap dunia luar tersebut adalah suatu mekanisme primitif yang juga mempengaruhi persepsi kita, dan hal tersebut merupakan bagian yang paling besar dalam membentuk dunia luar kita. Inner perception adalah persepsi masa lalu yang mempunyai pengaruh besar dalam membentuk dunia luar. Dalam kondisi yang diliputi ketidakpastian inner perception yang merupakan proses-proses ideasional (lamunan, bayangan) maupun emosional, seperti halnya sense perceptions, diproyeksikan ke luar dan digunakan untuk

7

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

membentuk dunia luar dimana hal tersebut semestinya dunianya sendiri" tetap berada. Lebih lanjut Freud juga menjelaskan bahwa: "Sesuatu yang diproyeksikan keluar dapat berubah bentuknya menjadi sesuatu yang lain. Bentuk ini yang mengetahui hanya individu itu sendiri dan sebenarnya bersifat latent yang dapat muncul kembali bila ada rangsangan yang dikatakan sebagai ko-eksistensi persepsi dan memori. Bila hal ini digeneralisasi disebut sebagai eksistensi proses ketidaksadaran jiwa vang muncul dalam kesadaran". Dasar pemikiran tersebut sebenarnya menjelaskan bahwa ingatan masa lalu (perception memory) akan mempengaruhi persepsi yang sekarang (persepsi terhadap stimulus yang diterima). Pada semua tes proyektif prinsipnya adalah mengungkap

persepsi

masa

lalu.

Misalnya

interpretasi

dari

Thematic

Apperception Test (TAT) sesungguhnya didasarkan pada asumsi tersebut. Persespi subyek pada masa lalu mengenai ayahnya akan mempengaruhi persepsinya yang sekarang mengenai ayah saat mersepon figure ayah dalam kartu-kartu TAT. Dari eksperimen klinisnya Bellak juga menemukan bahwa perilaku dari perilaku ekprerimenter dapat memunculkan sentimen-sentimen yang berkaitan dengan figur ayah dan tidak semata-mata untuk maksud pertahanan diri.

PENGETIAN TEKNIK PROYEKSI Teknik proyeksi merupakan suatu alat yang memungkinkan untuk mengungkap motif, nilai, keadaan emosi, need yang sukar diungkap dalam situasi wajar dengan cara individu memproyeksikan pribadinya melalui obyek di luar individu. Secara garis besar tes proyeksi dibagi dua kelompok yaitu : 1. Verbal : Baik materi, komunikasi antara testee dengan tester dan respon subyek berujud verbal (lisan maupun tulisan). 2. Non verbal: Wujud materi bukan dalam bentuk bahasa. Faktor bahasa hanya berperan untuk komunikasi antara testee dengan tester. 8

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

Sedangka kelebihan atau nilai dari tes proyekif adalah: banyak bidang yang dapat digunakan sebagai materi tes proyektif misalnya pohon, orang, rumah dan sebagainya. Suatu teknik atau tes dikatakan bersifat apabila memiliki prinsip dasar atau ciriciri tertentu. Prinsip dasar dari tes/teknis proyeksi adalah: 1.

Stimulusnya bersifat todak berstruktur yang memungkinkan subyek mempunyai alternatif pilihan yang banyak.

2.

Stimulusnya bersifat ambigous yang memungkinkan subyek merespon stimulus/materi tes sesuai dengan interpretasinya masing-masing.

3.

Stimulusnya bersifat kurang mempunyai obyektifitas relatif Sifat ini memudahkan untuk mendapatkan individual differ. ences karena masingmasing

subyek

memiliki

kesimpulan yang

berbeda-beda

dalam

mengamati stimulus yang dihadapkan padanya. 4.

Global approach yang artinya menuntut kesimpulan yang luas Sifat-sifat tersebut di atas, (terutama ciri pertama dan kedua) memungkinkan individu memproyeksikan need, emosi, motif dan isi ketidaksadaran lainnya. Di samping ciri-ciri di atas ada ciri-ciri lain dari teknik proyektif yang

mungkin hanya dimiliki oleh beberapa tes proyektif saja contohnya TAT. Ciri-ciri tersebut adalah: 1. Polivalensi yaitu mempunyai banyak kemungkinan Kartu-kartu dalam TAT terdiri dari berbagai kemungkinan/ situasi, yaitu: a. Figur jelas - latar belakang kabur b. Latar belakang kabur - figur jelas c. Figur jelas - latar belakang jelas d. Figur kabur - latar belakang kabur 2. Polisemi yaitu salah satu jelas atau salah satu kabur Maksudnya, bisa figurnya yang jelas namun latar belakangnya kabur atau sebaliknya. Dalam merespon subyek harus dibuat kabur mengidentifikasi/membuat kepastian pada stimulus/ materi yang dibuat kabur.

9

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

3. Monosemi yaitu baik figur maupun latar belakang kedua- duanya relatif jelas Hal ini memungkinkan untuk didapatkannya respon yang relatif sama dari para subyek. 4. Asemi yaitu baik figur maupun latar belakang kedua-duanya kabur. Stimulus/materi

demikian

diyakini

lebih

mampu

mengungkap

ketidaksadaran.

KLASIFIKASI TES PROYEKTIF a. Menurut L.K Frank Klasifikasi L.K Frank merupakan klasifikasi yang paling banyak diterima

dasar

pengklasifikasikan

merupakan

sifat

respon

subjek.

Klasifikasinya adalah sebagai berikut : a. Teknik Konstituitif (menyusun) Subjek diberikan materi yang belum terstruktur, dan kemudian diminta untuk memberi struktur. Contohnya, Tes Wartegg, Tes Rosarch, Tes Finger Print b. Teknik Konstruktif (membentuk) Subjek diberikan materi yang belum berbentuk, kemudian diminta membentuk bedanya teknik konstituitif, teknik konstruktif materinya lebih mentah dan lebih “free expression” bagi subjek. c.

Tektik Interpretatif ( menginterpretasi) Subjek diberikan materi kemudian diminta menginterpretasi, Contoh dari tesnya yakni TAT,CAT, Word Association Test (SSCT).

d. Teknik Katarik Tujuan atau fungsi dari teknik ini yakni ketika subjek merespon akan terjadi pengurangan hambatan-hambatan psikis. Contoh dari tesnya yakni : Play Technique (bermain, psikodrama), Lowenfeld Mozaic. e. Teknik Refratik/Ekspresif ( tambahan dari SYMOND) Subjek diberikan materi/ stimulus, kemudian subjek diminta mengekspresikan need, sentimen dan lain sebagaunya yang ada

10

KELAS D - SENIN, 10.00 – 12.00 WIB (B.22)

padanya. Contoh tesnya adalah: Tes grafis, grafologi, tes bender gestalt, Myokenetic Diagnosis. b. Menurut Lindzey Dasar dari pengklasifikasian dari Lindzey yakni tipe dari jawaban subjek. Klasifikasinya terbagi menjadi : a. Teknik Asosiasi Subjek diberikan materi kemudian diminta untuk merespon dengan cara mengeluarkan penyampaian yang pertama kali muncul dalam pikiran atas stimulus tersebut. Contoh tes : Tes Rosarch,SSCT b. Teknik Konstruktif Subjek diminta menyusun materi yang belum berbentuk menjadi sebuah cerita/gambar , dan fokus pada hasil subjek. Contohnya: TAT,CAT...


Similar Free PDFs