Makalah Ulumul Quran - Israiliyat PDF

Title Makalah Ulumul Quran - Israiliyat
Author Yus T. Sultrawan
Pages 11
File Size 643.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 122
Total Views 148

Summary

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu Ulumul Qur’an Prof. Dr. H. Syamruddin Nasution, MA ISRA’ILIYYAT Disusun Oleh: Yus Tri Sultrawan (11632100855) JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1438 H / 2017 M KATA PENGANTAR Assalamualai...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Makalah Ulumul Quran - Israiliyat Yus T. Sultrawan

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MAKALAH: ISRAILIYYAT.docx IMAM FARIH

ISRAILIYYAT DALAM TAFSIR Mohd Farhan Md Ariffin ISRAILIYYAT DALAM TAFSIR AT H-T HABARI DAN IBNU KAST IR (Sikap At h-T habari dan Ibnu Kat sir Terh… Elzar Zarel

Tugas Terstruktur Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Syamruddin Nasution, MA

ISRA’ILIYYAT

Disusun Oleh: Yus Tri Sultrawan (11632100855)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1438 H / 2017 M

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wabarokatuh Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, banyak sekali nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita namun sedikit sekali yang kita ingat. Marilah kita ucapkan puji syukur atas nikmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan kepada kita yang tiada terkira besarnya, dan kenikmatan dan kesempatan itu pula penulis akhirnya menyelesaikan makalah sederhana ini dengan judul “Isra’iliyyat”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat dukungan dari teman-teman serta motivasi dari dosen pengampuh, oleh karna itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Meskipun penulis berharap isi makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun sedikit banyaknya pasti ada sedikit kesalahannya dan oleh karna itu penulis berharap kritik serta saran dari teman-teman sekalian untuk kami bisa lebih baik kedepanya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, kiranya ini bisa bermanfaat untuk semuanya. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Pekanbaru, 17 Mei 2017

Penyusun

i

DAFTAR ISI Kata Pengantar ..............................................................................................i Daftar Isi ........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................................iii B. Rumusan Masalah .....................................................................................iii C. Tujuan .......................................................................................................iii BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Isra’iliyat ................................................................................ 1 B. Sejarah Munculnya Isra’iliyyat ................................................................. 2 C. Pendapat Ulama Mengenai Isra’iliyyat ..................................................... 2 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 5 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 6

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang tidak akan berubah oleh campur tangan manusia, tapi pemahaman terhadap Al-Qur’an tidak tetap, selalu berubah sesuai dengan kemampuan orang yang memahami isi kandungan AlQur’an itu dalam rangka mengaktualisasikannya dalam bentuk konsep yang bisa dilaksanakan. Dan ini akan terus berkembang sejalan tuntutan dan permasalahan hidup yang dihadapi manusia, maka di sinilah celah-celah bagi orang-orang yang ingin menghancurkan agama Islam berperan. Kehadiran isra’iliyyat dalam penafsiran Al-Qur’an menjadi ajang polemik di kalangan para ahli tafsir Al-Qur’an. Karenanya, makalah ini akan membahas tema isra’iliyyat dari sudut apa pengertian isra’iliyyat, bagaimana proses masuk dan berkembangnya israiliyyat dalam tafsir dan bagaimana pengaruh isra’iliyyat dalam penafsiran Al-Qur’an. B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan isra’iliyyat? 2. Bagaimanakah sejarah munculnya isra’iliyyat? 3. Bagaimanakah pendapat ulama tentang isra’iliyyat? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian isra’iliyyat 2. Untuk mengetahui sejarah munculnya isra’iliyyat 3. Untuk mengetahui pendapat ulama tentang isra’iliyyat

iii

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Israiliyat Secara etimologis,

kata isra’iliyyat merupakan bentuk jamak dari kata

Isra’iliyyah; nama yang dinisbahkan kepada kata Israil (Bahasa Ibrani) yang berarti ‘Abdullah (Hamba Allah). Dalam pengertian lain israiliyat dinisbatkan kepada Nabi Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim. Terkadang Israiliyat identik dengan Yahudi kendati sebenarnya tidak demikian. Bani Israil merujuk kepada garis keturunan bangsa, sedangkan Yahudi merujuk kepada pola pikir, termasuk di dalamnya agama dan dogma. Secara terminologis, kata isra’iliyyat, kendati pada mulanya hanya menunjukkan riwayat yang bersumber dari kaum Yahudi, namun pada akhirnya, para ulama tafsir dan hadis menggunakan istilah tersebut dalam pengertian yang lebih luas lagi. Oleh karena itu, ada ulama yang mendefinisikan isra’iliyyat yaitu sesuatu yang menunjukkan pada setiap hal yang berhubungan dengan tafsir maupun hadis berupa cerita atau dongeng-dongeng kuno yang dinisbahkan pada asal riwayatnya dari sumber Yahudi, Nasrani, atau lainnya. Dikatakan juga bahwa isra’iliyyat termasuk dongeng yang sengaja diselundupkan oleh musuh-musuh Islam ke dalam tafsir dan hadis yang sama sekali tidak ada dasarnya dalam sumber lama. Kisah atau dongeng tersebut sengaja diselundupkan dengan tujuan merusak akidah kaum Muslimin. Menurut Ahmad Khalil Arsyad, isra’iliyyat adalah kisah-kisah yang diriwayatkan dari Ahl al-Kitab, baik yang ada hubungannya dengan agama mereka ataupun tidak. Dalam pendapat lain dikatakan bahwa isra’iliyyat merupakan pembauran kisah-kisah dari agama dan kepercayaan non-Islam yang masuk ke Jazirah Arab Islam yang dibawa oleh orang-orang Yahudi yang semenjak lama, berkelana ke arah timur menuju Babilonia dan sekitarnya dan ke arah barat menuju Mesir. Sehingga terkumpul berita (akhbar) keagamaan yang mereka jumpai dari negerinegeri yang mereka singgahi. Di antara cerita-cerita yang termasuk isra’iliyyat itu Kisah Gharaniqah, Kisah Zainab binti Jahsy, Kisah kapal Nabi Nuh, warna anjing Ashab al-Kahfi, makanan yang diberikan kepada Maryam, Dajjal dan lain-lain.

1

B. Sejarah Munculnya Isra’iliyyat Sebelum Islam datang, ada satu golongan yang disebut dengan kaum Yahudi, yaitu sekelompok kaum yang dikenal mempunyai peradaban yang tinggi dibanding dengan bangsa Arab pada waktu itu. Mereka telah membawa pengetahuan keagamaan berupa cerita-cerita keagamaan dari kitab suci mereka. Mereka hidup dalam keadaan tertindas sehingga banyak di antara mereka yang lari dan pindah ke Jazirah Arab. Ini terjadi kurang lebih pada tahun 70 M. Pada masa inilah diperkirakan terjadinya perkembangan besar-besaran kisah-kisah isra’iliyyat, kemudian mengalami kemajuan pada taraf tertentu. Disadari atau tidak, terjadilah proses percampuran antara tradisi bangsa Arab dengan khazanah tradisi Yahudi tersebut. Dengan kata lain, adanya kisah Isra’iliyyat merupakan konsekuensi logis dari proses akulturasi budaya dan ilmu pengetahuan antara bangsa Arab jahiliyah dan kaum Yahudi serta Nasrani. Pendapat lain menyatakan bahwa timbulnya Isra’iliyyat adalah, pertama, karena semakin banyaknya orang-orang Yahudi yang masuk Islam. Sebelumnya mereka adalah kaum yang berperadaban tinggi. Tatkala masuk Islam mereka tidak melepaskan seluruh ajaran-ajaran yang mereka anut terlebih dahulu, sehingga dalam pemahamannya sering kali tercampur antara ajaran yang mereka anut terdahulu dengan ajaran Islam. Kedua, adanya keinginan dari kaum Muslim pada waktu itu untuk mengetahui sepenuhnya seluk-beluk Bangsa Yahudi yang berperadaban tinggi, yang mana di dalam al-Qur’an hanya diungkapkan secara sepintas saja. Dengan ini maka muncullah kelompok mufassir yang berusaha meraih kesempatan itu dengan memasukkan kisahkisah yang bersumber dari orang-orang Yahudi dan Nasrani tersebut. Ketiga, adanya ulama Yahudi yang masuk Islam seperti Abdullah bin Salam, Ka’ab bin Akhbar, Wahab bin Manabbih. Mereka dipandang mempunyai andil besar terhadap tersebarnya kisah Isra’iliyyat pada kalangan Muslim. Hal ini dipandang sebagai indikasi bahwa kisah Isra’illiyyat masuk ke dalam Islam sejak masa sahabat dan membawa pengaruh besar terhadap kegiatan penafsiran Al-Quran pada masamasa sesudahnya. C. Pendapat Ulama Mengenai Isra’iliyyat 1. Ibnu Taimiyah Beliau bertolak pada tiga klasifikasi ayat isra’iliyyat yang antara lain: 2

a. Isra’iliyyat yang masuk dalam bagian yang sejalan dengan Islam perlu dibenarkan dan perlu diriwayatkan. b. Isra’iliyyat yang tidak sejalan dengan Islam harus ditolak dan tidak boleh diriwayatkan. c. Isra’iliyyat yang tidak termasuk pada poin kesatu maupun kedua tidak boleh dibenarkan akan tetapi juga tidak boleh disalahkan. 2. Muhammad Abduh Beliau salah satu orang yang sering mengkritik mufassir generasi pertama yang menggunakan isra’iliyyat sebagai tafsir al-qur’an. Bahkan salah satu penulisan tafsirnya adalah untuk menghindari kebiasaan ulama tafsir itu. Beliau

menolak

keabsahan

ulama

tafsir

generasi

pertama

yang

menghubungkan al-qur’an dengan isra’iliyyat. 3. Muhammad Rasyid Ridha dan Musthofa al-Maraghi Mereka adalah murid dari Muhammad Abduh yang juga melontarkan kritik yang sama dengan gurunya tersebut yang pada intinya mengatakan bahwa riwayat isra’iliyyat telah menyimpang dan tidak sesuai dengan islam. 4. Imam Ahmad Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jabir bin Abdillah Rasulullah mengatakan: “Jangan kalian bertanya kepada ahlul kitab karena mereka tidak akan memberi petunjuk bagi kalian dan sungguh mereka telah tersesat, karena bisa jadi kalian akan membenarkan sesuatu yang bathil atau mendustakan yang haq. Seandainya Musa AS hidup di antara kalian, maka tidak halal baginya kecuali mengikutiku.” 5. Ibnu Katsir Pandangan Ibnu Katsir mengenai isra’iliyyat mengacu pada hadist: “berceritalah dari kaum israil, tidak ada dosa (bagi kalian).” Beliau membolehkan riwayat yang rasional, adapun kisah-kisah yang tidak rasional dan diduga keras dustanya tidak diperbolehkan sesuai dengan hadist yang dijadikan acuan. 6. Al-Biqa’i Al-Biqa’i berpendapat bahwa hukum mengutip riwayat dari Bani Israil yang tidak dibenarkan dan tidak didustakan oleh kitab al-Qur’an dibolehkan, 3

demikian pula dari pemeluk agama lain, karena tujuannya hanyalah ingin mengetahui semata, bukan untuk dijadikan pegangan. 7. Jumhur Ulama Menurut Jumhur, israiliyyat, sepanjang tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis dapat diterima dan menolak isra’iliyyat yang bertentangan dengan keduanya. Adapun israiliyyat yang tidak diketahui benar tidaknya, maka kita bersifat tawaqquf. Hal ini didasarkan kepada hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:

‫اتصدقوا اهل الكتاب وا تكذبواهم وقولوا امنا اه وماانزل الينا وما انزل اليكم‬ Artinya: “Janganlah kamu sekalian membenarkan Ahl al-Ktab dan jangan pula mendustakannya: ucapkanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada kitab yang di turunkan kepadamu”.

4

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan, bahwa isra’iliyyat adalah sesuatu yang menunjukkan pada setiap hal yang berhubungan dengan tafsir maupun hadis berupa cerita atau dongeng-dongeng kuno yang dinisbahkan pada asal riwayatnya dari sumber Yahudi, Nasrani, atau lainnya. Dikatakan juga bahwa isra’iliyyat termasuk dongeng yang sengaja diselundupkan oleh musuh-musuh Islam ke dalam tafsir dan hadis dengan tujuan merusak akidah kaum Muslimin. Awal munculnya isra’iliyyat adalah disebabkan oleh tiga hak berikut: a. Semakin banyaknya orang-orang Yahudi yang masuk Islam. b. Adanya keinginan kaum Muslim untuk mengetahui tentang seluk-beluk Bangsa Yahudi. c. Adanya ulama Yahudi yang masuk Islam. Menurut jumhur ulama, israiliyyat, sepanjang tidak bertentangan dengan alQur’an dan hadis dapat diterima, dan menolak isra’iliyyat yang bertentangan dengan keduanya. Adapun israiliyyat yang tidak diketahui benar tidaknya, maka jumhur ulama bersifat tawaqquf.

5

DAFTAR PUSTAKA Al-qur’an dan Terjemah DEPAG RI tahun 1985-1986. Hamid, Shalahuddin. 2002. Study Ulumul Qur’an, Jakarta: PT Intimedia Ciptanusantara. M. Quraish Shihab. 1995. Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan. Supiana dan M. Karman. 2002. Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Islamika. Muhammad Chirzin, 1998, Al-Quran dan Ulumul Quran, Yogyakarta: PT Dana Bhakti Primayasa.

6...


Similar Free PDFs