Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah PDF

Title Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah
Author Pascasarjana Unsuri Surabaya
Pages 6
File Size 72.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 140
Total Views 217

Summary

Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah paperspost.blogspot.com/2021/09/manajemen-peserta-didik-berbasis-sekolah.html Manajemen peserta didik berbasis sekolah, merupakan sebuah kegiatan rutinitas yang dilaksanakan oleh penyelenggara pendidikan berbasis sekolah bersama pelaksana pendidikan di sekola...


Description

Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah paperspost.blogspot.com/2021/09/manajemen-peserta-didik-berbasis-sekolah.html

Manajemen peserta didik berbasis sekolah, merupakan sebuah kegiatan rutinitas yang dilaksanakan oleh penyelenggara pendidikan berbasis sekolah bersama pelaksana pendidikan di sekolah berbasis sekolah sejak mulai persiapan awal tahun pelajaran sampai dengan akhir tahun pelajaran sekolah. Manajemen peserta didik berbasis sekolah diperlukan supaya segala bentuk perencanaan baik penyelenggaraan pendidikan di sekolah maupun pelaksanaan pendidikan di sekolah dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah itu sendiri. Agar perencanaan, penyelenggaraan dan pelaksanaan visi dan misi serta tujuan sekolah tersebut dapat terlaksana dan berjalan dengan baik dan benar dibutuhkan manajemen. Manajemen yang dimaksud di sini adalah manajemen peserta didik / kesiswaan berbasis sekolah. Manajemen peserta didik / kesiswaan berbasis sekolah berfokus pada sistem penataan tentang kesiswaan. Istilah kesiswaan atau siswa, biasa disebut dengan istilah peserta didik, atau murid. Kali ini kita tidak akan mendiskusikan tentang istilah atau sebutan peserta didik, kesiswaan / siswa, dan murid, namun bahasan dalam naskah ini adalah manajemen bidang kesiswaan berbasis sekolah dengan rumusan judul “manajemen peserta didik berbasis sekolah”.

Ahmad Syafi'i | Kolomnis dan Pemerhati Pendidikan |

Baca juga: Manajemen Fasilitas Pendidikan Pengertian Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah Manajemen peserta didik merupakan bagian dari manajemen pendidikan berbasis sekolah. Artinya lembaga penyelenggara bersama-sama pelaksana pendidikan di sekolah seyogyanya memperhatikan standart pelayanan manajemen peserta didik / kesiswaan.

1/6

Tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien. Untuk itu perlu dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen yaitu: (a) Perencanaan yang matang (b) Pelaksanaan, serta (c) Pengawasan (d) Pembinaan (Tantawi 2016). Selanjutnya keempat fungsi tersebut merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Perencanaan merupakan proses yang sistematis disusun dan dirumuskan berdasarkan data yang dapat dipertanggung jawabkan. Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambar- kan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan pertimbangan sumber-sumber yang tersedia (Tantawi 2016). Manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan yang satu dengan yang lainnya dari proses pendidikan secara keseluruhan (Gaffar 2009 : 30). Pandangan Mulyasa, (2003:45), Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan peserta didik, melainkan mencakup aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan pengembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah (Tulusmono 2012 : 161). Manajemen kesiswaan adalah penataan atau pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari masuk hingga keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolahan. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah (Mulyasa 2007: 45-46). Manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah (Gunawan 1996:9). Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan sekolah tersebut manajemen kesiswaan meliputi empat kegiatan, yaitu pertama, penerimaan siswa baru kedua, kegiatan kemajuan belajar ketiga, bimbingan dan keempat, pembinaan disiplin serta monitoring (Mulyasa 2007:9).

2/6

Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen peserta didik / kesiswaan adalah suatu standart kegiatan inventaris pencatatan data peserta didik / siswa mulai dari proses awal penerimaan sampai dengan peserta didik / siswa tersebut lulus dengan tahapan sebagai proses di sekolah yang bersangkutan. Terlepas apakah melalui sebab kelulusan atau bisa karena sebab-sebab lainnya. Namun tidak setiap hal yang berkaitan dengan peserta didik / siswa di sekolah termasuk ke dalam standart manajemen peserta didik tetapi dapat juga masuk ke dalam ranah standart manajemen yang lainnya, seperti pengelompokan peserta didik dalam rangka membentuk beberapa kelompok belajar siswa, atau kelompok kegiatan manajemen kurikulum di sekolah. Baca juga: Manajemen Kurikulum Pendidikan Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didi Berbasis Sekolah Mendapatkan pendidikan adalah hak semua warga. Hal ini dijamin dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1 dan Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 5 ayat 1(M. Amin, et al. 2018 : 80). Dalam undang-undang tersebut tidak memberikan pembatasan, artinya berlaku untuk semua warga negara termasuk anak berkebutuhan khusus. Untuk memenuhi amanat undang-undang tersebut, Sistem Pendidikan Nasional mengakomodasinya dengan berbagai bentuk layanan (M. Amin, et al. 2018). Mengenai ruang lingkup dalam bahasan manajemen peserta didik dapat dikelompokkan sebagai berikut: (1) Perencanaan peserta didik, meliputi sensus sekolah, penentuan jumlah peserta yang diterima; (2) Penerimaan peserta didik, meliputi kebijakan dalam penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik baru, orientasi; (3) Pengelompokan peserta didik, meliputi kelas, bidang studi, spesialisasi, sistem kredit, kemampuan, minat; (4) Kehadiran peserta didik, meliputi rekap kehadiran, faktor-faktor penyebab ketidakhadiran, sumber-sumber penyebab ketidakhadiran; (5) Pembinaan disiplin peserta didik, meliputi pengertian disiplin, beberapa konsep tentang disiplin, beberapa teknik pembinaan disiplin kelas; (6) Kenaikan kelas dan penjurusan, meliputi pendataan nilai siswa lengkap dan objektif, pendayagunaan fungsi dan peranan Bimbingan dan Penyuluhan; (7) Perpindahan peserta didik, meliputi perpindahan peserta didik dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis, perpindahan peserta didik dari suatu jenis program ke program lain; (8) Kelulusan dan Alumni, meliputi kelulusan, alumni; (9) Kegiatan ekstra kelas, meliputi kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ko kurikuler; (10) Tata laksana manajemen peserta didik, meliputi pengertian tata laksana manajemen peserta didik, manfaatnya dan macam/jenis tata laksana; (11) Peranan kepala sekolah dalam manajemen peserta didik; (12) Mengatur layanan peserta didik, meliputi layanan bimbingan akademik dan administrasi, layanan bimbingan dan konseling siswa, layanan kesehatan, layanan kaferia, layanan koperasi, layanan perpustakaan, layanan laboratorium, layanan asrama dan layanan transportasi ((Prihatin 2011:13). Jika menurut Imron (2016:18), Ruang lingkup manajemen peserta didik adalah sebagai berikut: (1) perencanaan peserta didik, (2) penerimaan peserta didik baru, (3) orientasi peserta didik, (4) mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik, (5) 3/6

pengelompokan peserta didik, (6) mengatur evaluasi hasil belajar peserta didik, (7) mengatur kenaikan tingkat peserta didik, (8) mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out, dan (9) kode etik, pengadilan, hukuman dan disiplin peserta didik (Rifa'i 2018). Manajemen berbasis sekolah dapat didefinisikan dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam pendidikan nasional ((Mustari and Rahman 2014 : 242). Sementara itu, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan, keluwesan, dan sumber daya untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan demikian, secara bertahap akan terbentuk sekolah yang memiliki kemandirian tinggi (Mustari and Rahman 2014 : 243). Guru merupakan faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan. Namun demikian, posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional, faktor kesejahteraannya, dll (Mustari and Rahman 2014 : 243). Guru sebagai pengelola dan pelaksana mempunyai empat fungsi pokok, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengawasi (Syafi'i 2017 : 691). Guru-guru yang profesional sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, paling tidak memiliki tiga kemampuan yaitu kemampuan membantu siswa belajar efektif sehingga mampu mencapai hasil yang optimal, kemampuan menjadi penghubung kebudayaan masyarakat yang aktif dan kreatif serta fungsional dan pada akhirnya harus mempunyai kemampuan sebagai pendorong pengembangan organisasi sekolah dan profesi. Dengan kemampuan ini guru diharapkan lebih kreatif dalam proses belajar mengajarnya (Syafi'i 2017). UU Guru dan Dosen secara gamblang dan jelas mengatur secara detail aspek-aspek yang selama ini belum diatur secara rinci. Semisal, kedudukan, fungsi dan tujuan dari guru, hak dan kewajiban guru, kompetensi dll. Yang perlu digaris bawahi dan mendapat sambutan positif dari masyarakat terhadap UU Guru dan Dosen adalah hal-hal yang menyangkut : 1) Kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi. 2) Hak dan kewajiban. 3) Pembinaan dan pengembangan. 4) Penghargaan, 5) Perlindungan 6) Organisasi profesi dan kode etik (Mustari and Rahman 2014 : 244-245). Sampai saat ini cukup banyak penyelenggara pendidikan (yayasan-yayasan) yang tidak jelas keberadaannya. Dalam pelaksanaannya banyak lembaga pendidikan yang belum memenuhi standar mutu pelayanan pendidikan dan standart mutu pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan yayasan-yayasan tersebut terkesan memaksakan diri untuk mendirikan lembaga pendidikan, sehingga banyak lembaga pendidikan yang tidak layak, karena sarana dan prasarana pendidikan yang jauh dari memadai, guru yang tidak kompeten, organisasi yang tidak dikelola dengan baik, dll. Penyelenggara pendidikan

4/6

seperti di atas jumlahnya cukup besar di Indonesia. Dengan lahirnya UU Guru dan Dosen diharapkan dapat menjadi acuan untuk memperbaiki kualitas mutu pelayanan pendidikan di masyarakat baik itu negeri maupun swasta (Mustari and Rahman 2014 : 245). Baca juga: Manajemen Personil Pendidikan Kesimpulan Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah Berdasarkan beberapa beberapa uraian yang bersumber dari para ahli tersebut di atas tentang manajemen peserta didik berbasis sekolah dengan memperhatikan ruang lingkupnya, bahwa: Pertama, mengatur manajemen peserta didik berbasis sekolah dengan setidaknya meliputi: 1) Perencanaan peserta didik; 2) Penerimaan peserta didik; 3) Orientasi peserta didik; 4) Ketatausahaan peserta didik; 5) Pengelompokan peserta didik; 6) Pembinaan bakat dan minat peserta didik; 7) Pencatatan bimbingan dan penyuluhan peserta didik; 8) Mengatur evaluasi hasil belajar peserta didik; 9) Mengatur kenaikan tingkat (kelas) peserta didik; 10) Mengatur mutasi peserta didik; 11) Mengatur kelulusan peserta didik; 12) Tata tertib peserta didik. Kedua, segala keadaan yang terjadi pada pendidik dan tenaga kependidikan selayaknya bagi penyelenggara dan pelaksana pendidikan di sekolah berbasis sekolah, memiliki itikad baik dengan mempertimbangkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Ketiga, bagi pendidik dan tenaga kependidikan, hendaknya memperhatikan hak dan kewajiban selain memperhatikan kualifikasi dan profesionalitas dalam rangka mendukung kebijakan manajemen berbasis sekolah. Referensi Gaffar. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Arr-rus Media, 2009. Gunawan, Ary. Administrasi sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro. Vol. cet.1. Jakarta: RinekaCipta, 1996. M. Amin, Ahmad Syafi'i, Aina Amalia FN, and Lely Ana Ferawati Ekaningsih. "Pendampingan Guru Inklusi melalui Kegiatan Capacity Building sebagai Upaya Peningkatan Layanan Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus di Madrasah Ibtidaiyah Badrussalam Surabaya." ENGAGEMENT; Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Asosiasi Dosen Pengembang Masyarakat (ADPEMAS) Forum Komunikasi Dosen Peneliti (FKDP)) 2, no. 1 (Mei 2018): 80. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Rosdakarya, 2007. Mustari, Mohamad, and Taufiq Rahman. Manajemen Pendidikan. Jakarta: RajaGrafika Persada, 2014. Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta, 2011. 5/6

Rifa'i, Muhammad. Manajemen Peserta Didik. Cet. Pertama. Edited by M.Pd, Muhammad Fadhli, M. Pd Dr. Rusydi Ananda. Medan: CV. Widya Puspita, 2018. Syafi'i, Ahmad. "Pandangan Tentang Kreativitas Guru Pembelajar Sebuah Upaya Motivasi Belajar Siswa." Annual Conference for Muslim Scholars. Surabaya: Kopertais Wilayah IV Surabaya, 2017. 691. Tantawi, Redo. "Manajemen Sekolah Menengah Pertama (Studi Evaluatif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Tebat Karai Kabupaten Kepahiang)." An- Nizom (Prodi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Bengkulu, Indonesia) 1, no. 3 (Desember 2016): 119. Tulusmono. "Manajemen Kesiswaan Dan Manajemen Keuangan Di Madrasah Dan Sekolah Islam." MUDARRISA (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Indonesia.) 4, no. 2 (Desember 2012): 161. Tweet Subscribe to receive free email updates:

6/6...


Similar Free PDFs