Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia PDF

Title Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia
Author H. Chotimah
Pages 22
File Size 1.8 MB
File Type PDF
Total Downloads 193
Total Views 454

Summary

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia1 Hidayat Chusnul Chotimah2 Email: [email protected] Abstract The development of technology and information has caused the evolution of war ove...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia hidayat chusnul chotimah

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

REKONST RUKSI PEMBENT UKAN NAT IONAL CYBER DEFENSE SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHAN… Jurnal Perspekt if

T injauan Teoret is Konsepsi Pert ahanan dan Keamanan di Era Globalisasi Indust ri Pert ahanan Denik Wit art i, Semmy T yar, Semmy T yar Armandha Diplomasi Jepang dan Amerika Serikat dalam Merespon Peningkat an Anggaran Milit er T iongkok Perio… Reza Tri Sat ria

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia1 Hidayat Chusnul Chotimah2 Email: [email protected] Abstract The development of technology and information has caused the evolution of war over time, followed by the threats to national security. One form of those evolution in the modern era is cyber war in which the scale of the threat is not only targeted at the computer system but also the critical infrastructure within a country, either private sector or public sector. Therefore, to respond it, a country needs cyber security management through policy regulation in the field of cyber security and cyber defense. In this context, Indonesia as a one country with the biggest population and Internet users will require cyber security and cyber defense in terms of both regulation and the agency that deals with cyber issues. Thus, the need for cyber security management is essential and Indonesia also needs to learn from other countries’ experience that have implemented policies related to cyber security. In addition, Indonesia requires international cooperation related to cyber diplomacy in order to overcome the possibility of cyber threats.

Keywords: security, defense, cyber, cyber threat, cyber attack, cyber security

Abstrak Perang

telah

mengalami

evolusi

dari

zaman

ke

zaman

akibat

perkembangan teknologi dan informasi, serta menimbulkan ancaman

Artikel ini merupakan draft paper yang telah diterima dan dipublish dalam Jurnal Diplomasi, Volume 7 No.4, 2015. 2 Mahasisiwa Pascasarjana Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada 2015 1

Page | 103

Jurnal Diplomasi, Volume 7 No. 4, Desember 2015

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia terhadap keamanan nasional suatu negara. Salah satu bentuk evolusi perang di era modern saat ini adalah cyber war dimana skala ancaman tidak hanya ditargetkan pada sistem komputer semata namun dapat menargetkan infrastruktur kritis dalam suatu negara. Oleh sebab itu, untuk menanggapi ancaman cyber maka suatu negara membutuhkan pengelolaan keamanan cyber melalui regulasi kebijakan di bidang cyber security dan cyber defense. Dalam konteks ini, Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat populasi dan pengguna internet terbesar di dunia akan membutuhkan pertahanan dan keamanan cyber baik dari segi regulasi maupun badan khusus yang menangani permasalahan cyber. Dengan demikian, kebutuhan pengelolaan keamanan cyber sangat penting dan Indonesia juga perlu belajar dari pengalaman beberapa negara di dunia yang telah menerapkan kebijakan terkait keamanan cyber. Di samping itu, Indonesia juga membutuhkan kerjasama internasional di bidang cyber diplomacy dalam rangka mengatasi berbagai kemungkinan datangnya ancaman cyber.

Keywods: keamanan, pertahanan, cyber, ancaman cyber, serangan cyber, cyber security

Pendahuluan Setiap negara di dunia, tidak terkecuali Negara Republik Indonesia, tentu

membutuhkan

rasa

aman

untuk

menjalankan

kegiatan

pemerintahan dan memberikan pelayanan kepada warga negaranya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan usaha-usaha bersama dengan melibatkan seluruh jajaran pemerintah dan warga negara, untuk saling membantu menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan negara dari berbagai ancaman dan gangguan yang ada. Realisasi dan

Page | 104

Jurnal Diplomasi, Volume 7 No. 4, Desember 2015

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia perwujudan tugas tersebut kemudian akan dapat terlaksana yaitu dengan melalui pemahaman terhadap konsep keamanan nasional. Hal ini ditujukan untuk mendorong munculnya kesadaran dari setiap warga negara sehingga mereka akan secara sukarela menjaga pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia. Pembangunan postur pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia perlu memadukan antara sistem pertahanan dan keamanan nasional. Sistem ini merupakan suatu usaha mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui penyelenggaraan pertahanan dan keamanan negara yang berdasarkan undang-undang dasar, yaitu dengan menetapkan kebijakan terkait pertahanan dan keamanan negara untuk melakukan upaya nasional secara terpadu dan terus-menerus. Upaya yang dilakukan yaitu dengan melibatkan segenap unsur dan potensi yang ada dan melakukan pembinaan agar menjadi suatu kekuatan pertahanan dan keamanan nasional.3 Untuk menetapkan kebijakan pertahanan dan keamanan nasional tersebut tentu melibatkan dimensi-dimensi dalam keamanan terkait ancaman dan gangguan nasional. Konsep keamanan nasional itu sendiri tidak hanya mencakup dimensi ancaman militer

dalam arti tradisional, di mana terdapat

pasukan militer dari negara lain yang ingin menginvasi atau menjajah Negara Republik Indonesia. Namun juga mencakup dimensi-dimensi lain, seiring dengan perkembangan dan evolusi terhadap konsep perang. Dalam konteks ini, perang bukan hanya dalam hal mengangkat senjata

saja,

tetapi

menggunakan

metode-metode

tertentu

untuk

memaksakan negara lain mengikuti kehendak dari negara yang memenangkan perang. Terlebih dengan adanya perkembangan teknologi

3

Kementerian Ristek RI. Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK bidang Pertahanan dan Keamanan 2005-2025, Jakarta, 2006, hlm. 2.

Page | 105

Jurnal Diplomasi, Volume 7 No. 4, Desember 2015

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia dan informasi maka konsep keamanan dan evolusi perang juga akan terus mengalami perubahan atau perluasan makna. Jika menelaah lebih jauh tentang konsep keamanan, maka dibutuhkan pemahaman lebih jauh tentang sejarah perang yang terjadi sejak masa lampau hingga perang modern yang kini terjadi karena keamanan terbentuk ketika tidak ada ancaman, termasuk ancaman perang. Peristiwa perang di masa lampau memang tidak dapat dipastikan kapan dan dimana perang pertama kali muncul. Mungkin sejak manusia pertama lahir dan kemudian muncul masyarakat yang berinteraksi satu sama lain serta memunculkan banyaknya perbedaan kepentingan sehingga hal ini memicu atau mengakibatkan terjadinya perang. Namun, jika melihat perkembangan negara dan hubungannya dengan negara lain dalam arti adanya pengakuan kedaulatan terhadap suatu wilayah, hal ini dapat ditelusuri setelah adanya Perjanjian Westphalia. Perjanjian ini mengatur konsep legal tentang kedaulatan dan dalam rangka mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun sehingga kemudian melahirkan negara-negara. Seiring dengan berjalannya waktu, perang masih saja terjadi bahkan di era modern saat ini sehingga kemudian menimbulkan instabilitas dalam suatu negara. Menelaah konsep perang dari salah satu pemikir perang pada masa klasik yaitu Clausewitz yang menulis salah satu karya terkenal berjudul On War, maka perang diartikan sebagai sebuah bentuk tindakan agresif melalui pemaksaan terhadap musuh untuk mengikuti kehendaknya dalam mencapai tujuan politik dengan menggunakan cara-cara tertentu. Dari definisi ini dapat diuraikan bahwa konsep perang yang disebutkan oleh Clausewitz mencakup tiga unsur yaitu kekerasan dalam perang, karakter instrumental yaitu metode atau cara dalam berperang, dan tujuan politik. Perkembangan perang secara tradisional ini masih berfokus

Page | 106

Jurnal Diplomasi, Volume 7 No. 4, Desember 2015

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia pada perang yang dilakukan oleh aktor negara. Sementara adanya arus globalisasi yang disertai dengan perkembangan teknologi informasi, mengakibatkan fokus perang tidak lagi hanya dilakukan oleh aktor negara dan metode atau cara yang dilakukan pun mengalami perubahan sehingga menambah variasi dalam metode perang. Perang yang sebelumnya dilakukan dengan mengangkat senjata, kini dapat dilakukan melalui jarak yang sangat jauh, bahkan di luar wilayah suatu negara yang ditargetkan. Di sisi lain, konsep keamanan juga mengalami perluasan seperti yang dijelaskan oleh Buzan dan Hansen di mana konsep tersebut mengalami perluasan dalam empat bentuk4. Pertama, konsep keamanan bergeser dari keamanan negara ke keamanan kelompok atau individu. Kedua, bergeser dari keamanan negara ke sistem internasional yaitu lingkungan fisik supranasional atau dari negara ke biosfer. Ketiga, konsep keamanan diperluas secara horisontal sehingga mencakup militer, politik, ekonomi, sosial, lingkungan dan keamanan manusia. Keempat, konsep keamanan kemudian menyebar ke semua arah dari negara-bangsa, institusi internasional, pemerintah regional atau lokal, nongovernmental organizations (NGO), media, bencana alam, dan aspek pasar dalam kegiatan ekonomi. Perluasan konsep tersebut kemudian merubah wajah ancaman keamanan di mana ancaman tidak hanya bersifat tradisional akibat invasi militer dari negara lain, tetapi juga mencakup ancaman nontradisional seperti terorisme, separatisme, konflik etnis, bencana alam, human traficking dan bentuk lainnya. Perluasan terhadap konsep keamanan dan perang tersebut memunculkan berbagai perdebatan dan pendekatan baru. Salah satu pendekatan baru yang muncul pada era modern dan menjadi perdebatan hangat saat ini adalah konsep perang siber (cyber war) dan keamanan siber 4

Barry Buzan dan Lene Hansen. International Secuirty Volume III, SAGE Publications Ltd, London, 2007.

Page | 107

Jurnal Diplomasi, Volume 7 No. 4, Desember 2015

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia (cyber security). Kedua konsep ini masih kontraversial mengingat sifat ancaman, aktor dan dampak yang ditimbulkan dalam perang siber dan keterkaitannya dengan keamanan internasional ini dianggap belum jelas. Namun, sadar atau tidak sadar, negara-negara di dunia termasuk Negara Republik Indonesia harus menghadapinya dengan tangan terbuka dalam arti harus siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Apalagi ketergantungan pemerintah dan warga masyarakat dalam penggunaan teknologi informasi dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan sehingga ancaman terhadap keamanan siber harus diwaspadai. Oleh sebab itu, tulisan ini akan mengupas bagaimana upaya membangun pertahanan dan keamanan nasional melalui pertahanan dan keamanan cyber yang meliputi analisis terhadap kebutuhan pengelolaan keamanan cyber di Negara Republik Indonesia terkait dengan ancaman dan resiko yang akan dihadapi akibat serangan cyber dan bagaimana kebijakan nasional yang melindungi kepentingan negara dari serangan cyber tersebut. Selanjutnya, tulisan ini juga akan membahas upaya membangun kerjasama dalam bidang keamanan cyber melalui cyber diplomacy mengingat bahwa pengelolaan keamanan cyber di Negara Republik Indonesia akan menghadapi sejumlah tantangan, sehingga untuk membangun pertahanan dan keamanan cyber tersebut memerlukan kerjasama dari berbagai pihak.

Kebutuhan Pengelolaan Keamanan Cyber Indonesia Menghadapai era globalisasi yang telah membuka era borderless akibat perkembangan teknologi informasi maka jalan yang harus ditempuh oleh setiap negara yaitu dengan menerima perkembangan tersebut. Hal ini kemudian menyebabkan ketergantungan bagi setiap negara terhadap teknologi informatika, baik dalam rangka menjalankan

Page | 108

Jurnal Diplomasi, Volume 7 No. 4, Desember 2015

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia roda pemerintahan maupun memberikan pelayanan kepada publik. Pada akhirnya, bentuk pelayanan publik bagi masyarakat pun tergantung pada ketersediaan

(availability),

keutuhan

(integrity)

dan

kerahasiaan

(confidentiality) informasi di ruang cyber. Oleh sebab itu, perlindungan terhadap sarana dan prasarana infrastruktur negara yang memanfaatkan teknologi informatika sangat penting. Dalam hal ini, ancaman keamanan cyber tidak lagi dipandang pada masalah teknis keamanan komputer semata melainkan mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan nasional. 5 Pada dasarnya, digitalisasi praktik keamanan sudah ada sejak tahun 1970 yaitu dalam elektronik database polisi pertama dan intensifikasi penyadapan sinyal. Namun, sejak pertengahan 1990-an, penggunaan alat komputasi tersebut tidak hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas dalam hal persenjataan, presisi, atau data retensi tetapi juga untuk mengintegrasikan dan sekering komponen mereka. 6 Penggunaan teknologi tersebut ditujukan untuk memperkuat pertahanan suatu negara dan diarahkan untuk menghadapi berbagai ancaman atau gangguan terhadap keamanan nasional. Ancaman keamanan cyber sendiri muncul seiring dengan meningkatnya pengetahuan terhadap penggunaan teknologi informasi termasuk jaringan komputer dan internet. Hal ini memunculkan serangan cyber dalam bentuk hacktivism, cyberterrorism dan cyberwarfare yang melakukan serangan tanpa mengenal batas negara. Serangan cyber menurut Libicki terjadi karena terbukanya target sistem yang ada di seluruh dunia dan adanya kelemahan sistem yang

5 6

Kementerian Pertahanan RI. Peta Jalan Strategi Nasional Pertahanan Siber, Jakarta, 2014. Thierry Balzacq, Tugba Basaran, Didier Bigo, Emmanuel-Pierre Guittet dan Chrisian Olsson. Security Practices, International Studies Encyclopedia Online. Dalam Denemark, Robert A. Blackwell Publishing, 2010.

Page | 109

Jurnal Diplomasi, Volume 7 No. 4, Desember 2015

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia menyebabkan sistem mampu dieksploitasi. 7 Serangan cyber lebih sering digambarkan sebagai senjata masal yang mengganggu (weapons of mass annoyance).

8

Dari gambaran tersebut konsep senjata cyber lebih dapat

diterima, meskipun senjata cyber ini berbeda dari pemahaman klasik, bahwa senjata tersebut tidak secara langsung mematikan lawan. Namun, jika digunakan dengan benar mereka dapat menyebabkan situasi yang berpotensi mematikan dan menghancurkan ekonomi sehingga pada akhirnya menimbulkan korban jiwa dan kehancuran suatu negara. Sementara hacktivism merupakan bentuk serangan cyber yang terdiri dari campuran dari kegiatan politik dan hacking komputer. Ancaman dari hactivism pertama kali diidentifikasi pada tahun 1998 yaitu serangan terhadap website pemerintah Meksiko pada tahun 1998, sebagai bentuk pembalasan atas pembantaian gerakan Zapatista di Chiapas, Mexico dan penyusupan terhadap sistem jaringan dalam pusat penelitian Bhaba Atomic India di Bombay, dengan mengontrol enam server yang berisi dokumen analisis dan diskusi terkait percobaan nuklir India. Berbeda halnya dengan cyberterrorism, yang secara aktif dilakukan oleh jaringan terorisme dengan memanfaatkan keahlian di bidang komputasi untuk merusak, menghancurkan, dan bahkan membunuh musuh. Cyberterrorism dalam hal ini dapat dikategorikan dalam dua bentuk ancaman yaitu infrastruktur fisik (termasuk jaringan listrik, bendungan, kontrol terhadap lalu lintas udara, navigasi yang memanfaatkan GPS, dan infrastruktur penting lainnya) dan yang kedua adalah data-data penting (pencurian data maupun pengrusakan data). Kegiatan cyberterrorism ini dapat dilihat pada serangan 11 September 2001 oleh jaringan teorisme Al Qaeda di Amerika Serikat. Bentuk lainnya dari serangan cyber adalah 7 8

Martin Libicki. Cyber war as a confidence game, Strategic Studies Quarterly, Spring, pp. 132-146, 2011. Troy E. Smith, Trinidad dan Tobago. Cyber warfare: Misrepresentation of the true cyber threat, American Intelligence Journal, Vol. 31, No. 1, pp. 82-85, 2012.

Page | 110

Jurnal Diplomasi, Volume 7 No. 4, Desember 2015

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia cyberwarfare, dimana tujuan serangan yang dilakukan sama dengan cyberterrorism, hanya saja pelaku dari tindakan ini adalah bukan organisasi teroris, melainkan negara-negara yang lebih berdaulat.

9

Tindakan

cyberwarfare ini dapat dilihat pada serangan virus stuxnet yang ditanam dalam sistem pengayaan nuklir di Natanz, Iran yang diduga dilakukan oleh Israel dan bekerjasama dengan Amerika Serikat. Sistem pengayaan nuklir tersebut tidak terkoneksi dengan internet sehingga model serangannya dilakukan dengan memasukkan virus stuxnet melalui stick memori. Ancaman tersebut memang tidak sampai menimbulkan korban jiwa, tetapi menelan biaya yang cukup besar untuk perbaikan sistem dan memakan waktu berbulan-bulan untuk perbaikan tersebut. 10 Serangan cyber lain dalam bentuk cyberwarfare yang intensitas ancamannya tidak kalah dengan virus stuxnet yaitu pada serangan cyber yang diduga dilakukan oleh Korea Utara terhadap Korea Selatan melalui virus botnet pada tahun 2009 dalam bentuk “denial of service” atau DDOS attack yaitu serangan terhadap puluhan website pemerintah Korea Selatan dan Amerika Serikat11 seperti Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Gedung Putih, NASDAQ, Bursa Efek New York, Kantor Kepresidenan Korea Selatan, dan perusahaan keamanan jaringan AhnLab Korea Selatan 12.

Serangan lainnya juga dilancarkan pada tahun 2011 hingga tahun 2014

dimana Korea Utara diduga melakukan serangan cyber terhadap Nonghyup Bank Korea Selatan hingga menyebabkan hilangnya data-data Kendall R. Joseph. Global information systems threats. Systems Security in the New Age of Hactivism, Cyberterrorism and Cyberwarfare, August 2003. Available online at http://www.savageideas.com/downloads/mba/Global_Information_Systems_Threats.pdf (diakses pada 9 Oktober 2013) 10 Veronika Mackova. Cyber War of The State: Stuxnet and Flame Virus Opens New Era of War, Policy Paper, CENAA, 2013. Available online at http://cenaa.org/wp-content/uploads/2014/03/policypapers-12_2013.pdf (diakses pada 24 September 2015) 11 Richard A. Clarke dan Robert K. Knake. Cyber War: The Next Threat to National Security and What to Do About It, HarperCollins Publishers Inc, New York, 2010 12 Tom Papain. North Korea and Cyberwarfare: How North Korea’s Cyber Attacks Violate The Laws of War, Journal of Korean Law, Vol.11, Desember, pp. 29-54, 2011. 9

Page | 111

Jurnal Diplomasi, Volume 7 No. 4, Desember 2015

Membangun Pertahanan dan Keamanan Nasional dari Ancaman Cyber di Indonesia nasabah dan kerugian finansial bank serta beberapa serangan cyber yang telah menghambat jaringan GPS pada ratusan penerbangan komersial dan unit navigasi maritim di Korea Selatan sehingga banyak aktivitas penerbangan yang tertunda.13 Sementara dalam kasus ancaman cyber di Indonesia, intensitas ancaman memang belum separah serangan yang dilancarkan di negaranegara yang disebutkan sebelumnya. Ancaman cyber yang ada di Indonesia masih dilakukan dalam konteks cybercrime karena dilakukan oleh individu bukan organisasi teroris ataupun dilakukan oleh negara yang berdaulat. Berdasarkan analisis data sistem monitoring traffic IDSIRTII (Indonesia Security Incident Response Team On Internet Infrastructure) tercatat bahwa insiden serangan di dalam dunia maya di Indonesia mencapai satu juta insiden dan akan cenderung mengalami peningkatan setiap harinya akibat kelemahan sistem dan aplikasi yang tidak diketahui. ...


Similar Free PDFs