MENGUKUR PENDAPATAN SUATU NEGARA PDF

Title MENGUKUR PENDAPATAN SUATU NEGARA
Author Suriani Khusaini
Pages 18
File Size 141.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 180
Total Views 395

Summary

TUGAS MANDIRI EKONOMI MAKRO MENGUKUR PENDAPATAN SUATU NEGARA Nama : Suriani NPM : 140610098 Dosen : Hikmah, S.E., M.Si. PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang maha kuasa karena den...


Description

TUGAS MANDIRI EKONOMI MAKRO

MENGUKUR PENDAPATAN SUATU NEGARA

Nama : Suriani NPM : 140610098 Dosen : Hikmah, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang maha kuasa karena dengan rahmat serta karunianya, penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai lingkungan dan budaya perusahaan dengan baik meskipun dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Dalam makalah ini disajikan beberapa penjelasan singkat mengenai mengukur pendapatan suatu Negara disertai dengan tambahan jurnal nasional sebagai referensi dan pendukung bagi penulis dalam membuat makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Mengukur pendapatan suatu Negara dan penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran serta kritik yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah ini juga dapat berguna bagi saya sendiri dan pembaca sekalian. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Batam, 15 August 2018

Suriani

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1 1.1

Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah ..............................................................................................2

1.3

Tujuan Penulisan Makalah .................................................................................2

1.4

Manfaat Penulisan Makalah ...............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................4 2.1

Pendapatan dan pengeluaran dalam Perekonomian ............................................4

2.2

Pengukuran Produk Domestik Bruto ..................................................................6

2.3

Komponen-Komponen PDB ..............................................................................9

2.4

PDB Rill Versus PDB Nominal........................................................................10

2.5

PDB dan Kesehatan Perekonomian ..................................................................11

2.6

Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB....................................................12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................14 3.1

Kesimpulan ......................................................................................................14

3.2

Saran ................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................15

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kondisi perekonomian secara keseluruhan sangatlah besar pengaruhnya

terhadap kita semua, perubahan kondisi perekonomian banyak tersiar dimanamana baik media elektronik dan juga media cetak Bahkan kurang rasanya apabila kita membaca surat kabar tanpa mengamati laporan atau kondisi terbaru tentang statistik perekonomian. Statistik tersebut kemungkinan mengukur pendapatan total semua orang dalam perekonomian. Dalam bukunya, N. Gregory Mankiw berpendapat bahwa ekonomi makro (Macroeconomics) adalah ilmu tentang perekonomian secara keseluruhan. Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk melihat atau mengukur stabilitas perekonomian suatu negara adalah PDB. Perubahan dalam indikator ini akan berdampak terhadap dinamika pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif ekonomi, inflasi merupakan fenomena moneter dalam suatu negara dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan terjadinya gejolak ekonomi. Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi (economic growth) dapat diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional (produksi nasional) pada periode tertentu. Oleh karena itu, nilai dari pendapatan nasional (national income) ini merupakan gambaran dari aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi. Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang berkembang

maupun

Negara-negara

maju,

1

semua

mengiginkan

tingkat

pertumbuhan ekonomi yang tinggi. PDB merupakan nilai pasar untuk semua barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri. Menurut (Mankiw, 2009: 5) PDB Mengukur dua hal saat bersamaan yakni total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan Negara untuk membeli barang dan jasa dari perekonomian. Alasan PDB dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran adalah karena kedua hal ini benar-benar sama persis. Untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB berdasarkan harga konstan (PDB riil) sehingga angka pertumbuhan yang dihasilkan merupakan pertumbuhan riil yang terjadi karena adanya tambahan produksi. Adanya keseimbangan dalam suatu perekonomian merupakan salah satu target dalam rangka peningkatan perekonomian suatu negara. Hal tersebut dapat dicapai melalui keterlibatan variabel ekonomi yang mempengaruhi dalam keseimbangan tersebut.(Silvia, Wardi, & Aimon, 2013: 225)

1.2

Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis pendapatan dan pengeluaran dalam suatu Negara? 2.

Bagaimana cara mengukur pendapatan suatu Negara?

3.

Apa saja komponen-komponen Produk Domestik Bruto?

4.

Bagaimana cara pengukuran Produk Domestik Bruto?

1.3

Tujuan Penulisan Makalah

1

Untuk mengetahui apa saja jenis pendapatan dan pengeluaran dalam suatu Negara

2

Untuk mengetahui Bagaimana cara mengukur pendapatan suatu Negara

3

Untuk mengetahui Apa saja komponen-komponen Produk Domestik Bruto

4

Untuk mengetahui Bagaimana cara pengukuran Produk Domestik Bruto

2

1.4

Manfaat Penulisan Makalah

1.

Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Manajemen perubahan terutama pembahasan mengenai Lingkungan dan budaya perusahaan

2.

Sebagai referensi dan acuan bagi penulisan Tugas Mandiri dengan materi yang sama selanjutnya.

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Pendapatan dan pengeluaran dalam Perekonomian Dalam menilai apakah perekonomian berjalan dengan baik atau buruk,

merupakan hal alamiah untuk melihat pendapatan total yang diperoleh oleh semua orang dalam perekonomian tersebut. Inilah fungsi dari Produk Domestik Bruto (PDB). PDB mengukur dua hal sekaligus yaitu pendapatan total semua orang dalam perekonomian dan jumlah pembelanjaan untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Alasan PDB dapat mengukur pendapatan total dan pengeluaran secara bersama adalah kedua hal ini pada dasarnya sama saja. Untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan total harus sama dengan pengeluaran total. Pendapatan dan pengeluaran perekonomian sama karena transaksi ini melibatkan dua pihak yakni penjual dan pembeli. Cara lain untuk memandang persamaan pendapatan dan pengeluaran adalah dengan diagram arus lingkar. (Mankiw, Quah, & Wilson, 2014: 4)

•Barang dan Jasa dijual

•Barang dan Jasa yang dibeli Pasar Barang dan Jasa

Rumah Tangga

Perusahaan

Pasar Faktor Produksi

•Faktorfaktor Produksi

•Tenaga Kerja, Lahan dan Modal

Gambar 2.1 Diagram Arus Lingkar Kita dapat menghitung PDB perekonomian ini melalui satu dari dua cara yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran rumah tangga atau menjumlahkan 4

pendapatan (upah, sewa, dan keuntungan) yang dibayar oleh perusahaan. Karena seluruh pengeluaran dalam perekonomian pada akhirnya menjadi pendapatan bagi seseorang,

PDB

selalu

sama

tanpa

memandang

cara

perhitungannya.

Perekonomian secara nyata tentu saja jauh lebih rumit daripada perekonomian yang diilustrasikan diatas. Secara spesifik rumah tangga tidak membelanjakan seluruh pendapatannya. Mereka memberikan sebagian pendapatan mereka kepada pemerintah dalam bentuk pajak dan mereka menyimpan sebagian pendapatan mereka

untuk digunakan pada masa depan. Selain itu, rumah tangga tidak

membeli seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Sebagian barang dan jasa dibeli oleh pemerintah dan sebagian lain dibeli oleh perusahaan yang berencana untuk menggunakannya pada masa depan untuk memproduksi produk mereka sendiri. Namun, tanpa memandang apakah rumah tangga, pemerintah, atau perusahaan yang membeli barang dan jasa, transaksi tersebut melibatkan penjual dan pembeli. Dengan demikian dalam perekonomian secara keseluruhan pendapatan dan pengeluaran selalu sama. (Mankiw et al., 2014: 5) Berikut ini data performa PDB Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara yang mana Antara tahun 1965 sampai dengan 1997 perekonomian Indonesia tumbuh dengan persentase rata-rata per tahunnya hampir tujuh persen. Pencapaian ini memampukan perekonomian Indonesia bertumbuh dari peringkat “Negara berpendapatan rendah” masuk ke dalam kategori “negara berpendapatan menengah ke bawah”. Kendati begitu, Krisis Finansial Asia yang “meletus” pada akhir tahun 1990-an mengakibatkan dampak sangat negatif untuk perekonomian Indonesia, menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 13,6 persen pada tahun 1998 dan pertumbuhan yang sangat terbatas pada 0,3 persen pada tahun 1999. Kemudian sejak akhir 2000-an hingga saat ini dan menyorot dengan lebih spesifik pada dua topik yaitu perlambatan perekonomian yang terjadi di periode 2011-2015 dan lambatnya proses percepatan pertumbuhan ekonomi yang mulai dari 2016.

5

Rata – rata pertumbuhan PDB (%) 1998 – 1999

-6,65

2000 – 2004

4,60

2005 – 2009

5.62

2010 – 2015

5,63

2016 – 2017

5,05

Sumber : Indonesia Investments

Pada Tabel diatas diketahui bahwa persentase PDB tertinggi berada diantara tahun 2010-2015 yaitu sebesar 5,63%. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh meningkatnya laju perkembangan nilai konsumsi dan investasi yang juga meningkat pada tahun tersebut serta penurunan inflasi pada tahun tersebut. Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan perekonomian indonesia tahun 2017 sebesar 5,07% meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 5,03% Sedangkan tingkat PDB 2017 tercatat sebesar Rp 13.588,8 triliun. Meskipun jumlah PDB mengalami peningkatan ditahun 2017 namun inflasi tetap terjadi. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahun tahun 2017 sebesar 3,61%. Realisasi inflasi ini lebih tinggi dibanding inflasi 2016 yang sebesar 3,02%. Kenaikan inflasi ini kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya jumlah uang beredar. ketika PDB meningkat inflasi akan turun, karena bisa menyebabkan kelebihan penawaran. Hal ini akan mengakibatkan harga-harga akan turun.

2.2 1.

Pengukuran Produk Domestik Bruto PDB adalah Nilai Pasar Menurut (Mankiw et al., 2014: 6) PDB adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam satu perekonomian dalam kurun waktu tertentu. Nilai pasar dalam pengertian tersebut merupakan suatu ukuran jumlah tertentu yang bersedia dibayarkan oleh masyarakat pada komoditas yang berbeda, masing-masing mencerminkan nilai dari komoditas yang bersangkutan yang meliputi seluruh macam barang yang

6

dijual di pasar secara legal. Ditekankan pula bahwa yang masuk dalam penghitungan PDB hanyalah barang akhir, ini dilakukan karena nilai barang setengah jadi sudah termasuk ke dalam harga barang jadi. Penambahan nilai pasar dari barang setengah jadi akan menyebabkan penghitungan ganda dari harga suatu komoditas

2.

PDB Nilai dari semua PDB mencakup seluruh barang yang diproduksi dalam perekonomian dan kemudian dijual secara legal dipasar. PDB juga mencakup nilai pasar jasa perumahan yang disediakan oleh stok perumahan dalam perekonomian. PDB tidak menghitung jika si penyewa rumah menggunakan rumahnya untuk tinggal sendiri, karena PDB menghitung pendapatan dan pengeluaran yang dikeluarkan yang memiliki nilai pasar serta di jual secara legal. Namun ada sebagian produk yang tidak dimasukkan kedalam PDB karena sulit diukur. PDB tidak memasukkan sebagian besar barang yang diproduksi dan dijual secara tidak sah misalnya obat-obat terlarang. Pengecualian beberapa barang dari PDB terkadang dpaat memberikan hasil yang bertolak belakang. (Mankiw et al., 2014: 6)

3.

PDB Nilai akhir PDB disebut nilai akhir Artinya PDB hanya menghitung nilai akhir dari proses suatu barang dari bahan baku menjadi barang jadi. Seperti baju, yang berawal dari benang lalu benang menjadi kain lalu kain menjadi baju, PDB tidak menghitung nilai dari proses pembuatan benang atau kain melainkan nilai pasar dari baju itu sendiri Karena benang dan kain merupakan barang antara. Pengecualian penting untuk prinsip ini timbul apabila suatu barang antara diproduksi, bukan digunakan atau kemudian dimasukkan kedalam persediaan barang perusahaan untuk digunakan atau dijual dikemudian hari. Dalam hal ini barang antara tersebut untuk sementara dianggap sebagai barang jadi (Mankiw et al., 2014).

7

4.

PDB yang diproduksi PDB yang diproduksi mencakup barang dan jasa yang sedang di produksi, PDB tidak termasuk transaksi barang-barang yang di produksi pada masa lalu. (Mankiw et al., 2014: 7) Seperti ketika Samsung memproduksi dan menjual sebuah HP baru, nilai tersebut di masukkan ke dalam PDB. Sedangkan jika seseorang menjual HP bekas, nilai HP tersebut tidak masuk ke dalam PDB.

5.

PDB dalam Suatu Negara PDB suatu Negara mengukur nilai produksi di dalam batas-batas wilayah geografis suatu Negara. Jika seorang warga Australia bekerja untuk sementara waktu di Indonesia, maka produksi yang ia hasilkan menjadi bagian dari PDB Indonesia. Apabila seorang warga singapura memiliki sebuah pabrik di Filipina, produksi pabriknya bukan merupakan bagian dari PDB singapura. Dengan demikian, barang-barang dimasukkan kedalam PDB suatu Negara jika diproduksi secara domestic tanpa memandang kewarganegaraan produsennya (Mankiw et al., 2014: 8).

6.

PDB Pada suatu periode PDB mengukur nilai produksi yang dilakukan dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu tersebut biasanya selam satu tahun atau satu tri wulan (tiga bulan). PDB mengukur arus pendapatan dan pengeluaran perekonomian selama rentang waktu tersebut. Ketika melaporkan PDB untuk satu triwulan, pemerintah biasanya menyajikan dalam bentuk tahunan. Ketika memonitor kondisi perekonomian, para ekonom dan pembuat kebijakan sering ingin melihat lebih dari sekedar perubahan musiman rutin (Mankiw et al., 2014: 8).

8

2.3

Komponen-Komponen PDB Menurut (Mankiw et al., 2014: 9) Pembelanjaan dalam perekonomian bervariasi bentuknya. Untuk memahami bagaimana ekonomi memanfaatkan sumber daya langka, para ekonomi sering tertarik untuk mempelajari komposisi PDB (Produk Domestik Bruto)dari berbagai jenis pembelanjaan. Untuk melakukannya, PDB (yang dilambangkan Y) dibagi menjadi empat komponen, yaitu konsumsi (C), investasi (I), belanja pemerintah (G), dan ekspor neto (NX):

Y = C + I +G + NX

Persamaan ini merupakan persamaan identitas-persamaan yang kebenarannya ditentukan oleh difinisi variabel-variabel di dalamnya. Ini dikarenakan setiap unit pengeluaran yang dimasukkan ke dalam PDB merupakan satu dari empat komponen PDB maka jumlah keempat komponen tersebut harus sama dengan PDB. 1.

Konsumsi Konsumsi (Consumption) adalah Pembelanjaan rumah tangga untuk barang dan jasa. Barang tersebut meliputi pembelanjaan rumah tangga untuk barang awet seperti mobil dan peralatan rumah tangga, tidak awet seperti pangan dan sandang. Sedangkan jasa berupa barang-barang tidak kasat mata seperti biaya pendidikan.

2.

Investasi (Mankiw et al., 2014: 10) Investasi adalah pembelian barang yang akan digunakan pada masa depan untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak. Pengeluaran untuk peralatan modal, persediaan, dan bangunan atau struktur, termasuk belanja rumah tangga untuk rumah baru. Pembelian rumah baru adalah satu bentuk pembelanjaan rumah tangga yang dikatagorikan sebagai investasi, bukan konsumsi. Salah satu tujuan PDB

9

adalah untuk mengukur nilai produksi ekonomi dan barang yang ditambahkan ke dalam persediaan merupakan bagian dari produksi pada periode tersebut. 3.

Belanja pemerintah (Mankiw et al., 2014) Belanja pemerintah merupakan pembelanjaan untuk barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah. Belanja pemerintah meliputi upah pegawai negeri dan pengeluaran untuk pekerjaan umum. Karena tujuan dari PDB untuk mengukur pendapatan dan pengeluaran untuk produksi barang dan jasa, pembayaran transfer tidak dihitung sebagai bagian dari belanja pemerintah.

4.

Ekspor Neto (Mankiw et al., 2014: 11) Ekspor neto sama dengan pembelian barang produksi domestic oleh warga asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian barang asing oleh warga domestic (impor). Penjualan yang dilakukan oleh prusahaan domestic kepada pembeli luar negeri, seperti penjualan boeing kepada Air Asia, meningkatkan ekspor neto. Kata neto dalam kata ekspor neto berarti impor dikurangi dari ekspor. Pengurangan ini dilakukan karena impor barang dan jasa termasuk ke dalam komponen PDB lainnya. Dengan demikian, apabila rumah tangga, perusahaan, atau pemerintah membeli barang atau jasa dari luar negeri, pembelian tersebut mengurangi ekspornamun karena meningkatkan konsumsim investasi, atau belanja pemerintah, pembelian itu tidak memengaruhi PDB.

2.4

PDB Rill Versus PDB Nominal (Mankiw et al., 2014: 12) PDB mengukur jumlah pembelanjaan untuk

barang dan jasa di seluruh pasar dalam perekonomian. Para ekonom ingin memisahkan kedua pengaruh ini.PDB dibagi atas PDB Nominal dan PDB Riil. PDB Nominal mengukur nilai output selama tahun tertentu menggunakan harga yang berlaku selama tahun itu. Seiring waktu, tingkat umum harga naik karena

10

inflasi , yang menyebabkan peningkatan PDB Nominal bahkan jika jika volume barang dan jasa yang dihasilkan ti...


Similar Free PDFs