Title | METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN |
---|---|
Author | Zulkifli Minsar |
Pages | 65 |
File Size | 1.6 MB |
File Type | |
Total Downloads | 105 |
Total Views | 649 |
1 ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN A. Pendahuluan Dalam penelitian kuantitatif, proses pelaksanaan secara linear, mulai dari latar belakang masalah, merumuskan masalah, kemudian merumuskan hipotesis, penyusunan instrument penelitian, menetukan populasi dan subjek penelitian, melaksanakan pengumpulan...
1
ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN A.
Pendahuluan Dalam penelitian kuantitatif, proses pelaksanaan secara linear, mulai dari latar belakang masalah, merumuskan masalah, instrument
kemudian penelitian,
merumuskan
hipotesis,
penyusunan
menetukan
populasi
dan
subjek
penelitian, melaksanakan pengumpulan data dan analisis data, terakhir pelaporan hasil penelitan. Untuk melakukan analisis kuantitatif, peneliti harus mampu memahami bentuk statistic yang digunakan dalam penelitian sebelum memulai analisis data statistic merupakan alat bantu yang digunakan peneliti untuk
mendeskripsikan,
menjelaskan
dan
memahami
hubungan antara variable-variabel yang diteliti. Teknik
analisis
data
dalam
penelitian
kuantitatif
menggunakan analisis statistic. Analisis statistic adalah cara untuk mengolah informasi data (kuantitatif) yang berhubungan dengan angka-angka , bagaimana mencari, mengumpul, mengolah data, sehingga sampai menyajikan data dalam bentuk sederhana dan mudah untuk dibaca atau data yang diperoleh dapat dimaknai (diinterpretasikan). Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap. Ketajaman dan ketepatan dalam penggunaan alat analisis sangat menentukan keakuratan pengambilan kesimpulan, karena itu kegiatan analisis data merupakan kegiatan yang tidak dapat diabaikan begitu saja dalam proses penelitian. Kesalahan dalam menentukan alat analisis dapat
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
2
berakibat fatal terhadap kesimpulan yang dihasilkan dan hal ini akan berdampak lebih buruk lagi terhadap penggunaan dan penerapan
hasil
penelitian
tersebut.
Dengan
demikian,
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai teknik analisis mutlak diperlukan bagi seorang peneliti agar hasil penelitiannya mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi pemecahan masalah sekaligus hasil tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Secara garis besarnya, teknik analisis data terbagi ke dalam dua bagian, yakni analisis kuantitatif dan kualitatif. Yang membedakan kedua teknik tersebut hanya terletak pada jenis datanya. Untuk data yang bersifat kualitatif (tidak dapat diangkakan) maka analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif,
sedangkan
terhadap
data
yang
dapat
dikuantifikasikan dapat dianalisis secara kuantitatif, bahkan dapat pula dianalisis secara kualitatif. B.
Jenis Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif yang biasa digunakan adalah analisis statistik. Biasanya analisis ini terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu: 1.
Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk
menganalisis
data
dengan
cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana
adanya
tanpa
bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
3
dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan. Teknik analisis ini biasa digunakan untuk penelitianpenelitian
yang
bersifat
eksplorasi,
misalnya
ingin
mengetahui persepsi masyarakat terhadap kenaikan harga BBM, ingin mengetahui sikap guru terhadap pemberlakuan UU Guru dan Dosen, ingin mengetahui minat mahasiswa terhadap profesi guru, dan sebagainya. Penelitian-penelitian jenis ini biasanya hanya mencoba untuk
mengungkap
dan
mendeskripsikan
hasil
penelitiannya. Biasanya teknik statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif. Teknik
analisis
statistik
deskriptif
yang
dapat
digunakan antara lain:
Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan tabulasi silang (crosstab). Dengan analisis ini akan diketahui kecenderungan hasil temuan penelitian, apakah masuk dalam kategori
rendah, sedang atau tinggi. Penyajian
data
dalam
bentuk
visual
seperti
histogram, poligon, ogive, diagram batang, diagram lingkaran, diagram pastel (pie chart), dan diagram
lambang. Penghitungan
ukuran
tendensi
sentral
(mean,
median modus). Penghitungan ukuran letak (kuartil, desil, dan persentil).
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
4
Penghitungan ukuran penyebaran (standar deviasi, varians, range, deviasi kuartil, mean deviasi, dan sebagainya).
2.
Statistik Inferensial Kalau dalam statistik deskriptif hanya bersifat memaparkan data, maka dalam statistik inferensial sudah ada upaya untuk mengadakan penarikan kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Biasanya analisis ini mengambil sampel tertentu dari sebuah populasi yang jumlahnya banyak, dan
dari
hasil
analisis
terhadap
sampel
tersebut
digeneralisasikan terhadap populasi. Oleh karena itulah statistik inferensial ini juga disebut dengan istilah statistik induktif. Berdasarkan jenis analisisnya, statistik inferensial terbagi ke dalam dua bagian: a.
Analisis Korelasional Analisis korelasional adalah analisis statistik yang berusaha untuk mencari hubungan atau pengaruh antara dua buah variabel atau lebih. Dalam analisis korelasional ini, variabel dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:
Variabel bebas (Independent Variable), yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi
oleh variabel lain. Variabel terikat (Dependent Variable), yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel yang lain.
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
5
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
6
A.
ANALISIS SHIFT SHARE 1. Prinsip Analisis Menurut
Rustiadi
(2011)
Untuk
melihat
potensi
pertumbuhan produksi sektoral dari suatu kawasan/wilayah, dapat digunakan analisis Shift – Share. Indikator yang digunakan untuk menunjukan potensi ekonomi dalam ShiftShare adalah sebagai berikut: 1.
Total Shift (pergeseran keseluruhan) adalah pergeseran total suatu industri i adalah sama dengan selisih antara pertumbuhan antara pertumbuhan yang terjadi (actual change)
dengan
pertumbuhan/perubahan
yang
diharapkan (expected change) terjadi jika i tumbuh pada laju yang sama dengan laju total pertumbuhan nasional (semua industri). 2.
Proportional shift, adalah pergeseran yang diamati tergantung pada perbedaan antara laju pertumbuhan nasional (dari seluruh industi) dengan laju pertumbuhan nasional (dari seluruh industri ) dengan laju pertumbuhan nasional dari masing-masing industri i.
3.
Differential
shift,
adalah
pergeseran
yang
diamati
tergantung pada perbedaan antara laju pertumbuhan industri di wilayah bersangkutan dengan laju pertumbuhan industri i di tingkat nasional. Persamaan analisis shift-share ini adalah sebagai berikut:
SSA
X 1 . j (t1) X . j (t 0) (t 0)
X .. X ..
( t1)
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
X ij (t1) ( t 0 ) X ij ( t 0 )
X .. X ..
( t1)
X X
. j (t 0) . j ( t1)
7
Dimana :
2.
a
: komponen share.
b
: komponen proportional shift.
c
: komponen differential shift, dan
X..
: Nilai total aktifitas dalam total wilayah.
X.i
: Nilai total aktifitas tertentu dalam total wilayah
Xij
: Nilai aktifitas tertentu dalam unit wilayah tertentu
tl
: titik tahun akhir
t0
: titik tahun awal
Studi Kasus 1. PDRB Kabupaten Wajo dan PDRB Propinsi Sulawesi Selatan Menurut Lapangan Usaha Tabel 1. PDRB Kabupaten Wajo dan PDRB Propinsi Sulawesi Selatan Menurut Lapangan Usaha
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
8
2.
Perubahan PDRB Kabupaten Wajo Menurut Lapangan Usaha Tabel 2. Perubahan PDRB Kabupaten Wajo Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013(Juta Rp).
Berdasarkan olah data diatas menunjukkan bahwa semua sektor ekonomi yang ada di kabupaten Wajo mengalami peningkatan kecuali pada sektor listrik yang mengalami penurunan, dan yang paling siknifikan mengalami perubahan
yakni
pada
sektor
pertanian
dan
jumlah
keseluruhan perubahan PDRB pada tahun 2009-2013 yaitu 538,814.74
sehingga
dapat
daerah.
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
meningkatkan
pendapatan
9
Berikut ini net shift yang terjadi di Kabupaten Wajo berdasarkan sektor ekonomi yang ada, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut : 3. Komponen Perubahan dan Net Shift Kabupaten Wajo Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2013 (Juta Rp) Berdasarkan olah data diatas menunjukkan bahwa semua sektor ekonomi yang ada di kabupaten Wajo mengalami peningkatan kecuali pada sektor listrik yang mengalami penurunan, dan yang paling siknifikan mengalami perubahan
yakni
pada
sektor
pertanian
dan
jumlah
keseluruhan perubahan PDRB pada tahun 2009-2013 yaitu 538,814.74
sehingga
dapat
meningkatkan
pendapatan
daerah. Berikut ini net shift yang terjadi di Kabupaten Wajo berdasarkan sektor ekonomi yang ada, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
10
4.
Komponen Perubahan dan Net Shift Kabupaten Wajo Menurut Lapangan Usaha Tabel 3. Komponen Perubahan dan Net Shift Kabupaten Wajo Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2013 (Juta Rp).
Ket : PN
: Pergeseran Netto
KPK
: Komponen Pertumbuhan Daya Saing
KPP
: Komponen Pertumbuhan Proporsional
KPN
: Komoponen Pertumbuhan Nasional
Berdasarkan nilai KPN, KPK, dan KPP, dapat dilihat bahwa nilai KPP yang positif
yakni pada sektor pertambangan,
bangunan, perdagangan, angkutan, bank, serta jasa-jasa yang artinya pengaruh pada pendapatan kabupaten sangat pesat, sedangkan yang mengalami negatif yakni di sector pertanian, industri, serta listrik yang berarti pertumbuhannya terhadap pendapatan kabupaten lambat.
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
11
Berdasarkan hasil analisis PN belum ada pergeseran netto yang cukup signifikan dan belum mengalami kemajuaan yang cukup signifikan. 5.
Hasil Nilai Absolut (PEK = Angka Perubahan Kabupaten) Tabel 5. Nilai PEK
6.
Analisis Grafik Dengan melihat komponen KPP dan KPK, maka tingkat pertumbuhan sektor sektor ekonomi dalam PDRB Kabupaten Wajo dapat di klasifikasikan dalam kelompok sebagai berikut :
a. b.
Sektor unggul yakni Nilai KPK dan KPP positif. Sektor Agak Unggul ( potensial) yakni KPK negatif dan KPP positif
c.
Sektor Agak Mundur (statis) yakni KPK dan KPP negatif
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
12
d.
Sektor mundur (dominan) yakni KPK negatif dan KPP negatif Selanjutnya untuk mengetahui posisi masingmasing sektor ekonomi apakah masuk dalam sector unggul, agak unggul, agak mundur dan mundur dengan menggunakan grafik kuadran dibawah ini :
Analisis Grafik :
Gambar 1. Analisis Grafik I.
Kuadran 1 menggambarkan posisi KPP dan KPK nilainya positif yang berarti unggul dan di Kabupaten Wajo belum terdapat sektor yang unggul .
II.
Kuadran 2 mengambarkan posisi KPP nilainya positif dan KPK nilainya negatif yang artinya
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
agak
unggul dan di
13
Kabupaten Wajo ada sektor pertambangan, bangunan, perdagangan, angkutan, bank, serta jasa-jasa. III.
Kuadran 3 menggambarkan nilai KPP dan nilai KPK nilainya
negatif,
pertumbuhan
yang
sehingga mundur,
dikatakan berarti
mengalami
bahwa
tingkat
pertumbuhan pendapatan daerah itu adalah lebih kecil dari pada tingkat pertumbuhan pendapatan regional wilayah dan sektor yang masuk dalam kuadaran 3 berdasarkan dari data dan analisis yang dilakukan yakni sektor
industri,
listrik, serta pertanian. IV.
Kuadran 4 menggambarkan nilai KPP negatif dan nilai KPK nilainya
negatif,
sehingga
dikatakan
mengalami
pertumbuhan yang agak mundur, dan sektor yang masuk dalam kuadaran 4 berdasarkan dari data dan analisis yang dilakukan yakni sektor
pertanian, industri, dan listrik
Sehingga perlu dilakukan penggenjotan untuk merangsang pendapatan dari sektor ini.
B. 1.
ANALISIS LOCATION QUOTIENT Prinsip Analisis LQ (Location Quotient)
merupakan perbandingan relatif
antara kemampuan sektor yang sama pada wilayah yang lebih luas. Asumsi dalam LQ adalah terdapat sedikit variasi dalam pola pengeluaran secara geografi dan produktivitas tenaga kerja seragam serta masing-masing industri menghasilkan produk atau jasa yang seragam.
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
14
Menurut Shukla (2000) dalam Rustiadi (2011) LQ juga menunjukan efisiensi relatif wilayah, serta terfokus pada substitusi impor yang potensial atau produk dengan potensi ekspansi ekspor. Hal ini akan memberikan suatu gambaran tentang industri mana yang terkonsetrasi dan industri mana yang tersebar. Secara lebih operasionai, LQ didefinisikan sebagai rasio persentase dari total aktivitas perikanan tangkap pada sub wilayah ke-i terhadap persentase aktivitas total terhadap wilayah yang diamati. Adapun formula dari LQ (Budhiharsono 2001), adalah
LQ
IJ
X /X X /X IJ
I.
.J
..
Keterangan: Xij
: derajat aktivitas ke-j di wilayah ke-i
Xi.
: total aktifitas di wilayah ke-i
X.j
: total aktifitas ke-j di semua wilayah
X..
: derajat aktivitas total wilayah
i
: wilayah/kabupaten yang diteliti
j
: aktivitas ekonomi yang dilakukan
Untuk dapat menginterpretasikan hasil analisis LQ, maka 1. Jika nilai LQij > 1, maka hal ini menunjukkan terjadinya konsentrasi suatu aktifitas di sub wilayah ke-i secara relatif dibandingkan dengan total wilayah atau terjadi pemusatan aktifitas di sub wilayah ke-i. 2. Jika nilai LQij = 1, maka sub wilayah ke-I tersebut mempunyai pangsa aktifitas setara dengan pangsa
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
15
total atau konsentrasai aktifitas di wilayah ke-I sama dengan rata-rata total wilayah. 3. Jika nilai LQij < 1, maka sub wilayah ke-I tersebut mempunyai pangsa relatif lebih kecil dibandingkan dengan
aktifitas
yang
secara
umum
ditemukan
diseluruh wilayah. 2.
Studi Kasus
Produk domestik regional bruto (pdrb) menurut lapangan usaha pertanian (agriculture) provinsi sulawesi selatan dan kabupaten Wajo atas dasar harga konstan 2000 tahun 2012 - 2013 (juta rp). Tabel 7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Pertanian
Tabel 8. Proses perhitungan
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
16
Tabel 9. Penentuan Sektor
Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis dijelaskan bahwa nilai LQ sector Pertanian di Kabupatan Wajo tahun 2013 yang mempunyai nilai lebih besar dari satu (LQ>1) dan ada 2 jenis komuditas yaitu Tanaman bahan makanan dan Perikanan yaitu tanaman bahan makanan sebesar 1,3164 dan perikanan sebesar 1.0251. Dengan demikian, jenis komuditas yaitu tanaman bahan makanan dan perikanan mempunyai surplus produksi atau potensi unggul/
mempunyai
menunjukkan bahwa
potensi
ekspor.
Besarnya
nilai
LQ
ini
di kabupaten wajo merupakan daerah
persawahan/pertanian dan pendaratan hasil laut maupun tambak yang cukup besar dengan demikian dapat dikatakan bahwa ke 2 kemuditas tersebut merupakan sector basis di Kabupaten Wajo.
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
17
Gambar 2. Peta Sektor Basis Kabupaten Wajo
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
18
C. Gabungan Analisis Shift Share & Analisis Location Quotient 1.
PDRB Kabupaten Wajo dan PDRB Propinsi Sulawesi Selatan Menurut Lapangan Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013. Tabel 10. PDRB Kabupaten Wajo dan PDRB Propinsi Sulawesi Selatan Menurut Lapangan Usaha
Berdasarkan olah data diatas menunjukkan bahwa semua sektor ekonomi yang ada di kabupaten Wajo mengalami peningkatan kecuali pada sektor kehutanan yang mengalami penurunan, dan yang paling siknifikan mengalami perubahan yakni pada sektor Tanaman bahan makanan dan jumlah keseluruhan perubahan PDRB pada tahun 2009-2013 yaitu 1.790.225,93 sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Berikut ini net shift yang terjadi di Kabupaten Wajo berdasarkan sektor ekonomi yang ada, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
19
2. Langka II Tabel 11. PDRB Kabupaten Wajo dan PDRB Propinsi Sulawesi Selatan Menurut Lapangan Usaha
Tabel 12. Nilai Absolut KPP
Tabel 13. Nilai Absolut KPK
METODE ANALISIS KUANTITATIF PERENCANAAN
20
3.
Langka III Tabel. 14. Nilai PEK
Tabel 15. Nilai PN
Ket : PN
: Pergeseran Netto
KPK
: Komponen Pertumbuhan Daya Saing
KPP
: Komponen Pertumbuhan Proporsional
KPN
: Komoponen Pertumbuhan Nasional
Berdasarkan nilai KPN, KPK, dan KPP, dapat dilihat bahwa nilai KPP yang positif
yakni pada sektor peternakan dan perikanan
artinya pengaruh pada pendapatan kabupaten sangat pesat pada sector pertanian, sedangkan yang mengalami negatif yakni di sub sektor, Tanaman bahan makanan, tanama...