MODUL AJAR KAPASITAS SIMPANG APILL PDF

Title MODUL AJAR KAPASITAS SIMPANG APILL
Author Adi Yatma
Pages 17
File Size 1.7 MB
File Type PDF
Total Downloads 45
Total Views 264

Summary

MODUL AJAR KAPASITAS SIMPANG APILL Kapasitas Simpang APILL Daftar Isi Daftar Isi ..................................................................................................................................... 1 1 Pendahuluan ........................................................................


Description

MODUL AJAR KAPASITAS SIMPANG APILL

Kapasitas Simpang APILL

Daftar Isi Daftar Isi ..................................................................................................................................... 1 1

Pendahuluan ....................................................................................................................... 1

2

Istilah ................................................................................................................................... 1

3

Ketentuan ............................................................................................................................ 4

4

Prosedur ............................................................................................................................ 10

5

Contoh ............................................................................................................................... 12

1

Pendahuluan

   

2

Berdasarkan hasil workshop pada tahun 2009, disimpulkan bahwa MKJI 1997 perlu dikinikan/dimutakhirkan, sesuai dengan perkembangan perlalulintasan yang ada. Salah satu bahasan yang dimutakhirkan adalah Simpang APILL, yang sebelumnya berjudul Simpang Bersinyal. Fokus pemutakhiran pada besaran Arus Jenuh (S0) dan ekuivalen kendaraan ringan (ekr). Pedoman dapat digunakan untuk menganalisis kapasitas Simpang APILL, baik untuk desain baru, peningkatan, maupun evaluasi kinerja Simpang APILL.

Istilah Terdapat dua konflik yang terjadi di Simpang:  Konflik primer Konflik antara lalu lintas kendaraan dan/atau pejalan kaki dari ruas jalan yang berpotongan.  Konflik sekunder Konflik antara lalu lintas kendaraan yang saling berpotongan pada ruas jalan yang sama. Konflik primer merupakan konflik utama yang harus dijadikan pertimbangan dalam penentuan fase Simpang, sedangkan konflik sekunder perlu dipertimbangkan dengan

1

Kapasitas Simpang APILL

alasan keselamatan akibat pergerakan lalu lintas dan/atau geometrik Simpang.  Fase diartikan sebagai pergerakan kendaraan lengan pendekat tertentu di Simpang yang diperbolehkan dengan sinyal lampu hijau.  Jumlah fase adalah jumlah fase pada waktu siklus sesuai dengan manajemen lalu lintas Simpang.  Satu waktu siklus terdiri dari waktu hijau suatu lengan pendekat, hingga waktu sebelum hijau lengan pendekat tersebut.  Terdapat waktu antar hijau dalam waktu siklus dengan pertimbangan keselamatan, yang terdiri dari waktu kuning pendekat yang sedang berjalan dan waktu merah semua.  Tipe Simpang ditunjukkan oleh kode berupa 3 dijit angka yang berarti 1) Jumlah lengan Simpang; 2) Jumlah lajur masuk lengan pendekat ruas jalan minor; 3) Jumlah lajur masuk lengan pendekat ruas jalan mayor.  Untuk lengan pendekat yang difasilitasi dengan pergerakan belok kiri jalan terus (BKiJT), pada kode tipe Simpangnya ditambahkan dengan notasi “L”.

Tipe pendekat Simpang APILL terdiri dari dua tipe, yaitu:  Tipe pendekat terlindung (P) Tipe pendekat dimana pergerakan lalu lintas pendekatnya tidak mendapat konflik dari arus lalu lintas seberangnya.  TIpe pendekat terlawan (O) Tipe pendekat dimana pergerakan lalu lintas pendekatnya mendapat konflik dari pergerakan lurus maupun belok arus lalu lintas seberangnya.

2

Kapasitas Simpang APILL



 

  

Penentuan arus jenuh suatu lengan pendekat, sangat dipengaruhi oleh lebar pendekat efektif (Le), yang merupakan fungsi dari geometrik Simpang untuk mengalirkan arus kendaraan. Le ditentukan berdasarkan lebar pendekat (L), lebar belok kiri jalan terus (LRKJT), lebar masuk (LM), dan lebar keluar (LK). Penentuan LM dan LRKJT untuk lengan yang difasilitasi dan yang tidak difasilitasi dengan pulau lalu lintas dapat dilihat pada gambar.

S0 merupakan pergerakan lalu lintas suatu lengan pendekat sebagai fungsi dari geometrik Simpang. Nilai S0 menunjukkan besar arus lalu lintas yang dapat dilewatkan oleh suatu lengan pendekat berdasarkan geometrik Simpang tersebut. Oleh karenanya nilai S0 sebenarnya menunjukkan arus kendaraan yang bisa dilewatkan oleh suatu lengan pendekat, setelah beberapa saat waktu hijau dimulai (arus yang lewat menaik), dan berakhir pada saat waktu kuning (arus masih lewat, walau sudah tidak jenuh.

Nilai S0 perlu disesuaikan untuk mendapatkan nilai arus jenuh (S) yang merepresentasikan kondisi lapangan yang sebenarnya. Penyesuaian-penyesuaian tersebut berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:  Ukuran kota, yang berpengaruh pada perilaku berkendara (UK)  Hambatan samping pada lengan pendekat, yang terdiri dari rasio kendaraan tak bermotor dan tipe lingkungan pendekat (HS)  Kelandaian lengan pendekat (G)  Parkir kendaraan pada lengan pendekat yang dianalisis (P)  Rasio pergerakan belok kanan (RBKa)  Rasio pergerakan belok kiri (RBKi)

3

Kapasitas Simpang APILL

Klasifikasi kendaraan yang digunakan dalam analisis kapasitas Simpang APILL dibagi menjadi 3  Kendaraan ringan (KR): sedan, jeep, kombi, angkot, minibus, minibox, pick up  Kendaraan sedang, termasuk kendaraan berat yang diizinkan memasuki area perkotaan (KS): bus kecil dan besar, truk kecil, truk 2 sumbu, truk >2 sumbu yang diizinkan masuk ke perkotaan.  Sepeda motor (SM): matic, skuter, bebek, sport, roda tiga.

Kendaraan tak bermotor (KTB) tidak diklasifikasikan sebagai kendaraan, namun dianggap sebagai HS, yang termasuk KTB diantaranya: sepeda, becak, delman, gerobak, dll.

3

Ketentuan Ketentuan umum berisikan ketentuanketentuan yang bersifat deskriptif dalam penggunaan pedoman. Ketentuan umum terdiri dari:  Prinsip Menguraikan hal-hal prinsip dalam menggunakan pedoman, dalam menganalisis kapasitas Simpang APILL.  Pelaksanaan perencanaan Simpang APILL Menjelaskan tata cara secara deskriptif penggunaan pedoman dalam perencanaan Simpang APILL. Prinsip pada ketentuan umum menjelaskan halhal prinsipil dalam merencanakan Simpang APILL, yaitu:  Tujuan penggunaan APILL yaitu untuk mempertahankan kapasitas Simpang pada jam puncak dan alasan keselamatan.  Pemisahan pergerakan belok dapat menurunkan tingkat kecelakaan, namun di lain pihak dapat menurunkan kapasitas pula.  Untuk memenuhi aspek keselamatan, lampu isyarat pada Simpang APILL harus dilengkapi dengan isyarat lampu kuning dan merah semua.

4

Kapasitas Simpang APILL

Pelaksanaan perencanaan Simpang APILL dalam ketentuan umum menjelaskan bahwa dalam merencanakan Simpang APILL harus:

   

 









 





Paling ekonomis; Memiliki kinerja lalu lintas yang optimum; Mempertimbangkan keselamatan lalu lintas; Mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan; Mempertimbangkan hal-hal teknis; Berdasarkan LHRT yang dihitung dengan metode perhitungan yang benar; Berdasarkan nilai qJD yang dihitung menggunakan nilai faktor k yang berlaku. Dalam menganalisis suatu lengan pendekat, perhatikan pengaturan pergerakan dan manajemen lalu lintas pada pendekat tersebut. Satu pendekat dapat memiliki dua sub pendekat, berdasarkan pengeksklusifan pergerakan belok tertentu (baik dengan pemisah fisik atau tidak), maupun melalui pengaturan waktu fase. (Lihat gambar) Analisis harus dilakukan pada masingmasing kondisi dan pada saat pengukuran kinerja diambil kondisi yang paling kritis sebagai gambaran parameter kinerja lengan pendekat tersebut. Data masukan lalu lintas didasarkan pada kepentingan analisis (desain, evaluasi, atau peningkatan??). Untuk desain diperlukan arus jam desain (qJD), yang merupakan perkalian dari lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHRT) dengan faktor k, dalam satuan kend./jam atau skr/jam. Nilai faktor k untuk perkotaan dapat menggunakan nilai 8-12%. Pengkonversian arus lalu lintas menjadi kendaraan ringan dengan mengalikan faktor ekuivalen kendaraan ringan (ekr) yang berdasarkan pada jenis kendaraan dan tipe pendekatnya.

5

Kapasitas Simpang APILL

  





Pengklasifikasian kendaraan dalam MKJI dapat dibandingkan dengan pengklasifikasian lain yang juga digunakan dalam perencanaan jalan. Dalam tabel, dapat dilihat perbandingan pengklasifikasian IRMS (11 kelas), DJBM (8 kelas), dan MKJI 1997 (5 kelas). Tabel perbandingan tersebut dapat mempermudah proses perhitungan kapasitas dengan menggunakan data-data yang ada, namun menggunakan klasifikasi yang lain dari MKJI 1997.

Penentuan waktu Msemua berdasarkan pertimbangan keselamatan, yaitu kendaraan terakhir pada suatu fase hijau dapat melewati area konflik pada Simpang dengan aman, tanpa bersinggungan dengan kendaraan pertama yang datang pada fase berikutnya. Nilai HH didapat dengan menjumlahkan waktu Msemua dan kuning pada satu waktu siklus.

Proses penentuan waktu isyarat:

   

 

Menentukan tipe pendekat; Menentukan Le; Menghitung S0; Menghitung S dengan mengalikan S0 dengan faktor-faktor penyesuaian; Menghitung Rasio Arus/Arus jenuh (RQ/S); Menghitung waktu siklus (c) dan waktu hijau masing-masing pendekat (Hi)

Penentuan tipe pendekat masing-masing fase; apakah terlindung (P) atau terlawan (O), hal ini akan mempengaruhi pendekatan perhitungan yang berbeda antara tipe P dan tipe O.

6

Kapasitas Simpang APILL

Langkah-langkah menentukan lebar efektif (LE): 1. Cek apakah terdapat belok kiri jalan terus (BKiJT) atau tidak; 2. Cek lebar fasilitas BKiJT; 3. Apabila lebar BKiJT ≥2m penentuan LE berdasarkan nilai paling kecil antara L-LBKiJT dan LM, keluarkan arus belok kiri dari analisis; 4. Apabila lebar BKiJT...


Similar Free PDFs