Title | Modul Bahasa Indonesia |
---|---|
Course | Accounting |
Institution | Universitas Indonesia |
Pages | 160 |
File Size | 4.3 MB |
File Type | |
Total Downloads | 695 |
Total Views | 772 |
BAHASA INDONESIASebuah Pengantar Penulisan IlmiahPenyusun:Felicia N. UtorodewoBoen S. OemarjatiLucy R. MontolaluL. Pamela KawiraKutipan Pasal 72, Ayat 1, 2, dan 3, Undang-undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 tentang HAK CIPTA: (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan s...
BAHASA INDONESIA Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
Penyusun: FeliciaN.Utorodewo BoenS.Oemarjati LucyR.Montolalu L.PamelaKawira
Kutipan Pasal 72, Ayat 1, 2, dan 3, Undang-undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 tentang HAK CIPTA: (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah TimPenulis: FeliciaN.Utorodewo BoenS.Oemarjati LucyR.Montolalu L.PamelaKawira
Jakarta, Lembaga Penerbit FEUI Vii, 178 hlm, 29,7 cm ISBN : 978 – 979 – 25 – 5240 – 2
Cetakan Pertama : Agustus 2007 Cetakan Kedua : Agustus 2008
Tata Letak : Sudarto (Lembaga Penerbit FEUI) Cover : Sudjono Layout oleh Lembaga Penerbit FEUI
Jalan Salemba 4, Jakarta 10430, Telp (021) 31930252
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
PENGANTARUNTUKEDISIII
SetelahmenggunakanbukuBahasaIndonesia:SebuahPengantarPenulisanIlmiahselama tiga tahun, terasa kebutuhan untuk menyempurnakan buku tersebut. Namun, karena sempitnya waktu dan bertumpuknya kegiatan para penyusun, perbaikan buku tidak pernah terlaksana. Sementara, masukan dari penggunaan selama tiga tahun semakin bertambah. Oleh sebab itu, perubahan pertama yang dilakukan untuk edisi kedua ini adalah memisahkanmoduldarilatihan.Pemisahaninidilakukanmengingatbahwalatihanakan selaluberubahdandisesuaikandenganpemicuMatakuliahPengembanganKepribadian Terintegrasi (MPKT). Perubahan kedua adalah bahwa dalam edisi ini disediakan lampiran berkenaan dengan cara mengacu sumber dalam penyusunan makalah (Lampiran C). Untuk melengkapi pengetahuan itu, dilampirkan pula contoh petunjuk untukpenulis darimajalah Makara (LampiranD). Selainitu, ternyata,mahasiswa tidak mengenali tanda‐tandakoreksi dari fasilitator yang tertera pada makalah mereka. Jadi, perubahanterakhiryangdilakukandalamedisiiniadalahpenambahanlampirantanda‐ tandakoreksiuntukdiketahuimahasiswa(LampiranE). Penyempurnaaninidiharapkandapatmemperlancarprosespenulisandanpemeriksaan makalahilmiahmahasiswa. Penyusun Juni2012
PROGRAM DASAR PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS INDONESIA
iii
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
iv
PROGRAM DASAR PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS INDONESIA
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
PENGANTARCETAKANTAHUN2012 Alhamdullillah. Pekerjaan maharumit berkaitan dengan materi bahasa Indonesia berhasildiselesaikan.Dikatakan“maharumit”karenapenyusunberlombadenganwaktu yangamatsempit.Selainitu,penyusunharusmerombaksesuatuyangsudahadauntuk disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Pekerjaan merombak selalu lebih sulit dibandingkanmembuatsesuatuyangbarudariawal. Penyusun beruntung mendapat bantuan dari rekan‐rekan Program Studi Indonesia, FakultasIlmuPengetahuanBudayaUI.IbuLucyR.Montolalumenyumbangpenyusunan materi Paragraf dan Pengembangan Paragraf. Ibu Lita Pamela Kawira membantu menyusunlampiranEjaandanKalimat.Sementara,IbuBoenS.OemarjatidariFMIPA‐UI membantu mengedit kembali semua modul dan turut serta bekerja rodi bersama penyusun, merelakan waktu istirahatnya di dua hari Minggu berturut‐turut. Ibu Boen jugamenjadi sukarelawanyangmemindai semua bahanlatihanagarbisatampil gagah. Kemudian, bersama dengan Ibu Pamela, Ibu Boen menyusun bahan tersebut menjadi bahanlatihan.Tanpabantuanmereka,modulinitidakdapatterwujuddalambentuknya sekarangini. SemogamodulinidapatbermanfaatdalammelancarkanProgramPDPT.Penyusuntetap mengharapkan masukan dan kritik dari rekan‐rekan, khususnya para fasilitator, yang menggunakanmodulini.Dengandemikian,modulinidapatdiperbaikilagi. Penyusun Agustus2012
PROGRAM DASAR PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS INDONESIA
v
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
vi
PROGRAM DASAR PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS INDONESIA
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
DAFTARISI
PENGANTARUNTUKEDISIII....................................................................................................................................iii PENGANTARCETAKANTAHUN2004.....................................................................................................................v DAFTARISI.......................................................................................................................................................................vii MODUL1:LARASILMIAHDANRAGAMBAHASA...............................................................................................1 MODUL2:BORANGDISKUSI‐1DANTUGASMANDIRI....................................................................................7 MODUL3:PERSIAPANPENYAJIANLISAN.........................................................................................................15 MODUL4:DAFTARPUSTAKA..................................................................................................................................19 MODUL5:TOPIKDANTESIS....................................................................................................................................37 MODUL6:PENYAJIANLISAN...................................................................................................................................47 MODUL7:KERANGKATULISAN............................................................................................................................51 MODUL8:JENISTULISAN.........................................................................................................................................61 MODUL9:PARAGRAF..................................................................................................................................................69 MODUL10:PENGEMBANGANPARAGRAF.........................................................................................................73 MODUL11:RINGKASAN,IKHTISAR,ABSTRAK................................................................................................83 MODUL12:MEMBACAKRITIS................................................................................................................................91 MODUL13:SINTESIS...................................................................................................................................................97 MODUL14:KUTIPANDANSISTEMRUJUKAN...............................................................................................101 MODUL15:FORMATMAKALAHILMIAH.........................................................................................................113 MODUL16:BAGIANPENDAHULUAN................................................................................................................121 MODUL17:BAGIANISI............................................................................................................................................123 MODUL18:BAGIANPENUTUP.............................................................................................................................125
DAFTARLAMPIRAN LAMPIRANA:TANDABACADANEJAAN.........................................................................................................129 LAMPIRANB:KALIMATEFEKTIF.......................................................................................................................141 LAMPIRANC:CARAMENGACU............................................................................................................................153 LAMPIRAND:CONTOHPETUNJUKUNTUKPENULISMAJALAHMAKARA........................................164 LAMPIRANE:TANDA‐TANDAKOREKSI..........................................................................................................177 PROGRAM DASAR PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS INDONESIA
vii
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
viii
PROGRAM DASAR PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS INDONESIA
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
MODUL1:LARASILMIAHDANRAGAMBAHASA 1. PENDAHULUAN Padasaatdigunakansebagaialatkomunikasi,bahasamasuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsipemakaiannya.Dalam halitu,kita mengenalberbagai laras,sepertilarasiklan,laraslagu,larasilmiah,larasilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra. Setiap laras masih dapat dibagi lagi atas sublaras, misalnya laras sastra dapat dibagi lagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dansebagainya.
LARAS BAHASA adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya.
Setiaplarasmemilikiformatdangayatersendiri.Setiaplaras dapat disampaikansecara lisan atautulis dandalam bentuk formal, semiformal, atau nonformal. Oleh karena itu, dalam menulis, kita harus menguasai berbagai laras yang berbeda itu agar dapat memilih laras yang tepat untuk khalayak sasaran. Laras bahasa yang menjadi perhatian kita dalam kelasiniadalahlarasilmiah.
2. LARASILMIAH Karya tulis ilmiah bukan sepenuhnya karya ekspresi diri. Sebuah karya tulis fiksi, atau sering disebut karya sastra, merupakan ekspresi diri penulisnya yang dihasilkan dari imajinasi penulis. Hasil karya penulis merupakan hasil rekaannyasendiriberdasarkanrealitasdisekelilingnya.Oleh karenaitu,hasilkaryanyadisebutkarangandanpenciptanya disebutpengarang(Soeseno,1993:1). Sebaliknya, sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian fakta yang berupa hasil pemikiran, gagasan, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiahmenyusunkembalipelbagaibahaninformasimenjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penulis karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan disebut penulis (Soeseno,1993:1).
PROGRAM DASAR PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS INDONESIA
KARYA TULIS ILMIAH bukan karya ekspresi diri.
KARYA TULIS ILMIAH merupakan hasil rangkaian fakta yang berupa hasil pemikiran, gagasan, peristiwa, gejala, dan pendapat.
1
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
Laras ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian, dalam laras ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya,berbagaikemungkinan untukpenyampaian yang komunikatiftetapharusdiperhatikan.Penulisanlarasilmiah tidak hanya untuk mengekspresikan pikiran, tetapi untuk menyampaikan hasil penelitian. Kita harus dapat meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menumbangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya tulis ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikanpesankepadapembacanya. Persyaratan lain bagi sebuah tulisan untuk dikategorikan sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut (Brotowidjojo, 2002). a. Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematisataumenyajikanaplikasihukumalampada situasispesifik. b. Karyailmiahditulissecaracermat,tepat,benar,jujur, dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni pencantumanrujukandankutipanyangjelas. c. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, danprosedural. d. Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab‐akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorongpembacauntukmenarikkesimpulan.
PERSYARATAN KARYA TULIS ILMIAH A. Menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik. B. Ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan.. C. Harus disusun secara sistematis. D. Menyajikan rangkaian sebab-akibat yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan. E. Mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis. F. Ditulis secara tulus. G. Pada dasarnya bersifat ekspositoris.
e. Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis. f. Karyailmiahditulissecaratulus.Halituberartibahwa karya ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh
2
PROGRAM DASAR PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS INDONESIA
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
memanipulasifakta,sertatidakbersifatambisiusdan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif. g. Karyailmiahpadadasarnyabersifatekspositoris.Jika pada akhirnya timbul kesan argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penyusunan kerangka karangan yang cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam yang diterapkan pada situasi spesifik itu dibiarkan berbicara sendiri. Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiahtersebut. Berdasarkanuraiandiatas,darisegibahasa,dapatdikatakan bahwakaryatulisilmiahmemilikitigaciri,yaitu (1) harus tepatdan tunggal makna, tidak remangnalar atau menduamakna;
CIRI BAHASA KARYA TULIS ILMIAH 1. Harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna. 2. Harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan, agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan. 3. Harus singkat, berlandaskan ekonomi bahasa.
(2) harussecaratepatmendefinisikansetiapistilah,sifat,dan pengertian yang digunakan, agar tidak menimbulkan kerancuanataukeraguan;dan (3) harussingkat,berlandaskanekonomibahasa.
3. RAGAMBAHASADALAMLARASILMIAH Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaianbahasa.Ragambahasaterbagiatasduakelompok, yaitu ragam bahasa berdasarkan media pengantarnya dan ragambahasaberdasarkansituasipemakaiannya. A. RagamBahasaberdasarkanMediaPengantarnya Penggunaan bahasa berdasarkan media pengantarnya atau sarananya terbagi atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa.Kitadapatmenemukanragamlisanyangformaldan ragamlisanyangnonformal.
PROGRAM DASAR PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS INDONESIA
RAGAM BAHASA adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa.
RAGAM BAHASA dilihat dari (A) media pengantarnya: tulis, lisan; (B) situasi pemakaiannya: formal, semiformal, dan nonformal.
3
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang formal maupun nonformal. Ada pula ragam tulis dan lisan yang semiformal. Artinya, tidak terlalu formal, namun tidak pula terlalu nonformal. Laras ilmiah dapat ditemukan dalam ragamtulismaupunragamlisan. B. RagamBahasaberdasarkanSituasiPemakaiannya Dalam uraian di atas, disebutkan ragam lain, yakni ragam formal, ragam nonformal, dan ragam semiformal. Ragam tersebut merupakan pengelompokan bahasa dari sudut situasi pemakaian. Bahasa ragam formal memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam formal tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modern (Alwi dkk., 1998: 14). Pembedaan antara ragam formal,nonformal,dansemiformaldilakukanberdasarkanhal berikutini. a. Topikyangsedangdibahas b. Hubunganantarpembicara c. Mediumyangdigunakan d. Lingkungan e. Situasisaatpembicaraanterjadi Ada lima ciri yang dapat dengan mudah digunakan untuk membedakanragamformaldariragamnonformal.Setiapciri adalahsebagaiberikut. a. Penggunaankatasapaandankataganti b. Penggunaankatatertentu c. Penggunaanimbuhan d. Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan(preposisi) e. Penggunaanfungsiyanglengkap
4
KRITERIA PEMBEDA RAGAM BAHASA a. Topik yang sedang dibahas; b. Hubungan antarpembicara; c. Medium yang digunakan; d. Lingkungan; atau e. Situasi saat pembicaraan terjadi
CIRI PEMBEDA RAGAM BAHASA A. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti B. Penggunaan kata tertentu C. Penggunaan imbuhan D. Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) E. Penggunaan fungsi yang lengkap.
PROGRAM DASAR PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS INDONESIA
BAHASA INDONESIA, Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam formal dari ragam nonformal yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda, atau kita akan menyertakan penyebutan jabatan, gelar, atau pangkat. Sementara, untuk menyapa teman atau rekan sejawat, kita cukup menyebut namanya atau kita menggunakan bahasa daerah. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam formal kita akan menggunakan kata saya, sedangkan aku digunakan dalam ragam semiformal. Dalam ragam nonformal, kita akan menggunakan kata gue, ogut. Penggunaankatatertentumerupakancirilainyangsangat menandai perbedaan ragam formal dari ragam nonformal. Dalam ragam nonformal akan sering muncul kata nggak, bakal, gede, udahan, kegedean, cewek, bokap, ortu. Di samping itu, dalam ragam nonformal sering muncul bentuk penekan, seperti sih, kok, deh, lho. Dalam ragam formal, bentuk‐bentukitutidakakandigunakan. Penggunaanimbuhanadalahcirilain.Dalamragamformal kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti. Hanya pada kalimat perintah kita dapat menghilangkan imbuhan dalam kata kerjanya (verba). Dalam ragam nonformal,imbuhanseringkaliditanggalkan.Mis...