MODUL PLPG TATA BUSANA KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU dan UNIVERSITAS NEGERI MALANG Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115 2013 PDF

Title MODUL PLPG TATA BUSANA KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU dan UNIVERSITAS NEGERI MALANG Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115 2013
Author Luthfi Mala
Pages 68
File Size 2.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 112
Total Views 475

Summary

MODUL PLPG TATA BUSANA KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU dan UNIVERSITAS NEGERI MALANG Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115 2013 KATA PENGANTAR Buku ajar dalam bentuk modul yang relatif singkat tetapi komprehensif ini diterbitkan untuk membantu para peserta dan instruktur dalam melaksanakan kegiatan P...


Description

MODUL PLPG

TATA BUSANA

KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU dan UNIVERSITAS NEGERI MALANG Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115 2013

KATA PENGANTAR Buku ajar dalam bentuk modul yang relatif singkat tetapi komprehensif ini diterbitkan untuk membantu para peserta dan instruktur dalam melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Mengingat cakupan dari setiap bidang atau materi pokok PLPG juga luas, maka sajian dalam buku ini diupayakan dapat membekali para peserta PLPG untuk menjadi guru yang profesional. Buku ajar ini disusun oleh para pakar sesuai dengan bidangnya. Dengan memperhatikan kedalaman, cakupan kajian, dan keterbatasan yang ada, dari waktu ke waktu buku ajar ini telah dikaji dan dicermati oleh pakar lain yang relevan. Hasil kajian itu selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan demi semakin sempurnanya buku ajar ini. Sesuai dengan kebijakan BPSDMP-PMP, pada tahun 2013 buku ajar yang digunakan dalam PLPG distandarkan secara nasional. Buku ajar yang digunakan di Rayon 115 UM diambil dari buku ajar yang telah distandarkan secara nasional tersebut, dan sebelumnya telah dilakukan proses review. Disamping itu, buku ajar tersebut diunggah di laman PSG Rayon 115 UM agar dapat diakses oleh para peserta PLPG dengan relatif lebih cepat. Akhirnya, kepada para peserta dan instruktur, kami sampaikan ucapan selamat melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Semoga tugas dan pengabdian ini dapat mencapai sasaran, yakni meningkatkan kompetensi guru agar menjadi guru dan pendidik yang profesional. Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan PLPG PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang, kami menyampaikan banyak terima kasih.

Malang, Juli 2013 Ketua Pelaksana PSG Rayon 115

Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M. Pd NIP 19541006 198003 1 001

MODUL

POLA BUSANA WANITA

WIDJININGSIH PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY 2012

KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU 2013

KATA PENGANTAR Era globalisasi berpengaruh terhadap kemajuan teknologi, informasi dan persaingan sumberdaya manusia (SDM). Lalu lintas barang dan jasa tidak lagi mengenal batas-batas Negara, dimana pada tahun 2010, China-Asean Free Trade Agreement (CAFTA) sudah dibuka lebar-lebar, dan puncaknya tahun 2020 General Agreement on Trade and Tariffs (GAAT) serta General Agreement on Trade in Services (GATS). Sehubungan dengan

perkembangan tersebut Indonesia dihadapkan pada

permasalahan sektor pendidikan dan tenaga kerja. Indonesia harus mempersiapkan SDM yang berkualitas dan mampu bersaing pada era perdagangan bebas, dengan mengalokasikan beaya besar pada sektor pendidikan. Perubahan dan perkembangan tersebut perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi, dimana mutu pendidikan yang demikian sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan berkehidupan yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu bersaing secara terbuka di era global, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh warga negara Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, kinerja pendidikan menuntut adanya pembenahan dan penyempurnaan terhadap aspek substantif yang mendukungnya, diantaranya adalah guru, yang merupakan pelaku utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebagai tenaga profesional pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis pendidikan tertentu, dimana salah satu pendidikan tersebut adalah Pendidikan Profesi Guru bidang Tata Busana. Menindak lanjuti hal tersebut, maka

sesuai dengan Permendiknas Nomer 8

Tahun 2009 tentang profesi guru dalam jabatan pasal 11, maka sistem pembelajaran pada program PPG mencakup perkuliahan, praktikum, dan praktek pengalaman lapangan yang diselenggarakan dengan pemantauan langsung secara intensif oleh dosen yang ditugaskan khusus untuk kegiatan tersebut, dinilai secara objektif dan transparan. Pelaksanaan perkuliahan, praktikum, dan praktek pengalaman lapangan program PPG dilaksanakan secara tatap muka dan berorientasi pada pencapaian kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil ii

pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, serta melakukan pembimbingan dan pelatihan. Hal ini akan dilakukan pula pada perkuliahan bidang Pola Busana. Perkuliahan Pola Busana dirancang untuk memberi kesempatan kepada peserta PPG bidang busana dalam mempelajari secara luas dan mendalam materi kompetensi membuat pola busana, yang terdiri dari menguraikan teknik macam-macam pembuatan pola busana, baik teknik konstruksi maupun teknik draping. Dengan mempelajari berbagai teknik pembuatan pola busana

tersebut, peserta diharapkan dapat

mengembangkan dan menganalisis berbagai pola busana sesuai dengan trend mode yang berlaku. Semoga materi pola busana yang disampaikan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi para peserta.

Yogyakarta, Desember 2013

Penulis

iii

DAFTAR ISI Halaman Pengantar …………………………………………………………………………………..ii Daftar Isi …………………………………………………………………………………… iv Daftar Gambar ……………………………………………………………………………..vi Daftar Tabel……………………………………………………………………………… viii BAB I PENDAHULUAN…. ……………………………................................................. 1 A. Deskripsi……………………………………………………………………... …….. 1 B. Prasyarat .………………………........................................................................ 1 C. Petunjuk Penggunaan Modul………………………………..................... ……… 1 D. Tujuan Akhir...………………………………………………………………………. 2 BAB II POLA BUSANA TEKNIK KONSTRUKSI………………………………………… 3 A. Tujuan Antara…………….. ………………………………................................... 3 B. Uraian Materi ………………………………………………………………………. 3 1. Konsep Dasar Pola Busana Teknik K onstruksi …………………….......... 3 2. Menggambar Pola Busana Teknik K onstruksi …………………………… 6 3. Pembuatan Pola Dasar Teknik K onstruksi ………………………………. 8 - Pola Dasar Badan Dressmaking ………………………………………… 8 - Pola Dasar Lengan Dressmaking ……………………………………….. 11 - Pola Dasar Rok Dressmaking …………………………………................ 12 - Pola Celana………………………………………………………………… 14 - Pola Dasar Badan Meyneke……………………………………………… 15 - Pola Dasar Lengan Meyneke…………………………………………….. 17 - Pola Dasar Lengan Meyneke…………………………………………….. 18 4. Pola Bagian-Bagian Busana…………………………………………………. 19 a. Lipit Bentuk ………………………………………………………………... 20 b. Garis Leher………………………………………………………………… 24 c. Kerah ………………………………………………………………………. 25 d. Lengan …………………………………………………………………….. 27 e. Blus ………………………………………………………………………… 28 f. Rok …………………………………………………………………………. 28 g. Celana ……………………………………………………………………… 30 5. Analisis Pola Busana …………………………………………………………. 31 6. Merancang Bahan & Harga ……………………………………………….. .. 35 BAB III POLA BUSANA TEKNIK DRAPING …………………………………………….. 38 A. Tujuan Antara………………………………………………………......................... 38 B. Uraian Materi ...………………………………………………………………………. 38 1. Konsep Dasar Draping …………………………………………………………. 38 2. Peralatan…………………………………………………………………………. 40 iv

3. 4. 5. 6. 7.

Bahan………………………………………………………………………………. 41 Langkah Kerja Membuat Pola Draping ………………………………………… 41 Menandai Boneka Jahit ………………………………………………………….. 42 Menentukan kebutuhan Bahan ………………………………………………… 43 Pola Busana Teknik Draping ……………………………………………………. 44 a. Draping Pola Dasar Badan ………………………………………………….. 44 b. Draping Pola Dasar Rok ……………………………………………………… 46 c. Draping Kerah ………………………………………………………………... 48 d. Draping Busana Lilit ………………………………………………………….. 51 Rangkuman ………………………………………………………………………………….. 54 Latihan ……………………………………………………………………...................... 56 Daftar Pustaka …………………………………………………………………………..58

v

Daftar Gambar Halaman Gambar 1: Pola Dasar Badan Sistem Dressmaking………………………………….. 9 Gambar 2: Pola Dasar Lengan Sistem Dressmaking………………………………... 11 Gambar 3: Pola Dasar Rok Sistem Dressmaking ……………………………………. 12 Gambar 4: Pola Dasar Celana Wanita ……………………………………………… 14 Gambar 5: Pola Dasar Badan Sistem Meyneke………………………………………. 16 Gambar 6: Pola Dasar Lengan Meyneke……………………………………………… 18 Gambar 7: Pola Dasar Rok Meyneke…………………………………………………... 19 Gambar 8: Lipit Bentuk Bahu……………………………………………………………. 20 Gambar 9: Lipit Bentuk Kerung Lengan ………………………………………………. 20 Gambar 10: Lipit Bentuk Bawah Ketiak ……………………………………………….. 21 Gambar 11: Lipit Bentuk Sisi Bawah…………………………………………………… 21 Gambar 12: Berbagai Bentuk Lipit Pantas TM………………………………………… 21 Gambar 13: Berbagai Bentuk Lipit Pantas Pada Kerung Leher…………………….. 22 Gambar 14: Garis Prinses Dari Kerung Lengan……………………………………… 22 Gambar 15: Garis Prinses Dari Bahu…………………………………………………... 23 Gambar 16: Garis Empire………………………………………………………………... 23 Gambar 17 : Variasi Berbagai Garis Hias………………………………………………. 23 Gambar 18 : Bentuk Dasar Garis Leher………………………………………………… 24 Gambar 19 : Variasi Bentuk Leher Bulat……………………………………………….. 24 Gambar 20 : Variasi Bentuk Leher Persegi…………………………………………….. 25 Gambar 21 : Variasi Bentuk Leher V……………………………………………………. 25 Gambar 22 : Kerah Dipasangkan……………………………………………………….. 26 Gambar 23 :Kerah Menyatu Badan……………………………………………………… 26 Gambar 24 : Kerah Terdiri 2 Bagian…………………………………………………….. 26 Gambar 25 : Berbagai Lengan Dipasangkan………………………………………….. 27 Gambar 26 :Berbagai Lengan Setali & Raglan………………………………………… 28 Gambar 27 :Blus Dimasukkan & Blus Luar…………………………………………….. 28 Gambar 28 : Pengelompokkan Rok Berdasarkan Panjang………………………….. 29 Gambar 29 : Pengelompokkan Rok Berdasarkan Siluet……………………………… 30 Gambar 30 :Bentuk Dasar Siluet Celana……………………………………………….. 31 Gambar 31 : Mengubah Pola Blus ………………………………………………………. 34 Gambar 32 : Rancangan Bahan…………………………………………………………. 36 Gambar 33 : Boneka Jahit………………………………………………………………… 40 Gambar 34 :Langkah Draping Pola Dasar Badan Muka………………………………. 44 Gambar 35 : Langkah Draping Pola Dasar Badan Belakang…………………………. 45 Gambar 36 : Pola Dasar Badan Disempurnakan………………………………………. 46 Gambar 37 :Langkah Draping Pola Dasar Rok…………………………………………. 47 vi

Gambar 38 : Draping Busana Lilit……………………………………………………...... Gambar 39 :Draping Busana Lilit Pada Boneka……………………………………….. Gambar 40 : Draping Busana Lilit Pada Model………………………………………… Gambar 41 : Desain Latihan Analisis Pola…………………………………………….. Gambar 42 : Desain Latihan Draping……………………………………………………

vii

53 54 54 56 57

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Merancang Harga………………………………………………………….. Tabel 2 : Perbedaan Teknik Draping & Konstruksi………………………………..

viii

37 39

BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Pelatihan

Pola

Busana Wanita

dirancang

untuk

memberi

kesempatan

penyegaran kepada peserta pelatihan bidang busana dalam mempelajari secara luas dan mendalam materi kompetensi membuat pola busana, yang terdiri dari pembuatan pola busana teknik konstruksi, dan pembuatan pola busana/busana teknik draping. Pola busana teknik konstruksi adalah cara pembuatan pola busana berdasarkan ukuran badan pemakai,

digambar pada kertas berdasarkan perhitungan secara matematis,

sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok muka dan belakang, lengan, kerah dan sebagainya, sesuai dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Pada pola teknik konstruksi akan membahas berbagai pola busana dari berbagai sistem, pola bagian-bagian busana, dan analisis pola. Pola teknik draping merupakan teknik pembuatan pola dasar busana, pola busana maupun busana, baik pada boneka maupun langsung pada tubuh model dengan sematan dan tanpa memerlukan ukuran. Pada teknik draping akan membahas langkah kerja secara umum membuat berbagai pola busana secara draping, yaitu draping pola dasar badan, pola dasar rok, kerah rebah, kerah cina, kerah setali, dan busana lilit.

B. Prasyarat Peserta pelatihan diharapkan sudah menguasai, ataupun pernah mengajar pembuatan pola busana wanita baik secara konstruksi maupun secara draping.

C. Petunjuk Penggunaan Modul Bagi peserta pelatihan: 1. Bacalah dengan seksama tujuan akhir dan tujuan antara untuk mengetahui apa yang akan diperoleh setelah mempelajari materi ini. 2. Modul ini memuat informasi tentang apa yang harus peserta diklat lakukan untuk mencapai tujuan antara pembelajaran.

1

3. Pelajari dengan seksama materi setiap kegiatan belajar, jika ada informasi yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari setiap materi pada kegiatan belajar, sebaiknya berkonsultasi pada pengajar. 4. Kerjakan latihan serta tugas yang terdapat pada akhir kegiatan, diskusikan dengan teman untuk mengetahui jawaban mana yang mengandung kemungkinan benar. Bagi pengajar: 1. Baca, pelajari, kuasai, dan kembangkan dengan seksama materi setiap kegiatan pembelajaran. 2. Gunakan model pembelajaran inovatif supaya peserta pelatihan tidak jenuh. 3. Gunakan media pembelajaran yang dapat menrangsang peserta pelatihan berpartisipasi aktif dalam pelatihan.

D. Tujuan akhir Peserta pelatihan setelah selesai mengikuti kegiatan akan memiliki wawasan pengetahuan tentang berbagai cara pembuatan pola busana secara konstruksi dan secara draping.

2

BAB II KEGIATAN BELAJAR I POLA BUSANA TEKNIK KONSTRUKSI A. Tujuan Antara Tujuan antara yang perlu dicapai pada akhir kegiatan belajar 1, adalah: 1. Memahami pengertian pola konstruksi. 2. Memahami peralatan untuk menggambar busana. 3. Memahami berbagai jenis ukuran untuk membuat berbagai jenis pola konstruksi. 4. Memahami cara mengkonstruksi berbagai pola dasar busana dari berbagai sistem, dan berbagai pola bagian-bagian busana. 5. Dapat menganalisis pola busana wanita. B. Uraian Materi 1. KONSEP DASAR POLA BUSANA TEKNIK KONSTRUKSI Busana dibuat berdasarkan pola, sehingga pola sangat penting artinya dalam

membuat busana, karena baik

tidaknya

busana

yang dikenakan di

badan seseorang sangat dipengaruhi oleh kebenaran pola itu sendiri. Tanpa pola, memang suatu busana dapat dibuat, tetapi hasilnya tidaklah sebagus yang diharapkan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pola-pola busana yang berkualitas akan menghasilkan busana yang enak dipakai, indah dipandang dan bernilai tinggi, sehingga akan tercipta suatu kepuasan bagi si pemakai. Kualitas pola busana akan ditentukan oleh beberapa hal, di antaranya adalah: a. Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh si pemakai, hal ini mesti didukung oleh kecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi titik dan garis tubuh, serta menganalisa posisi titik dan garis tubuh si pemakai; b. Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti garis lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi rok, bentuk lengan, kerah, dan lain sebagainya, untuk mendapatkan garis pola yang 3

luwes mesti memiliki sikap cermat dan teliti dalam melakukan pengecekan ukuran; c.

Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas karton manila, atau kertas koran;

d. Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagianbagian pola, misalnya tanda pola bagian muka dan belakang, tanda arah benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit, tanda kampuh dan tiras, tanda kelim, dan lain sebagainya; e. Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola. Agar pola tahan lama sebaiknya disimpan di tempat-tempat khusus seperti rak dan dalam kantong - kantong plastik, diarsipkan dengan memberi nomor, nama dan tanggal, serta dilengkapi dengan buku katalog. Pola busana teknik konstruksi berdasarkan

ukuran

adalah

badan pemakai,

cara pembuatan pola

busana

digambar pada kertas berdasarkan

perhitungan secara matematis, sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok muka dan belakang, lengan, kerah dan sebagainya, sesuai dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Pembuatan pola konstruksi lebih rumit dari pada pola standar di samping itu juga memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh si pemakai. Ada beberapa macam pola konstruksi antara lain: pola sistem Dressmaking, pola sistem So-en, pola sistem Charmant, pola sistem Aldrich, pola sistem Meyneke, dan lain sebagainya. Menggambar pola busana memerlukan peralatan tertentu, yang terdiri dari berbagai jenis antara lain: a. Pita ukuran Pita ukuran (cm) digunakan untuk mengambil ukuran badan seseorang yang akan membuat busana atau ukuran model. Di samping itu, pita ukuran juga dipakai untuk menggambar pola pakaian dan juga digunakan pada waktu penyesuaian pola. Pita ukuran (cm) ada beberapa macam, yakni ada yang menggunakan ukuran sentimeter dan ada yang ukuran inchi, bahkan ada yang menggunakan kedua ukuran tersebut. b. Penggaris 4

Untuk menggambar pola busana diperlukan penggaris pola dengan bentuk yang berbeda-beda. Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis lurus, penggaris lengkung digunakan untuk membuat garis-garis melengkung seperti garis lingkar leher, lingkar kerung lengan, kerah, dan garis sisi rok. Sedangkan penggaris segi tiga siku-siku digunakan untuk membentuk garis sudut, seperti garis badan dan tengah muka, garis badan dan tengah belakang serta garis lebar muka dan garis lebar punggung. c. Kertas Pola (Buku Pola /Buku Kostum) Kertas

pola

(buku

pola

atau

buku

kostum)

merupakan

tempat

menggambar pola. Kertas pola merupakan alat penting untuk menggambar pola. Kertas yang biasa digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran centimeter adalah kertas dorslag, kertas karton manila atau kertas koran. Buku pola digunakan untuk menggambar pola busana dengan ukuran skala. Buku pola yang baik berukuran folio kertasnya berwarna putih, tebal dan halaman terdiri dari kertas bergaris dan kertas polos dengan letak yang berselang-seling. Lembar halaman bergaris diperlukan untuk mencatat ukuran dan mencatat keterangan pola yang dibuat. Lembaran halaman tidak bergaris (polos) digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran skala d. Skala Skala atau ukuran perbandingan adalah alat ukur yang digunakan untuk menggambar pola di buku pola. Skala ada beberapa macam yakni ada yang menggunakan ukuran satu berbanding dua, satu berbanding empat, satu berbanding enam dan satu berbanding delapan. Skala yang baik terbuat dari kertas yang agak tebal seperti kertas karton dan berbentuk segi panjang, dengan letak garis ukuran tepat pada tepi skala. e Pensil Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas pola, dimana pensil yang baik digunakan untuk menggambar pola ada beberapa macam,

yakni

pensil terbuat dari graphite, pensil ini bagus digunakan dan

mempunyai ukuran yang berbeda. Untuk yang agak keras dengan kode H/HB pensil ini tulisannya jelas dan mudah dihapus jika terjadi kesalahan. Pensil ini digunakan untuk menggambar garis-garis pola, setelah polanya selesai dibuat, 5

garis dengan pensil ini dipertajam dengan pensil berwarna. Pensil bewarna merah untuk garis pola bagian muka dan pensil bewarna biru untuk garis pola bagian belakang. Garis bantu pola di pertajam dengan pulpen warna hitam. f. Penghapus Penghapus perlu disediakan sewaktu menggambar pola, penghapus digunakan untuk membersihkan goresan pola yang salah. Penghapus yang baik adalah yang berwarna hitam terbuat dari karet yang lemas, dengan menggunakan penghapus ini goresan-goresan yang salah akan menjadi hilang dan tidak meninggalkan bekas sampai mendapatkan hasil yang memuaskan. g. Jarum Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan berukuran panjang 3 s.d 4 cm. Bentuk jarum pentul/jarum penyemat yang dipergunakan pada pembuatan pola adalah jarum pentul yang baik yaitu ujungnya runcing dan terdapat pegangan mutiara dipangkalnya, sehingga mudah dalam menggunakannya. 2. Menggambar Pola Busana Teknik Konstruksi Menggambar pola busana dengan teknik konstruksi yang baik harus mempunyai lipit kup untuk ruang bentuk yang menonjol (buah dada), dimana bentuk lipit kup ada yang di pinggang, di bahu, di sisi, dan ada

pula


Similar Free PDFs