Outline Asesmen Komunitas KEL C PDF

Title Outline Asesmen Komunitas KEL C
Author Alfian Aminullah
Course Psychology
Institution Universitas Muhammadiyah Jember
Pages 9
File Size 215.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 23
Total Views 116

Summary

OUTLINE ASESMEN KOMUNITAS“GAMBARAN PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BOBA PADAMAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHJEMBER MELALUI PERSPEKTIF THEORY OF PLANNED BEHAVIOR ”Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asesmen KomunitasDosen Pengampu :Dr. Nurlaela Widyarini, S., M.Disusun...


Description

OUTLINE ASESMEN KOMUNITAS “GAMBARAN PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BOBA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MELALUI PERSPEKTIF THEORY OF PLANNED BEHAVIOR” Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asesmen Komunitas

Dosen Pengampu : Dr. Nurlaela Widyarini, S.Psi., M.Si.

Disusun Oleh: 1. Geovani Wenda Setyo H 1710811011 2. Desi Wahyuningtyas

1810811006

3. Dika Retno Sekarasari

1810811016

4. Ainun Nur Fitriyana

1810811020

5. Alfian Aminullah

1810811024

6. Royatus Ziamah

1810811038

7. Fikrian Hikmarur Raffi

1810811041

8. Mia Oktavianti Lutfi

1810811043

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2021

A. Latar Belakang Di era milenial ini, menikmati minuman dengan berbagai jenis dan varian sudah tidak bisa dipisahkan dengan gaya hidup. Saat ini berbagai merek dan jenis minuman kekinian terus bermunculan di tengah masyarakat Indonesia. Salah satu jenis minuman kekinian adalah minuman boba. Minuman boba merupakan minuman asal Taiwan yang saat ini telah menjadi minuman yang populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dan terutama digemari oleh kaum remaja dan dewasa muda. Minuman boba megandung kadar gula dan kalori yang tinggi dan merupakan bagian dari kelompok minuman berpemanis atau sugar sweetened beverage (SSB). Gerai-gerai minuman boba pada umumnya menawarkan berbagai variasi rasa minuman, topping, ukuran minuman, pilihan kadar gula dan es batu yang dapat dipilih oleh konsumen. Pada dasarnya, minuman boba mengandung kadar gula dan kalori yang tinggi. Penelitian terkait kadar gula dan kalori dalam minuman boba yang dilakukan oleh Jae et al., (2017) menunjukkan bahwa minuman teh susu boba mengandung kadar gula dan kalori yang tinggi, yaitu berkisar antara 38 –96 gram gula dan 299–515 kkal energi, bergantung pada jenis toppingdan ukuran yang dipilh, selain itu minuman boba merupakan bagian dari kelompok sugar sweetened beverage (SSB) atau minuman berpemanis yang umumnya mengandung pemanis berupa high fructose corn syrup / HFCS (55% fruktosa, 45% glukosa) atau sukrosa (50% fruktosa, 50% glukosa). Konsumsi minuman berpemanis telah menjadi kontributor utama peningkatan asupan gula tambahan, dan berkorelasi dengan peningkatan terjadinya obesitas dan diabetes melitus tipe 2(Malik et al., 2013). Hubungan antara konsumsi SSB dengan kejadian kegemukan atau obesitas dan diabetes melitus merupakan dampak dari kandungan gula yang terdapat dalam SSB (Bermudez, 2012). Diet tinggi gula tambahan dapat menyebabkan penyakit metabolik seperti diabetes melitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular dengan mekanisme langsung dan tidak langsung. Secara langsung, fruktosa menyebabkan disregulasi metabolisme lemak dan karbohidrat. Secara tidak langsung, gula meningkatan asupan energi yang mengarah pada keseimbangan energi positif, sehingga terjadi peningkatan berat badan dan penambahan lemak, yang pada akhirnya juga menyebabkan disregulasi metabolisme lemak dan karbohidrat (Stanhope, 2016). Selain itu, minuman berpemanis memiliki kadar gula yang tinggi, namun tidak memberikan rasa kenyang, memiliki nilai gizi yang rendah (Akhriani et al., 2016).

Meskipun akhir-akhir ini telah banyak penelitian dan data-data ilmiah yang menunjukkan hubungan kuat antara minuman yang dimaniskan dengan gula (SSB) dan banyak hasil kesehatan yang merugikan, sedikit yang diketahui tentang keyakinan yang spesifik secara budaya dan strategi perilaku tingkat individu yang potensial untuk mengurangi asupan SSB. Salah satunya di kabupaten jember, minuman boba ini justru menjadi salah satu minuman yang digemari oleh sebagain besar mahasiswa. Jember merupakan salah satu kota yang ada di provinsi Jawa timur, di daerah jember terdaopat perguruan negeri maupun swasta. Oleh karena itu. Dalam asesmen komunitas ini, kelompok kamu tertarik untuk memahami gambaran perilaku konsumsi muniman boba pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Jember melalui perspektif Theory of Planned Behavior (TPB). B. Tujuan Asesmen Adapun tujuan dalam asesmen komunitas adalah untuk mengetahui gambaran perilaku konsumsi minuman boba pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember melalui perspektif Theory Planned Behaviour (TPB). C. Landasan Teori A. Perilaku Konsumsi a. Teori Perilaku Dalam hal ini akan dipaparkan teori perilaku terencana (Theory of Planned Behavior). Menurut Theory of Reasoned Action (TRA) perilaku dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Teori ini dikembangkan lebih lanjut oleh Ajzen (1985) menjadi Theory of Planned Behavior (TPB) yang ditujukan untuk memprediksi perilaku individu secara lebih spesifik. Konstruk yang ditambahkan dalam teori ini adalah persepsi kontrol perilaku (perceived behavioral control). The attitude toward behavior merupakan keyakinan mengenai konsekuensi dari suatu perilaku atau secara singkat disebut keyakinan-keyakinan perilaku (behavioral beliefs) (Ajzen, 2005). Keyakinan berkaitan dengan penilaian subjektif individu terhadap dunia sekitarnya, pemahaman individu mengenai diri dan lingkungannya, dilakukan dengan cara menghubungkan antara perilaku tertentu dengan berbagai manfaat atau kerugian yang mungkin diperoleh apabila individu melakukan atau tidak melakukannya. Keyakinan ini dapat memperkuat sikap terhadap perilaku itu apabila berdasarkan evaluasi yang dilakukan individu (beliefs strength and outcome evaluation), diperoleh data bahwa perilaku itu dapat

memberikan keuntungan baginya. Teori ini menunjukkan bahwa keinginan seseorang untuk berperilaku atau tidak dalam suatu tindakan didasari oleh keyakinan dan evaluasi dari hasil yang ditimbulkan atas perilakunya. Jadi, seseorang yang memiliki keyakinan bahwa hasil yang didapat adalah positif, maka akan nampak positif terhadap perilaku itu, begitupun sebaliknya. Subjective norm merupakan persepsi individu terhadap harapan dari orangorang yang berpengaruh dalam kehidupannya (significant others) mengenai dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tertentu. Persepsi ini sifatnya subjektif sehingga dimensi ini disebut norma subjektif. Sebagaimana sikap terhadap perilaku, norma subjektif juga dipengaruhi oleh keyakinan. Bedanya adalah apabila sikap terhadap perilaku merupakan fungsi dari keyakinan individu terhadap perilaku yang akan dilakukan (behavioral belief) maka norma subjektif adalah fungsi dari keyakinan individu yang diperoleh atas pandangan orang-orang lain terhadap objek sikap yang berhubungan dengan individu (normative belief).

D. Metode Asesmen a) Definisi Operasional 1. TPB TPB pertama kali dicetuskan oleh Ajzen (1991) yang merupakan perluasan dari Theory Of Reasoned Action (Ajzen & Fisbein 1980) yang digunakan untuk memprediksi behaviour didalam Situasi terkini di masyarakat. TPB telah banyak Sekali digunakan oleh banyak peneliti untuk memprediksi berbagai macam intensi dan behaviour. Berdasarkan TPB, tindakan seseorang dipengAruhi oleh behavioral intension, intensi tersebut Dipengaruhi oleh attitude toward the bahaviour dan subjective norms (Ajzen 1991). Lebih lanjut, Selain attitude toward the bahaviour dan subjective Norms, perceived behavioral control juga dapat mempengaruhi intensi dan behavioral seseorang. • Sikap Ajzen (2005) mengemukakan bahwa sikap terhadap perilaku ini ditentukan oleh keyakinan yang diperoleh mengenai konsekuensi dari suatu perilaku atau disebut juga behavioral beliefs. Belief berkaitan dengan penilaian-penilaian subjektif seseorang terhadap dunia sekitarnya, pemahaman mengenai diri dan lingkungannya. Bagaimana cara mengetahui belief, dalam teori perilaku direncanakan ini, Ajzen menyatakan bahwa belief dapat diungkapkan dengan cara menghubungkan suatu perilaku yang

akan kita prediksi dengan berbagai manfaat atau kerugian yang mungkin diperoleh apabila kita melakukan atau tidak melakukan perilaku itu. Keyakinan ini dapat memperkuat sikap terhadap perilaku berdasarkan evaluasi dari data yang diperoleh bahwa perilaku itu dapat memberikan keuntungan bagi pelakunya. • Norma Subjektif. Norma subjektif adalah perasaan atau dugaan-dugaan seseorang terhadap harapan-harapan dari orang-orang yang ada di dalam kehidupannya tentang dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tertentu, karena perasaan ini sifatnya subjektif maka dimensi ini disebut norma subjektif (subjective norm). Hubungan sikap terhadap perilaku sangat menentukan, maka norma subjektif juga dipengaruhi oleh keyakinan, bedanya adalah apabila hubungan sikap terhadap perilaku merupakan fungsi dari keyakinan terhadap perilaku yang akan dilakukan (behavioral belief) maka norma subjektif adalah fungsi dari keyakinan seseorang yang diperoleh atas pandangan orang-orang lain yang berhubungan dengannya (normative belief). • Persepsi kontrol perilaku Persepsi kontrol perilaku atau disebut juga dengan kontrol perilaku adalah perasaan seseorang mengenai mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku tertentu, (Ajzen, 2005). Ajzen menjelaskan tentang perasaan yang berkaitan dengan perilaku kontrol dengan cara membedakannya dengan locus of control atau pusat kendali yang dikemukakan oleh Rotter's. Pusat kendali berkaitan dengan keyakinan seseorang yang relatif stabil dalam segala situasi. Persepsi kontrol perilaku dapat berubah tergantung situasi dan jenis perilaku yang akan dilakukan. Pusat kendali berkaitan dengan keyakinan individu bahwa keberhasilannya melakuka segala sesuatu tergantung pada usahanya sendiri. Keyakinan ini berkaitan dengan pencapaian yang spesifik, misalnya keyakinan dapat menguasai keterampilan menggunakan komputer dengan baik disebut kontrol perilaku (perceived behavioral control). b) Metode Pengumpulan Data Asesmen Komunitas ini dilakukan dengan kuisioner online yang menggunakan kerangka TPB (Fishbein & Ajzen, 2010) untuk merancang pertanyaan dalam kuisioner. Tiga belief yang digali dalam wawancara yakni behavioral belief, normative belief, dan control belief. Ketiga faktor tersebut

dinilai mampu membantu peneliti dalam membangun variabel antensenden dalam TPB. Behavioral belief didefinisikan sebagai keyakinan tentang konsekuensi yang akan terjadi dari sebuah perilaku. Variabel kedua yang digunakan yakni normative belief. Definisi normative belief yakni keyakinan tentang ekspektasi normatif yang dilakukan orang lain Variabel ketiga yang digunakan yakni control belief. Control belief memiliki arti keyakinan tentang faktor apa saja yang kemungkinan dapat mendorong atau menghambat sebuah perilaku terjadi. (Fishbein & Ajzen, 2010). c) Subjek Informan Subjek informan dipilih menggunakan metode non probability sampling karena tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. d) Jumlah Informan Jumlah informan yang dibutuhkan dalam asesmen komunitas ini kurang lebih 10-20 orang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. e) Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengambilan sampel convenience sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan sebelumnya agar mendapatkan data yang tepat mengenai penelitian tentang perilaku Konsumsi Minuman Boba Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember. Kriteria yang ditentukan adalah mahasiswa fakultas psikologi universitas Muhammadiyah jember yang mengonsumsi minuman boba minimal dua kali dalam bulan ini. Adapun blueprint wawancara untuk pengambilan data dalam proses asesmen komunitas ini adalah sebagai berikut : Sikap 1. Bagaiamana perasaan atau pikiran yang Anda kaitkan dengan minuman yang paling sering Anda konsumsi? 2. Bisa anda jelaskan apa yang anda ketahui tentang dampak baik meminum minuman boba? 3. Bisa anda jelaskan apa yang anda ketahui tentang kerugian meminum minuman boba? Norma subyektif 1. Mengapa penting atau tidak penting bagi Anda untuk minum dalam jumlah atau jenis minuman yang sama dengan teman dan keluarga Anda?

2. Bisa dijelaskan bagaiamana perasaan anda ketika dalam satu hari anda tidak meminum minuman yang sering anda konsumi? 3. Apakah anda mengetahui efek samping/penyakit yang akan ditimbulkan dari minuman yang anda konsumsi? Persepsi perilaku 1. Apa yang anda rasakan ketika Anda ingin mengubah minuman yang paling sering Anda konsumsi? 2. Bisa dijelaskan, bagaimana perasaan anda ketika meminum minuman yang tidak pernah dikonsumsi ? 3. Apa yang anda lakukan, ketika minuman tersebut tidak mengubah selera pada minuman yang sering anda konsumsi? f) Teknik Analisis Data Teknik analis data yang digunakan dalam proses asesmen komunitas ini dijabarkan lebih detail dalam Langkah-langkah berikut ini : 1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan transkripsi wawancara, men-scanning materi, mengetik data lapangan, atau memilah-milah dan Menyusun data tersebut ke dalam jenisjenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi 2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalag membangun general sense atas informasi yang diperoleh dan merefleksikan maknanya secara keseluruhan. 3. Menganalisis data dengan lebih detail dengan meng-coding data. Coding merupakan proses mengolah materi/informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya (Rossman & Rallis, 1998 : 171)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Rika P.F. ( 2016). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Literasi Ekonomi Dan Life Style Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Ikip Pgri Bojonegoro. Jurnal Edutama. 3(2), 4958.Creswell., John, W. (2017). Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitif, dan Mixed). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Haryono, A, & Niati, Lisma. (2012). Analisis Perilaku Konsumsi Mahasiswa Ditinjau Dari Motif Bertransaksi (Studi Kasus pada Mahasiswi S1 Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Angkatan Tahun 2012). Jurnal Prespektif Ekonomi, 41 – 50. Indriyani., Novi, S. (2016). Perilaku konsumsi islam di indonesia. Jurnal prespektif ekonomi di indonesia: 2 (1). 91 – 106. Prasetyo, D.T. & Djuwita, R. (2020). Penggunaan Theory Of Planned Behavior Dalam Menganalisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Food Waste Behavior Pada Dosen. Jur. Ilm. Kel. & Kons, 13(3), 277-288. Trifosa, V., M, & Malkan, B,. (2020). Minuman Kekinian di Kalangan Mahasiswa Depok dan Jakarta. Indonesian Jurnal of Health Development, 2 (2), 8391. Zoellner, et all. (2012). Qualitative Application of the Theory of Planned Behavior to Understand Beverage Consumption Behaviors among Adults. Journal of The Academy of Nutrition and Dietetics. 112 (11), 1774-1784...


Similar Free PDFs