Title | Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Untuk Kelompok Masyarakat (Citizenship Education for Social Community) |
---|---|
Author | Yuyus kardiman |
Pages | 14 |
File Size | 312.7 KB |
File Type | |
Total Downloads | 122 |
Total Views | 611 |
1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN UNTUK KELOMPOK MASYARAKAT (CITIZENSHIP EDUCATION FOR SOCIAL COMMUNITY) Oleh: Yuyus Kardiman* ABSTRACT The biggest problems in the Pancasila and Civic Education in fact not on how the Pancasila and Civic Education implemented a formal educational institution...
1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN UNTUK KELOMPOK MASYARAKAT (CITIZENSHIP EDUCATION FOR SOCIAL COMMUNITY) Oleh: Yuyus Kardiman*
ABSTRACT The biggest problems in the Pancasila and Civic Education in fact not on how the Pancasila and Civic Education implemented a formal educational institution, but Pancasila and Civic Education conducted by the non-formal institutions both family and society. More social problems that occur due to the inability of society to educate both by example and efforts to socialize knowledge and values. For this reason the development efforts of Pancasila and Civic Education for the community to be important, especially in Indonesia. Key Words: Pancasila and civic education, society.
pendidikan
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang
apalagi
konsep
Pendidikan
Kewarganegaraan (civic Education), kadang
Pendidikan selalu menjadi sorotan
kita
terjebak
pada
pemikiran
bahwa
dalam upaya pembangunan setiap bangsa,
pendidikan itu adalah sekolah yaitu suatu
begitupun di Indonesia, pendidikan selalu
lembaga formal yang dimiliki oleh Negara
menjadi
selalu
atau swasta yan dilakukan dalam sebuah
persoalan
gedung sekolah dan berbagai fasilitas yang
mengenai pendidikan terus mengemuka,
ada di dalamnya, kurikulum dan guru serta
mulai
komponen sekolah lainnya yang ada.
trend
topic
dipermasalahkan.
dari
yang
Berbagai
persoalan
Ujian
Nasional,
Pendidikan karakter yang luntur, guru yang tidak
berkualitas,
kurikulum
dalam
masalah
tersebut,
sehingga mengatasi yang
Sehingga ketika adanya persoalan
pergantian
sosial (konflik sosial) dalam masyarakat,
berbagai
seperti tawuran antar pelajar/mahasiswa,
akhirnya
yang akhirnya merembet menjadi tawuran
kurikulumnya dianggap bermasalah juga. Persoalan di atas menggambarkan
antar kelompok masyarakat, suku bahwak mengatanamanakan
agama,
tingkat
bahwa belum stabilnya system pendidikan
kriminalitas yang semakin tinggi yang tidak
kita, sehingga secara langsung ataupun tidak
jarang dilakukan oleh anak usia sekolah,
berpengaruh terhadap kualitas pendidikan
kasus
itu sendiri. Terlebih adanya pemahaman
vandalism, dan sebagainya, tidak jarang
yang
masyarakat menjadikan lembaga pendidikan
keliru,
yaitu
ketika
mendengar
asusila,
obat-obat
terlarang,
*Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta
2 formal
(sekolah)
itulah
yang
menjadi
dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
penyebab utama. Bahwa Sekolah tidak
dasar,
berhasil melakusanakan pendidikan moral
pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal
atau karakter, sekolah tidak memberikan
adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
keterampilan yang jelas bagi siswanya,
formal yang dapat dilaksanakan secara
sekolah membebankan orang tua, dan
terstruktur dan berjenjang. Pendidikan
sebagainya.
informal adalah jalur pendidikan keluarga
Terlebih, negaraan
Pendidikan
yang
sangat
Kewarga-
sarat
pendidikan
menengah,
dan
dan lingkungan.
dengan
Begitupun
dengan
Pendidikan
pendidikan nilai dan moral, pendidikan
Kewarganegaraan, tidak saja ada dalam
demokrasi, pendidikan hukum, pendidikan
pembelajaran
hak
nasionalisme,
melainkan juga bergerak pada kehidupan
pendidikan multicultural, seolah memiliki
masyarakat. Hal ini dikemukakan Cogan
beban yang berat dalam menghadapi segala
(1998:1) yang menyatakan “What is called
persoalan tersebut di atas. Sehingga tidak
for is a new conception of citizenship
sedikit
guru
education, one in which both schools and
ketika
the communities they serve and are a part
asasi
manusia,
yang
Pendidikan
mempersalahkan Kewarganegaraan
terjadi permasalah tersebut.
di
persekolahan
saja,
of, are equal partners in the education of
Dari permasalahan di atas, maka
each new generation of citizens.” Hal ini
perlu kiranya ada penjelasan rasional serta
menjelaskan bahwa dalam konsepsi baru
upaya
tentang pendidikan kewarganegaraan, salah
untuk
persoalan tanggung
memecahkan
yang jawab
Kewarganegaraan
menjadi
berbagai
salah
satu
satunya adalah dimana antara sekolah dan
dari
Pendidikan
masyarakat merupakan mitra yang sejajar
untuk
kehidupan
untuk melayani dan melakukan pendidikan
masyarakat Indonesia yang lebih baik. Berbicara
sangatlah
Hal inilah yang menjadi persoalan
luas, pendidikan milik semua pihak, baik
bangsa ini sekarang, bahwa pada tataran
pihak sekolah, orang tua, masyarakat, dan
masyarakat belum terbangun pendidikan
Negara. Menurut UU No. 20 tahun 2003
kewarganegaraan yang optimal, sehingga
Bab VI Pasal 13 Ayat 1 jalur pendidikan
pendidikan
terdiri atas pendidikan formal, nonformal,
seolah tidak mendapatkan dukungan dari
dan informal yang dapat saling melengkapi
pihak
dan
informal).
memperkaya.
pendidikan
bagi generasi baru sebagai warga Negara.
Pendidikan
formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur
kewarganegaraan
masyarakat
(sektor
disekolah
pendidikan
3 Untuk itulah penulis tertarik untuk menulis ide-ide dalam bentuk artikel ini dengan
judul
negaraan
“Pendidikan
bagi
2. Pembahasan a. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
Kewarga-
Masyarakat”
bagi Masyarakat
(Civic
Education for Civic Community)
Demokrasi tidak didapatkan melalui keturunan
atau
kelahiran,
melainkan
merupakan suatu proses panjang melalui 2. Rumusan Masalah
pendidikan
dan
pembudayaan,
seperti
Dari latar belakang di atas maka
dikemukakan oleh Winataputra (2006)
penulis membuat rumusan masalah sebagai
bahwa “democracy isn’t inherrited, but it
berikut:
is learned”, hal ini menjelaskan akan
1) Permasalahan apa saja yang muncul
pentingnya pendidikan demokrasi pada
dalam pendidikan kewarganegaraan
suatu masyarakat. Tidak saja masyarakat
pada masyarakat dewasa ini?
sekolah,
2) Bagaimana
upaya
membangun
Pendidikan Kewarganegaraan bagi masyarakat
untuk
juga
kelompok
masyarakat informal yakni lingkungan sekolah termasuk orang tua di dalamnya.
menciptakan
masyarakat yang demokratis?
melainkan
Seperti yang dikemukakan oleh Cogan pada bagian latar belakang di atas, bahwa Pendidikan kewarganegaraan tidak
3. Tujuan Penulisan
saja ada pada domain sekolah, melainkan
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah sebagai berikut:
ada
juga
pada
domain
masyarakat
(kultural) dimana PKn dalam masyarakat
1) Untuk mengentahui permasalahan
memiliki konten, tugas dan fungsi sejajar
apa saja yang terjadi dalam upaya
dengan demain sekolah, hal ini sesuai
pendidikan kewarganegaraan pada
dengan pendapat Sapriya (2007:281-282)
masyarakat dewasa ini.
yang menyatakan bahwa domain PKn
2) Untuk mengembangkan pendidikan
sebagai program sosial kultural pada
kewarganegaraan (baik kelembagaan
hakikatnya tidak banyak perbedaan dengan
maupun konten) dalam masyarakat,
program
sehingga
tujuan, pengorganisasian kurikulum, dan
terciptanya
yang demokratis.
masyarakat
materi
kurikuler
dilihat
pembelajaran.
dari
aspek
Perbedaannya
terutama pada aspek sasaran, kondisi, dan karakteristik peserta didik. Program PKn ini
dikembangkan
kehidupan
masyarakat
dalam dengan
konteks sasaran
4 semua anggota masyarakat. Tujuannya
lingkup masyarakat yang lebih luas dari
lebih
dominasi warga negara dewasa.
pada
upaya
pembinaan
warga
masyarakat agar menjadi warga Negara
Hal di atas menunjukkan dua hal
yang baik dalam berbagai situasi dan
yang
perkembangan
kewarganegaraan . Pertama, pendidikan
zaman
yang
senantiasa
berubah.
penting
dalam
pendidikan
kewarganegaraan di persekolahan yang
Hal
ini
pemikiran tentang
di
dasari
Winataputra Pendidikan
juga
(2001,
oleh
harus terus di kembangkan, sehingga
2006)
mampu mempersiapkan warga negara
Kewarganegaraan
muda
untuk
berpartisipasi
dalam
memiliki visi akademis dan pedagogis,
kehidupan demokratis dalam masyarakat.
yang meliputi tiga domain, yaitu, 1)
Kedua,pengembangan
domain kurikuler, yaitu domain pendidikan
kewarganegaraan pada masyarakat civil
kewarganegaraan
melalui civic community.
yang
dikembangkan
dipersekolahan, 2) domain kajian ilmiah,
Arti
pendidikan
penting
pendidikan
yaitu pendidikan kewarganegaraan yang
kewarganegaraan ini, berkaitan tujuan dari
dikembangkan di perguruan tinggi, serta 3)
PKn itu sendiri. Hal ini dapat kita lihat dari
domain social kultural, yaitu pendidikan
konten PKn secara ontology. Konten dalam
kewarganegaraan yang dikembangkan pada
PKn meliputi tiga dimensi yaitu dimensi
masyarakat.
pengetahuan
Peter Levine ( 2012:55) menjelaskan
knowledge),
kewarganegaraan dimensi
(civic
keterampilan
bahwa “civic education should help to
kewarganegaraan (civic skill), dan dimensi
strengthen and sustain a civil society in
nilai
which
dengan penjelasan sebagai berikut:
young
people
participate
as
citizens and learn the skills, knowledge,
kewarganegaraan
1) Dimensi
(civic
value),
pengetahuan
and values they need in the broader
kewarganegaraan (civic knowledge),
public sphere dominated by adults.”
yang menyangkut bidang politik,
Pendidikan kewarganegaraan akan membantu
untuk
memperkuat
hukum
dan
normal,
sehingga
dan
membawa konsekueni materi kuliah
mempertahankan suatu masyarakat sipil
PKn meliputi pengetahuan tentang
(civil society) di mana warga negara muda
prinsip
berpartisipasi sebagai warga negara untuk
pemerintahan dan non pemerintahan,
belajar keketerampilan, pengetahuan, dan
identitas
nilai-nilai yang mereka butuhkan dalam
peradilan yang bebas dan objektif, sejarah
dan
demokrasi,
nasional,
nasional,
rule
lembaga
of
hak
law,
dan
5 tanggungjawab warga negara , HAM
demokratis yaitu pengetahuan kewarga-
dan hak politik.
negaraan (civic knowledge), kecakapan
2) Dimensi
ketrampilan
kewarganegaraan (civic skill), dan watak-
kewarganegaraan (civil skill), yaitu
watak kewarganegaraan (civic disposition).
yang menyangkut ketrampilan dalam
Civic
berpartisipasi di dalam kehidupan
pengetahuan
berbangsa
Oleh
berkaitan dengan kandungan atau apa yang
harus
seharusnya diketahui oleh warga Negara
karena
dan
itu,
bernegara.
peserta
didik
Knowledge
adalah
kewarganegaraan
diberikan kesempatan untuk ikut
meliputi
mewujudkan
konstitusi, tujuan, nilai-nilai dan prinsip
masyarakat
ketrampilan
madani,
memngaruhi,
ketrampilan
monitorig
pemerintahan,
jalannya
ketrampilan
politik
demokrasi,
dan
yang
hubungan
pemerintahan,
Negara
dengan
Negara lain serta peran warga Negara.
dalam
Civic Skill yaitu kemampuan warga
mengambil keputusan, ketrampilan
Negara untuk mempraktekkan hak-haknya
dalam memecahkan masalah sosial,
dan
ketrampilan
sebagai anggota masyarakat yang berdaulat
berkoalisi,
dan
ketrampilan mengelola konflik. 3) Dimensi
nilai
kewarganegaraan
mengarah
tanggung
jawabnya
berdasarkan pengetahuan kewarganegaraan yang telah dimiliki.
(Civic Value), maksudnya materi prkuiiahan
menunaikan
pada
Civic isaratkan
disposition
kepada
yaitu
karakter
meng-
masyarakat
penanaman nilai, ke[ercayaan serta
maupun perseorangan dari warga Negara
sikap kewarganegaraan yang baik.
yang
Materi yang terkait dengan dimensi
pengembangan demokrasi konstitusional.
ini
watak-watak
adalah komitmen, penguasaan
penting
bagi
pemeliharaan
kewarganegaraan
sebagai-
nilai keagamaan , norma dan etika,
mana
nilai keadilan, demokrasi, kebebasan
berkembang secara perlahan sebagai akibat
berpedapat, dan perindungan.
dari apa yang telah dipelajari dan dialami oleh
Sejalan dengan Branson (dalam Kardiman, 2008:47) yang menyatakan bahwa
Pendidikan
kecakapan
dan
seseorang
sekolah,
Ketiga domain, merupakan acuan dalam
tiga komponen utama yang cocok untuk
transfer
dikembangkan
transfer
yang
rumah,
society.
Kewarganegaraan
masyarakat
di
komunitas, dan organisasi-organisasi civil
merupakan pendidikan yang mengandung
pada
kewarganegaraan,
melakukan
transfer
knowledge, of
culture
of
transfer of dari
value, skill,
nilai-nilai
6 kebangsaan Indonesia, yakni nilai-nilai
yang menciptakan. Sehingga Tuhan lah
Pancasila. Nilai-nilai Pancasila seharusnya
sebagai penyebab akan adanya manusia di
menjadi karakter yang dibangun dalam
dunia.
Pendidikan
founding fathers dengan kajian filsafati ini
Kewarganegaraan,
bahkan
dalam pendidikan pada umumnya.
sepakat
Hal inilah yang pada saat ini mulai dirasakan
hilang
dalam
Bangsa
Indonesia
bahwa
Indonesia
harus
melalui
manusia
the
khususnya
menyandarkan
segala
kehidupan
bentuk kehidupannya kepada Ketuhanan
pendidikan nasional kita, tidak saja di
Yang Maha Esa. BerKetuhanan berarti
dunia
percaya bahwa setiap manusia di dunia ini
persekolahan,
terlebih
pada
lingkungan masyarakat. Masyarakat seolah
adalah
kehilangan
sehingga sesame ciptaan Tuhan sudah
arah,
bukan
saja
tidak
sama
sebagai
ciptaan
memahami apa yang harus dilakukan,
selayaknya
tetapi lebih dasar lagi banyak perilaku
menghargai, menyayangi.
masyarakat yang tidak tahu mana yang
Nilai
saling
Tuhan,
menghormati,
Kemanusiaan,
dalam
sila
salah dan yang benar. Sudah saatnya
kedua Pancasila “Kemanusiaan Yang Adil
bahwa
revitalisasi
dan Beradab,” dijelaskan bahwa jika
dengan
manusia sudah memahami bahwa dirinya
nilai-nilai
malhkuk Tuhan, dan harus menyandarkan
kehidupan
sgala kehidupannya kepada Tuhan, maka
demokratis Indonesia. Untuk perlu kiranya
apapun yang diciptakan Tuhannya harus
penulis menguraikan secara singkat arti
...