PENERAPAN KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) SEBAGAI SOLUSI MASALAH TRANSPORTASI DI DKI JAKARTA PDF

Title PENERAPAN KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) SEBAGAI SOLUSI MASALAH TRANSPORTASI DI DKI JAKARTA
Author M. Novrizaldy
Pages 17
File Size 1 MB
File Type PDF
Total Downloads 15
Total Views 52

Summary

PENERAPAN KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) SEBAGAI SOLUSI MASALAH TRANSPORTASI DI DKI JAKARTA MAKALAH Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Topik Khusus Diploma Empat Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung di Jurusan Teknik Sipil OLEH MUHAMMAD FAUZI NO...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PENERAPAN KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) SEBAGAI SOLUSI MASALAH TRANSPORTASI DI DKI JAKARTA Muhammad Fauzi Novrizaldy

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

ANALISIS KONSEP T OD(T RANSPORT ORIENT ED DEVELOPMENT ) T ERHADAP MRT BENDUNGA… Fenny Kart ika Transit Orient ed Development (T OD) Sebagai Solusi Alt ernat if Dalam Mengat asi Permasalahan Kema… Muhammad Hidayat Isa T hesis Nidan Khafian Nidaan Khafian, Wahyudiono Bin Syawal

PENERAPAN KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) SEBAGAI SOLUSI MASALAH TRANSPORTASI DI DKI JAKARTA MAKALAH Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Topik Khusus Diploma Empat Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung di Jurusan Teknik Sipil

OLEH MUHAMMAD FAUZI NOVRIZALDY NIM.141144022

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2018

KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas rahmat dan karunia-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi Wa Sallam, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman, saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mendapat berbagai bantuan dari banyak pihak dengan berbagai masukan, pengalaman, dan saran-saran yang membangun. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan telah banyak membatu dalam berbagai hal, sehingga memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan makalah ini. 2. Bapak Antonius Siswanto, SST., MT sebagai Dosen Mata Kuliah Topik Khusus atas bimbingan selama penyelesaian makalah ini. 3. Teman-teman kelas D4 TPPG, yang sudah sama-sama berjuang dalam melaksanakan perkulian selama 4 tahun penuh dan juga berbagai masukannya. 4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu namanya.

Bandung, Mei 2018

Penulis

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................. i DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iii I.

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 I.1

Latar Belakang .......................................................................................... 1

I.2

Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

I.3

Maksud dan Tujuan ................................................................................... 2

I.4

Sistematika Penulisan ............................................................................... 2

II.

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3 II.1

Konsep Transit Oriented Development (TOD) ......................................... 3

II.2

Definisi dan Karakteristik Transit Oriented Development (TOD) ........... 4

II.3

Komponen dan Ciri dalam Pengembangan TOD...................................... 5

II.4

Potensi Manfaat dan Dampak dari Konsep TOD ...................................... 7

II.5

Kendala/Hambatan dari Konsep TOD ...................................................... 8

II.6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan TOD ........................... 9

II.7

Opini Tentang Pengembangan TOD di Jakarta ........................................ 9

III. III.1

BAB III PENUTUP ................................................................................... 11 Simpulan ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12

ii

DAFTAR GAMBAR Gambar II-1. Konsep Kebijakan TOD. ....................................................................... 3 Gambar II-2. Konsep TOD di Kawasan Stasiun Transit. ........................................... 5 Gambar II-3. Contoh Konsep TOD. ........................................................................... 6 Gambar II-4. Rencana Struktur Ruang (daratan) DKI 2030. .................................... 10

iii

BAB I PENDAHULUAN

I.

BAB I

PENDAHULUAN I.1

Latar Belakang Transportasi menjadi salah satu masalah yang terjadi di kota-kota besar saat ini.

Kepadatan jalan, kemacetan, jarak tempuh yang lama, polusi udara dan suara, serta pemborosan energi merupakan beberapa masalah yang terjadi dari masalah transportasi. Permasalahan transportasi yang terjadi saat ini erat kaitannya dengan pola tata guna lahan, karena pola tata guna lahan berperan penting dalam menentukan kegiatan dan aktivitas pergerakan masyarakat. Aktifitas dan pergerakan masyarakat dapat ditekan dari segi pemanfaatan tata guna lahan dan aksesibilitas dalam menjangkau kegiatan tersebut. Pada kenyataannya, kemacetan dan masalah transportasi yang terjadi saat ini terjadi karena tingginya aktifitas masyarakat yang ditimbulkan dari beragamnya pemanfaatan tata guna lahan tidak diiringi dengan aksesibilitas yang baik. Sehingga jumlah pergerakan masyarakat dalam menggunakan moda transportasi, yang mayoritas adalah pengguna transportasi pribadi semakin meningkat. Hal ini yang menimbulkan kemacetan dan ketidak-efektifan antara aktifitas masyarakat dengan aksesibilitas yang tersedia. Karena keterkaitan antara pola pemanfaatan guna lahan dan pemilihan aksesibilitas moda transportasi untuk mendukung pemanfaatan guna lahan tersebut sangat erat, maka dibutuhkan suatu sistem perancangan yang mampu mengintegrasi antara pembangunan moda transportasi dengan pemanfaatan guna lahan di sekitar moda transportasi yang dapat menunjang aktifitas dan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna moda transportasi. Sistem perancangan yang mengintegrasi antara moda transportasi dengan pemanfaatan guna lahan sekitar yang dikenal dengan konsep Transit Oriented Development (TOD).

M. FAUZI NOVRIZALDY JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2018

1

BAB I PENDAHULUAN

I.2

Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan konsep Transit Oriented Development (TOD)? 2. Bagaimana tahapan penerapan konsep TOD? 3. Bagaimana konsep TOD dapat memecahkan masalah kemacetan di Indonesia? 4. Apakah kota di Indonesia sudah ada/sedang menerapkan konsep TOD?

I.3

Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari makalah ini adalah untuk memaparkan pengaruh konsep

TOD terhadap permasalahan kemacetan di Indonesia berdasarkan hasil studi pustaka. I.4

Sistematika Penulisan Makalah Topik Khusus ini terdiri dari 3 Bab yang urutannya adalah sebagai

berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan dari makalah ini. BAB II PEMBAHASAN Bab ini berisi pembahasan mengenai konsep TOD, pengaruh TOD terhadap masalah transportasi, dan penerapannya di Kota di Indonesia. BAB III PENUTUP Bab ini berisi simpulan dan saran dari pembahasan bab-bab sebelumnya.

M. FAUZI NOVRIZALDY JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2018

2

BAB II PEMBAHASAN

II.

BAB II

PEMBAHASAN II.1 Konsep Transit Oriented Development (TOD) Salah satu konsep baru dalam rancang kota adalah konsep Transit Oriented Development

(TOD).

Konsep

Transit

Oriented

Development

merupakan

restrukturisasi konsep pembanguann kota yang berfokus pada fasilitas transit, yang telah dikenal sebelumnya pada awal abad ke-20 yang berupa konsep pengembangan terpadu pada stasiun kereta api dan Bus Rapid Transit sebagai fasilitas transportasi massal untuk commuter di Amerika Serikat. Proyek tersebut yang menjadi dasar pembentukan teori Transit Oriented Development oleh Calthrope.

Gambar II-1. Konsep Kebijakan TOD.

Konsep Transit Oriented Development (TOD) diterjemahkan oleh Petrus Calthrope pada tahun 1980-an. Transit Oriented Development didefinsikan sebagai konsep yang menggunakan pola ruang mixed-use (campuran) yang mendorong orang untuk tinggal berdekatan dengan layanan transit serta untuk mengurangi ketergantungan orang terhadap mengemudi (atau menjadi commuter). Konsep Transit Oriented Development di anggap sebagai salah satu konsep perancangan kota yang

M. FAUZI NOVRIZALDY JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2018

3

BAB II PEMBAHASAN

berkelanjutan untuk masyarakat. Konsep Transit Oriented Development dapat menjadi salah satu alternatif perancangan kota untuk pertumbuhan daerah. Perkembangan kota yang berorientasi TOD berpotensi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi biaya transportasi rumah tangga sedangkan untuk wilayah dengan pola ruang mixed-use dapat mengurangi sampak lingkungan dan memberikan alternatif untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. II.2 Definisi dan Karakteristik Transit Oriented Development (TOD) Ada beragam definisi TOD, namun dari berbagai definisi tersebut terdapat beberapa kesamaan pemahaman pada prinsip dasarnya. Oleh karena itu, TOD dapat didefinisikan sebagai konsep pengembangan/pembangunan suatu kawasan yang bersifat mixed use dan compact yang berada dalam jangkauan jarak berjalan kaki dari titik layanan angkutan massal dan pusat kawasan komersial. Konsep TOD diterapkan dengan memadukan kawasan hunian, perkantoran, pertokoan, ruang terbuka, dan sarana umum dalam jangkauan jarak berjalan kaki yang nyaman. Dengan konsep ini penghuni dan pekerja di kawasan tersebut akan mudah dan nyaman untuk melakukan perjalanan dengan angkutan umum, sepeda, atau berjalan kaki. Karakteristik dari suatu kawasan yang dibangun dengan konsep TOD umumnya adalah sebagai berikut:

 Merupakan pembangunan yang memadukan kawasan hunian dengan berbagai kategori sosio-ekonomi, perkantoran, pertokoan, dan hunian komersial (apartemen/hotel).

 Idealnya dibangun pada lahan yang dimiliki atau dibawah kewenangan lembaga yang mengelola/mengoperasikan pelayanan angkutan massal.

 Adanya insentif, promosi, dorongan, dan bahkan subsidi yang diberikan oleh lembaga pengelola angkutan massal dan pemerintah (daerah).

M. FAUZI NOVRIZALDY JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2018

4

BAB II PEMBAHASAN

Gambar II-2. Konsep TOD di Kawasan Stasiun Transit.

II.3 Komponen dan Ciri dalam Pengembangan TOD Komponen-komponen yang terdapat dalam pengembangan konsep Transit Oriented Development adalah sebagai berikut: 1. Terdapat jaringan sirkulasi (jalan) 2. Bus Rapid Transit dan tempat pemberhentiannya (halte) 3. Fasilitas pejalan kaki dan pesepeda untuk menghemat pergerakan kendaraan bermotor 4. Fasilitas umum seperti taman, sekolah, perpustakaan, dan lain-lain. 5. Areal parkir Perancangan kawasan dalam konsep TOD memiliki jarak maksimal 2000 kaki dari suatu pehentian transit dengan pusatnya yaitu area komersial inti. Penentuan jarak maksimal 2000 kaki dimaksudkan untuk merepresentasikan suatu jarak jalan kaki yang nyaman (± 10 menit) untuk sebagian orang. Kawasan area transit TOD dikonsepkan menjadi beberapa fungsi lahan, sesuai dengan pola pengembangannya yaitu mixed-use sebagai area pengembangan dan pendukung fasilitas transit. Di bawah ini merupakan penggambaran bagian-bagian dari konsep Transit Oriented Development:

M. FAUZI NOVRIZALDY JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2018

5

BAB II PEMBAHASAN

Gambar II-3. Contoh Konsep TOD.

Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa kawasan pengembangan TOD ini dibagi menjadi beberapa area, yaitu: 1. Daerah komersial inti: Daerah ini dikhususkan untuk area perniagaan sebagai pusat di setiap TOD. Hal ini menjadi penting karena pemanfaatan area perniagaan dapat memungkinkan sebagian besar penduduk dapat menuju area perniagaan dengan berjalan kaki atau bersepeda untuk memenuhi kebutuhan dasar nya. Hal ini dapat mengurangi mobilitas penduduk dengan menggunakan transportasi pribadi. 2. Daerah pemukiman: Daerah pemukiman pada TOD mencakup perumahan yang berada pada jarak jalan kaki yang nyaman dari daerah komersial inti dan perhentian transit. Kebutuhan pemukiman yang padat harus diiringi dengan pembangunan suatu campuran hunian sementara seperti kondominium, apartemen, wisma, atau hotel. Sasaran pemukiman ini adalah untuk commuter yang sering menggunakan fasilitas transit dalam melakukan aktifitas.

M. FAUZI NOVRIZALDY JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2018

6

BAB II PEMBAHASAN

3. Penggunaan publik: Penggunaan public diperlukan untuk melayani penduduk dan pekerja di TOD dan daerah sekitarnya. Fasilitas public seperti tempat parkir, zona hijau, gedung public, dan pelayanan public yang dibangun untuk mengisi kebutuhan tersebut 4. Area sekunder: Setiap TOD memiliki area sekunder yang terletak tidak jauh dengan area komersil inti. Untuk itu, jaringan jalan area sekunder harus tersedia jalan langsung multiple serta koneksi sepeda ke tepat perhentian transit dan area komersil inti, dengan tingkat minimal penyebrangan. Area sekunder dapat dialihfungsikan sebagai fasilitas umum, sekolah umum, parkir masyarakat yang luas, dan lain-lain. II.4 Potensi Manfaat dan Dampak dari Konsep TOD Berkonsentrasi pada pengembangan hunian dan komersial di kawasan sekitar stasiun angkutan massal, TOD merupakan pemicu bagi para penghuni dan pekerja di kawasan tersebut untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mendorong penggunaan angkutan umum lebih intensif. Beberapa contoh yang menunjukkan manfaat dari penerapan konsep TOD ini disampaikan dalam berbagai hasil penelitian yang dilakukan di beberapa kota di California, Amerika Serikat, dan Kanada. Pembangunan dengan konsep TOD di kawasan sekitar stasiun juga akan menghasilkan manfaat-manfaat lainnya, antara lain: 1. Tingkat Kota

 Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas kota dan sekitarnya

 Mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi

 Meningkatkan efesiensi bagi koordinasi untuk investiasi pada guna lahan dan transportasi

 Efektif secara biaya dari pemanfaatan lahan sekitar stasiun

 Menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi pengelola angkutan massal (melalui perjanjian pembangunan bersama atau penjualan properti).

 Meningkatkan kualitas lingkungan

M. FAUZI NOVRIZALDY JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2018

7

BAB II PEMBAHASAN

 Meningkatkan kemampuan beli hunian dan persediaan dari berbagai tipe hunian. 2. Tingkat Kawasan TOD

 Pertumbuhan ekonomi melalui pengempangan ulang/revitalisasi kawasan dan atau stimulan terhadap aktivitas pembangunan baru

 Meningkatkan nilai jual dari properti hunian dan komersial sekitar daerah transit

 Menciptakan lokasi-lokasi yang menarik dan fungsional bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas pertemuan dan sosial lainnya. II.5 Kendala/Hambatan dari Konsep TOD Keberhasilan dari penerapan konsep TOD terhadap suatu kawasan seringkali dikendalai atau terhambat oleh berbagai faktor (Porter, 1998): 1. Waktu Re-organisasi pola pembangunan wilayah sekitar sistem angkutan massal dan penciptaan dari kawasan TOD yang berfungsi secara penuh seringkali berjalan lamban yang bisa memakan waktu puluhan tahun. 2. Dukungan politis Program TOD yang berhasil membutuhkan dukungan politik yang penuh dan koordinasi yang maksimal. 3. Ketidakpastian pasar Para pengembang seringkali mempertanyakan kelayakan finansial dari proyek TOD. 4. Pasar real estate tertekan Keberhasilan TOD terkait dengan kekuatan pasar real estate ditingkat regional dan lokal. 5. Persil lahan yang terpisah-pisah Sekumpulan lahan kecil, potongan lahan dengan berbagai kepemilikan merupakan penghambat pengembangan TOD

M. FAUZI NOVRIZALDY JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2018

8

BAB II PEMBAHASAN

II.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan TOD 1. Pelayanan angkutan umum dengan kualitas tinggi 2. Ketersediaan dari lahan-lahan yang atraktif dan dapat dikembangkan 3. Pasar properti yang kuat 4. Dukungan lingkungan dan masyarakat 5. Manajemen lahan parkir 6. Kelembagaan yang kuat dan lebih pro-aktif 7. Political champion 8. Kebijakan pemerintah lokal 9. Sistem zonasi yang tepat untuk kawasan sekitar stasiun 10. Insentif pembangunan 11. Panduan rancangan kawasan 12. Redevelopment agencies II.7 Opini Tentang Pengembangan TOD di Jakarta Mengacu ke Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta 2030, konsep TOD merupakan bagian dan rencana pembangunan tata ruang wilayah DKI Jakarta masa depan. Mengutip dari Pasal 84 Perda No. 1 Tahun 2012 pengembangan kawasan TOD dilakukan di terminal/stasiun antar moda di pusat kegiatan, stasiun, shelter, dan terminal angkutan umum massal yang terintegrasi dengan daerah di sekitarnya. Lokasi terminal/stasiun/shelter dengan konsep TOD ditetapkan di kawasan sebagai berikut: 1. Perpotongan koridor angkutan massal (dua atau lebih); kawasan dengan nilai ekonomi tinggi atau yang diprediksi akan memiliki nilai ekonomi tinggi; dan 2. Kawasan yang direncanakan atau ditetapkan sebagai pusat kegiatan Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan di wilayah DKI Jakarta ditunjukkan dalam Gambar berikut:

M. FAUZI NOVRIZALDY JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2018

9

BAB II PEMBAHASAN

Gambar II-4. Rencana Struktur Ruang (daratan) DKI 2030.

Dengan kondisi tata ruang Jakarta yang tingkat ketergantungannya tinggi terhadap kendaraan pribadi, bukan hal yang mudah untuk menerapkan rencana di atas tersebut. Sehingga, upaya untuk menerapkan konsep TOD ini berbagai langkah perlu dilakukan seperti antara lain melembagakan rancangan berorientasi angkutan umum, menyiapkan konsep kebijakan dan investasi, menyesuaikan regulasi pengembangan lahan, mengatur ulang kebijakan penyediaan parkir, memperkuat moda transportasi yang mendukung angkutan umum (seperti pedestrian, jalur sepeda), memaksimalkan peluang koordinasi antar pemangku kepentingan dan menyesuaikan layan angkutan umum terhadap keinginan/kebutuhan komunitas yang akan dilayani (CUTR, 2002).

M. FAUZI NOVRIZALDY JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2018

10

BAB III PENUTUP

III.

BAB III PENUTUP

III.1 Simpulan Untuk menciptakan pengembangan kota yang efisien dengan mengurangi tingkat penggunaan kendaraan bermotor, konsep integrasi guna lahan dengan sistem transportasi wajib diterapkan. Salah satu strategi yang baik dan sudah berhasil diterapkan dibeberapa kota adalah dengan menerapkan konsep TOD. Pada makalah ini telah dibahas tentang berbagai aspek dari penerapan konsep TOD yang mencakup pemahaman, definisi, dan karakteristik dari TOD. Selain itu dibahas berbagai kendala dan faktor-faktor penghambat penerapan konsep TOD dan terakhir peluang penerapan konsep TOD di wilayah DKI Jakarta dengan hal-hal yang harus dipersiapkan oleh pemerintah DKI Jakarta.

M. FAUZI NOVRIZALDY JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2018

11

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA Alviansyah. (2016). Penerapan Konsep TOD Sebagai Instrumen Penguatan Jaringan Angkutan Massal Perkotaan. IUTRI: tidak diterbitkan. Handayeni, Ketut Dewi Martha Erli. (2015). Penerapan Konsep TOD Sebagai Upaya Mewujudkan Transportasi Yang Berkelanjutan di Kota Surabaya. ITS: tidak di...


Similar Free PDFs