PENGAMATAN SUNSPOT PDF

Title PENGAMATAN SUNSPOT
Author Fitroh Merkuri W
Pages 14
File Size 338.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 173
Total Views 716

Summary

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta Laporan Praktikum Astronomi Islam Praktis Nama Mahasiswa : Fitroh Merkuri Wandani NIM : 13620023 Fakultas : Sains dan Teknologi Semester :5 PENGAMATAN SUNSPOT Tanggal...


Description

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

Laporan Praktikum Astronomi Islam Praktis

Nama Mahasiswa

: Fitroh Merkuri Wandani

NIM

: 13620023

Fakultas

: Sains dan Teknologi

Semester

:5

PENGAMATAN SUNSPOT

Tanggal Percobaan

: 31 Oktober 2015

Nama Dosen

: Asih Melati, M.Sc

Rekan Kerja

: 1. Nurul Fajariah 2. Juraidah 3. Huda Nasrullah 4. Syafa’atu Zidni 5. Dwi Aryani 6. Paryanti

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

PENGAMATAN SUNSPOT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Allah SWT menjelaskan dalam surat Ibrahim ayat 33 tentang penciptaan-Nya Matahari yang sangat berguna bagi kehidupan, sebagai berikut:

َ ‫س َ رلكم ال‬ ‫ش ْمس القمر آإبيْن س َ رلكم الَيْل النَ ار۝‬ Artinya: “Dan dia juga yang menciptakan matahari dan bulan senantiasa beredar untuk kepentingan kemudahan kamu dan yang menjadikan malam dan siang bagi faedah hidup kamu.” (Q.S. Ibrahim : 33). Matahari merupakan salah satu sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Matahari sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan hidup di alam semesta. Matahari mempunyai suhu yang sangat tinggi yang menyebabkan seolah-olah warna matahari adalah merah kekuningan dan terletak jauh dai bumi. Selain itu ukuran dari matahari adalah berkali lipat dari ukuran bumi. Matahari adalah bintang magnetnya aktif. Matahari memiliki medan magnet kuat. Medan magnet matahari menjadi penyebab sejumlak dampak yang secara kolektif disebut aktifitas matahari, termasuk bintik matahari (sunspot) di permukaan matahari. Bintik matahari sangat berpengaruh terhadap aktifitas di Bumi. Ketika terjadi perubahan aktifitas pada bintik Matahari sedikitpun, akan berakibat sangat banyak atau sangat berpengaruh terhadap

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

aktifitas di Bumi. Sehingga bintik matahari merupakan salah satu dari banyak penemuan yang harus diperhatikan. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas bintik matahari dan juga arah angin bintik mataharinya. Dilakukan penelitian ini agar sebagai makhluk Allah SWT yang berakal dapat mengetahui bagaimana sebenarnya bintik matahari itu serta mengetahui apa saja yang dianggap penting berkaitan dengan bintik matahari. B. Tujuan 1. Mengetahui identifikasi grup sunspot. 2. Mengetahui arah mata angin sunspot. 3. Mengetahui koordinat deklinasi. 4. Menentukan jam bintang.

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB II DASAR TEORI

Bintik matahari adalah bagian dari permukaan matahari yang dipengaruhi aktivitas magnetis hebat, yang mengakibatkan terhambatnya konveksi, membentuk daerah bersuhu lebih dingin. Bintik-bintik ini bisa terlihat dari bumi tanpa bantuan teleskop. Meski bersuhu sekitar 4000-5000K, perbedaan dengan materi sekelilingnya yang berkisar sekitar 5800K mengakibatkan daerah ini tampak secara jelas sebagai noda-noda hitam karena intensitas sebuah benda hitam karena intensitas sebuah benda hitam yang dipanasi adalah sama dengan T (temperatur) berpangkat empat. Jika sebuah bintik matahari diisolir dari fotosfer sekelilingnya ia akan tampak lebih cemerlang dari loncatan bunga api listrik. Bintik matahari yang merupakan manifestari aktivitas magnetis hebat juga merupakan tempat terjadinya lengkung-lengkung korona (coronal loops) dan peristiwa pemautan kembali. Kebanyakan lidah semburan matahari dan semburan massa korona berasal di daerah magnetis aktif sekitar kelompok bintik-bintik matahari yang tampak. Fenomena sama yang diamati secara tidak langsung di bintang-bintang dinamai bintik-bintik bintang. Keduanya, bintik terang dan bintik gelap telah terukur. Bintik matahari merupakan fenomena sementara pada photosphere matahari yang muncul tanpak sebagai bintik-bintik gelap dibandingkan dengan daerah di sekitarnya. Bintik matahari disebabkan oleh magnetik intens dan sebenernya lebih dingin dari area lain matahari yang membuat bintik jelas terlihat sebagai bintik gelap di fotosper. Bintik biasanya muncul berpasangan dengan masing-masing memiliki kutub magnet yang berlawanan dari yang lain. Sebuah bintik raksasa pada matahari telah terbentuk, setidaknya berukuran enam kali diameter Bumi dalam waktu kurang dari 48 jam, seperti diberitakan NASA. Bintik raksasa ini selama Selasa dan

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

Rabu dengan cepat berkembang menjadi sebuah konfigurasi yang tidak stabil dan dapat menyebabkan jilatan api matahari yang kemungkinan dapat mengganggu sistem komunikasi radio.

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB III METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan 1. Teropong Bintang

1 buah

2. Kompas

1 buah

3. Kertas

1 buah

B. Prosedur Kerja 1. Pengamatan diawali dengan membaca basmallah. 2. Semua peralatan disiapkan dan diatur dengan benar. 3. Arah teleskop diatur sedemikian rupa sehingga mengahadap ke arah utara. 4. Teleskop diarahkan atau diatur hingga bayangannya menjadi satu garis lurus. 5. Fokus teleskop diatur hingga terlihat bayangan matahari dan titik matahari. 6. Bayangan matahari dicetak pada kertas milimeter blok. 7. Skala deklinasi dan RA yang terukur dilihat. 8. Hasil pengamatan dicatat pada lembar data. 9. Arah teleskop digeser ke arah barat. Perubahan bayangan diamati. Bayangan yang menghilang merupakan arah barat sedangan bayangan yang tersisa merupakan arah timur. 10. Pengamatan diakhiri dengan hamdalah. C. Metode Analisa Data 1. Menentukan RA Matahari RA Matahari bernilai 0 jam 0 menit pada tanggal 21 Maret.

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

RA Matahari = (jumlah hari dari 21 Maret hingga 31 Oktober) x 4 menit Diubah ke jam 2. Mencari jam bintang LST = HA matahari + RA matahari

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bintik matahari merupakan fenomena sementara pada fotosper matahari yang muncul tampak sebagai bintik-bintik gelap dibandingkan dengan daerah di sekitarnya. Bintik matahari disebabkan oleh magnetik intens dan sebenarnya lebih dingin dari area lain matahari yang membuat bintik jelas terlihat sebagai bintik gelap di fotosper. Bintik biasanya muncul berpasangan dengan masing-masing memiliki kutub magnet yang berlawanan dari yang lain. Bintik raksasa ini selama Selasa dan Rabu dengan cepat berkembang menjadi sebuah konfigurasi yang tidak stabil dan dapat menyebabkan jilatan api matahari yang kemungkinan dapat mengganggu sistem komunikasi radio. Sehingga perubahan aktifitas pada titik matahari ini, akan sangat berpengaruh terhadap aktifitas di Bumi. Pada pengamatan digunakan teropong untuk melihat matahari agar dapat mengidentifikasi grup sunspot (titik matahari). Namun, untuk menghidari terbakarnya alat karena tidak ada filter, dalam mengamati hanya digunakan bayangan matahari saja. Sehingga, teropong yang digunakan dihadapkan 180 derajat membelakangi matahari. Teropong diatur sedemikian rupa agar bayanganya membentuk satu garis lurus, kemudian difokuskan ke bayangan matahari sampai terlihat bintik matahari pada kertas. Dari pengamatan, didapatkan hasil bahwa bintik-bintik matahari membentuk suatu titik-titik hitam yang berkumpul pada salah satu bagian permukaan matahari. Titik-titik hitam ini berjumlah 4 buah yang seakan-akan terlihat hanya sebuah noda kecil pada permukaan matahari, yang ditunjukkan seperti gambar1.

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

Gambar1. Bayangan Matahari dan sunspot

Gambar2.

Bayangan

Matahari

pada

Milimeter blok

Gambar2 menunjukkan bayangan Matahari dan sunspot ketika sudah digambarkan dalam kertas Milimeter blok. Sangat terlihat bahwa ada empat bintik Matahari yang berkumpul pada permukaan Matahari di bagian samping kanan. Arah mata angin sunspot dapat diketahui dengan menggeser arah teropong ke salah satu arah mata angin. Ketika teropong digeser ke arah barat, secara otomatis bayangan yang dihasilkan akan terpotong sebagian mengikuti arah pergeseran teropong. Bayangan yang terpotong menunjukkan arah barat, sedangkan bayangan yang tersisa merupakan arah timur dari matahari. Pada pengamatan ini, diketahui bahwa bagian yang terdapat bintik Matahari merupakan arah timur karena

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

ketika teropong digeser ke arah barat, bayangan bintik Matahari ini tetap ada tersisa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar3. Pada gambar terlihat jelas bahwa bayangan yang tersisa ketika teropong digeser merupakan bagian permukaan Matahari yang terdapat bintik Matahari. Hal ini membuktikan bahwa sunspot berada di arah timur. Pengamatan dilakukan pada pukul 11.40 WIB. Koordinat deklinasi matahari Gambar3. Bayangan pergeseran teropong

dapat diketahui dengan melihat skala nilai deklinasi

dan HA matahari

pada

teropong. Didapatkan bahwa besar nilai deklinasi Matahari adalah -15 derajat, sedangkan besar HA Matahari adalah 23h:50m:0s. Perolehan nilai HA digunakan Untuk menghitung besar RA atau alpha matahari. Didapatkan nilai RA Matahari adalah sebesar 14h:56m:0s sehingga dapat disimpulkan bahwa letak koordinat deklinasi matahari adalah (α, δ) = (RA, deklinasi) = (14h:56m:0s, -15 derajat). Perolehan koordinat deklinasi Matahari dapat digunakan untuk menentukan jam bintang yaitu LST. Melalui perhitungan dapat ditentukan bahwa perolehan jam bintang adalah 14h:46m:0s. Jam ini mempunyai selisih satu hari setelah RA Matahari.

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB V KESIMPULAN

1. Identifikasi grub sunspot digambarkan seperti titik-titik gelap sebanyak 4 buah yang saling berkumpul pada suatu daerah di permukaan matahari.

Gambar4. Bintik Matahari (Sunspot) pada Milimeter blok

2. Arah mata angin sunspot yaitu arah timur berada pada bagian permukaan matahari yang terdapat grup sunspot. 3. Dari pengamatan sunspot pada pukul 11.40 WIB, didapatkan nilai koordinat deklinasi adalah (α, δ) = (RA, deklinasi) = (14h:56m:0s, -15 derajat). 4. Dari perhitungan didapatkan jam bintang adalah 14h:46m:0s.

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Bintik_matahari (Diakses pada tanggal 4 November 2015, pukul 19.41 WIB) www.aura-ilmu.com/2013/02/Bintik-Gelap-Terbentuk-Di-PermukaanMatahari.html?m=1 (Diakses pada tanggal 4 November 2015, pukul 19.58 WIB) http://tuanhakim.blogspot.com/2011/10/ayat-ayat-al-quran-yangmenyebut.html?m=1 (Diakses pada tanggal 4 November 2015, pukul 20.05 WIB)

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB VII LAMPIRAN

1. Menentukan RA Matahari RA Matahari

= (jumlah hari dari 21 Maret hingga 31 Oktober) x 4 menit = 224 x 4 menit = 896 menit = 14 jam 56 menit = 14h:56m:0s

2. Mencari jam bintang LST

= HA matahari + RA matahari = 23 jam 50 menit + 14 jam 56 menit = 38 jam 46 menit = 14h:46m:0s...


Similar Free PDFs