Pengenalan alat-alat Cuaca PDF

Title Pengenalan alat-alat Cuaca
Author Rizki Nurmalasari
Pages 46
File Size 1.3 MB
File Type PDF
Total Downloads 55
Total Views 666

Summary

LAPORAN KEGIATAN FIELDTRIP DASAR KLIMATOLOGI PERTANIAN “Pengenalan Alat-alat Pengukur Cuaca” Disusun oleh : Rizki Nurmalasari 135040118133007 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEDIRI 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambar...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Pengenalan alat-alat Cuaca Rizki Nurmalasari

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Laporan observasi met eorologin dan klimat ologi Wira Yaqin Pelas

TAMAN ALAT BMKG wiwin apriyandit ra Agroklimat ologi axczyohanes harianja

LAPORAN KEGIATAN FIELDTRIP DASAR KLIMATOLOGI PERTANIAN “Pengenalan Alat-alat Pengukur Cuaca”

Disusun oleh :

Rizki Nurmalasari 135040118133007

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004). Untuk menentukan iklim suatu tempat atau daerah diperlukan data cuaca yang telah terkumpul lama (10-30 tahun)yang didapatkan dari hasil pengukuran cuaca dengan alat ukur yang khusus atau instrumentasi klimatologi. Alat‑alat yang digunakan harus tahan lama dari pengaruh‑pengaruh buruk cuaca untuk dapat setiap waktu mengukur perubahan cuaca.Alat dibuat sedemikian rupa agar hasil pengukuran tidak berubah ketelitiannya.Pemeliharaan alat yang baik membawa keuntungan pemakaian lebih lama. Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar tidak salah ukur, harus difikirkan tentang halangan dari bangunan‑bangunan ataupun pohon‑pohon di dekat alat.Agar data yang diperoleh dapat dibandingkan, kemudian perbedaan data yang didapat bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi betul‑betul akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya adanya pengetahuan mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan atau fungsinya dan cara menggunakannya. Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer), Alat pengukur kelembaban relatif

udara (Hygrometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa,

Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer MaximumMinimumalat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Tanah), dan alat pengukur

kecepatan

angin

(Anemometer)

dan

masih

banyak

yang

lainnya

(Prawirowardoyo,1996). Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran. Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002). 1.2 Tujuan 1) Untuk mengetahui deskripsi BMKG, tugas BMKG, definisi taman alat, persyaratan tata letak taman alat 2) Untuk mengetahui definisi radiasi, macam-macam alat pengukur radiasi matahari beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi radiasi matahari serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur unsur matahari 3) Untuk mengetahui definisi suhu, macam-macam alat pengukur suhu beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi suhu serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur suhu 4) Untuk mengetahui definisi kelembaban, macam-macam alat pengukur kelembaban beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi kelembaban serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur kelembaban 5) Untuk mengetahui definisi evaporasi, macam-macam alat pengukur evaporasi beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi evaporasi serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur evaporasi 6) Untuk mengetahui definisi curah hujan, macam-macam alat pengukur curah hujan beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi curah hujan serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur curah hujan 7) Untuk mengetahui definisi angin, macam-macam alat pengukur angin beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi angin serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur angin

8) Untuk mengetahui definisi awan, macam-macam alat pengukur awan beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi awan serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur awan 9) Untuk mengetahui alat-alat lain yang dipasang di stasiun BMKG 1.3 Manfaat 1) Dapat mengetahui deskripsi BMKG, tugas BMKG, definisi taman alat, persyaratan tata letak taman alat 2) Dapat mengetahui definisi radiasi, macam-macam alat pengukur radiasi matahari beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi radiasi matahari serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur unsur matahari 3) Dapat mengetahui definisi suhu, macam-macam alat pengukur suhu beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi suhu serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur suhu 4) Dapat mengetahui definisi kelembaban, macam-macam alat pengukur kelembaban beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi kelembaban serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur kelembaban 5) Dapat mengetahui definisi evaporasi, macam-macam alat pengukur evaporasi beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi evaporasi serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur evaporasi 6) Dapat mengetahui definisi curah hujan, macam-macam alat pengukur curah hujan beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi curah hujan serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur curah hujan 7) Dapat mengetahui definisi angin, macam-macam alat pengukur angin beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi angin serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur angin 8) Dapat mengetahui definisi awan, macam-macam alat pengukur awan beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi awan serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur awan 9) Dapat mengetahui alat-alat lain yang dipasang di stasiun BMKG

BAB II METODOLOGI 1.1 Tempat dan waktu fieldtrip Tempat : BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geologi) Sawahan – Nganjuk Waktu : Hari Rabu, 02 Desember 2015 Pukul : 09.00 WIB - Selesai 1.2 Alat dan bahan fieldtrip 1.2.1 Alat a) Kamera untuk mendokumentasikan alat-alat yang ada di taman alat dan di ruangan b) Bolpoin untuk menulis atau meresume c) Papan dada untuk landasan menulis d) Modul untuk Panduan fieldtrip e) Kertas A4 untuk menulis atau meresume 1.2.2 Bahan 1. Sangkar Meteo

: sebagai tempat untuk meletakkan termometer suhu

udara. 2. Termometer maksimum dan minimum

: alat untuk mengukur suhu

udara. 3. Termometer bola basah dan bola kering : alat untuk mengukur suhu udara. 4. Open pan Evaporimeter : alat untuk mengukur evaporasi 5. Penangkar hujan type hell man :alat untuk mengukur curah hujan dengan otomatis 6. Pengankar hujan type ombrometer : alat untuk mengukur curah hujan dengan manual 7. Solarimeter Campbell stoke : alat untuk mengukur intensitass radiasi matahari 8. Cup Anemometer : alat untuk mengukur kecepatan angin 9. Seismograph : alat untuk mencatat skala gempa bumi

BAB III ISI 3.1 BMKG 3.1.1 Deskripsi BMKG Badan Meteorologi,

Klimatologi,

dan Geofisika (disingkat

BMKG), sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi,klimatologi, dan geofisika. Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan

namaMagnetisch

en

Meteorologisch

Observatorium

(Observatorium Magnetik dan Meteorologi) yang dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika tersebut diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua yakni: Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara

Rakyat

Indonesia,

Yogyakarta,

khusus

untuk

melayani

kepentingan Angkatan Udara. Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang berada di Jakarta dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga. Pada tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih

oleh

Pemerintah

Belanda

dan

namanya

diganti

menjadi

Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang berkedudukan di Jalan Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan

Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya pada tahun 1950, Indonesia secara resmi masuk

sebagai

anggota

Organisasi

Meteorologi

Dunia

(World

Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO. Pada tahun 1955, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya

menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika dibawah

Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Namun 10 tahun kemudian diubah lagi menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, yang pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada dibawah Departemen Perhubungan. Pada tahun 2002, melalui Keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika. Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, BMG berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (BMKG, 2014). 3.1.2 Tugas dari BMKG Tugas dari BMKG : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi : a) Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

bidang

b) Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. c) Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. d) Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. e) Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. f) Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim. g) Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika. h) Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. i) Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. j) Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. k) Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. l) Pelaksanaan

pendidikan

dan

pelatihan

keahlian

dan

manajemen

pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. m) Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. n) Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. o) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG. p) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG. q) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;

r) Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan (BMKG, 2014). 3.1.3 Definisi Taman Alat Taman alat ialah sebidang tanah atau hamparan suatu lahan pada tempat tertentu, dimana pada lahan tersebut merupakan tempat alat-alat pengukur unsur cuaca dipasang (Tim Dosen Klimatologi, 2013) 3.1.4 Persyaratan Tata Letak Taman Alat Persyaratan dasar yang harus dipenuhi untuk pembuatan taman alat ialah: 1. Berada di permukaan tanah datar, rata dan sepenuhnya tertutup rumput pendek yang terpelihara dengan baik. Taman alat hendaknya tidak diletakkan di atas permukaan berbatu atau berpasir. 2. Diletakkan di tengah-tengah daerah terbuka, jauh dari pepohonan dan gedung 3. Cukup luas dan masing-masing alat tersusun dengan baik, sehingga tidak saling menghalangi. 4. Diberi pagar kawat setinggi kira-kira 1 – 2 meter. 5. Pintu masuk disebelah utara atau selatan dan terkunci baik Modul Praktikum Klimatologi 4 Luas taman alat tergantung jumlah dan macam alat. Menurut WMO untuk pemasangan alat yang terdiri dari pengukur suhu udara dan kelembaban udara saja, memerlukan sebidang tanah berukuran paling sempit yaitu 9 x 6 meter. Adapun untuk sebuah stasiun klimatologi pertanian yang lengkap dibutuhkan daerah terbuka yang berukuran paling sempit 10 x 10 meter (Doorenbas, 1976). 3.2 Radiasi Matahari 3.2.1 Definsi Radiasi Matahari Radiasi matahari merupakan unsure iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan unsure iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi dipermukaan bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya

akan

berpengaruh

terhadap

kondisi

curah

hujan,

suhu

udara,

kelembabannisbiudara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu wilayah akan sangat berbeda dari pengendali iklim di bumi secara menyeluruh (Handoko, 1994) 3.2.2 Macam-Macam Alat Pengukur Radiasi Matahari Dan Beserta Cara Kerjanya. Alat-alat pengukur radisai matahari ada Solarymeter, dalam solarymeter ini menggunakan 2 kertas pias, yaiut kertas pias tipe campbell stokes dan kertas pias tipe jordan ada Actinograph : A. Solarymeter tipe Campbel stokes Digunakan untuk mengukur lama matahari bersinar. Data yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan jam atau persen (%). Bagian-bagian alat : a) Lensa bola kaca pejal, r = 7,3 cm b) Busur pemegang bola kaca pejal c) Sekrup pengunci kedudukan lensa d) Sekrup pengatur kemiringan e) Mangkuk tempat kertas pias Cara Kerja : Sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang dibawahnya ada kertas pias, jika sinar terfokus akan membuat/menimbulkan geresan hitam pada kertas hitam. Goresan ini yang digunakan yang digunakan untuk mengukur intensitas sinar matahari, ini dilakukan setiap hari. Pias combellstokes tidak akan terbakar jika radiasi matahari minimum belum tercapai (kira-kira 0,2 sampai (n) cm-2 menit-1). B. Solarymeter Tipe Jordan Digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran surya per jam. Prinsip kerja alat ini adalah pembakaran pias. Bagian-bagian Alat : a) Cela sinar, b) silinder Jordan, c) tutup silinder Jordan

d) pengatur inklinasi (kemiringan) e) dasar alat f) kaki penyangga. Cara kerja : Berkas sinar yang masuk akan bereaksi dengan kalium Fero sianida atau Ferro amonim sitrat yang sebelumnya telah dioleskan pada kertas pias.Garam pero akan beroksidasi sehingga membentuk noda apabila kertas pias kita cuci dengan aquades. Dari panjang noda yang terbentuk akan dapat diukur panjang penyinaran aktual. C. Actinograph Actinograph adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi matahari langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer. Bagian-bagian alat : a) Sensor, yang terdiri dari masing-masing 2 strip bimetal yang bercat hitam dan putih b) Glass dome (bulatan bola gelas), mentransmisikan 90% energi elektromagnetik c) Plat pengatur bimetal d) Mekanik pembesar e) Tangkai dan pena pencatat f) Drum clock / silinder berputar yang dilengkapi dengan kertas pias g) Pengatur atau perata-rata air h) Kontainer silica gel, menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi pada permukaan glassdome i) Bagian dasar j) Penutup atau cover Cara Kerja : Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari radiasi surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar surya terdiri atas bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi

surya. Panas karena radiasi yang diserap ini membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan sebanding radiasi yang diterima sensor. Lengkungan ini disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar menurut waktu. Hasil rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari grafik sebanding dengan jumlah radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama sehari (Kurniawan, 2002). 3.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Radiasi Matahari 1.Jarak matahari. Semakin jauh jarak bumi terhadap matahari → semakin rendah jumlah radiasi matahari yg sampai di PB 2. Sudut datang radiasi matahari Besar kecilnya sudut datang sinar matahari pd PB. Jumlah yg diterima berbanding lurus dg sudut datang. Sinar dengan sudut datang yg miring kurang memberikan energi pd PB disebabkan karena energinya tersebar pd permukaan yg luas dan juga karena sinar tersebut harus menempuh lap ATM yg > jauh dibanding jika sinar dg sudut datang yg ┴. 3. Panjang hari (sun duration) Semakin panjang panjang hari → semakin banyak jumlah radiasi matahari yang sampai di PB 4. Pengaruh Atmosfer Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan ke PB (Herlina, 2015). 3.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur Unsur Radiasi Matahari Berikut adalah tabel kelebihan dan kekurangan alat-alat pengukur unsur radiasi matahari yang telah dibahas diatas:

Nama Alat Ukur Solarimeter

Type

Compbell-Stokes

Kelebihan

Kekurangan

a. Dapat menyesuaikan letak

a. Kertas pias yang dipasang harus

kedudukan matahari pada saat

tepat agar cahaya matahari dapat

alat

tepat jatuh ke kertas tersebut.

dipasang

dengan

menggunakan kertas pias yang

b. Mengganti kertas pias setelah

bentuknya berbeda-beda.

terbakar bila ingin mengukur lama

b. Tidak peka terhadap radiasi

penyinaran

matahari

baru.

selanjutnya.

Jadi

pada

dinilai

hari kurang

praktis. c. Alat ini harus diletakkan di tempat terbuka dan tempat yang...


Similar Free PDFs