PENTINGNYA PEMAHAMAN BHINNEKA TUNGGAL IKA DI KALANGAN GENERASI MUDA PDF

Title PENTINGNYA PEMAHAMAN BHINNEKA TUNGGAL IKA DI KALANGAN GENERASI MUDA
Pages 6
File Size 411.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 587
Total Views 668

Summary

PENTINGNYA PEMAHAMAN BHINNEKA TUNGGAL IKA DI KALANGAN GENERASI MUDA Galuh Tiyasherlinda (1810103001) Haryo Wibisono (1810103073) Veronica Novelia Pretty P.H (1810103098) Mikhael Larenso S (1810103109) Prodi S-1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar Magelang Abstract This research was conduc...


Description

PENTINGNYA PEMAHAMAN BHINNEKA TUNGGAL IKA DI KALANGAN GENERASI MUDA

Galuh Tiyasherlinda (1810103001) Haryo Wibisono (1810103073) Veronica Novelia Pretty P.H (1810103098) Mikhael Larenso S (1810103109) Prodi S-1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar Magelang Abstract This research was conducted to knowing the level of understanding of “Bhinneka Tunggal Ika” in the younger generation which is intended to maintain the unity and entity of the nation with diversity of tribes, race, ethnicity, and culture in order to realize the integrity of the Indonesian Nation. The method used in this study is descriptive and quantitative analysis to give a descriptions according to the facts. This subjects of this study were students of S1 Management Study Program at Tidar Magelang University class of 2018 by taking 16 samples through questionnaires. This study means to find out how much understanding Bhinneka Tunggal Ika in young generations who are in the middle of globalization euphoria. Keywords: Bhinneka Tunggal Ika,unity, pluralism Abstrak Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman Bhinneka Tunggal Ika pada generasi muda yang dimaksudkan agar tetap terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa dengan keragaman suku, ras, etnis, dan budaya demi terwujudnya keutuhan Bangsa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan kuantitatif untuk memberikan gambaran secara jelas sesuai dengan fakta yang ada. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa prodi S1 Manajemen Universitas Tidar Magelang angkatan 2018 dengan mengambil 16 sampel melalui kuisioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman Bhinneka Tunggal Ika terhadap Generasi muda yang sedang berada di tengah-tengah euforia globalisasi. Kata kunci: Bhinneka Tunggal Ika, kesatuan, keberagaman PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinnekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan

berdaulat. Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa, kini apa yang telah diperjuangkan oleh para pendiri dan pendahulu bangsa tengah menghadapi berbagai ujian, baik dari dalam maupun dari luar. Globalisasi dan euphoria 1

reformasi yang penuh dengan semangat perubahan, telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan kebangsaan. Indonesia merupakan salah satu Negara yang multikulturalisme, hal ini dikarenakan banyaknya ras, suku, agama, bahasa yang berada dalam satu Negara kesatuan ini. Konsep „bhinneka‟ dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti „beragam‟ membawa makna bahwa terdapat banyak keragaman yang ada di Indonesia, kalimat semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali dimuat dalam sebuah karya yang berjudul Kekawin Purusadasanta (Kitab Sutasoma) pada abad 14, yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa yang besar dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Tetapi kalimat Bhinneka Tunggal Ika sebenarnya kalimat yang tidak utuh. Sebab sebabnya mesti dilegkapi dengan kalimat Tan Hana Dharma Mangrwa yang berarti “ tiada kebenaran yang mendua”, penjelasan mengenai prinsip yang mendasari kehidupan dari bangsa Indonesia yang beragam tetapi tetap satu. “Indonesia terdiri atas sejumlah besar kelompok ras, budaya, agama, dan lain-lain yang masing-masing plural (jamak) dan sekaligus juga heterogen “aneka ragam” (Kusumohamidjojo, 2000:45)”. Keragaman masyarakat multikultural sebagai kekayaan bangsa. Di sisi lain sangat rawan memicu konflik dan perpecahan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasikun (2007: 33) bahwa kemajemukan masyarakat Indonesia paling tidak dapat dilihat dari

dua cirinya yang unik, pertama secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, budaya, serta perbedaan kedaerahan, dan kedua secara vertikal ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Keragaman sebagai rahmat dari Tuhan tidak lepas dari tantangan yang sering kali muncul di tengah kehidupan masyarakat. Menyikapi perbedaan dengan intoleransi, memperdebatkan perbedaanperbedaan, mempertentangkan orang lain yang tidak memilik pemikiran yang sama, dan bahkan melakukan tindakan-tindakan kekerasan yang memicu konflik massal. Hal ini sangat rentan terjadi pada masyarakat Indonesia yang dihadapkan pada perubahan dan kebebasan era globalisasi. Pada masyarakat modern sekarang ini khususnya generasi muda makna serta arti penting dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dijaga dan diimplementasikan dengan baik. Seiring berkembangnya zaman, tantangan dan hambatan akan selalu ada. Untuk mengantisipasi hal tersebut, masyarakat Indonesia khususnya generasi muda harus turut serta dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Sebagai generasi penerus bangsa, generasi muda diharapkan dapat menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia agar menjadi Negara yang selalu menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan, meskipun Indonesia memiliki banyak keberagaman. Oleh karena itu, Bhinneka Tunggal Ika hadir sebagai kunci dan pemersatu keragaman bangsa Indonesia yang merupakan ciri dari

2

persatuan bangsa Negara Multikultur.

Indonesia

sebagai

METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini kami menggunkan metode analisis deskriptif dan kuantitatif yaitu penelitian dengan cara pengumpulan data melalui sampel populasi yang kemudian dianalisis, untuk memberi gambaran mengenai topik pembahasan. Kami mengambil sampel dari Mahasiswa prodi S-1 Manajemen angkatan 2018 Universitas Tidar sebagai subjek penelitian. Dalam penelitian ini kami mengambil 16 sampel mahasiswa. Pengumpulan data ini kami lakukan dengan memberikan kuesioner kepada sampel mahasiswa. PEMBAHASAN Pluralitas berasal dari bahasa inggris yaitu “plural” yang berarti “jamak”. Menurut Muhammad Imarah (19989:9) pluralitas adalah kemajemukan yang didasari oleh keutamaan (keunikan) dan kekhasan. Artinya kemajemukan merupakan suatu keberagaman yang terjadi didalam kehidupan masyarakat dengan ciri atau kekhasan dimasingmasing kelompok masyarakat. Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan adanya plutalitas (keberagaman) di Indonesia, diantaranya sebagai berikut : 1) Keadaan geografis Indonesia yang sangat luas dengan jumlah >3000 pulau, hal tersebut dapat menjadi faktor terjadinya pluralitas suku bangsa di Indonesia. 2) Kenyataan bahwa Indonesia terletak diantara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Keadaan ini menjadikan Indonesia

menjadi lalu lintas perdagangan, sehingga dapat mempengaruhi terciptanya pluralitas agama di dalam masyarakat Indonesia. 3) Iklim yang berbeda-beda dan struktur yang tidak sama di antara berbagai daerah di kepulauan Nusantara, telah mengakibatkan pluralitas regional. Dalam model multikulturalisme, penekannya adalah pada kesederajatan ungkapan-ungkapan budaya yang berbedabeda, pada pengayaan budaya melalui pengadopsian unsur-unsur budaya yang dianggap paling cocok dan berguna bagi pelaku dalam kehidupannya tanpa ada hambatan berkenaan dengan asal kebudayaan yang diadopsi tersebut karena adanya batas-batas sukubangsa yang primordial. Glazer (1997) mengatakan, dalam masyarakat multikultural, setiap orang adalah multikulturalis karena setiap orang mempunyai kebudayaan yang bukan hanya berasal dari kebudayaan asal atau sukubangsanya, melainkan juga mempunyai kebudayaan yang berisikan kebudayaan-kebudayaan dari sukubangsa atau bangsa lain. Selo Soemardjan (Alfian, 1991: 173) mengemukakan bahwa pada waktu disiapkannya Republik Indonesia yang didasarkan atas Pancasila tampaknya para pemimpin kita menyadari realitas bahwa ditanah air kita ada aneka ragam kebudayaan yang masing-masing terwadahkan di dalam suatu suku. Namun, keragaman merupakan suatu hal yang wajar jika disadari dan dihayati keberadaannya sebagai sesuatu yang harus disikapi dengan toleransi. Menurut Djaka Soetapa (Sopates dkk, 1998: 108) “...kemajemukan itu juga 3

dapat menjadi bencana bagi bangsa Indonesia, karena kemajemukan dapat menjadi sumber dan potensi konflik yang dapat mengganggu dan bahkan mengancam kesatuan dan persatuan bangsa”. Kemungkinan munculnya benihbenih percekcokan pada masyarakat multikultur sangat rawan terjadi jika masyarakat multikultur menyikapi perbedaan sebagai suatu pemisah dan menimbulkan sifat ke-kita-an (yang lain bukan bagian dari kita). Ada beberapa kenyataan yang dapat menjadi landasan bagi bangsa Indonesia untuk meminimalisir konflik, seperti: 1. Adanya nilai-nilai luhur yang berakar pada pandangan hidup bangsa Indonesia; 2. Adanya kekayaan yang belum dikelola secara optimal; 3. Adanya kemauan memberantas korupsi, nepotisme (KKN).

politik untuk kolusi, dan

Hefner (dalam Mahfud, 2009: 83) memaparkan bahwa:Pluralisme kultural di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Malaysia, dan Singapura sangatlah mencolok, terdapat hanya beberapa wilayah lain di dunia yang memiliki pluralisme kultural seperti itu. Karena itulah dalam teori politik Barat dasawarsa 1930-an dan 1940-an, wilayah ini, khususnya Indonesia dipandang sebagai “lokus klasik” bagi konsep masyarakat majemuk/ plural (plural society) yang diperkenalkan ke dunia Barat oleh JS Furnivall. Menurut Bhiku Parekh (dalam Azra 2006: 62) juga mengatakan bahwa Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan

konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan. Keberadaan peninggalan candi seperti candi Borobudur, Prambanan, dan situs lainnya merupakan contoh keberagaman Indonesia dalam hal kepercayaan. Hal ini menunjukkan adanya pedoman hidup dasar bangsa Indonesia yang menganut banyak kepercayaan. Selanjutnya, prinsip yang tertuang dalam sila kedua Pancasila, merupakan bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia sejak telah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sesuai budaya bangsa Indonesia yang beragam. Hal ini dapt dilihat dari berbagai seni budaya bangsa yang mengagungkan manusia sesuai dengan budaya yang beragam. Keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia menjadi tuntunan hidup bangsa Indonesia yang majemuk. Prinsip persatuan Indonesia bukan berarti menghilangkan eksistensi, ciri, dan identitas masing-masing suku bangsa. Eksistensi, ciri dan identitas masingmasing suku bangsa tetap terpelihara dan terjaga keberadaannya. Sila keempat merupakan bentuk kesadaran atas prinsipprinsip kehidupan kelembagaan yang didasarkan pada perilaku kehidupan gotong royong yang telah mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak dahulu. Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan: ―Negara Pancasila adalah suatu negara yang didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan 4

dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial). Selain itu Indonesia juga memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua, tiada kebenaran yang mendua”. Semboyan ini melambangkan persatuan dan kesatuan Indonesia yang terdiri atas banyaknya keberagaman. Hal ini jika kita kaitkan dengan hasil penelitian yang kami lakukan mengenai peranan generasi muda khususnya mahasiswa dalam pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ditengah-tengah keberagaman yang ada melalui kuesioner yang kami lakukan dengan pertanyaan sebagai berikut : 1) Apakah Anda mengetahui tentang Bhinneka Tunggal Ika? 2) Seberapakah tingkat pengetahuan anda tentang Bhinneka Tunggal Ika? 3) Apakah Anda mengetahui makna Tan Hana Dharma Mangrwa? 4) Bagaimana cara Anda dalam mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan seharihari, terutama didalam lingkungan kampus? 5) Bagaimana cara Anda menyikapi keberagaman yang ada di Indonesia agar kebinnekaannya tetap terjaga? 6) Menurut anda bagaimana cara menyikapi isu-isu yang berkaitan dengan kebhinnekaan yang dapat memicu terjadinya perpecahan atau konflik?

7) Berikan pendapat Anda mengenai isu yang dapat mengakibatkan perpecahan atau konflik dalam masyarakat? Dari 16 sampel mahasiswa 2 orang menjawab sangat tahu, sedangkan 14 lainnya menjawab tahu tentang Bhinneka Tunggal ika, tetapi dari 16 mahasiswa tersebut hanya mengetahui tentang Bhinneka Tunggal Ika saja, mereka belum mengetahui makna dari Tan Hana Dharma Mangrwa. Untuk itu perlu adanya pemahaman kembali mengenai Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa terutama pada generasi muda. Supaya Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya dijadikan sebagai symbol saja, tetapi juga di implementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari pertanyaan mengenai cara pengimplementasian Bhinneka Tunggal Ika rata-rata sampel menjawab dengan cara saling menghargai, menghormati dan besikap toleran terhadap perbedaan yang ada atau tidak mendiskriminasikan perbedaan yang ada terutama kaum minoritas. Dengan adanya hal tersebut, maka dapat mewujudkan kehidupan masyarkat yang aman, nyaman, harmonis dan selaras meskipun berada ditengah-tengah perbedaan. Dalam menyikapi masyarakat Indonesia yang plural serta menjaga kebinnekaan rata-rata sampel menjawab dengan menganggap keberagaman sebagai warna yang indah, saling menghargai dan bersikap toleran terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, tidak membeda-bedakan orang lain, serta memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai perbedaan tersebut. Sedangkan dari pertanyaan mengenai cara menyikapi isu-isu yang 5

berkaitan dengan kebinnekaan agar kebinnekaan itu tetap terjaga dari 16 sampel kebanyaakan menjawab untuk tidak langsung menerima secara mentah-mentah berita atau isu yang belum pasti kejelasannya, sebelum itu kita harus mencari informasi yang akurat agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat menimbulkan konflik masyarakat, tidak mudah terpancing isu-isu yang dapat memecah persatuan dan kesatuan, berpegang teguh pada pendirian, dan menumbuhkan kesadaran pada setiap individu serta menanamkan jiwa-jiwa kebinnekaan yang dimulai dari lingkungan keluarga. Kesimpulan Pluralitas dapat diartikan sebagai keberagaman. Indonesia sendiri memiliki banyak keragaman seperti agama, budaya, adat istiadat, bahasa, dan masih banyak lainnya. Namun, keberagaman ini bisa saja dapat menimbulkan konflik dalam interaksi masyarakat. Untuk itu kita sebagai masyarakat Indonesia harus mampu menjaga kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa. Rasa toleransi, sikap saling menghargai dan saling menghormati harus ditumbuh kembangkan serta dijunjung tinggi dalam masyarakat yang plural. Menumbuhkan kesadaran multikulturalisme menjadi identitas nasional dengan bertumpu pada penghargaan terhadap kemajemukan, hetrogenitas dan pluralitas masyarakat Indonesia. Memahami lebih dalam mengenai nilai-nilai Pancasila (Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa) yang kemudian di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi salah satu cara untuk menjaga kerukunan,

keharmonisan, persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, nyaman, damai dan sejahtera. Jangan mudah percaya ataupun terpancing oleh isu-isu yang dapat menyebabkan perpecahan bangsa. Sebelum menerima informasi, alangkah baiknya kita harus mencari kebenaran berita atau isu tersebut agar nantinya tidak menimbulkan kesalahpahaman yang berujung pada timbulnya konflik. Daftar Pustaka Lestari, G. (2015). Bhinneka Tunggal Ika : Khasanah Multikultural Indonesia di Tengah Kehidupan SARA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 28 Mahardhani, A.J., Hadi Cahyono. (2017). Harmoni Masyarakat Tradisi dalam Kerangka Multikulturalisme. Jurnal Ilmiah vol.1 no.1 Shofa,Arif.(2016). Memknai Kembali Multikulturalisme Indonesia dalam Bingkai Pancasila. Jurnal Pancasila dan kewarganegaraan Vol. 1, No. 1 Suparlan, Parsudi. (2003). Bhinneka Tunnggal Ika: Keanekaragaman Sukubangsa atau Kebudayaan?. Antropologi Indonesia. Budiwibowo,Satrijo.(2016).Revitalisa si Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural. Jurnal Pancasila dan kewarganegaraan

6...


Similar Free PDFs