PENYAKIT TANAMAN.pdf PDF

Title PENYAKIT TANAMAN.pdf
Pages 51
File Size 189 KB
File Type PDF
Total Downloads 73
Total Views 129

Summary

PENYAKIT TANAMAN Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara singkat, penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal. Penyebab sakitnya tanaman bermacam- macam. Ada yang disebabka...


Description

PENYAKIT TANAMAN Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara singkat, penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal. Penyebab sakitnya tanaman bermacammacam. Ada yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus, dan lain-lain. Penyakit tanaman dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: Pertama, penyakit lokal. Penyakit ini hanya terdapat di suatu tempat atau bagian tanaman tertentu. Misalnya, pada buah, bunga, daun, cabang, batang, atau akar. Kedua, penyakit sistemik penyakit ini menyebar ke seluruh tubuh tanaman, sehingga seluruh tubuh tanaman menjadi sakit. Misalnya, penyakit CVPD pada tanaman jeruk. Dalam penyembuhannya, seluruh tubuh tanaman harus diobati. Misalnya, dengan infuse yang obatnya dapat segera menyebar ke seluruh tubuh tanaman. Ilmu yang mempelajari penyakit tanaman disebut Phytopathology. Kata ini berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu phyton yang berarti tanaman dan pathos yang berasal dari kata pathein, yang artinya menderita sakit atau penyakit, serta logos (ilmu). Penyakit tanaman dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: penyakit parasit dan penyakit non-parasit atau penyakit fisiologis. Istilah parasit berasal dari bahasa latin parasitus, artinya pembonceng atau benalu. Kata parasit juga berasal dari bahasa Yunani parasitos, yang artinya makan bersama-sama dengan lainnya dalam satu meja. Dewasa ini istilah parasit dalam dunia pertanian berarti mahluk yang memperoleh makanan atau keuntungan dari mahluk lain, tetapi tidak mau memberi imbalan. Dalam ilmu penyakit, parasit adalah tanaman atau binatang yang hidup di dalam atau pada mahluk hidup lain dan memperoleh makanan tanpa memberikan

kompensasi sedikitpun. Tanaman atau binatang yang ditempati parsit disebut inang atau tuan rumah. Parasit dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Pertama, parasit sejati, yang mengambil seluruh makanan dari inang; kedua, setengah parasit, yang memenuhi kebutuhan makannya hanya sebagian yang mengambil dari inang, selebihnya diusahakannya sendiri. Parasit penyebab penyakit tanaman meliputi: cendawan, bakteri riketsia, mikoplasma, virus, viroid, ganggang, dan benalu serta tali putri. Selain itu ada istilah hiperparasit, yaitu parasit yang hidup dari parasit yang lain. Saprofit, yaitu organisme yang hidup dari organisme yang telah mati, misalnya cendawan yang hidup pada kayu mati. Epifit, yaitu tanaman, cendawan, atau bentuk lain yang hidup pada tanaman, tetapi makanannya mengambil dari udara, sehingga tidak mengganggu tanaman inang. Misalnya, anggrek, lumut, lichen (kerjasama antara ganggang dan cendawan).

3.1. Gejala Tanaman yang Terserang Penyakit1

Setiap tanaman yang sakit, akan memperlihatkan gejala-gejala atau simptomnya. Gejala sebenarnya adalah perubahan-perubahan bagian tanaman yang merupakan reaksi tanaman atas masuknya benda asing seperti cendawan, bakteri, virus atau akibat kekurangan unsur-unsur hara. Dengan melihat gejalanya saja, belumlah cukup untuk memastikan penyebab sakitnya tanaman, karena ada penyebab penyakit yang berbeda ternyata menunjukkan gejala sakit yang sama. Untuk memastikan penyebab penyakit dengan benar, harus diteliti keadaan tubuh tanaman atau keadaan tanah. Gejala penyakit tanaman tersebut ada bermacam-macam, yaitu: 1). Layu. Di musim kemarau, pada siang hari, sering ada tanaman yang layu karena kekurangan air. Setelah disiram air, ternyata tanaman tersebut segar kembali. Kelayuan seperti

1

Sumber utama penulisan sub bab ini adalah Sinaga, MS (2003), kecuali disebut secara khusus.

ini bukan karena penyakit. Kalau kelayuan tersebut karena terserang penyakit, walaupun disiram air tidak akan mau segar kembali, karena perakaran tanaman atau jaringan dalam batang tanaman telah rusak akibat serangan cendawan atau bakteri, sehingga pengangkutan air dari dalam tanah tidak dapat lancar. 2). Rontok. Bila daun, ranting, bunga atau buah banyak yang rontok sampai berlebihan, dapat dipastikan bahwa tanaman menderita kelainan. Mungkin karena penyakit parasit, nonparasit atau hama. Jeruk yang cabang atau pohonnya terserang jamur upas, pada umumnya daunnya banyak yang rontok bahkan dapat sampai habis. 3) Perubahan warna. Daun mula-mula berwarna hijau cerah, selanjutnya menjadi kuning, hijau redup (pucat), yang disebut klorose. Perubahan warna ini disebabkan oleh rusak atau tidak berfungsinya klorofil. Bisa diakibatkan oleh kekurangan cahaya matahari atau karena serangan penyakit. Perubahan warna juga terjadi dalam bentuk bercak-bercak coklat karat, ungu, hitam, kelabu, keputihan, atau kombinasinya. 4). Daun berlubang-lubang. Bercak-bercak berbentuk lingkaran pada tanaman kentang (disebut bercak kering Alternaria solani), dapat menjadi kering dan rontok, sehingga terjadi lubang-lubang yang disebut perforasi atau lubang peluru (shot hole). 5). Nekrosis. Sekelompok sel di suatu bagian tanaman mati dan warnanya berubah menjadi coklat, sehingga terjadi bercak coklat. Bila bercak ini terjadi di beberapa tempat, akhirnya akan merata di seluruh permukaan bagian tanaman. Misalnya, pada daun, umbi, cabang, ranting, kuncup, bunga, dan buah. Pada umbi kentang, terjadi nekrosis karena serangan virus. 6). Kerdil atau atrophy. Daun, buah atau bagian tanaman lainnya menjadi kecil. Kadang-kadang seluruh tubuh tanaman menjadi kerdil, misalnya pada tanaman padi yang

diserang wereng dan kemudian kena virus, maka akan menjadi kerdil seperti rumput sehingga disebut penyakit kerdil rumput. 7). Hypertrophy. Adalah parasit atau faktor-faktor lain yang merangsang membesarnya bagian tanaman melebihi normal, misalnya pada akar, daun, dan buah. Hal ini diperkirakan karena pembelahan sel yang bertambah banyak dan membentuk sel-sel yang lebih besar jumlahnya dan selanjutnya menambah besarnya organ tanaman tersebut. Gejala tersebut disebut hyperplasia. Hal ini terjadi misalnya pada akar leguminosae yang berbintil-bintil karena adanya bakteri Rhizobium sp. 8) Etiolasi. Pertumbuhan tanaman memanjang kecil, pucat, dan lemah, karena kekurangan sinar surya. Misalnya yang terjadi pada semaian kol yang terlindung. Gejala tersebut disebut etiolasi. Tanaman yang terkena etiolasi mudah terserang penyakit semai roboh. 9). Roset. Tanaman yang mula-mula ruasnya panjang menjadi pendek-pendek, sehingga buku yang satu dengan yang lainnya bersinggungan sampai terbentuk roset. Bila pada roset ini tumbuh tunas, maka timbullah banyak tunas dalam satu ujung, akhirnya menyerupai sapu. Ada yang menyebut hal ini sebagai gejala sapu setan, misalnya yang terjadi pada tanaman kacang panjang yang diserang virus. 10). Kanker. Luka setempat pada batang berkayu sering mengakibatkan kulit menjadi rapuh dan mudah lepas, kemudian luka tersebut menjadi terbuka, sehingga akhirnya terlihat kayunya. Kanker dapat berjangkit semusim atau tahunan, sehingga dari musim ke musim makin bertambah besar. Tanaman apel, sering terserang penyakit kanker pada batang, cabang, dan buahnya. 11). Semai roboh (dumping off). Tanaman semai selada sering terkena penyakit semai roboh, dengan gejala batang menjadi lunak, lalu roboh, busuk, dan mati. Biasanya penyakit

tersebut disebabkan oleh udara lembab dan kekurangan sinar surya, karena atap pesemaian tidak dibuka. 12). Daun mengeriting. Daun tomat dan kentang sering mengeriting karena serangan virus. 13). Eksudasi (exudate). Tanaman yang sakit mengeluarkan cairan, bentuk dan warna cairan berbeda-beda, tergantung tanaman dan penyakitnya. Misalnya, gummosis yang mengeluarkan cairan jernih (warna seperti coklat) atau blendok pada tanaman jeruk yang sakit karena Phytopthora parasitica. Bila yang dikeluarkan cairan resin, misalnya pada tanaman pinus, penyakit tersebut disebut resinosis. Bila yang dikeluarkan getah atau lateks, disebut lateksosis. 14). Busuk. Ada dua macam penyebabnya, yaitu busuk kering dan busuk basah. Penyakit tersebut dapat menyerang akar, batang, kuncup, dan buah. 15). Mumifikasi. Buah menjadi kering mengkerut seperti mumi. Mula-mula buah menjadi busuk basah, kemudian terisi benang-benang cendawan parasit, sehingga mulai mengkerut dan kering. Mumi biasanya tetap tergantung di pohon atau dapat juga rontok, kemudian menghasilkan spora yang dapat tersebar kemana-mana. 16). Kudis. Daun, ranting, cabang, dan kulit buah jeruk sering diserang kudis, berupa bintik-bintik berwarna kuning kecoklatan dan bergabus. Penyakit tersebut disebabkan oleh cendawan Sphaceloma fawcetti. Umbi kentang yang diserang kudis warnanya menjadi coklat tua, bentuk bercaknya tidak teratur, sedikit menonjol, dan bergabus. Penyebabnya Streptomyces scabies. 17). Tepung. Pada daun, batang, atau buah kapri kelihatan warna putih karena tertutup tepung. Tepung tersebut merupakan spora yang dapat berhamburan kemana-mana, bila dihembus angin. Penyebabnya adalah cendawan Erysiphe polygoni.

3.2. Cendawan

Bentuk

cendawan yang paling sederhana hanya terdiri atas satu sel, misalnya, ragi

(yeast), tetapi umumnya cendawan terdiri atas banyak sel yang bentuknya seperti benang halus dan disebut hifa. Kumpulan hifa tersebut disebut miselium. Hifa tidak dapat terlihat tanpa mikroskop. Namun demikian, miseliumnya dapat dilihat meskipun tanpa mikroskop, karena sudah merupakan kumpulan yang terdiri atas banyak sekali hifa, misalnya jamur upas yang

warnanya putih kemerahan. Hifa tersebut ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat. Miselium dari cendawan parasit dapat tumbuh di atas permukaan atau di dalam tubuh inang. Miselium yang terletak di permukaan inang, biasanya berwarna keputihan halus, menyerupai benang sarang laba-laba atau benang-benang hitam atau coklat yang membuat jalinan tidak teratur pada permukaan tubuh inang, misalnya cendawan tepung dan cendawan jelaga. Miselium yang masuk ke dalam tubuh inang berwarna hitam atau transparan (hyaline). Ada yang masuk ke dalam sel, tetapi ada juga yang hanya berada di ruangan antar sel. Cabang hifa yang masuk ke dalam inang adalah sel yang berguna untuk menghisap zat makanan dan air, disebut dengan haustorium atau appressorium.

Cendawan tidak berhijau daun, sehingga tidak dapat berasimilasi C. Oleh karena itu, makanannya diperoleh dari organisme yang telah mati (saprofit) atau dari organisme yang masih hidup (parasit). Bila miselium dalam bentuk parasit atau saprofit mulai berkembang dari satu titik, maka perkembangan selanjutnya akan terjadi secara radial menuju ke segala arah (kecuali untuk beberapa substrat). Banyak bercak-bercak daun karena cendawan, berbentuk bulat sesuai dengan sifat berkembangnya cendawan secara radial menuju ke segala arah. Pada buah-buahan yang busuk, kelihatan juga bercak-bercak yang bulat. Pada kulit kayu, umumnya lukanya sedikit memanjang atau agak elips. Ini disebabkan oleh pertumbuhan membujur dari cendawan lebih cepat daripada pertumbuhan melintang. Hifa dari satu miselium kadang-kadang berkumpul menjadi satu membentuk ikatan menyerupai benang berwarna coklat tua, merah kekuningan atau putih. Bentuk berubah-ubah dari tipis sampai tebal. Rhizomorph dapat bercabang banyak atau sedikit dan sering bercampur dan membentuk suatu jaringan. Rhizomorph tersebut dapat memanjang dan menyimpan bahan makanan yang dapat dibawa ke bagian-bagian lain. Hal tersebut membantu untuk penyebaran cendawan dalam satu pohon ke pohon lain yang berdekatan. Misalnya, rhizomorph yang terdapat pada cendawan Armillaria mellea (Vahl). Sacc. yang menyebabkan busuk akar pada tanaman buah-buahan seperti jeruk, alpokat, dan apel. Sclerotia disebut organ penyimpanan makanan. Terjadi karena adanya kumpulan hifa yang padat dan berisi bahan makanan berbentuk minyak atau senyawa lain. Sclerotia ada yang agak sulit dilihat mata, tetapi ada juga yang mudah dilihat. Bentuknya bermacam-macam. Ada yang memanjang, silindris, bulat, datar, dan bentuk tidak teratur. Umumnya berwarna tua, coklat

tua atau hitam. Sclerotia dapat bertahan dalam keadaan buruk seperti udara kering, temperatur sangat tinggi atau sangat rendah. Sclerotia dapat melekat pada biji, setek, tanah, dan sebagainya, sehingga sangat efektif menyebarkan cendawan parasit. Misalnya, pada penyakit Rhizoctonia solani Kuhn yang menyerang umbi tanaman kentang.

3.2.1. Perkembangbiakan cendawan Cendawan berkembangbiak dengan berbagai cara, baik secara aseksual maupun secara seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan tanpa penggabungan sel kelamin betina dan kelamin jantan, tetapi dengan pembentukan spora atau kembangbiak secara vegetatif (pemutusan hifa atau miselium yang kemudian dapat berkembang biak lagi). Perkembangbiakan cendawan pada umumnya dengan menggunakan spora yang kecil sekali yang hanya terlihat dengan mikroskop. Dari hifa akan tumbuh spora yang di dalamnya terdapat banyak sekali spora. Pembentukan sel baru menyerupai induknya. Pembentukan individu secara seksual terjadi dengan penggabungan sel kelamin jantan dan betina, yang kemudian juga akan membentuk spora. Dalam keadaan temperatur, kelembaban, dan inang yang sesuai, spora akan tumbuh membentuk miselium. Fungsi spora seperti biji pada tanaman tinggi. Warnanya ada yang jernih sampai hitam. Spora yang terkecil garis tengahnya kurang dari 1 mikron dan yang besar dapat mencapai 1 milimeter. Spora tersebut dapat terbentuk dari hasil penggabungan sel kelamin jantan dan betina, atau dapat dibentuk langsung dari hifa. Spora tersebut terbentuk dengan bermacam-macam cara, di antaranya adalah: (1) Konidi. Spora aseksual yang dibentuk dari ujung hifa. Ujung cabang hifa yang ada konidianya disebut konidiofora; (2) Klamidospora. Dibentuk langsung dari sel-sel tertentu dari hifa; (3). Zoospora

atau spora yang dapat bergerak. Terdiri atas massa protoplasma yang telanjang dan mempunyai bulu-bulu halus yang dapat bergetar, sehingga dapat berenang seperti binatang. Bulu halus tersebut disebut cilia. ; (4). Askospora. Spora yang dihasilkan dari penggabungan sel kelamin jantan dan betina yang berkembang dalam suatu alat seperti kantung yang disebut ascus; (5) Basidiospora. Spora pada Basidiomycetae; (6). Zygospora. Spora yang terbentuk dari penggabungan dua sel yang mirip atau gamet; (7). Oospora. Spora yang dibentuk dengan cara penggabungan dari gamet betina besar dan pasif dengan gamet jantan, kecil tetapi aktif.

3.2.2. Klasifikasi Cendawan Cendawan ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Cendawan yang menguntungkan di antaranya, adalah: Volavaria volvaceae (jamur merang yang enak dimakan); Monilia sitophila (jamur oncom merah); Rhizopus oryzae (jamur tempe); Saccharomyces cerevisiae (cendawan yang dapat mengubah tepung menjadi gula). Adapun cendawan yang merugikan di antaranya: Phytophthora parasitica (penyakit blendok pada pohon jeruk; Corticium salmonicolor (penyakit jamur upas pada tanaman karet, jeruk, dan lain-lain); Helminthosporium oryzae (penyakit bercak coklat pada tanaman padi); Ustilago maydis (penyakit gosong bengkak pada tanaman jagung). Cendawan dibagi dalam empat golongan yang penting, yaitu: (1) Phycomycetes, (2) Ascomycetes; (3) Basidiomycetes; dan (4) Fungi imperfecti. Berikut ini akan diuraikan macammacam penyakit pada berbagai jenis tanaman akibat cendawan yang dikelompokkan berdasar golongannya.

3.2.2.1. Penyakit yang disebabkan Phycomycetes

Hifa phycomycetes tidak bersekat. Cendawan yang termasuk dalam golongan ini di antaranya mengakibatkan penyakit: a. Akar gada pada tanaman kol (kubis) Tanaman kol, sawi, kol bunga, dan semua yang termasuk keluarga Cruciferae seringkali diserang suatu penyakit pada sistem perakarannya. Penyebabnya adalah cendawan Plasmodiophora brassicae Wor. Gejalanya: akar-akarnya menjadi membesar dan menyatu seperti gada sehingga disebut akar gada, atau setiap akar membentuk seperti jari kaki, sehingga disebut penyakit jari kaki. Akar kelihatan membengkak karena infeksi akibat masuknya spora ke dalam bulu akar. Spora berkembang biak dan terus masuk ke dalam akar yang lebih besar. Akar bereaksi dan mengadakan pembelahan dengan cara pembesaran sel, maka timbullah bisul-bisul pada akar yang tak teratur. Akhirnya, seluruh akar pada pangkal pohon kol membesar, berkumpul menjadi satu sehingga membentuk massa yang besar seperti gada. Karena pertumbuhan yang tidak teratur maka jaringan pengangkut air menjadi terganggu, sehingga aliran air ke seluruh tubuh tanaman berkurang banyak dan pada waktu siang hari tanaman menjadi layu dan baik lagi bila petang hari tiba. Tanaman yang terserang menjadi kerdil, warna daunnya menjadi abu-abu. Bila terbentuk akar adventif, tanaman dapat lebih segar sedikit dan ada kemungkinan dapat sembuh. Akar yang pernah terkena infeksi, bila terkena infeksi lagi dapat menjadi busuk. Faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya penyakit tersebut, antara lain adalah (1) tanah yang masam, sehingga merangsang pertumbuhan cendawan; (2) temperature optimum untuk perkembangan penyakit, terletak antara 25-30oC; (3) tanah yang selalu basah, hujan yang banyak, mengakibatkan semakin ganasnya serangan.

Sumber penyakit tersebut adalah (1) sisa spora yang masih banyak terdapat dalam tanah; (2) bekas tanaman sakit; (3) pesemaian yang telah tercemar penyakit. Pencegahannya adalah sebagai berikut. (1) tanah yang asam dijadikan basa, dengan jalan memberi kapur pertanian sedini mungkin sampai pH lebih kurang 7,2; (2) rotasi tanaman. Patogen dapat hidup dalam tanah 3-6 tahun, maka jangan menanam kol dan tanaman yang tergolong Cruciferae selama 6 tahun; (3) drainase yang baik, jangan sampai air menggenangi tanaman kol; (4) tanamlah strain (jenis) yang tahan; (5) kebersihan harus dijaga, semua tanaman yang diduga menjadi sumber penyakit dibersihkan; (6) berilah persenyawaan air raksa, sublimate (mercuri chloride) atau calomel (mercuro chlorida). Setiap lubang tanaman diberi larutan sublimate 0,05 – 0,10% sebanyak 125 – 250 cc. sebelum ditanam, akar tanaman dicelup lebih dahulu dalam larutan calomel 4%. b. Busuk daun kentang Penyebabnya adalah cendawan Phytophthora infestans (Mont.) De Bary. Penyakit daun kentang ini merupakan salah satu penyakit yang paling merusak tanaman kentang. Cendawan ini asalnya dari pegunungan Andes sebelah utara, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, Eropa, dan seluruh dunia. Cendawan ini juga menyerang tanaman tomat. Gejala (simtom) yang ditunjukkan adalah sebagai berikut. Daun yang sakit terlihat bercak-berca pada ujung dan tepi daunnya dan dapat meluas ke bawah serta mematikan seluruh daun dalam waktu 1-4 hari. Hal ini terjadi bila udara lembab. Bila udara kering, jumlah daun yang terserang terbatas, bercak-bercak tetap kecil dan jadi kering serta tidak menular ke daun lainnya. Bila serangan menghebat, daun yang kering akan mengeriting dan mengerut, tetapi bila keadaan udara tetap basah, maka daun akan membusuk dan sering mengeluarkan bau yang tidak enak. Bila udara panas dan kelembaban tinggi, perkembangan penyakit sangat cepat. Seluruh

daun akan menghitam, layu, dan menjalar ke seluruh batang. Dalam keadaan lembab, pada sisi bagian bawah daun akan kelihatan cendawan kelabu, yang terdiri atas conidiophore dengan konidianya, tetapi bila udara kering dan ada sinar surya, tidak ada cendawan atau kalau ada hanya sedikit. Umbi dapat terserang juga menjadi busuk basah atau busuk kering. Pada permukaan umbi terdapat bercak yang sedikit cekung sedalam 3-6 mm, warnanya coklat atau hitam keunguan dan bagian yang terserang relative masih keras. Pengendaliannya adalah sebagai berikut. (1) hanya umbi sehat yang dijadikan bibit; (2) umbi disimpan pada suhu rendah, 4-5oC. Pada suhu ini, pembusukan dapat dihambat. Pada suhu dan kelembaban tinggi, penyebaran cendawan sangat cepat; (3) disemprot dengan obat yang mengandung tembaga, misalnya bubur Bordeaux 1,5% atau COC 0,8%. Apabila serangannya hanya ringan, cukup dilakukan tiga kali penyemprotan. Dalam keadaan lebih berat, penyemprotan dapat dilakukan sampai 6 kali. Akumulasi tembaga yang jatuh ke tanah juga dapat mengurangi infeksi pada umbi; (4) pergiliran tanaman. c. Penyakit blendok, busuk coklat atau busuk akar Penyebabnya adalah cendawan Phytophthora parasitica Dastur dan P. citrophthora (Sm. Et S.) Leonian. Banyak menyerang jeruk besar, jeruk grape fruit, jeruk keprok, jeruk nipis, dan jeruk lainnya. Tanaman yang sakit biasanya mengalami klorosis. Pada pangkal batang kelih...


Similar Free PDFs