Title | perbedaan Studi Cross sectional, Cohort dan Case control |
---|---|
Author | Lisa Prihastari |
Pages | 10 |
File Size | 169.6 KB |
File Type | |
Total Downloads | 80 |
Total Views | 203 |
PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT Cross sectional Case control Kohort Definisi Rancangan studi epidemiologi yang Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari Rancangan studi yang mempelajari mempelajari hubungan penyakit dan hubungan antara paparan (faktor penelitian) d...
PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT Cross sectional
Case control
Kohort
Definisi Rancangan
studi
epidemiologi
yang Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari Rancangan
studi
yang
mempelajari
mempelajari hubungan penyakit dan hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan hubungan antara paparan dan penyakit paparan dengan cara mengamati status penyakit dengan cara membandingkan kelompok (outcome) dengan cara membandingkan penyakit dan paparan secara bersamaan kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status kelompok terpapar (faktor penelitian) dan pada individu – individu dengan populasi paparannya
kelompok
tunggal pada suatu saat atau periode
status penyakit (outcome) dan mengikuti
tak
terpapar
berdasarkan
hingga waktu tertentu. Pemilihan Subyek Perkiraan
besarnya
sampel
dapat Pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, Pemilihan
subyek
dihitung dengan rumus Snedecor dan kemudian dilakukan pengamatan apakah subyek paparannya, Cochran
kemudian
mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau pengamatan subyek
tidak
berdasarkan
atau dalam
status
dilakukan
pencatatan
apakah
perkembangannya
mengalami penyakit yang diteliti atau tidak Tujuan •
untuk
mengetahui
masalah
•
kesehatan masyarakat di suatu •
wilayah •
untuk
mengetahui
prevalensi
Mempelajari hubungan antara paparan dan
•
Menentukan
insidens
dan
penyakit
perjalanan penyakit atau efek yang
Mempelajari seberapa jauh faktor risiko
diteliti
mempengaruhi terjadinya efek
•
Untuk
membedakan
pasien
PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT penyakit
tertentu
di
•
suatu
daerah •
untuk
memperkirakan
hubungan
sebab
penyakit
itu
adanya
akibat
bila
untuk
mengalami
memperoleh
terpapar
dengan
pasien
tak
suatu penyakit, dapat dipelajari sejumlah
terpapar, atau pasien terpapar A
paparan yang merupakan faktor resiko
dan terpapar B.
potensial terhadap kelompok kasus dan kelompok kontrol. •
perubahan yang jelas dan tetap •
Mempelajari kemungkinan ganda penyebab
Rancangan ini juga berguna jika akan
hipotesis
dilakukan studi terhadap penyakit ang jarang
spesifik yang akan diuji melalui
dengan ukuran sampel yang lebih kecil
penelitian analitis
dibanding studi cohort.
Ciri-ciri •
Semua pengukuran variabel
•
(dependen dan indpenden) yang diteliti dilakukan pada waktu yang
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional
•
sama
Diawali dengan kelompok penderita dan bukan
Tidak ada periode follow-up
•
Terdapat kelompok kontrol
•
Penelitian ini bertujuan
•
Kelompok control harus memliki resiko terpajan
mendeskripsikan prevalensi penyakit
oleh faktor resiko yang sama dengan kelompok
tertentu
kasus
Pada penelitian ini tidak terdapat kelompok pembanding
•
Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh faktor resiko antara kelompok kasus dan
Mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau penyakit
•
penderita
•
•
•
Pemilihan
subyek
berdasarkan
status paparannya •
Pendekatan
waktu
secara
longitudinal (time-period approach) •
Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu
•
Diikuti
periode
tertentu
untuk
melihat efek atau penyakit yang
PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT •
Hubungan sebab- akibat hanya •
merupakan perkiraan saja •
kelompok kontrol
yang diteliti pada kelompok dengan
Tidak mengukur insidensi
faktor risiko dan pada kelompok
Penelitian ini dapat menghasilkan
tanpa faktor risiko •
hipotesis •
Merupakan penelitian pendahuluan
Hasil analisis untuk melihat hubungan dan pengaruh
dari penelitian analitis
Jenis-jenis •
Deskriptif
•
Case kontrol retrospektif
•
Analitik
•
Case kontrol prospektif
•
Kohort prospektif dengan kelompok pembanding internal
•
Kohort prospektif dengan kelompok pembanding eksternal
•
Kohort retrospektif
•
Nested Case-Control Study
•
Mengidentifikasi
Langkah-langkah •
Identifikasi
dan
perumusan
•
masalah
Menetapkan pertanyaan penelitian dan
faktor
efek
hipotesis yang sesuai
(variabel dependen) dan resiko
•
Menetukan tujuan penelitian
•
Menetapkan variabel penelitian
(variabel
•
Menentukan lokasi dan populasi
•
Menetapkan subjek penelitian
variabel-variabel
independen)
serta
pengendali
PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT studi •
Menentukan
cara dan
besar
•
Melakukan pengukuran variable
(variabel
•
Analisis hasil
a. Variabel dependen : frekuensi
kontrol).
sampel
kasus
•
Memberikan definisi operasional
b. Variabel independen : Merokok
•
Menentukan variabel yang akan
c. Variabel pengendali : Umur,
diukur
pekerjaan dan pengetahuan
• •
Menyusun
instrument
•
hipertensi
Menetapkan
pengumpulan data
yaitu
Rancangan analisis
penelitian •
subjek
populasi
penelitian,
dan
Mengidentifikasi
subjek
(resiko
dari
tersebut,
positif) dan
sampel
yang populasi
mengidentifikasi
subjek yang tidak (resiko negatif) •
Mengobservasi
perkembangan
efek pada kelompok orang-orang yang (resiko positif) dan kelompok orang (kontrol) sampai pada waktu tertentu, •
Mengolah dan menganalisis data
PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT secara deskriptif dan analitik. Kelebihan • • •
•
Studi
Terkadang menjadi satu-satunya cara untuk
•
Tepat untuk mempelajari efek dari
observasional/noneksperimental
meneliti kasus yang jarang atau yg masa
eksposure
Desain relatif mudah murah, hasil
latennya panjang
jarang
cepat diperoleh
•
Hasil dapat diperoleh dgn cepat
Memiliki satu kelebihan pokok,
•
biaya relatif lebih sedikit sehingga lebih
yaitu bahwa studi didasarkan
•
•
Dapat
menerangkan
relatio ship
ada (alami) dan tidak bergantung
faktor
outcome (penyakit)
pada individu yang mengajukan
penelitian
diri
untuk
mendapatkan
perlakuan medis Dapat meneliti banyak variabel sekaligus •
Jarang terancam drop out
•
Dapat
dipakai
sebagai
dasar
penelitian selanjutnya •
Tidak mengalami hambatan etik
•
Bila variabel lebih dari 1, data
•
resiko
sekaligus
dalam
satu
Tidak mengalami kendala etik Biasanya dapat mengevaluasi confounding dan interaksi lebih teliti daripada studi kohort untuk jumlah sampel yang sama, karena kasus dan kontrol lebih sebanding.
yang
Dapat mempelajari beberapa efek
Memungkinkan mengidentifikasi berbagai
pada sampel populasi utama yang
paparan
dari suatu paparan •
efisien
atau
•
te poral
a tara papara
da
Dapat menghitung laju insiden & perjalanan penyakit
PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT dapat
dikumpulkan
secara
bersamaan •
Agar
dapat
menggambarkan
karakter populasi dengan akurat, maka subjek pada studi Cross Sectional harus diambil dengan prosedur
pengambilan sampel
sedemikian rupa (acak) sehingga diperoleh
sampel
yang
representatif /mewakili populasi sasaran Kekurangan •
•
•
Sulit untuk menentukan sebab
•
Data
mengenai
pajanan
faktor
resiko
•
Pada
kohort
prospektif
dapat
akibat krn pengambilan data
diperoleh dgn menggunakan daya ingat atau
faktor resiko dan efek diambil
catatan medik, dapat terjadi recall bias, data
bersamaan
sekunder berupa data medik sering kurang
sumber data yang lengkap dan
Dibutuhkan jumlah subyek yang
akurat
handal
banyak, terutama bila variabel
•
Validasi informasi terkadang sukar diperoleh
yang dipelajari banyak
•
Sukar meyakinkan kelompok kasus dan kel
Tidak dapat dijelaskan, mana
kontrol sebanding krn banyaknya faktor
sangat lama dan mahal •
•
Pada kohort retrospective perlu
Tidak efisien untuk mempelajari penyakit yang jarang
•
Me pu yai risiko u tuk
loss to
PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
•
yang lebih dulu, exposure atau
eksternal dan sumber bias lainnya yg sukar
disease
dikendalikan
Tidak menggambarkan perjalanan penyakit,
insidensi,
•
maupun
satu
variabel
dependen
(
hanya
berkaitan dgn 1 penyakit/efek)
•
Mungkin terjadi bias prevalensi
•
Tidak
praktis
Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari
prognosis
follo up
untuk
meneliti
•
Tdak dapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil pengobatan.
kasus yang sangat jarang •
Kesimpulan korelasi antara faktor resiko dan efek paling lemah.
Rumus • prevale ce kelo pok terpapar
Odds Rasio (OR) =
• Insidence kelompok terpapar
(Po) = a/ a+b
a x d / b x c = ad/bc
(Po)= a/ a+b
• Prevale ce kelo pok tidak terpapar
• I side ce kelo pok tidak terpapar
(P1) = c/ c+d
(P1)= c/ c+d
• Rasio Prevale ce = Po / P1
• Relati e Risk RR = Po / P1
PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
MAKALAH TUGAS EPIDEMIOLOGI UMUM DAN ORAL Disusun Oleh : LISA PRIHASTARI (1406505140)
PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN GIGI KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS INDONESIA 2014...