Perbedaan Case Control, Studi Cross Sectional, dan Studi Cohort PDF

Title Perbedaan Case Control, Studi Cross Sectional, dan Studi Cohort
Author Darin Silfi
Pages 6
File Size 332.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 611
Total Views 1,012

Summary

Perbedaan Case Control, Studi Cross Sectional, dan Studi Cohort OLEH: DHIA DARIN SILFI 130407028 CASE CONTROL STUDI COHORT STUDI CROSS SECTIONAL DEFINISI Rancangan studi epidemiologi yang Rancangan studi yang mempelajari Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan hubungan ...


Description

Perbedaan Case Control, Studi Cross Sectional, dan Studi Cohort OLEH: DHIA DARIN SILFI

130407028

CASE CONTROL

STUDI COHORT

STUDI CROSS SECTIONAL

DEFINISI

Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya

Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit dan paparan secara bersamaan pada individu – individu dengan populasi tunggal pada suatu saat atau periode

TUJUAN

Mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit Mempelajari seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya efek Mempelajari kemungkinan ganda penyebab suatu penyakit, dapat dipelajari sejumlah paparan yang merupakan faktor resiko potensial terhadap kelompok kasus dan kelompok kontrol. Rancangan ini juga berguna jika akan dilakukan studi terhadap

Rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit (outcome) dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan kelompok tak terpapar berdasarkan status penyakit (outcome) dan mengikuti hingga waktu tertentu. Menentukan insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti Untuk membedakan pasien terpapar dengan pasien tak terpapar, atau pasien terpapar A dan terpapar B.

untuk mengetahui masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah untuk mengetahui prevalensi penyakit tertentu di suatu daerah untuk memperkirakan adanya hubungan sebab akibat bila penyakit itu mengalami perubahan yang jelas dan tetap untuk memperoleh hipotesis spesifik yang akan

SUBJEK STUDI

penyakit ang jarang dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibanding studi cohort. Pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, kemudian dilakukan pengamatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau tidak

JENIS

Case-cohort studies Cumulative “Epidemic” Case Control Studies Case-only studies Case-crossover studies Two-stage sampling Proportional Mortality Studies Case-control studies with prevalent cases

CIRI-CIRI

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional Diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita Terdapat kelompok kontrol Kelompok control harus memliki resiko terpajan oleh faktor resiko yang sama dengan kelompok kasus Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh faktor resiko antara kelompok kasus dan

diuji melalui analitis

penelitian

Pemilihan subyek berdasarkan Perkiraan besarnya sampel dapat status paparannya, kemudian dihitung dengan rumus Snedecor dilakukan pengamatan atau dan Cochran pencatatan apakah subyek dalam perkembangannya mengalami penyakit yang diteliti atau tidak Kohort prospektif dengan Deskriptif kelompok pembanding Analitik internal Kohort prospektif dengan kelompok pembanding eksternal Kohort retrospektif Nested Case-Control Study Mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau penyakit Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya Pendekatan waktu secara longitudinal (time-period approach) Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu Diikuti periode tertentu untuk melihat efek atau

Semua pengukuran variabel (dependen dan indpenden) yang diteliti dilakukan pada waktu yang sama Tidak ada periode follow-up Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan prevalensi penyakit tertentu Pada penelitian ini tidak terdapat kelompok pembanding Hubungan sebab- akibat hanya merupakan perkiraan saja

kelompok kontrol Tidak mengukur insidensi

METODE

Tahap-tahap penelitian case control ini adalah sebagai berikut : Identifikasi variable-variabel penelitian (factor risiko dan efek) Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel) Identifikasi kasus. Pemilihan subjek sebagai control. Melakukan pengukuran “retrospktif” (melihat ke belakang) untuk melihat faktor resiko Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel-variabel objek penelitian dengan variabel control.

penyakit yang yang diteliti pada kelompok dengan faktor risiko dan pada kelompok tanpa faktor risiko Hasil analisis  untuk melihat hubungan dan pengaruh Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen) dan resiko (variabel independen) serta variabel-variabel pengendali (variabel kontrol). a. Variabel dependen : frekuensi kasus hipertensi . b. Variabel independen : Merokok c. Variabel pengendali : Umur, pekerjaan dan pengetahuan Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian Mengidentifikasi subjek yang (resiko positif) dari populasi tersebut, dan mengidentifikasi subjek yang tidak (resiko negatif) Mengobservasi perkembangan efek pada kelompok orangorang yang (resiko positif) dan

Penelitian ini dapat menghasilkan hipotesis Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian analitis

Identifikasi dan perumusan masalah Menetukan tujuan penelitian Menentukan lokasi dan populasi studi Menentukan cara dan besar sampel Memberikan definisi operasional Menentukan variabel yang akan diukur Menyusun instrument pengumpulan data Rancangan analisis

KELEBIHAN

Terkadang menjadi satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau yg masa latennya panjang biaya relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien Memungkinkan mengidentifikasi berbagai faktor resiko sekaligus dalam satu penelitian Tidak mengalami kendala etik Biasanya dapat mengevaluasi confounding dan interaksi lebih teliti daripada studi kohort untuk jumlah sampel yang sama, karena kasus dan kontrol lebih sebanding.

kelompok orang (kontrol) sampai pada waktu tertentu, Mengolah dan menganalisis data secara deskriptif dan analitik. Tepat untuk mempelajari efek dari eksposure atau paparan yang jarang Dapat mempelajari beberapa efek dari suatu paparan Dapat menerangkan “temporal relationship” antara paparan dan outcome (penyakit) Dapat menghitung laju insiden & perjalanan penyakit

Studi observasional/noneksperim ental Desain relatif mudah murah, hasil cepat diperoleh Memiliki satu kelebihan pokok, yaitu bahwa studi didasarkan pada sampel populasi utama yang ada (alami) dan tidak bergantung pada individu yang mengajukan diri untuk mendapatkan perlakuan medis Dapat meneliti banyak variabel sekaligus Jarang terancam drop out Dapat dipakai sebagai dasar penelitian selanjutnya Tidak mengalami hambatan etik Bila variabel lebih dari 1, data dapat dikumpulkan secara bersamaan Agar dapat menggambarkan karakter populasi dengan

KEKURANGA N

Data mengenai pajanan faktor resiko diperoleh dgn menggunakan daya ingat atau catatan medik, dapat terjadi recall bias, data sekunder berupa data medik sering kurang akurat Validasi informasi terkadang sukar diperoleh Sukar meyakinkan kelompok kasus dan kel kontrol sebanding krn banyaknya faktor eksternal dan sumber bias lainnya yg sukar dikendalikan Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen ( hanya berkaitan dengan 1 penyakit/efek) Tidak dapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil pengobatan

Pada kohort prospektif dapat sangat lama dan mahal Pada kohort retrospective perlu sumber data yang lengkap dan handal Tidak efisien untuk mempelajari penyakit yang jarang Mempunyai risiko untuk “loss to follow up”

akurat, maka subjek pada studi Cross Sectional harus diambil dengan prosedur pengambilan sampel sedemikian rupa (acak) sehingga diperoleh sampel yang representatif /mewakili populasi sasaran. Sulit untuk menentukan sebab akibat krn pengambilan data faktor resiko dan efek diambil bersamaan Dibutuhkan jumlah subyek yang banyak, terutama bila variabel yang dipelajari banyak Tidak dapat dijelaskan, mana yang lebih dulu, exposure atau disease Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidensi, maupun prognosis Mungkin terjadi bias prevalensi Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang Kesimpulan korelasi antara faktor resiko dan efek paling lemah

RUMUS

Odds Rasio (OR) = a x d / b x c = ad/bc

Insidence kelompok terpapar (Po)= a/ a+b Insidence kelompok tidak terpapar (P1)= c/ c+d Relative Risk (RR) = Po / P1

prevalence kelompok terpapar (Po) = a/ a+b Prevalence kelompok tidak terpapar (P1) = c/ c+d Rasio Prevalence = Po / P1

RR = a / (a+b) : c / (c+d)

RP = a/(a+b) : c/(c+d)...


Similar Free PDFs