Perencanaan peningkatan kesehatan ibu dan balita, menggunakan Logic Model PDF

Title Perencanaan peningkatan kesehatan ibu dan balita, menggunakan Logic Model
Author Laura Rawung
Pages 9
File Size 495.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 188
Total Views 292

Summary

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN BALITA SEBAGAI KONTRIBUSI PADA A“PEK RAGA UNTUK MENCAPAI MANUSIA YANG SEIMBANG RASIO, RAGA DAN RASA (PERENCANAAN MENGGUNAKAN LOGIC MODEL) PENDAHULUAN DAN LATAR BELAKANG Masa depan suatu bangsa sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Kualitas Sumber Daya...


Description

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN BALITA SEBAGAI KONTRIBUSI PADA ASPEK “RAGA” UNTUK MENCAPAI MANUSIA YANG SEIMBANG RASIO, RAGA DAN RASA (PERENCANAAN MENGGUNAKAN LOGIC MODEL)

PENDAHULUAN DAN LATAR BELAKANG Masa depan suatu bangsa sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia secara umum dapat dikatakan masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara berkembang atau negara maju lainnya, terutama sumber daya manusia di daerah pedesaan, terpencil atau pada keluarga miskin. Hal ini disebabkan karena belum meratanya fasilitas dan kualitas pelayanan pemerintah di seluruh Indonesia, termasuk juga fasilitas kesehatan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak hanya dapat dicapai melalui bidang pendidikan saja, namun juga melalui bidang kesehatan. Fasilitas kesehatan yang merata di seluruh Indonesia sangat diperlukan, mengingat saat ini akses masyarakat pedesaan dan terpencil terhadap fasilitas kesehatan yang baik dan berkualitas masih dapat dikatakan cukup rendah. Dengan memiliki kesehatan yang baik jasmani dan rohani, maka seorang anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik pula, termasuk nantinya dalam mengenyam pendidikan. Kesehatan seorang anak sejak masih dalam kandungan, baru lahir dan balita (bawah lima tahun) merupakan dasar penting bagi kesehatan tumbuh kembang anak. Karena itu pemerintah perlu melakukan langkah penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu hamil (yang berarti kesehatan anak sejak dalam kandungan) dan balita, khususnya pada masyarakat di daerah pedesaan atau pedalaman. Secara nasional, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi/Balita (AKB) merupakan salah satu indikator dalam pencapaian pembangunan nasional. AKI dan AKB merupakan indikator penting yang mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena ibu hamil dan bayi/balita sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat dia tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosialnya. Kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunnya tingkat AKI dan AKB. Target AKI dan AKB merupakan indikator tercapainya kualitas kesehatan masyarakat yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Menurut data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), pencapaian jumlah angka kematian ibu dan balita berdasarkan RPJMN sampai dengan tahun 2013 belum mencapai target. Target AKI dalam RPJMN adalah 118 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), sedangkan target AKB dalam RPJMN adalah 24 per 1000 KH. Menurut data SDKI, secara nasional capaian tahun 2013 AKI adalah 359 / 100.000 KH dan AKB 32 / 1000 KH. Angka tersebut masih sangat jauh dari target RPJMN, yaitu sebesar 304% untuk AKI dan 133% untuk AKB. Menurut data Kementerian Kesehatan, penyebab tingginya Angka Kematian Bayi/Balita adalah karena meninggal saat dilahirkan, penyakit pneumonia dan diare. Sedangkan penyebab tingginya Angka Kematian Ibu antara lain disebabkan karena kualitas hidup perempuan yang rendah, rata-rata pendidikan rendah, derajat kesehatan dan gizi yang rendah, anemia, kurang zat besi dan yang paling utama adalah karena minimnya

fasilitas dan tenaga kesehatan, serta buruknya infrastruktur kesehatan yang membuat sulitnya ibu mencari pelayanan kesehatan secepat mungkin. Penyebab kematian antara lain perdarahan, infeksi dan tekanan darah tinggi (eklampsi). Ketiga penyebab tersebut sesungguhnya dapat dicegah jika diketahui sejak dini pada masa-masa awal kehamilan. Bidang kesehatan harus dapat melaksanakan program-program yang menghasilkan peningkatan kesehatan ibu dan balita yang terlihat dari penurunan jumlah AKI dan AKB. Program peningkatan kesehatan ibu dan balita ini dapat menjadi kontribusi dari bidang kesehatan untuk mencapai manusia Indonesia yang seimbang Rasio, Raga dan Rasa, khususnya kontribusi pada aspek “Raga”. Rasio adalah tingkat intelektualitas, raga adalah kemampuan fisik, kebugaran dan kesehatan, sedangkan rasa adalah tingkat emosional, spiritual dan perilaku seseorang. Manusia yang seimbang dalam Rasio, Raga dan Rasa dapat menghasilkan suatu bangsa yang kuat dan berkarakter, serta membuat SDM bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain di tengah arus globalisasi dunia.

PEMBAHASAN DAN ANALISA MENGGUNAKAN LOGIC MODEL Permasalahan yang melatarbelakangi perencanaan program ini adalah masih rendahnya derajat kesehatan ibu dan anak secara umum di Indonesia, yang ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi/Balita (AKB) dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan pemerintah. Perencanaan program peningkatan kesehatan ibu dan balita dapat dilakukan dengan suatu alat perencanaan yang disebut dengan Logic Model (Model Logika). Logic Model adalah pendekatan visual berupa grafis untuk mengatur informasi dan menampilkan pemikiran untuk menyampaikan skema, program atau proyek yang berisi tindakan yang direncanakan dan hasil yang diharapkan. Logic Model merupakan suatu alat dan proses yang memberikan nilai pada program yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektifitas organisasi. Keuntungan melakukan perencanaan dengan Logic Model adalah dapat membantu dalam meningkatkan kualitas dari perencanaan, efektifitas organisasi, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pengukuran keberhasilan. Dalam Logic Model terbagi atas 2 bagian besar yaitu Theory of Change Logic Model dan Program Logic Model. Berikut penjelasan pada masing-masing bagian tersebut: A. Theory of Change Logic Model (TOC LM) TOC LM merupakan gambaran umum mengenai pencapaian hasil dan strategi yang perlu dilakukan, supaya suatu perubahan dapat terjadi. TOC LM terdiri atas 2 elemen penting yaitu Do dan Get. Langkah- langkah dalam menyusun Theory of Change Logic Model adalah : - Mengidentifikasi hasil yang diinginkan (Get) Tujuan yang ingin dicapai dalam program ini adalah peningkatan kesehatan anakanak Indonesia, dimana program kesehatan anak ini merupakan kontribusi dari bidang kesehatan pada aspek “raga” untuk mewujudkan manusia Indonesia yang memiliki keseimbangan dalam Rasio, Raga dan Rasa. Peningkatan kesehatan anak tersebut secara nasional diperoleh dengan meningkatnya kesehatan ibu dan balita yang ditandai dengan penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi/Balita sebagai indikatornya.

- Menentukan strategi (Do) untuk dapat mencapai hasil Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai hasil di atas adalah dengan melakukan sosialisasi-sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan anak sejak dari dalam kandungan (kesehatan ibu hamil dan menyusui) dan kesehatan anak sejak dia dilahirkan (kesehatan balita). Selain sosialisasi juga sekaligus dilakukan pelatihan untuk meiningkatkan kompetensi petugas kesehatan, serta pemeriksaan dan pelayanan-pelayanan kesehatan ibu dan balita sebagai upaya tindakan promotif dan preventif kesehatan. - Menentukan Asumsi Asumsi – asumsi yang ada dalam kaitannya dengan peningkatan kesehatan ibu dan balita antara lain:  Masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak  Masih belum meratanya akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas di seluruh daerah di Indonesia  Masih belum tercapainya target kesehatan ibu dan balita yang dapat terlihat dari AKI dan AKB yang belum mencapai target RPJMN

B. Program Logic Model (PLM) Program Logic Model merupakan penjabaran rinci dari Theory of Change Logic Model. PLM merinci sumber daya, aktivitas yang terencana serta keluaran dan hasilnya yang merefleksikan dampak yang diinginkan. Dalam PLM terdiri atas 5 elemen, yaitu Sumber Daya, Aktivitas, Output, Outcome (jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang) serta Dampak atau Impact yang ingin dicapai. Outcome dan Impact merupakan penjabaran dari elemen Get pada Theory of Change Logic Model, sedangkan Sumber Daya, Aktivitas dan Output merupakan penjabaran dari elemen Do pada Theory of Change Logic Model. Gambar grafis Logic Model atas perencanaan peningkatan kesehatan Ibu dan Balita dapat dilihat pada lampiran makalah ini. Penjelasan elemen-elemen Logic Model dalam perencanaan kesehatan tersebut adalah: 1. Sumber Daya Sumber-sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas yang merupakan bagian dari strategi untuk mencapai hasil adalah: - Ibu Ibu dipisahkan dari suami sebagai orang tua, karena kesehatan ibu, khususnya ibu hamil dan menyusui juga merupakan sumber daya sekaligus target yang harus dilayani untuk pelaksanaan program kesehatan ini. - Balita Balita adalah anak-anak umur 0 sampai 5 tahun. Selain ibu, kesehatan balita juga merupakan target yang harus dilayani dan sebagai sumber daya untuk melaksanakan program kesehatan ini.

-

-

-

-

-

Suami Suami sangat penting sebagai pendamping pada saat seorang ibu sedang mengandung, menjadi suami siaga pada saat istri akan melahirkan dan bersamasama dengan istri membesarkan anak mereka. Keluarga dan masyarakat sekitar Dukungan keluarga dan masyarakat sekitar sangat diperlukan untuk mendampingi dan membimbing suami dan istri dalam membesarkan anak. Nilainilai yang terkandung dalam keluarga besar atau masyarakat ikut membentuk pola pengasuhan terhadap anak termasuk dalam hal pemeliharaan kesehatan. Selanjutnya orang tua, keluarga dan masyarakat dapat secara bersama-sama memantau tumbuh kembang anak. Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan juga sangat berpengaruh, terutama akses kesehatan dengan fasilitas yang berkualitas di daerah terpencil dan pedalaman, sehingga seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap kesehatan yang berkualitas. Fasilitas kesehatan di antaranya adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas), Rumah Sakit, Posyandu, Apotik, dan sebagainya, dengan berbagai macam fasilitas di dalamnya. Tenaga Kesehatan Profesionalitas tenaga kesehatan seperti dokter umum, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis lainnya, bidan, perawat, dan seterusnya merupakan sumber daya penting untuk tercapainya program kesehatan ini. Dana Dana melalui program-program kesehatan pemerintah sangat diperlukan, terutama untuk memberikan akses kesehatan yang seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat. Pemerintah dapat memberikan fasilitas seperti Jaminan Persalinan atau Imunisasi gratis bagi masyarakat kurang mampu, pemeriksaan dan pelayanan kesehatan, juga sosialisasi-sosialisasi promotif dan preventif kesehatan, sehingga seluruh masyarakat Indonesia dapat membesarkan anaknya secara layak dalam hal kesehatan. Untuk memungkinkan penyediaaan infrastruktur dan fasilitas kesehatan berkualitas yang dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia sampai ke pelosok, maka alokasi dana kesehatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) perlu ditingkatkan dan dioptimalkan.

2. Aktivitas Aktivitas-aktivitas yang perlu dilaksanakan, dilihat dari sisi lembaga kesehatan pemerintah (Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota) dalam program ini ditekankan pada sosialisasi untuk promotif dan preventif kesehatan. Aspek kuratif dan rehabilitatif (pengobatan dan pemulihan) juga merupakan aktivitas yang penting, namun dalam program peningkatan kesehatan ini diutamakan pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit untuk mewujudkan kebiasaan dan perilaku masyarakat Indonesia hidup sehat. Aktivitas-aktivitas yang perlu dilakukan antara lain:

-

-

-

-

-

-

Sosialisasi kesehatan Ibu Sosialisasi kesehatan ibu yaitu sosialisasi pada ibu hamil dan ibu menyusui, seperti sosialisasi menjaga kesehatan ibu hamil pada ibu bekerja, cara mencegah berat bayi lahir rendah, imunisasi ibu hamil, ibu hamil dengan resiko tinggi, manfaat ASI eksklusif, dan sebagainya. Sosialisasi kesehatan Balita Sosialisasi kesehatan balita, seperti manfaat inisiasi dini pada bayi baru lahir, manfaat kelengkapan imunisasi bagi balita, penyakit-penyakit yang sering menyerang balita, dan sebaginya. Dalam melaksanakan sosialisasi kesehatan ibu dan balita, Dinas Kesehatan dapat bekerjasama dengan BKKBN (Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional) atau Rumah Sakit terkait. Pelatihan dan pelatihan bagi Tenaga Kesehatan Sosialisasi dan pelatihan kepada para tenaga kesehatan bertujuan untuk meningkakan kompetensi tenaga-tenaga kesehatan yang beretika dan memiliki keahlian serta profesionalitas. Sosialisasi dan pelatihan tersebut seperti pelatihan membantu melahirkan bukan pada fasilitas kesehatan, membantu melahirkan pada ibu dengan resiko tinggi, peningkatan pengetahuan tentang resiko-resiko pada ibu hamil, bayi dan balita, penyakit-penyakit pada balita, dan sebagainya. Pelaksanaan Imunisasi Target pelaksanaan imunisasi adalah seluruh anak Indonesia telah diberikan imunisasi, minimal berupa imunisasi-imunisasi standar seperti BCG, Polio, DPT, Hepatitis A, Hepattitis B, Campak, dan HIB. Pelaksanaan imunisasi dapat dilakukan di Puskesmas atau di sekolah-sekolah. Petugas kesehatan pemerintah dapat mendata dan menjaring semua masyarakat yang memiliki balita untuk dilakukan imunisasi, dengan bekerja sama dengan Kantor Catatan Sipil atau Biro Pusat Statistik (BPS). Pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan menyusui Pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil dapat dilakukan secara periodik sesuai trimester kehamilan dan sesuai tingkat resiko yang dialami masing-masing ibu hamil. Pemeriksaan kesehatan ibu menyusui dapat dilakukan apabila ibu menyusui mengalami keluhan atau terdapat penyakit lain yang diidap. Pemeriksaan kesehatan balita Pemeriksaan kesehatan sejak bayi sampai berumur 5 tahun harus rutin dilakukan karena untuk memonitor kondisi bayi dan mengetahui normal tidaknya perkembangan bayi. Hal ini juga untuk menghindari bayi gizi kurang atau gizi buruk yang sering terjadi di daerah-daerah pedalaman atau daerah miskin.

3. Output Output yang ingin dihasilkan dari aktivitas-aktivitas di atas adalah : - Daftar dan persentase jumlah ibu (dan bapak dan masyarakat) yang mengikuti sosialisasi-sosialisasi kesehatan ibu dan balita, dibandingkan jumlah penduduk menikah di suatu daerah. - Daftar tenaga kesehatan yang memiliki sertifikasi dan telah mengikuti pelatihanpelatihan kesehatan terkait dengan bidang profesi kesehatannya. - Daftar dan persentase cakupan anak yang telah diimunisasi lengkap, dibandingkan jumlah anak yang ada di suatu daerah.

-

-

Daftar dan persentase cakupan ibu hamil dan menyusui yang terlayani fasilitas pemeriksaan kesehatan, dibandingkan jumlah ibu hamil dan menyusui di suatu daerah. Daftar dan persentase cakupan balita yang terlayani fasilitas pemeriksaan kesehatan, dibandingkan jumlah balita di suatu daerah.

4. Outcome Jangka Pendek Hasil jangka pendek yang ingin dicapai dalam waktu satu sampai tiga tahun setelah pelaksanaan aktivitas adalah: - Meningkatnya pengetahuan akan kesehatan ibu, bagi para ibu, suami/bapak, keluarga dan masyarakat sebagai pendukung. - Meningkatnya pengetahuan akan kesehatan balita, bagi para ibu, suami/bapak, keluarga dan masyarakat sebagai pendukung. - Meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan ibu dan balita. - Meningkatnya kesadaran petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, termasuk untuk memantau dan monitoring kesehatan ibu hamil dan balita. 5. Outcome Jangka Menengah Hasil jangka menengah yang ingin dicapai dalam waktu tiga sampai lima tahun adalah: - Meningkatnya kemampuan ibu dalam menjaga kehamilannya, yang diperoleh setelah tercapainya outcome jangka pendek yaitu meningkatnya pengetahuan akan kesehatan ibu - Meningkatnya kemampuan orang tua dalam kesehatan tumbuh kembang anak balita, yang diperoleh setelah tercapainya outcome jangka pendek yaitu meningkatnya pengetahuan akan kesehatan balita - Meningkatnya motivasi berperilaku hidup sehat, yang diperoleh setelah tercapainya outcome jangka pendek yaitu meningkatnya kesadaran akan kesehatan ibu dan balita - Meningkatnya pelayanan kesehatan berkualitas kepada ibu & balita oleh petugas kesehatan - Meningkatnya motivasi perilaku petugas kesehatan untuk pelayanan kesehatan berkualitas. Kedua outcome jangka menengah yang terakhir di atas diperoleh setelah tercapainya outcome jangka pendek yaitu meningkatnya kesadaran petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. 6. Outcome Jangka Panjang Hasil jangka panjang yang ingin dicapai dalam waktu lebih dari 5 tahun adalah: - Peningkatan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui - Peningkatan kesehatan balita Tercapainya outcome jangka panjang di atas diukur dengan penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi/Balita (AKB), berdasarkan target RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional). Tingkat AKI dan AKB adalah sebagai

indikator kesehatan yang digunakan suatu negara untuk mengetahui tingkat kesehatan masyarakatnya. 7. Impact (Dampak) Dampak yang ingin dihasilkan adalah peningkatan kesehatan seluruh anak Indonesia. Kesehatan anak tersebut dapat diperoleh melalui peningkatan kesehatan ibu hamil dan menyusui (kesehatan anak sejak dalam kandungan dan ketika baru lahir) serta peningkatan kesehatan balita (sebagai masa penting/dasar pertumbuhan anak). Kesehatan anak merupakan salah satu faktor dalam aspek “raga” untuk mewujudkan manusia yang seimbang rasio, raga dan rasa.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Masa depan suatu bangsa sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang baik adalah manusia yang memiliki keseimbangan dalam hal rasio, raga dan rasa. Program peningkatan kesehatan masyarakat merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian keseimbangan rasio, raga dan rasa pada masyarakatnya, khususnya pada aspek raga. Untuk mencapai “raga” yang baik, maka seseorang harus memiliki kesehatan yang baik, dimana kesehatan tersebut harus mulai diperoleh sejak seseorang berada dalam kandungan. Untuk itu kesehatan ibu (ibu hamil dan menyusui) dan kesehatan balita merupakan outcome/hasil jangka panjang yang ingin diperoleh dari perencanaan program yang telah dijabarkan di atas. Usulan perencanaan program peningkatan kesehatan Ibu dan Balita di atas digambarkan dan dianalisa menggunakan Logic Model. Logic Model merupakan gambaran atas suatu program yang menunjukkan apa yang akan dilakukan dan apa yang akan dicapai. Logic Model digunakan sebagai alat untuk perencanaan dan evaluasi. Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai hasil di atas adalah dengan melakukan sosialisasi-sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan anak sejak dari dalam kandungan (kesehatan ibu hamil dan menyusui) dan kesehatan anak sejak dia dilahirkan (kesehatan balita). Selain sosialisasi juga sekaligus dilakukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi petugas kesehatan, serta pemeriksaan dan pelayanan-pelayanan kesehatan ibu dan balita sebagai upaya tindakan promotif dan preventif kesehatan. Untuk menunjang keberhasilan program peningkatan kesehatan ibu dan balita di atas, maka rekomendasi yang dapat diberikan adalah pemerintah perlu memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber-sumber daya yang ada supaya dapat bersama-sama sebagai satu kesatuan mendukung tercapainya hasil. Kerjasama berbagai pihak perlu dilakukan, dimana pelaksanaan program ini tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan saja, namun juga memerlukan dukungan dari lintas sektor, seperti BPS sebagai pusat data, BKKBN sebagai koordinator promosi keluarga berencana, Catatan Sipil sebagai sumber data kependudukan, Kementerian Pendidikan untuk peningkatan tingkat pendidikan masyarakat, dan sektor lainnya. Selain itu, alokasi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk bidang kesehatan juga perlu ditingkatkan mengingat masih minimnya infrastuktur kesehatan di Indonesia, khususnya di daerah pedalaman dan pedesaan. Infrastuktur dan fasilitas kesehatan perlu ditingkatkan dan merata di seluruh Indonesia

supaya seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses yang sama dalam ...


Similar Free PDFs