PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PDF

Title PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Author Roslani Eka
Pages 29
File Size 443.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 641
Total Views 1,029

Summary

PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Perekonomian Indonesia Disusun Oleh: 1. Efie Octafiani 2. Roslani Eka Murniati 3. Yosua Gleen Nelsen PRODI: S1 AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA DAFTAR ISI DAFTAR ISI.............................................


Description

PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Perekonomian Indonesia

Disusun Oleh: 1. Efie Octafiani 2. Roslani Eka Murniati 3. Yosua Gleen Nelsen

PRODI: S1 AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

DAFTAR ISI DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. i 1.

2.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EKONOMI ................................................................ 1 1.1

Pertumbuhan Ekonomi.................................................................................................................. 2

1.2

Konsep Pendapatan Nasional ........................................................................................................ 3

1.3

Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi .................................................................................. 5

1.4

Pendekatan pengukuran GDP: ...................................................................................................... 6

TEORI DAN MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI ....................................................................... 9 2.1

Teori dan model pertumbuhan Neoklasik. .................................................................................... 9

2.2

Teori Modern (model pertumbuhan Endogen) ............................................................................. 9

2.3

Perbandingan Teori Neoklasik dengan Teori Modern ................................................................ 10

3.

FAKTOR PENENTU PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA ............................. 12

4.

STRUKTUR PEREKONOMIAN....................................................................................................... 14

5.

6.

4.1

Tinjauan Makro-Sektoral ............................................................................................................ 16

4.2

Tinjauan Lain .............................................................................................................................. 18

PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI .......................................................................................... 20 5.1

Teori Perubahan Struktur Ekonomi: ........................................................................................... 20

5.2

Faktor Penentu Pertumbuhan Dan Perubahan Struktur Ekonomi Serta Investasi Suatu Negara.22

5.3

Perubahan Struktur Ekonomi ...................................................................................................... 24

KESIMPULAN ................................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 27

i

1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EKONOMI Kesejahteraan masyarakat dari aspek ekonomi dapat diukur dengan tingkat pendapatan nasional per kapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, maka pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pada awal pembangunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk Negara-negara seperti Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi ditambah kenyataan bahwa penduduk Indonesia di bawah garis kemiskinan juga besar, maka pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat per kapita dapat tercapai. Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan sosial. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan per kapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Dalam GBHN, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk mengukur kesejahteraan adalah National Income.

Pertumbuhan PDB

Peningkatan National Income

Peningkatan Kesejahteraan rakyat

1

Awal pembangunan ekonomi suatu Negara dengan prioritas: 1. Pertumbuhan ekonomi 2. Distribusi pendapatan

Proses pembangunan ekonomi merubah struktur ekonomi secara mendasar: 1. Sisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national income yang berpengaruh terhadap selera masyarakat yang terefleksi dalam pola konsumsinya. 2. Sisi penawaran agregat, faktor pendorong utamanya adalah perubahan teknologi, peningkatan SDM, dan penemuan material baru untuk produksi. 1.1 Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan GDP, sehingga terjadi peningkatan national income. Peningkatan Jumlah Penduduk

Peningkatan National Income

Peningkatan Kebutuhan Sehari-hari

National income dapat merujuk pada GDP, GNP atau NNP (Net national Product)

GNP = GDP + F, dimana F = pendapatan neto atas faktor luar negeri NNP = GNP – D, dimana D = depresiasi NP = NNP – Ttl, dimana Ttl = pajak tidak langsung neto. GDP = NP + Ttl + D – F NP = GDP + F – D- Ttl Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu2

satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara. 1.2 Konsep Pendapatan Nasional 1. Produk Domestik Bruto (GDP) Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor. Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara. 2. Produk Nasional Bruto (GNP) Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. 3. Pendapatan Nasional Neto (NNI) Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

3

4. Pendapatan Perseorangan (PI) Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja). 5. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI) Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan. Jasa perbankan turut mempengaruhi besarnya pendapatan nasional

4

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan. 2. Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi). 3. Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M) 1.3 Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi Berikut rumus penghitungan pertumbuhan ekonomi: g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100% g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin. Contoh soal: PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007? Jawab: g = {(467-420)/420}x100% = 11,19% 5

Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya. Di samping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya.Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah. 1.4 Pendekatan pengukuran GDP: 1. Pendekatan sisi penawaran agregat yang mencakup: a. Pendekatan produksi. PDB=jumlah nilai output (NO) dari semua sektor ekonomi atau lapangan usaha. BPS membagi ekonomi nasional dalam sektor: 1) Pertanian 2) Pertambangan dan penggalian 3) Industri manufaktur 4) Listrik, gas, dan air bersih 5) Bangunan 6) Perdagangan, hotel dan restoran 7) Pengangkutan dan komunikasi 8) Keuangan, sewa dan jasa perusahaan 9) Jasa-jasa PDB = 2. Pendekatan pendapatan. PDB= jumlah pendapatan yang diterima FP untuk proses produksi disetiap sektor yg mencakup gaji untuk TK, bunga untuk pemilik modal, sewa 6

untuk pemiik tanah, profit untuk pengusaha sebelum dipotong pajak dan mencakup penyusutan. PDB = NTB1 + NTB2 + … + NTB9, dimana NTB= nilai tambah bruto 9 sektor. 3. Pendekatan sisi permintaan agregat yakni pendekatan pengeluaran PDB=C + I + G + X – M Sumber pertumbuhan: a.

Permintaan agregat P

AS0 AD1 AD0 P

Y

Y0 Y1 Kurva AD bergeser ke kanan berarti peningkatan permintaan C, I, G (X-M). PDB=C + I + G + X - M C = cY + Ca I = -ir + Ia G = Ga, Pengeluaran pemerintah berifat otonom, besar kecilnya tidak ditentukan oleh faktor dalam model, tapi oleh faktor lain spt politik. X = Xa, pertumbuhan ekspor ditentukan oleh faktor eksternal M = mY +Ma

7

b.

Penawaran agregat. P

AS0 AD0

AS1

P

Y

Y0

Y1

Pertumbuhan output disebabkan oleh peningkatan volume FP (Tenaga kerja, Kapital, Tanah) sebagai akibat dari peningkatan produktivitas. Q = f (X1, X2, ... Xn), dimana X = FP.

8

2. TEORI DAN MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI 2.1

Teori dan model pertumbuhan Neoklasik.

Memfokuskan pada efek akumulasi K dan penambahan TK. Semakin meningkat jumlah FP (TK dan Kapital) pada tingkat produktivitas tidak berubah, maka semakin meningkat pertumbuhan output. Persentase pertumbuhan output dapat: 1. Lebih besar daripada persentase pertumbuhan jumlah FP (increasing return to scale) 2. Sama dengan persentase pertumbuhan jumlah FP (constant return to scale) 3. Lebih kecil dari persentase pertumbuhan jumlah FP (decreasing return to scale) Asumsi: teknologi, ilmu pengetahuan, dan peningkatan kualitas input tidak diperhatikan (dianggap konstan). Teori ini tidak berlaku untuk Jepang, Korea Selatan dan lain-lain yang memiliki SDA sedikit dapat menunjukkan laju pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan output mereka sebagai akibat dari produktivitas yang semakin meningkat. Nafziger (1997) menyatakan bahwa Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan Singapura menunjukkan K per TK terhadap pertumbuhan eonomi mencapai 50% - 90% dan peran teknologi sebesar 10% - 50%. 2.2

Teori Modern (model pertumbuhan Endogen)

Teori modern menyatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi: 1. FP yang mencakup TK, K, T, kewirausahaan, BB dan material, 2. Faktor lain yang mencakup infrastruktur, hukum dan peraturan, stabilitas politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional.

9

Ketiadaan/ rendahnya FP dan faktor lain tersebut menyebabkan pembangunan ekonomi di negara-negara di afrika terhenti. 2.3

Perbandingan Teori Neoklasik dengan Teori Modern Teori Neoklasik Teori Modern Kuantitas faktor produksi L dan K FP yang berpengaruh: berpengaruh terhadap pertumbuhan ▪ Kualitas TK dalam bentuk pendidikan ekonomi dan kesehatan (tingkat harapan hidup). TK menjadi variable endogen mengikuti perkembangan IPTEK. ▪ Kualitas T dalam bentuk kemajuan teknologi. T menjadi variable endogen yang dinamis. ▪ Kualitas kewirausahaan dalam bentuk kemampuan berinovasi

10

Grafik 1.1

Laju pertumbuhan PDB Indonesia sampai pada tahun 2012 meningkat sebesar 6,23% terhadap tahun 2011 dan terjadi pada semua sektor. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah cukup baik berdasarkan angak penyumbang PDBnya. Kualitas IPTEK dan SDM berpengaruh terhadap produktivitas untuk memproduksi dan akhirnya bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan kualitas SDM dan Kemajuan IPTEK di Indonesia telah mendorong pertumbuhan ekonomi selama 30 tahun.

11

3. FAKTOR PENENTU PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil

hutan, tambang,

dan hasil

laut,

sangat

mempengaruhi

pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi). Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku. Faktor penentu pertumbuhan ekonomi: 1. Faktor internal yang mencakup factor ekonomi dan non ekonomi (politik, social dan keamanan). Faktor ekonomi mencakup: pengendalian terhadap inflasi, cadangan devisa, rasio hutang Ln terhadap PDB, dan kondisi perbankan, serta kesiapan dunia usaha. 2. Faktor eksternal adalah faktor-faktor ekonomi yang mencakup perdagangan internasional dan tahun tertentu 12

3.1. Metode Perhitungan Pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari: 1. Nilai absolute 2. Nilai relative (persentase)

Pertumbuhan dalam % dihitung: ∆GDPt = [GDPt – GDPt-1]/GDP t-1 Laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun selama tahun tertentu digunakan rumus: x 100% atau dengan faktor penggabungan

r=[

tn = t0 (1+r)n-1, Di mana: r=laju pertumbuhan GDP rata-rata pertahun n=jumlah tahun tn =tahun terakhir t0=tahun awal (1+r)n-1 = factor penggabungan

Pertumbuhan ekonomi dengan nilai absolute dapat dinyatakan dalam: 1. Nilai nominal berdasarkan harga berlaku: kenaikan harga turut dihiitung termasuk inflasi GDPHB(t) = [GDPHK(t) x IHKt]/100 2. Nilai rill berdasarkan harga konstan: nilai produk dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar. GDPHK(t) = [100/IHKt]XGDPHB(t) Dimana: HKt= harga konstan HBt= harga berlaku IHKt= Indeks harga konsumen 100=IHK tahun dasar 13

4. STRUKTUR PEREKONOMIAN Struktur Ekonomi Indonesia adalah besar share lapangan usaha terhadap total PDR...


Similar Free PDFs