PRODUKSI BUNYI BAHASA PDF

Title PRODUKSI BUNYI BAHASA
Author Muhammad Rifqi
Pages 13
File Size 179.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 254
Total Views 611

Summary

PRODUKSI BUNYI BAHASA Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fonetik dan Fonologi Arab Semester I Dosen Pengampu : Lilik Rochmat Nurkholish, Lc., M.A. Disusun oleh : Muhammad Rifqi Program Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tenga...


Description

PRODUKSI BUNYI BAHASA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fonetik dan Fonologi Arab Semester I

Dosen Pengampu : Lilik Rochmat Nurkholish, Lc., M.A.

Disusun oleh : Muhammad Rifqi

Program Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami haturkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Produksi Bunyi Bahasa “.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penyusun

ii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………

i

KATA PENGANTAR ………………………………………………….

ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………....

iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………

1

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………...

1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………

1

1.3 Tujuan dan Manfaat ………………………………………….

1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………

2

2.1 Definisi Produksi Bunyi Bahasa …………………………...

2

2.2 Alat Produksi Bunyi Bahasa ……………………………….

2

2.3 Proses Produksi Bunyi ……………………………………..

3

2.4 Pembentukan Bunyi ………………………………………..

4

BAB III PENUTUP ……………………………………………………

8

3.1 Kesimpulan ………………………………………………….

8

3.2 Saran ………………………………………………………..

9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………

10

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya manusia berkomunikasi melalui bahasa dengan cara menulis atau berbicara. Jika komunikasi dilakukan dengan menulis, maka tidak ada alat ucap yang ikut terlibat di dalamnya. Sebaliknya, jika komunikasi dilakukan melalui berbicara, alat ucaplah yang memegang peranan penting. Alat ucap inilah yang nantinya menghasilkan bunyi bahasa.

Bunyi bahasa merupakan hasil yang dibuat oleh alat ucap manusia seperti: pita suara, lidah, dan bibir. Bunyi bahasa dibuat oleh manusia untuk mengungkapkan sesuatu. Bunyi bahasa ini dapat terwujud dalam nyanyian atau dalam tuturan. Dengan adanya alat ucap pada manusia, kita dapat berkomuniakasi dengan orang lain secara lisan. Namun, Tidak menutup kemungkinan pula dalam proses menghasilkan bunyi, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi alat ucap ketika menghasilkan bunyi. 1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian / devinisi dari produksi bunyi bahasa ? 2. Apa saja alat-alat produksi bunyi bahasa ? 3. Bagaimana proses produksi bahasa? 4. Bagaimana pembentukan bunyi bahasa ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari makalah ini adalah mengetahui tentang : 1. Pengertian/ devinisi produksi bahasa 2. Alat-alat produksi bunyibahasa 3. Proses produksi bunyi bahasa 4. Pembentukan bunyi bahasa 1

BAB II PEMBAHASAN 2.1

Definisi produksi bunyi bahasa

Definisi dari kata produksi adalah menghasilkan. Sehingga, kata produksi jika dikaitkan dengan bunyi bahasa dapat diartikan menghasilkan bunyi. Dalam memproduksi bunyi bahasa terdapat 3 faktor utama yang terlibat, yakni : a. Sumber Tenaga ( Udara yang dihembuskan oleh paru paru); b. Alat ucap yang dilewati udara dari paru-paru ( batang tenggorok, kerongkongan, rongga mulut dan rongga hidung ); c. Artikulator ( penghambat ). Proses pembentukan bunyi bahasa dimulai dengan memanfaatkan pernafasan sebagai sumber tenaganya. Pada saat kita mengeluarkan nafas, paruparu menghembuskan tenaga yang berupa arus udara. Arus udara itu dapat mengalami perubahan pada pita suara. Arus udara dari paru-paru dapat membuka kedua pita suara yang merapat hingga menghasilkan ciri-ciri bunyi tertentu. Gerakan membuka dan menutup pita suara itu menyebabkan udara di sekitar pita suara itu bergetar. Perubahan bentuk saluran suara yang terdiri atas rongga faring, rongga mulut, dan rongga hidung menghasilkan bunyi bahasa yang berbeda-beda. Bunyi bahasa yang arus udaranya keluar melalui mulut disebut dengan bunyi oral, sedangkan bunyi bahasa yang arus udaranya keluar dari hidung disebut dengan bunyi sengau atau nasal. Adapun bunyi bahasa yang arus udaranya sebagian keluar melalui mulut dan sebagian melalui hidung disebut dengan bunyi disengaukan atau dinasalisasi (Hasan Alwi, dkk: 2005:48).

2.2

Alat Produksi Bunyi Berikut ini bagian-bagian tubuh kita yang berperan dalam melakukan produksi bunyi bahasa. 1. Bibir (labia) sebagai pintu penjaga rongga mulut.

2

2. Gigi (denta) dibedakan atas gigi atas dan gigi bawah. 3. Langit-langit keras (palatum) merupakan susunan tulang. 4. Langit-langit lunak (velum) berfungsi sebagai artikulator pasif sedangkan artikulator aktifnya ialah pangkal lidah. 5. Gusi dalam (alveolum) berfungsi sebagai artikulator pasif, sedangkan artikulator aktifnya adalah ujung lidah. Bunyi yang dihasilkan oleh gusi disebut bunyi alveoral. 6. Lidah (tangue) berfungsi sebagai artikulator aktif. 7. Rongga Kerongkongan (pharynx) berfungsi sebagai saluran makanan dan minuman. 8. Pangkal Tenggorokan (larynx) adalah rongga pada ujung pipa pernafasan. 9. Paru-paru untuk pernafasan. 2.3 Proses Produksi Bunyi Ladefoged (1971:2) menjelaskan bahwa proses produksi bahasa melibatkan empat proses, yaitu (1) the phonation process 'proses pembunyian' (2) the airstream process 'proses aliran udara', (3) the articulatory process 'proses artikulasi', serta (4) the oro-nasal process 'proses oronasal'.

Secara garis besar, proses produksi bunyi adalah sebagai berikut : 1. Udara keluar dari paru-paru melelui glotis (celah sempit/lebar) yang dibentuk oleh pita suara. Ukuran celah yang dibentuk oleh pita suara ini berperan dalam menentukan bunyi yang dihasilkan. Jika glottis menyempit, aliran udara yang melewati celah yang dibentuk oleh pita suara ini mampu menggetarkan pita suara. Pita suara yang bergetar ini menimbulkan suara. Oleh karena itu, bunyi-bunyi yang dihasilkan denagn cara mempersempit glotis disebut bunyi bersuara. Bunyi-bunyi bersuara ini anatara lain adalah [i], [a], [b], [g], dan [m]. Jika glottis terbuka lebar, aliran udara leluasa melewati pita suara. Dalam keadaan yang demikian, pita suara tidak bergetar dan tidak menimbulkan 3

suara. Oleh karena itu, bunyi-bunyi yang dihasilkan dengan cara membuka glottis sepenuhnya disebut bunyi tak bersuara. Bunyi-bunyi yang tak bersuara ini antara lain adalah [s], [f], [p], dan [k]. 2. Getaran udara yang dihasilkan oleh celah dan getaran pita suara itu menuju ke rongga mulut atau hidung sesuai dengan posisi langit-langit lunak atau velum yang berfungsi sebagai pengatur jalur aliran udara. 3. Jika langit-langit lunak membuka jalan aliran udara menuju ke hidung, articulator yang berada di rongga mulut berfungsi menutup aliran udara. Sebagai akibatnya, uadara sepenuhnya melewati rongga hidung. Perbedaan articulator yang menghambat aliran udara melewati rongga mulut menghasilkan jenis bunyi yang berbeda. 4. Aliran udara yang menuju ke mulut disaat aliran udara ke rongga hidung tertutup dapat bebas keluar dari mulut tanpa hambatan atau dihambat oleh artikulator yang ada di dalam rongga mulut. Proses artikulasi meruapakan proses produksi bahasa yang paling penting dalam pembelajaran berbicara. Secara sadar dan kasat mata proses atikulasi dapat dilihat dengan mudah, tanpa memerlukan alat bantu. Seseorang yang akan mengucapkan kata-kata, secara sadar mengatur alat ucap yang dimilikinya untuk merealisasikan bunyi kata-kata yang diinginkan. Dalam keadaan normal, manusia tidak perlu memikirkan bagaimana cara menggetarkan pita suara, cara menghembuskan udara, serta cara mengatur jalur aliran udara. 5. Pada saat aliran udara berhasil melewati rongga mulut atau hidung – yang diatur oleh articulator – bunyi bahasa terdengar. Bunyi yang dihasilkan dengan cara mengalirkan udara melewati rongga mulut disebut bunyi oral. Bunyi yang dihasilkan dengan cara mengalirkan udara melewati rongga hidung disebut bunyi nasal.

2.4 Pembentukan Bunyi 1. Pembentukan Vokal a. Pembentukan vokal berdasarkan posisi bibir.

4

1) Vokal Bulat, yakni vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir bulat. Misalnya, u, o, dan a. 2) Vokal tak bulat, yakni vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir tidak bulat atau terbentang lebar. Misalnya, i, e

b. Pembentukan vokal berdasarkan tinggi rendahnya lidah: 1) Vokal tinggi atau atas yang dibentuk apabila rahang bawah merapat ke rahang atas : i dan u. 2) Vokal madya atau tengah yang dibentuk apabila rahang bawah menjauh sedikit dari rahang atas : e dan o. 3) Vokal rendah atau bawah yang dibentuk apabila rahang bawah diundurkan lagi sejauh-jauhnya : a.

c. Pembentukan Vokal Berdasarkan Maju mundurnya Lidah : 1) Vokal depan, yakni vokal yang dihasilkan oleh gerakan turun naikknya lidah bagian depan, seperti : i dan e. 2) Vokal tengah, yakni vokal yang dihasilkan oleh gerakan lidah bagian tengah, misalnya dan a. 3) Vokal belakang, yakni vokal yang dihasilkan oleh gerakan turun naiknya lidah bagian belakang atau pangkal lidah, seperti : u dan o.

2. Pembentukan Konsonan Pembentukan konsonan didasarkan pada empat faktor, yakni: a. Pembentukan Konsonan Berdasarkan Daerah Artikulasi. 1) Konsonan bilabial, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan mempertemukan kedua belah bibir yang bersama-sama bertindak sebagai artikulator dan titik artikulasi. Bunyi yang dihasilkan ialah p, b, m, dan w. 2) Konsonan lobiodental, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan mempertemukan gigi atas sebagai titik artikulasi dan bibir bawah sebagai artikulator. Bunyi yang dihasilkan ialah f dan v.

5

3) Konsonan apiko-dentall, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan ujung lidah yang bertindak sebagai artikulator dan daerah antar gigi sebagai titik artikulasi. Bunyi yang dihasilkan ialah t, d, dan n. 4) Konsonan apiko-alveolar, yaitu konsonan yang dihasilkan olehe ujung lidah sebagai artikulator dan lengkung kaki gigi sebagai titik artikulasi. Bunyi yang dihasilkan ialah s, z, r, l. 5) Konsonan palatal atau lamino-palatal, yaitu konsonan yang dihasilkan oleh bagian tengah lidah sebagai artikulator dan langitlangit keras sebagai titik artikulasi. Bunyi yang dihasilkan c, j, Ŝ, ň, dan y. 6) Konsonan velar atau dorso-velar, yaitu konsonan yang dihasilkan oleh belakang lidah sebagai artikulator dang langit-langit lembut sebagai artikulasi. Bunyi yang dihasilkan ialah k, g, x, dan ή. 7) Konsonan glotal atau hamzah, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan posisi pita suara sama sekali merapat sehingga menutup glottis. 8) Konsonan laringal, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan pita suara terbuka terbuka lebar sehingga udara uang keluar digesekkan melalui glottis. Bunyi yang dihasilkan ialah h.

b. Pembentukan Konsonan Berdasarkan Cara Artikulasi 1) Konsonan hambat (stop), yaitu konsonan yang dihasilkan dengan cara menghalangi sama sekali udara pada daerah artikulasi. Konsonan yang dihasilkan ialah p, t, c, k, b, d, j, g. 2) Konsonan geser atau frikatif, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan cara menggesekkan udara yang keluar dari paru-paru. Konsonan yang dihasilkan ialah f, v, x, h, s, Ŝ, z, dan x. 3) Konsonan likuida tau lateral, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan menaikkan lidah ke langit-langit sehingga udara terpaksa diaduk dan dikeluarkan melalui kedua sisi lidah. Konsonan yang dihasilkan ialah l.

6

4) Konsonan getar atau trill, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan mendekatkan dan menjauhkan lidah ke alveolum dengan cepat dan berulang-ulang sehingga udara bergetar. Konsonan yang dihasilkan ialah r. 5) Semi-vokal, yaitu konsonan yang pada waktu diartikulasikan belum membentuk konsonan murni. Misalnya, semivokal (w) dan (y). bunyi bilabial (w) dibentuk dengan tempat artikulasi yang berupa bibir atas dan bibir bawah.

c. Pembentukan Konsonan Berdasarkan Posisi Pita Suara 1) Konsonan bersuara, yaitu konsonan yang terjadi jika udara yang keluar dari rongga ujaran turut menggetarkan pita suara. Konsonan yang dihasilkan ialah m, b, v, n, d, r, ñ, j, η, g, dan R. 2) Konsonan tak bersuara, yaitu konsonan yang terjadi jika udara yang keluar dari rongga ujaran tidak menggetarkan suara. Konsonan yang dihasilkan ialah p, t, c, k, f, Š, x, dan h. d. Pembentukan Konsonan Berdasarkan Jalan Keluarnya Udara 1) Konsonan oral, yaitu konsonan yang terjadi jika udara keluar melalui rongga mulut. Konsonan yang dihasilkan ialah p, t, c, k, b, d, j, g, f, Š, x, h, r, l, w, dan y. 2) Konsonan nasal, yaitu konsonan yang terjadi jikaudara keluar melalui rongga hidung. Konsonan yang dihasilkan ialah m, n, ñ, dan η.

7

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Definisi produksi bunyi Produksi bunyi merupakan sesuatu yang menghasilkan bunyi dan dalam proses pembentukan bunyi ada tiga faktor yang terlibat, yaitu: a. Sumber tenaga (udara yang dihembuskan oleh paru-paru). b. Alat ucap yang dilewati udara dari paru-paru (batang tenggorok, kerongkongan, rongga mulut dan rongga hidung). c. Artikulator (penghambat). 2. Alat-alat Produksi Bunyi Alat-alat produksi adalah sebagai berikut: a. Bibir (labia) sebagai pintu penjaga rongga mulut. b. Gigi (denta) dibedakan atas gigi atas dan gigi bawah. c. Langit-langit keras (palatum) merupakan susunan tulang. d. Langit-langit lunak (velum) berfungsi sebagai artikulator pasif sedangkan artikulator aktifnya ialah pangkal lidah. e. Gusi dalam (alveolum) berfungsi sebagai artikulator pasif, sedangkan artikulator aktifnya adalah ujung lidah. Bunyi yang dihasilkan oleh gusi disebut bunyi alveoral. f. Lidah (tangue) berfungsi sebagai artikulator aktif. g. Rongga Kerongkongan (pharynx) berfungsi sebagai saluran makanan dan minuman. h. Pangkal Tenggorokan (larynx) adalah rongga pada ujung pipa pernafasan. i. Paru-paru untuk pernafasan. 3. Proses Produksi Bunyi Secara garis besar, proses produksi bunyi adalah sebagai berikut: a. Udara keluar dari paru-paru melelui glotis (celah sempit/lebar) yang dibentuk oleh pita suara. 8

b. Getaran udara yang dihasilkan oleh celah dan getaran pita suara itu menuju ke rongga mulut atau hidung sesuai dengan posisi langitlangit lunak atau velum yang berfungsi sebagai pengatur jalur aliran udara. c. Jika langit-langit lunak membuka jalan aliran udara menuju ke hidung, articulator yang berada di rongga mulut berfungsi menutup aliran udara. d. Aliran udara yang menuju ke mulut disaat aliran udara ke rongga hidung tertutup dapat bebas keluar dari mulut tanpa hambatan atau dihambat oleh articulator yang ada di dalam rongga mulut. e. Pada saat aliran udara berhasil melewati rongga mulut atau hidung yang diatur oleh articulator bunyi bahasa terdengar. 4. Pembentukan Bunyi Pembentukan bunyi terdiri dari: a. Pembentukan Vokal b. Pembentukan Konsonan 3.2 Saran Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat relevan dari pembaca guna memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik dan berguna bagi pembaca.

9

DAFTAR PUSTAKA 1. Wahyu Rosidin,( 2017, 6 Oktober ). Makalah Produksi dan Bunyi Bahasa. Diperoleh

10

Oktober

2018.

Dari

http://wahyurosidin.blogspot.com/2017/10/makalah-produksi-dan-bunyibahasa.html 2. Muhlis Fajar Wicaksono, (2012, 13 Februari ). Produksi Bunyi Bahasa Pada Manusia.

http://muhlis-fajar-wicaksana.blogspot.com/2012/02/produksi-

bunyi-bahasa-pada-manusia.html . ( diakses 10 Oktober 2018 )

10...


Similar Free PDFs