PROJUSE : PROGRAM JUMAT SEHAT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN OBESITAS PDF

Title PROJUSE : PROGRAM JUMAT SEHAT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN OBESITAS
Author Viona Reza Maulinda
Pages 49
File Size 3.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 107
Total Views 391

Summary

PROJUSE : PROGRAM JUMAT SEHAT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERHADAP OBESITAS (Disusun untuk memenuhi UTS mata kuliah Gizi Masyarakat) Gizi Masyarakat Kelas C Senin, 17 Oktober 2016 Pukul 07.30 – 09.10/Ruang Kuliah 9 Dosen Pengampu: Sulistiyani, S.KM., M.Kes. Disusun oleh: Viona Reza M...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PROJUSE : PROGRAM JUMAT SEHAT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN OBESITAS Viona Reza Maulinda

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

FAKT OR GAYA HIDUP DALAM HUBUNGANNYA DENGAN RISIKO KEGEMUKAN ORANG DEWASA DI… roky siagian

BAB I III proposal sandly oke Skripsi kak audri hub asupan akt ivit as fisik dan obesit as Ridwan Erde

PROJUSE : PROGRAM JUMAT SEHAT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERHADAP OBESITAS (Disusun untuk memenuhi UTS mata kuliah Gizi Masyarakat)

Gizi Masyarakat Kelas C Senin, 17 Oktober 2016 Pukul 07.30 – 09.10/Ruang Kuliah 9

Dosen Pengampu: Sulistiyani, S.KM., M.Kes.

Disusun oleh: Viona Reza Maulinda 152110101125

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2016

KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat

serta

salam

selalu

tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Gizi Masyarakat. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan ibu Sulistiyani, S.KM., M.Kes. selaku dosen pengampu mata kuliah Gizi Masyarakat sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Makalah ini disusun untuk membahas permasalahan obesitas dan cara pencegahan & penanggulangannya serta ditujukan untuk memenuhi penugasan UTS yang

penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber

informasi, referensi dan berita. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Jember. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu, penulis meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Jember, 10 Oktober 2016

Penulis

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3 1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 4 2.1 Pengertian Obesitas .................................................................................. 4 2.2 Karakteristik Obesitas .............................................................................. 4 2.3 Faktor Penyebab Obesitas ........................................................................ 8 2.4 Tipe – Tipe Obesitas................................................................................. 9 2.5 Prevalensi Obesitas di Indonesia ............................................................ 11 2.6 Dampak Obesitas .................................................................................... 16 2.7 Pencegahan dan Penanggulangan Obesitas ............................................ 17 BAB 3. PEMBAHASAN ................................................................................. 19 3.1 Program Jumat Sehat .............................................................................. 19 3.2 Kegiatan yang Dilakukan ....................................................................... 19 BAB 4. PENUTUP ........................................................................................... 22 iii

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22 4.2 Saran ....................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 23 LAMPIRAN ..................................................................................................... 24

iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 IMT Laki – Laki umur 2-20 tahun ...................................................... 5 Gambar 2.2 IMT Perempuan umur 2-20 tahun ....................................................... 6 Gambar 2.3 BMI/IMT ............................................................................................. 7 Gambar 2.4 Tipe obesitas buah apel dan buah pir ................................................ 10 Gambar 2.5 Proporsi Obesitas Sentral pada umur ≥15 Tahun Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2013 ........................................................................................... 11 Gambar 2.6 Prevalensi gemuk & sangat gemuk anak umur 5–12 tahun menurut provinsi, Indonesia 2013 ....................................................................................... 12 Gambar 2.7 Prevalensi status gizi gemuk (IMT/U) remaja umur 16–18 tahun menurut provinsi, Indonesia 2013 ......................................................................... 13 Gambar 2.8 Prevalensi status gizi kurus, BB lebih, obesitas penduduk dewasa (>18 tahun) menurut provinsi, Indonesia 2013 ..................................................... 13 Gambar 2.9 Kecenderungan prevalensi obesitas (IMT>25) pada laki-laki umur >18 tahun, Indonesia 2007, 2010, dan 2013 ......................................................... 14 Gambar 2.10 Kecenderungan prevalensi obesitas (IMT>25) pada perempuan umur >18 tahun berdasarkan data Riskesdas 2007, 2010, dan 2013 .................... 15 Gambar 2.11 Risiko Obesitas................................................................................ 16

v

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal paling utama yang menopang kehidupan setiap makhluk, terutama setiap manusia. Jika kesehatan seorang individu terjamin, maka segala aktivitas kehidupan individu tersebut akan terjamin. Salah satu unsur penting penyusun kesehatan adalah bagaimana pengaturan pola makan yang sehat , seimbang dan bergizi. Pola makan yang sehat, seimbang dan bergizi seringkali dihubungkan dengan gaya hidup. Gaya hidup seorang individu dapat mempengaruhi derajat kesehatan mereka. Misalnya seorang individu yang memiliki gaya hidup mewah cenderung tidak memiliki banyak aktivitas fisik karena segala aktivitas mereka ditunjang oleh teknologi. Hal ini juga berpengaruh terhadap pola makan mereka, seperti aktivitas menonton televisi yang disertai dengan mengkonsumsi camilan dan makanan berlemak dan kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, lama kelamaan akan menimbulkan risiko masalah gizi seperti obesitas. Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan (Wikipedia, 2016). Perlu diketahui bahwa angka kejadian obesitas terus meningkat dari tahun ke tahun. Laporan dari WHO tahun 2003 menyebutkan bahwa lebih dari 300 juta orang dewasa di dunia menderita obesitas. Bahkan, sebanyak 280000 orang di Amerika meninggal dunia akibat obesitas setiap tahunnya. Diperkirakan 10 dari 100 penduduk di Jakarta menderita obesitas. Parahnya, obesitas biasanya memicu terjadinya penyakit lain, seperti jantung arthtitis, diabetes militus tipe 2, hingga hipertensi (Utami, 2013:4). Obesitas tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak – anak. Obesitas pada masa anak – anak dapat berlanjut hingga dewasa. Menurut PiSunver dalam Modern Nutrition in Health and Disease, pada bayi dan anak obesitas, sekitar 26,5% akan tetap obesitas pada 20 tahun berikutnya. Sedangkan 1

80% remaja obesitas akan menjadi dewasa obesitas. Di Jakarta, prevalensi obesitas terus meningkat dengan bertambahnya usia. Begitu juga prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas anak – anak usia prasekolah di 42 negara dan usia sekolah di 25 negara yang mengalami peningkatan luar biasa. Di Amerika Serikat (AS), prevalensi obesitas anak usia 6 – 19 tahun dalam 3 dekade terakhir meningkat dari 4 – 6% menjadi 16 – 17%. Laju kenaikan menjadi pesat hingga 3 – 4 kali lipat dalam tempo 30 tahun terakhir (My Healthy Life, Tanpa Tahun:69). Masalah obesitas apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan berbagai komplikasi penyakit yang membahayakan kesehatan yaitu seperti hipertensi, penyakit arteri koroner, kegagalan jantung, sindrom Pickwickian, infeksi saluran pernapasan, diabetes militus, perlemakan hati,hipertrigliserid, kolelitiasis, kolesistitis, osteoarthritis hingga problem psikiatri dan sosial (Misnadiarly, 2007:41-42). Risiko ini tidak hanya terdapat pada dewasa yang obesitas tetapi juga menghampiri anak – anak. Agar dapat menurunkan risiko yang timul akibat obesitas, maka diperlukan suatu inovasi guna mencegah dan menanggulangi obesitas sehingga penulis menyusun makalah ini dengan tujuan memberikan solusi pencegahan dan penanggulangan obesitas melalui Program Jumat Sehat yang akan penulis paparkan lebih lanjut dalam makalah ini.

2

1.2 Rumusan Masalah Bagaimana Program Jumat Sehat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi obesitas. 1.3 Tujuan 1.3.1

Tujuan Umum Mengetahui dan menjelaskan mekanisme Program Jumat Sehat sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan obesitas.

1.3.2

Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi faktor penyebab obesitas, prevalensi di Indonesia, tipe – tipe obesitas, dampak yang ditimbulkan karena obesitas serta pencegahan dan penanggulangannya secara umum. b. Mengidentifikasi Program Jumat Sehat

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obesitas Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan (Wikipedia, 2016). Menurut WHO (2016) Kegemukan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi abnormal atau berlebihan lemak yang menimbulkan risiko bagi kesehatan. 2.2 Karakteristik Obesitas Seorang individu dikatakan mengalami obesitas jika memiliki beberapa karakteristik yang menunjukkan masalah obesitas. Dalam Misniadiarly (2007) Menurut WHO, seorang individu disebut obesitas bila BMI (Body Max Index) lebih dari normal atau disebut obesitas apabila BMI>25.0. BMI adalah suatu angka yang didapat dari hasil berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat, dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

Lebih jelasnya dalam majalah kesehatan My Healthy Life (Tanpa Tahun) disebutkan beberapa indikator obesitas sebagai berikut: a. Pengukuran berat badan (B) dalam kilogram terhadap tinggi badan (T) dalam meter yang dibandingkan dengan standart.

 Obesitas ringan : indeks B/T 120-135%

 Obesitas sedang : indeks B/T >135-150%

 Obesitas berat : indeks B/T >150-200%

 Obesitas super : indeks B/T >200%

b. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit/TLK). Sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps > persentil ke 85. Sedangkan Indeks Massa Tubuh (IMT), > persentil ke-95 sebagai indikator

4

obesitas. Kartu IMT terdiri dari garis kurva yang menggambarkan persentil, dalam hal ini dibedakan atas laki – laki dan perempuan sebagai berikut:

Gambar 2.1 IMT Laki – Laki umur 2-20 tahun (Sumber : 2000 CDC Growth dan Charts for The United States: Methods and Development page 31 by Departmen of Health and Human Services)

5

Gambar 2.2 IMT Perempuan umur 2-20 tahun (Sumber : 2000 CDC Growth dan Charts for The United States: Methods and Development page 32 by Departmen of Health and Human Services)

6

c. Menghitung berat badan, BB (kg) dibagi tinggi badan, TB (m2) atau BB/TB2.  Obesitas ringan : indeks 25 – 29,9

 Obesitas sedang : indeks 30 – 40

 Obesitas berat : indeks > 40

Sesuai dengan rumus yang telah dijelaskan, berikut contoh dari perhitungan BMI/IMT: Eko dengan tinggi badan 148 cm, mempunyai berat badan 60 kg. Maka, 60/ (1,48 X 1,48) m = 27,392 Status obesitas Eko adalah obesitas tingkat ringan. Eko dianjurkan menurunkan berat badan sampai menjadi normal antara 41- 54 kg dengan IMT 18,5 – 25,0.

Gambar 2.3 BMI/IMT (Sumber : My Healthy Life)

7

2.3 Faktor Penyebab Obesitas Obesitas tidak muncul dengan sendirinya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi seorang individu mengalami obesitas. Seperti yang dijelaskan oleh Utami, (2013) beberapa faktor penyebab obesitas yaitu: a. Faktor Genetik Faktor genetik merupakan faktor keturunan yang berasal dari orang tua. Pengaruh faktor tersebut belum tentu jelas sebagai penyebab obesitas. Namun, seorang peneliti gizi di USA membuktikan bahwa faktor genetik berpengaruh terhadap obesitas. Menurut penelitiannya, anak – anak dari orang tua dengan berat badan normal mempunyai peluang 10% menjadi obes. Jika salah satu orang tuanya mengalami kegemukan, peluang itu meningkat menjadi 40 – 50%. Sementara itu, jika kedua orang tuanya mengalami kegemukan, maka peluang faktor keturunan meningkat menjadi 70 – 80%. b. Faktor Pola Hidup Aktivitas sehari – hari jika dijalankan secara seimbang akan menciptakan kehidupan yang sehat. Kebiasaan dan kesukaan mengkonsumsi makanan berlemak dan gula berlebih akan membiarkan mulut terus mengunyah, lambung terus menampung dan usus terus bekerja sehingga proses metabolisme di dalam hati menyimpan lemak dalam jumlah cukup banyak. Makanan penyebab penyimpanan lemak tersebut biasanya didapatkan dari makanan siap saji. Kebiasaan “mengemil” juga berpengaruh terhadap menumpuknya lemak di dalam tubuh. Makanan ringan yang dikonsumsi di luar waktu makan biasanyan tinggi kalori, gurih, manis dan diproses dengan digoreng. Jika tidak terkontrol maka akan menyebabkan obesitas. c. Faktor Psikologis Menurut teori, orang – orang yang kelebihan berat badan adalah mereka yang tidak sensitif terhadap sinyal – sinyal internal untuk merasakan kelaparan dan kekenyangan, tetapi mereka sangat sensitif terhadap rangsangan luar berupa penglihatan, penciuman dan pencicipan yang dapat meningkatkan nafsu makan. Selain itu, seorang individu yang mengalami keadaan tidak 8

menyenangkan akan lebih emosional. Jika hal tersebut terus terjadi akan menyebabkan stress dan depresi sehingga akan meningkatkan sekresi hormone dan terjadi peningkatan metabolisme energi dan dipecah serta digunakan untuk melakukan aktivitas fisik. Proses ini menyebabkan glukosa darah menurun sehingga menimbulkan rasa lapar. Jika rasa lapar ini dipenuhi terus – menerus, tetapi tidak diimbangi dengan aktivitas fisik, maka kelebihan energi tersebut akan disimpan sebagai lemak tubuh. d. Faktor Lingkungan Budaya dalam kehidupan manusia sangat dipengaruhi pola hidup serta lingkungan sosial seperti berteman dengan seseorang yang kaya yang biasanya memiliki kebiasaan jalan – jalan dan makan di mal. Mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, seperti burger, pizza, ayam goreng dan es krim bisa menjadi penyebab obesitas. Makanan yang tersedia di mal cenderung junk food yang berkalori tinggi yang berasal dari karbohidrat dan lemak. Keadaan inilah yang menyebabkan kenaikan berat badan relative lebih cepat. e. Penyakit tertentu Obesitas ternyata juga disebabkan oleh adanya penyakit seperti hipotiroidisme, sindrom Cushing, kelainan hipotalamus dan beberapa sindrom genetik (penyakit bawaan). Obesitas yang timbul karena penyakit dapat menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal dalam tubuh yang pada akhirnya menyebabkan penimbunan lemak di dalam tubuh. 2.4 Tipe – Tipe Obesitas Menurut Mumpuni & Wulandari (2010) dalam Tarigan (2015) tipe obesitas dibedakan berdasarkan bentuk tubuh dan berdasarkan sel lemak. 2.4.1 Berdasarkan Bentuk Tubuh a. Tipe Buah Apel Tipe obesitas ini biasanya lemak disimpan di bawah kulit dinding perut dan di rongga perut sehingga gemuk di perut dan mempunyai bentuk tubuh seperti buah apel. Obesitas tipe buah apel biasanya banyak terdapat pada laki – laki. 9

b. Tipe Buah Pir Tipe obesitas ini, kelebihan lemak disimpan di bawah kulit bagian daerah pinggul dan paha sehingga tubuh berbentuk seperti buah pir. Obesitas tipe buah pir banyak terdapat pada perempuan.

Gambar 2.4 Tipe obesitas buah apel dan buah pir (Sumber : My Healthy Life) 2.4.2 Berdasarkan Sel Lemak a. Tipe Hyperplastik Kegemukan tipe ini terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal tetapi ukuran sel-selnya tidak bertambah besar. Kegemukan ini biasa terjadi pada masa anak-anak b. Tipe Hypertropik Kegemukan ini terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan dengan keadaan normal, tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal. Kegemukan tipe ini terjadi pada usia dewasa. Usaha untuk menurunkan berat badan pada kondisi ini lebih mudah dibandingkan c. Tipe hyperptipe Gabungan (Tipe Hyperplastik dan Hypertropik) Kegemukan terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropik 10

mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik. Kegemukan ini bisa dimulai pada anak-anak dan berlangsung terus sampai dewasa. Upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit dan resiko tinggi untuk terjadi komplikasi penyakit. 2.5 Prevalensi Obesitas di Indonesia Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi obesitas dalam persebaran usia dari anak – anak hingga dewasa yang dapat dilihat dari grafik – grafik di bawah ini :

Gambar 2.5 Proporsi Obesitas Sentral pada umur ≥15 Tahun Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2013 (Sumber : Info Datin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI)

11

Berdasarkan grafik di gambar 2.5 dapat dilihat bahwa proporsi obesitas sentral pada penduduk berumur 15 tahun ke atas di Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 26,6%. Proporsi tertinggi terdapat pada Provinsi DKI Jakarta sebesar 39,7% dan proporsi terendah terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 15,2%.

Gambar 2.6 Prevalensi gemuk & sangat gemuk anak umur 5–12 tahun menurut provinsi, Indonesia 2013 (Sumber : Hasil Riskesdas 2013) Berdasarkan grafik gambar 2.6, secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen. Prevalensi gemuk terendah di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI Jakarta (30,1%). Sebanyak 15 provinsi dengan prevalensi sangat gemuk diatas nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung dan DKI Jakarta.

12

Gambar 2.7 Prevalensi status gizi gemuk (IMT/U) remaja umur 16–18 tahun menurut provinsi, Indonesia 2013 (Sumber : Hasil Riskesdas 2013) Sedangkan prevalensi gemuk pada remaja umur 16 – 18 tahun pada grafik gambar 2.7 adalah sebanyak 7,3 persen yang terdiri dari 5,7 persen gemuk dan 1,6 persen obesitas. Provinsi dengan prevalensi gemuk tertinggi adalah DKI Jakarta (4,2%) dan terendah adalah Sulawesi Barat (0,6%). Lima belas provinsi dengan prevalensi sangat gemuk ...


Similar Free PDFs